Read More >>"> What a Great Seducer Fist Series : Mengenalmu (Anak itu Membuatku Penasaran) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - What a Great Seducer Fist Series : Mengenalmu
MENU
About Us  

Bella menghantamkan dirinya di sofa rumahnya dengan sekali hempasan kasar. Membuat benda itu berderak. Jean yang muncul dari dapur membawa secangkir teh hangat, memandangnya dengan heran. “Kamu kenapa Bel?” tanya Jean. “Ah...nggak papa. Aku juma capek aja.” Balas Bella dengan enggan.

Jean hanya tersenyum menghadapinya, ia paham bahwa sahabatnya itu pasti lelah akan pertanyaan. Ia juga sudah menduga pasti Bella diinterogasi selama seharian penuh oleh semua rekannya mengingat Bella adalah satu-satunya saksi. “Aku, berangkat dulu ya.” kata Jean sambil meletakkan cangkirnya yang telah kosong di meja. “Itu ada makanan di meja.” Katanya sambil berlalu.

Oh, beruntungnya Bella, ia memiliki teman sebaik Jean yang pintar memasak. Bahkan, menyisakan makanan yang ia buat, sesuatu yang jarang bisa ia lakukan. Menyisakan makanan untuk orang lain. Samar-samar Bella mendengar suara mesin sekuter dinyalakan. Pasti Jean sudah berangkat, batinnya.

Hah, dengan malas ia melepaskan sepatu dan kaos kakinya yang masih membungkus kakinya. Meletakannya dibawah meja dan mengendurkan ikat pinggangnya. Melepaskan kemejanya dan dengan santainya melorotkancelana hitam panjangnya. Menyisakan tanktop dan juga hotpants-nya sekarang.

Bella meletakkan semuanya di sofa, dengan berantakan dan sama sekali tak anggun. Lagipula Jean sudah berangkat. Jadi, tidak akan ada yang memarahinya sekarang. Bella menuju dapur dan dengan lapar membuka tudung saji. Mata bella membulat sewaktu melihat sepiring penuh kentang goreng yang masih hangat dan beberapa sosis panggang tersaji di hadapannya. Sungguh, ia beruntung menerima Jean di rumahnya.

Bella segera menyantap semua yang ada di hadapannya. Tak menyisakan sedikitpun untuk dibuang. Ia menambahkan saos tomat ke dalam snack-nya. Soaos tomat selalu lebih baik baginya, mengigat ia tak terlalu suka pedas. Atau lebih tepatnya tak tahan pedas. Bella terus menjejalkan makanan itu ke mulutnya. Tak menghiraukan bagaimana ia terlihat sekarang.

Ia baru berhenti menjejalkan makanan ke mulutnya saat haus menderanya. Ia membutuhkan air untuk melumasi kerongkongannya. Bella meraih ceret yang ada di dekatnya, tersenyum puas ketika mendapati bahwa ceret itu masih hangat.

Jean terlalu peka. Sampai masih menyisakan teh hangat untuknya. Dengan capet Bella menuangkan teh ke gelasnya dan mengeguk semua isinya sampai habis. Ah, senang sekali rasanya saat perutmu kenyang, gumannya pada diri sendiri. Sekarang ia bisa tidur dengan tenang. Bella bergegasmenuju kamarnya dan merebahkan diri.

Bergelung dengan kasur adalah hal terakhir yang ia inginkan saat ini. Tanpa perlu mencuci muka atau mandi bahkan tanpa mengganti pakainnya saat ini. Biar jorok penting nyaman, prinsip Bella. Ia masih memiliki perkerjaan, seperti membereskan kekacauan di dapur dan bajunya di sofa. Tapi, Jean pulang siang besok hari. Jadi, ia masih memiliki waktu besok untuk menghindari ceramahan Jean. Dan semua pekerjaan itu terpaksa menungu sampai matahari terbit keesokan harinya karena Bella terlalu malas untuk meninggalkan kenyamanan yang ia rasakan saat ini.

Pukul delapan pagi tepat. Bella sampai di Rainwood University. Semuanya berjalan dengan lancar, semua telah kembali seperti semula dan tidak ada tanda-tanda penyusup itu akan kembali lagi dan tidak ada orang yang berbondong-bondong mengerumuninya untuk memuaskan rasa penasaran mereka, yang tentu saja membuat Bella gusar. Ah iya penyusup itu...Bella teringat kembali akan mimpinya beberapa hari yang lalu. Namun, ia segera menepisnya.

Bella segera merapikan bukunya, ia harus menghadari kelas pagi hari ini di kelas I-C. Bella memasuki ruangan, semua murid terdiam. Mungkin mereka takut padanya, mengginggat  kesan kaku yang selama ini ia tunjukkan dan ia juga sadar bahwa ia tak pernah tersenyum pada para murid. Ia sebisa mungkin menciptakan aura menakutkan agar muridnya patuh padanya dan hal itu akan lebih memudahkannya.

Ia memulai pelajarannya tentang etika pagi ini. Sambil terus mengamati semua muridnya. Tatapannya berhenti pada Rion, murid yang sejak masuk memang telah mencuri perhatiannya. Anak itu tampak tak terlalu menaruh perhatiannya pada apa yang Bella sampaikan. Ia terus-terusan memandang keluar jendela. Seolah-olah burung-burung yang bertengger di atas pohon itu lebih menarik ketimbang dirinya.

Setelah pelajaran selesai, para Mahasiswa berhamburan keluar setelah ia keluar kelas. Hari-harinya berlalu seperti biasa dan ia heran setiap kali ia bertemu Rion. Ia selalu memergoki anak itu sendirian. Makan di kantin sendirian, membaca buku di taman dengan tenang seolah murid lain yang berisik tak mengusiknya.

Di kelas ia juga tak berbicara pada orang lain. Ia terlihat menyendiri dengan gaya penuh keanggunan. Seolah menyatakan jangan ganggu aku jika tak ingin aku menghajarmu!. Jujur Bella bingung dan penasaran sendiri pada akhirnya. Anak itu tak bisa dikategorikan dalam ketiga golongannya.

Utuk golongan atas, ia tak sesuai. Ia type anak yang terlalu pendiam dan tak banyak mengusik yang lain, ia memakai pakaian yang sederhana tapi entah bagaimana terlihat menarik dan pas untuknya. Mungkin itu yang biasa orang sebut dengan punya fashionsense. Ia juga tak memiliki masalah dengan murid lainnya dan juga para guru. Bella sudah memeriksa semua catatan nilanya dan mendapati Rion anak yang cukup pintar.

 Untuk type menengah, ia juga tak sesuai. Ia terlalu mencolok dan terlalu menarik untuk diabaikan. Ada beberapa gadis yang terlihat tertarik padanya, tapi mengkerut saat Rion sama sekali tak menggubrisnya.

Untuk golongan bawah, Bella yakin Rion juga bukan anak yang tepat untuk masuk ke kasta itu. Kasta yang telah Bella buat berdasaran pengamatannya. Rion memang memakai kacamata, suka baca buku, berpenampilan formal dan sederhana dan juga patuh. Bukan type pemberontak, setidaknya untuk saat ini. Namun, tak ada satupun geng yang berniat mengusiknya. Dan Bella tahu kenapa. Terkadang membangunkan beruang tidur lebih berbahaya ketimbang menghadapi anjing yang terus menyalak.

Setelah lama berkutat pada pikirannya Bella memutuskan ia menyerah. Cukup! Ia harus memanggil anak itu menghadapnya. Jangan sampai rasa penasaran melahabnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • MS_Wijaya

    Wihh mantap

    Comment on chapter RK
  • SusanSwansh

    Keren ceritanya, Kak.

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Bandung
20926      2549     6     
Fan Fiction
Aku benci perubahan, perubahan yang mereka lakukan. Perubahan yang membuat seolah-olah kami tak pernah saling mengenal sebelumnya - Kemala Rizkya Utami
Rain Murder
1288      534     7     
Mystery
Sebuah pembunuhan yang acak setiap hujan datang. Apakah misteri ini bisa diungkapkan? Apa sebabnya ia melakukannya?
Senja Belum Berlalu
3610      1281     5     
Romance
Kehidupan seorang yang bernama Nita, yang dikatakan penyandang difabel tidak juga, namun untuk dikatakan sempurna, dia memang tidak sempurna. Nita yang akhirnya mampu mengendalikan dirinya, sayangnya ia tak mampu mengendalikan nasibnya, sejatinya nasib bisa diubah. Dan takdir yang ia terima sejatinya juga bisa diubah, namun sayangnya Nita tidak berupaya keras meminta untuk diubah. Ia menyesal...
Violetta
569      330     2     
Fan Fiction
Sendiri mungkin lebih menyenangkan bagi seorang gadis yang bernama Violetta Harasya tetapi bagi seorang Gredo Damara sendiri itu membosankan. ketika Gredo pindah ke SMA Prima, ia tidak sengaja bertemu dengan Violetta--gadis aneh yang tidak ingin mempunyai teman-- rasa penasaran Gredo seketika muncul. mengapa gadis itu tidak mau memiliki teman ? apa ia juga tidak merasa bosan berada dikesendiri...
Lost in Drama
1732      658     4     
Romance
"Drama itu hanya untuk perempuan, ceritanya terlalu manis dan terkesan dibuat-buat." Ujar seorang pemuda yang menatap cuek seorang gadis yang tengah bertolak pinggang di dekatnya itu. Si gadis mendengus. "Kau berkata begitu karena iri pada pemeran utama laki-laki yang lebih daripadamu." "Jangan berkata sembarangan." "Memang benar, kau tidak bisa berb...
Tenggelam dalam Aroma Senja
272      184     0     
Romance
Menerima, adalah satu kata yang membuat hati berat melangkah jika harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Menunggu, adalah satu kata yang membuat hati dihujani ribuan panah kerinduan. Apakah takdir membuat hati ikhlas dan bersabar? Apakah takdir langit menjatuhkan hukuman kebahagian? Entah, hanyak hati yang punya jawabannya.
DEVANO
547      342     1     
Romance
Deva tidak pernah menyangka jika pertemuannya dengan Mega bisa begitu berpengaruh untuk hidupnya. Dan untuk pertama kalinya setelah hari itu, Dio-mantan sahabatnya, ikut campur dalam urusannya. Padahal, biasanya cowok itu akan bersikap masa bodo. Tidak peduli pada semua yang Deva lakukan. Ternyata, pertemuan itu bukan hanya milik Deva. Tapi juga Dio di hari yang sama. Bedanya Deva lebih berun...
Army of Angels: The Dark Side
29823      4501     25     
Fantasy
Genre : Adventure, Romance, Fantasy, War, kingdom, action, magic. ~Sinopsis ~ Takdir. Sebuah kata yang menyiratkan sesuatu yang sudah ditentukan. Namun, apa yang sebenarnya kata ''Takdir'' itu inginkan denganku? Karir militer yang telah susah payah ku rajut sepotong demi sepotong hancur karena sebuah takdir bernama "kematian" Dikehidupan keduaku pun takdir kembali mempermai...
Cinta Tau Kemana Ia Harus Pulang
7557      1397     7     
Fan Fiction
sejauh manapun cinta itu berlari, selalu percayalah bahwa cinta selalu tahu kemana ia harus pulang. cinta adalah rumah, kamu adalah cinta bagiku. maka kamu adalah rumah tempatku berpulang.
Ocha's Journey
286      235     0     
Romance
Istirahatlah jika kau lelah. Menangislah jika kau sedih. Tersenyumlah jika kau bahagia. Janganlah terlalu keras terhadap dirimu sendiri.