“Ah...jadi anda ingin membeli rumah ini. Saya sangat senang sekali. Rumah ini sangat besar dan mewah. Namun, jarang orang mau membelinya karena rumah ini letaknya terpencil jauh di dalam hutan. Pemilik sebelumnya pindah ke kota yang lebih besar dan memercayakan pada saya mengenai masalah penjualan.” Jelas pria tua itu menggiring tamunya mengelilingi rumah itu.
Memang benar, rumah itu besar dan megah. Namun, terlalu berada jauh di dalam hutan. Tak ada akses transportasi umum ke sini. Kecuali, menggunakan mobil pribadi. Penggunaan motor juga akan sangat berbahaya disini. Binatang buas bisa saja muncul tiba-tiba dari hutan menuju jalan raya yang tak memiliki pagar dan menyerang para pengendara.
Rumah ini memiliki 3 lantai dengan luas tanah sekitar 2000 m2. Bangunannya kuno namun mewah. Sejenak terlihat seperti kastil. Ada 3 kamar di dalamnya. Dan lengkap sekali. Cocok untuk seseorang yang ingin mencari tempat bersembunyi. Rumah ini tidak akan diketahui keberadaannya jika tak dipantau dari udara. Jalan yang menuju rumah ini juga hanyalah jalan setapak kecil yang hanya muat menampung 1 mobil. Dan terletak masuk hampir 2 km dari jalan raya. Tanah sekitar bangunan ini masih banyak tersisa dan dibiarkan begitu saja. Sekelilingnya hanya ada pepohonan yang menjulang tinggi.
“Ah...tuan. seperti yang anda tahu walau rumah ini terlihat kuno tapi harganya bukan sedikit hlo.” Kata pak tua itu. Sadar apa maksud pelayan itu, ia menyodorkan cek dengan nominal tak sedikit. Awalnya pria itu ragu untuk menerimanya, lalu kemudian keraguan itu digantikan dengan raut terkejut saat pria itu membaca nominal yang tertera di cek.
“Itu cukup, kan?” tanyanya. “Ah...tuan i-ini lebih dari cukup. Tunggu sebentar. Akan saya urus berkasnya.” Katanya tergagap, meninggalkan lorong itu. Pria itu hanya terdiam, memandang keluar jendela, meneliti pohon-pohon besar itu satu persatu.
Ia masih menggenakan setelan yang ia pakai tadi siang. Kemeja putih dengan setelan celana dengan warna senada. Hanya saja ia sudah melepaskan kacamatanya. Ia tampak mempesona dan terkesan misterius.
Rainwood University adalah tempat yang ia pilih untuk melanjutkan kuliah. Sekaligus tempat ia akan tinggal, dan tentu saja tempat yang cocok menghindari kejaran Leon. Ia memandang pepohonan itu lagi dan menemukan seekor tupai sedang bergantungan disana. Ah...tampaknya ia akan betah tinggal disini.
Alasan utama ia memilih kota ini, adalah karena kota ini sangat terpencil sehingga jauh dari jangkauan Leon. Dan Rainwood Univeristy adalah satu-satunya universitas yang ada di kota ini. Jadi, ia tak perlu bingung memilih sekolah. Karena pilihannya hanya ada satu.
Wihh mantap
Comment on chapter RK