Loading...
Logo TinLit
Read Story - Surat Untuk Senja
MENU
About Us  

                                BAB 1

             

Kamu tau Senja dia seorang yang perhatian hobi makan bakso sama seblak di kantin sekolah kamu sebutkan nya lucu bakso nya gendut kaya pipi aku.

 

Aku Framendita Anjelina dikenal dengan sapaan Ditalina. Aku lahir tahun 2002 di bandung bersama seorang ibu tanpa seorang ayah. Ayah ku menghilang sejak umur 5 tahun, dia berkerja di Denpasar dan menetap di sana.

Ayah ku berkata jika umur ku 20 dia tunggu akan membawa ku ke denpasar dan menetap disana. Untuk kali ini aku masih di Bandung.

Aku sekarang berumur 15 tahun

Di sekolah ini aku anak pindahan. Aku baru menggunakan seragam sekolah ini hari ini.

 

Di piket aku akrab kan dengan Km kelas yang bisa disebut anak terkenal di sekolah. Dia Senja Angga Asfari. Dia baik.

Dia anak basket dan aku dikenalkan pegang keranjang dengan dia di hari pertama.

"TANGKAP."

itu ucapan dia yang bikin aku memeleh setengah mati. 

"Eh ja .. lo sama gue aja ya pulang nya." 

sapa anak perempuan yang tebakan sebagai cewe nya senja.

Aku pergi dan naik ke lantai atas. Aku tau aku ga akan lebih dekat dengan Senja. 

 

"Jel kenapa lo?"

"Aku gapapa. Gi."

Dia Argi temen curhat yang akan aku kasih tau seoajang panjang dan kami kenal karna kami duduk sebelahan.

Argi dia baik, tapi aku ga akan lebih dari itu. dia teman sebatas teman.

 

"Kamu suka kah? Sama Senja?" bisik Argi di gelang ku. 

Syok kenapa dia tau? Apa mungkin dia punya mata mata?!

"Dirimu tau dari mana."

"Firasat seorang cowo."

"Dasar anak peramal. Jadi peramal aja lo.

Semenjak aku kenal dengan Angi, dia melatih kata kata baru. Lo dan gue. Kadang-kadang mbak atau mas.

"Kantin yu mbaknya. Nanti mas marah nih."

"Jijiq kamu mah."

 

Angi pergi ke kantin dan aku. Senja mendekat.

"Lo mau ke kantin ga? Gue pengen beli bakso nih. Nanti gue bayarin. Buruan."

"Ga."

"Yaudah gratisan loh. Gamau lo? Sia sia loh."

"Bener gratis ga? Kalo iya ayo."

Mereka turun ke bawah. Senja di belakang ku, Gita dan kawan dia Melihat kami tak biasa. 

Gita adalah cewe yang Senja ajak bicara sebelum mengajak ku.

Aku duduk bersama Teman Teman Senja. Senja lumayan jika disebut ganteng. Mana ada cowo kaya Senja ga pernah punya mantan, kan?

"Arfi, emm gue mau nanya. Boleh ga nih?"

"Sok atuh, ga ada yang ngelarang."

"Kalo Senja pernah punya mantan ga?" Senyum aku.

"Oh, itu si gampang. Pernah. Berapa 2 kalo ga salah si, ya ga, Yud?" Tanya lagi ke Yuda.

"Iya dia mantan nya kalo ga salah Gita sama Fenry kakak kelas itu yang model majalah di metropolitan." Sambung Yuda.

"Fenry?"

 

"OK makasih Yuda, Arfi."

 

 

Jadi Gita selama ini ngeliat aku gara gara dia mantan Senja. Aku pantas risuh diliat saja dia.

Benar dugaan ku dia memiliki mantan yang ga akan ada nama aku antara pacar ke 3 Senja.

 

"Hai, Ditalina. Gue Gita Saputri Handini. Lo kan udah tau kan gue?"

Aku menggangkat dagu melihat muka Gita.

"Tau."

"Salam kenal."

Sapa dia dengan teman teman nya. 

 

"Jel? Loh."

"Kami berteman ya kan?" peluk erat badan ku dengan Gita.

"Lepasin yo, Jel. Ikut gue."

 

"Udah gue kasih tau sebelum lo gue tinggalin jangan deketin Gita!"

"Dia baik, Gi."

"Dia melakukan yang jahat sama lo Jel. Lo nanti baru ngerasa apa yang ku katain. Inget kata kata gue. Jadi semua itu Terserah lo."

 

Jaket Angi dan tas nya berpindah tempat. Dia duduk di belakang sendiri. Dan aku duduk sendiri saat Pelajaran Kimia. Dia tidak menengok sekali pun ke mataku. 

 

Senja pindah dan duduk di tempat Angi. Dia lucu tapi aku kehilangan Angi.

Dia marah.

 

"Eh lo tadi kok ninggalin bakso nangis loh tadi bakso nya. Jadi gue yang makan."

"Aduuh aku nya lupa balik lagi. Eh Ja boleh nanya?"

"Nanya apa nih? Kapan jam berapa?"

"Apasih, ini lo pernah pacaran sama Kak Frenry?"

"Pasti dapet dari hasil rumpi kan? Udah gue gamau bahas Frenry. Dia mantan. Dia ga ada hubungan nya sama hidup gue."

"Kalo Git .."

"Gita? Mantan juga. Lagi pula gue lagi suka sama orang bukan mereka. Dia baik dan lo ga pernah tau."

"yah."

"kenapa emang? lo cemburu."

"gak."

 

 

Seketika ucapan yang dilontarkan membuat hati ku patah seketika.

 

 

pengen jerit sekeras kerasnya.

 

 

Aku pergi menuju laboratorium dan mencari barang yang menjadi milik guru. Lalu mengapa terkunci?

 

"buka ?!"

"Angi Senja. Semua nya yang diluar. Bukain gue."

"Siapapun bantu ini aku IPA2!" Buka! "

---------------

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Gara-Gara Kamu
442      284     2     
Short Story
“Gila banget, nih.” Delisa mengomeli diri sendiri. Merasa tidak waras, masih bisa cengengesan memikirkan Dilan, padahal seharusnya ia marah dan membenci laki-laki tersebut. Cinta benar-benar bisa mengubah batu yang keras menjadi lunak, begitu ucapan Putri. Biarpun menyebalkan, entah kenapa laki-laki itu masih menjadi laki-laki impian. Ganteng, cerdas dan cool. Kecerian Delisa pun menghi...
(Un)Dead
868      453     0     
Fan Fiction
"Wanita itu tidak mati biarpun ususnya terburai dan pria tadi一yang tubuhnya dilalap api一juga seperti itu," tukas Taehyung. Jungkook mengangguk setuju. "Mereka seperti tidak mereka sakit. Dan anehnya lagi, kenapa mereka mencoba menyerang kita?" "Oh ya ampun," kata Taehyung, seperti baru menyadari sesuatu. "Kalau dugaanku benar, maka kita sedang dalam bahaya besar." "...
Kisah Belum Usai
269      228     0     
Short Story
Lisanku memanggilmu sebagai seorang teman, tetapi tidak dengan hatiku. Aku tahu akan ada dua jawaban, bahagia atau justru patah hati yang menghampiri.
Story of April
2584      919     0     
Romance
Aku pernah merasakan rindu pada seseorang hanya dengan mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagi ku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…
Not Like Other Girls
198      169     0     
Short Story
“Cewek lain pakai 𝘥𝘳𝘦𝘴𝘴 dari brand mahal, aku mah apa atuh, udah nyaman pake kaos buluk dan 𝘫𝘦𝘢𝘯𝘴 sobek-sobek.” “Cewek lain jago 𝘮𝘢𝘬𝘦 𝘶𝘱, aku cukup pake bedak bayi aja.” "Aku sih lebih suka temenan sama cowok ya, daripada sama cewek. 𝘓𝘦𝘴𝘴 drama aja gitu." Pernah lihat 𝘮𝘦𝘮𝘦 atau kartun dengan tema seperti di atas?...
Waktu Mati : Bukan tentang kematian, tapi tentang hari-hari yang tak terasa hidup
3124      1169     26     
Romance
Dalam dunia yang menuntut kesempurnaan, tekanan bisa datang dari tempat paling dekat: keluarga, harapan, dan bayang-bayang yang tak kita pilih sendiri. Cerita ini mengangkat isu kesehatan mental secara mendalam, tentang Obsessive Compulsive Disorder (OCD) dan anhedonia, dua kondisi yang sering luput dipahami, apalagi pada remaja. Lewat narasi yang intim dan emosional, kisah ini menyajikan perj...
Premium
Sakura di Bulan Juni (Complete)
20338      2255     1     
Romance
Margareta Auristlela Lisham Aku mencintainya, tapi dia menutup mata dan hatinya untukku.Aku memilih untuk melepaskannya dan menemukan cinta yang baru pada seseorang yang tak pernah beranjak pergi dariku barang hanya sekalipun.Seseorang yang masih saja mau bertahan bersamaku meski kesakitan selalu ku berikan untuknya.Namun kemudian seseorang dimasa laluku datang kembali dan mencipta dilemma di h...
Wanita Bergaun Putih
1025      594     4     
Short Story
Kehidupan Freya mendadak penuh teror mengerikan semenjak tinggal di rumah suaminya. Dari tulisan ancaman berwarna merah darah, penampakan wanita bergaun putih sampai telepon misterius yang membuatnya bergidik ngeri. Penyelidikan Freya membuatnya mengetahui identitas wanita bergaun putih. Tak disangka, hal itu juga menguak kebenaran tentang suaminya. Tapi benarkah semua perkiraannya?
Triangle of feeling
495      353     0     
Short Story
Triangle of feeling sebuah cerpen yang berisi tentangperjuangan Rheac untuk mrwujudkan mimpinya.
Sepotong Cokelat untuk Vega
477      323     2     
Short Story
Memang rasanya tak mungkin, bahkan Vega pun mengatakan bahwa aku tidak perlu membalasnya, karena dengan kesediaanku untuk menjadi sahabatnya saja sudah cukup dibandingkan dengan jutaan rupiah yang harus kukeluarkan untuk mengganti semua itu. Walau dibalik semua itu aku tetap menyadari bahwa aku masih sangat berhutang padanya.