Huft...Bella memerhatikan anak-anak yang berhamburan pergi ke dalam bus satu-persatu. Tapi, apa yang ia cari tak kunjung terlihat. Rion? dimana anak itu. Ah, apa yang ia pikirkan. Kenapa belakangan ini ia selalu saja memikirkan Rion. Segala sikap cerewet, misteriusnya bahkan mood swingnya itu entah kenapa membuat Bella rindu.
Pandangan Bella akhirnya tertuju pada seorang pria tampan yang sedang berjalan menyeret kopernya. Ia begitu memukau dengan celana Jeansnya dan kemeja putih se-lengan yang hampir terrtutup cardigan dengan warna senada. Wajahnya putih bersinar. Entah kenapa dunia seperti berhenti di depan Bella. Entah kenapa juga hanya anak itu yang bisa terlihat dimatanya sekarang. Ah, ada apa ini. Sejak kapan ia menjadi seperti ini.
Bella terus saja memerhatikan anak itu sampai ia masuk ke dalam bis. Begitu semua anak sudah berada di dalam bis. Bella segera masuk menyusul. “Pagi anak-anak. Kita sekarang akan langsung menuju tempat yang pertama. Saya akan absen kalian satu persatu. Tengok kanan-kiri kalian. Hapalkan siapa yang duduk disamping kalian. Jangan sampai ada yang tertinggal.” Kata Bella begitu masuk bus.
Tapi, pandangannya terus saja memerhatikan Rion yang duduk di tengah bersama seorang anak yang Bella tak terlalu perhatikan. Anak itu terlihat culun berkebalikan dengan Rion. Tapi apa yang sedang dipandangi Rion? anak itu terus saja memandang keluar jendela. Seolah menghindari tatapannya.
Bella teringat perkataan Jean. Ah, mungkin anak itu tak mau lagi berurusan dengan Bella. Mengingat apa yang sudah Bella lakukan. Ah, yasudahlah. Bellapun duduk di kursi depan. Satusnya sebagai wali kelas mengharuskannya untuk mengawasi anak-anak itu. Sekaligus mengawasi Rion. Anak khususnya itu, yang entah sejak kapan telah mengisi ruang hampa di hatinya.
Perjalanan dari Kota Forks yang berada di sebelah ujung barat ke National Galery Of art yang ada di distrik kolumbia atau secara umum disebut dengan Washinton DC sebelah timur memakan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 45 jam karena melewati bermil-mil jauhnya walau dengan melewati jalan tol. Tentu saja selama itu kami berada dalam bus. Bosan, iya. Lelah, Sangat. Huft, mau bagaimana lagi.
Sebagian waktu yang mereka lewati, mereka hanya berdiam diri dalam bus. Sekali-kali berhenti untuk istirahat maupun transit untuk makan. Setelah melewati perjalanan yang panjang. Karena berangkat pada senin pagi akhirnya mereka sampai disana pada selasa malam. Begitu sampai di Washington DC mereka langsung Check In di sebuah hotel yang bernama Washington Hilton. Hotel ini begitu indah dan megah. Berdiri anggun seolah mengabarkan pada dunia bahwa ia ada ditengah-tengah kemegahan kota metropolitan ini. Bella menimang lagi dibanding dengan kota ini, Forks terlihat seperti sebuah desa kecil.
“Anak-anak sekarang kalian menuju ke kamar kalian masing-masing. Sesuai dengan pembagian, dilarang bertukar tempat.” Perintah Mr.Demyan. Semua anak menurut dan beranjak menuju kamar mereka masing-masing. Mengistirahatkan diri karena besok mereka masih memiliki deretan hal panjang yang harus dilakukan.
Wihh mantap
Comment on chapter RK