Read More >>"> My love doctor (Pertemuan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - My love doctor
MENU
About Us  

Bab 1

Pertemuan

Pagi itu di kantor  Aku melihat keanehan di sekililingku. Teman-temanku  tidak  seperti biasanya, meraka nampak sumringah dan bahagia. Ada juga dari mereka yang terlihat lebih ganjen. Mereka seperti sedang terhipnotis oleh sesosok mahluk dari planet lain. Seperti halnya Mita sahabatku telapak tanganya terus di cium-cium sambil tersenyumsendiri, tidak ada yang boleh menyentuh telapak tanganya

“ Tidak ada yang boleh sentuh tangan Aku ya, nanti aroma wangginya hilang.”

Santy sahabatku datang dan menghampiriku.

“ Salsa , kamu sudah lihat malaikat ganteng yang  mirip opa Lee Min Ho , aduh Sa bener-bener ganteng kan? Dia itu bagai malaikat turun ke Bumi.”

Aku semakin tidak paham apa yang dikatakan oleh mereka dan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Pukul 08.00 jam kerja dimulai pasien-pasien mulai ramai berdatangan. Aku Salsabila Anisa seorang perawat di salah satu Rumah sakit Ibu dan Anak di Yogyakarta keturunan Sunda-Jawa ( Bandung-Yogyakarta) besar dan tinggal di kota Gudeg sejak lahir. Pagi itu Aku sedang berdinas di IGD. Rumah sakit tempatku bekerja Mayoritas pekerjanya adalah perempuan.

“ kamu harus banget lihat Sa, tapi dengan satu syarat  kamu tidak boleh ikut suka sama Dia.”

“ Ya, bagaimana mau suka lihat aja tidak lagian Aku dari tadi tidak tahu apa yang kalian maksudkan !”

“ Oh, iya ya bener juga, eh tapi bagus lah lebih baik Kamu jangan lihat dahulu nanti kamu bisa pingsan mata kamu tidak mau bethenti berkedip.” Sahut Mita dengan penuh antusias.

Tet.... tet... tet....

Suara bel berbunyi sangat keras membuat Kami yang sedang berjaga di IGD kaget.

“ mbak.. mbak.. tolong anak saya sudah diare 5 hari sempet berobat tapi beluma da perubahan.”

“ 0h, Iya bu mari di timbang dahulu anaknya habis itu di tidurkan di Bed situ ya nanti saya suhu badanya.”  Setelah Aku melakukan Anamnesa kepada pasien tersebut Aku berjalan menuju ruang tulis untuk memberitahu Dokter jaga pagi itu.

“ Hallo Pagi Dok, maaf mau memberitahu ada pasien ya di IGD , anak umur 5 tahun diare sudah 5 hari.”

“  Oke siap mbak, saya menju ke sana.”

Seorang Pria berjalan dan memasuki Ruang IGD dengan bau harum yangs sangat membius. Dengan postur tubuh yang tinggi atletis, berhidung bangir, mata sipit, kulit putih. Membuat suasana yang baru di pagi itu. langkjah tegapnya menghampiriku membuat jantungku seakan berhenti seketika.

“  Mbak, mana pasien yang mau saya priksa.”

“  In.. in.. In..” Mita langsung megagetkanku

“ Itu, dok sedang tiduran di Bed pojok.”

Sang Dokter, langsung berjalan ke arah pasien seraya memeriksanya. Mita yang kala itu sedang bersamaku langsung menyeloteh “ Tuh kan, Ganteng kan ga kedip kan matanya , MasyaAllah emang ganteng banget.”

“ Ah, biasa aja tuh tidak ada yang sepesial.” Sahutku

“ Martabak kali sepesial, Kamu tuh apa susahnya mengakui orang kamu juga mau ngomong sampai susah  in.. in.. in...”

“  Ya, bukanya gitu Aku tuh tadi cuman lagi bingung aja itu Dokter siapa? orang baru pertama kali ketemu dan jaga juga lagian bukan seleraku.”

“ Yes, pinter aja ngelesnya, oh iya selera Kamu kan orang anaeh yang tidak jelas itu kan? Laki-laki seperti itu kok masih saja di pertahankan.”

Ketika kami sedang asyik mengobrol Dokter tersebut datang dan menghampiri kami

“Mbak, sepertinya perlu rawat inap saj yah, kasian takut dehidrasi.”

Dokter itu bicarasambil mentapku dan bertanya padaku

“ Mbak, itu pasienya mau dengan Doketer siapa ya Dokter anaknya mau saya konsulkan.”

Aku hanya diam tidak menaggapinya dan asyik menulis, lembar Igd. Mita yang melihat sikapku langsung mencubit tanganku

“Aw, apaan sih kamu.” Mita tersenyum kecil apda Dokter ganteng, Dokter itu tersenyum sambil melihat tingkah kami

“ Itu  kamu diajak ngbrol sama mas Dokter.”

“ Oh, ya gimana Dok.”

“  Tidak tadi sudah di jawab sama mba Mita. Oke saya mau lapor Dokter anak dahulu ya ”

Dokter tampan  yang belum juga Aku tahu namanya itu meninggalkan ruang IGD untuk menghubungi Dokter anaknya. Mita yang meilihat tingkahku membuatnya kesal dan langsung memarahiku

“ Salsa kamu bagaima sih, dari tadi diajak ngbrol malah diem saja!  kamu tuh sudah ketutup sama cinta buta dari perjaka tua itu ya? Sampai-sampai kamu tidak bisa lihat pria tampan nan rupawan di hadapan kamu.”

“  Ya, maaf orang lagi konsen nulis juga.”

Dokter tampan itu kembali ke IGD “ mbak, sudah saya laporkan ke SpAnya nanti tolong di Infuskan  ya . instruksinya sudah saya tulis di sini.” Sambil menyodorkan kertas hasil pemeriksaannya  padaku.

“Oh, siap Dok.”

“ Baik mbak saya naik ke atas dahulu ya. Kalau ada apa-apa nanti telephone  Saya lagi.”

Dokter tampan yang belum juga Aku tahu namanya tersenyum padaku sambil meninggalkan kami.

“Hayo, katanya biasa saja tidak ada Istimewanya?”

Aku di buat kaget oleh Mita. Ternyata Mita sedari tadi memperhatikanku yang tidak berhenti menatap sang Dokter tampan tersebut hingga Dia berlalu pergi dari pelupuk mataku.

“Apaan sih Kamu,  orang Dia pamit yang Aku lihatin lah nanti di bilang jutek lagi.”

“Iya, sih, tapi tidak sedalam itu juga kelus ngelihatnya awas lho kalau ikutan suka juga.”

“  Idih apaan sih, ya tidak mungkin lah. Lagian  Kamu kan tahu siapa lelaki yang Aku suka.”

“Hem, Kamu yakin cinta kamu sama Dia , orang aneh yang tidak pernah jelas jalan hidupnya itu.”

Sambil tersenyum dan menganguk Aku meyakinkan  Mita bahwa perasaan cintaku hanya untuk Pria yang  terpaut 6 tahun lebih tua usianya dari pada Aku.

“ Eh, ngomong-ngomong itu Doketer siapa namanya ?”

“ OMG .... Salsa kamu itu benar-benar SOEKARTO banget ya alias KATRO.! Aku pikir bolak-balik Dia turun kamu tahu namanya, mbak-mbak orang setampan itu di cuekin.”

“ Karena Aku tidak tahu makanya Aku tanya kan Aku tidak se kepo dan se haibring Kamu.”

“ Dengar ya Miss cuek super jutek di ingat-ingat namanya Dokter Rezky Pradibta .”

“Oh, dr. Rezky, lumayan bagus namanya.”

Setelah selesai melakukan semua tindakan yang ada di ruang IGD. Aku ,Mita , Santy, dan yang lainya sedang beristirahat sambil mengbrol dan menunggu jam Operan jaga. Dokter tampan itu tiba-tiba datang menghampiri kami

“ Siang mbak? Sudah lagi santai ya ?”

Mita dengan sigap menunjukan aksinya yang centil ala-ala Syahrini sehingga membuat kami tertawa termasuk Dokter tampan itu.

“ Dari tadi saya bolak-balik ke sini tapi belum juga kenalan ya?”

Mita , langsung menyodrokan tanganya dengan rambut sebahu di kibas

“ Nama Aku Mita dok, Doketer kalau butuh sesuatu tidak usah sungkan untuk menghubungi saya ya. Ini nomor WA saya atau Line saya.”

“ Oh, iya-iya baik mbak sya catat ya.”

Doketer Rezky melanjutkan perkenalanya dengan yang lain. Semua yang ada di sana Dia sodorkan tangan saat giliranku tiba dan Aku sudah menyodorkan tanganku terlebih dahulu sambil tersenyum manis padanya.

“Eh, mbak yang ini tadi kita sudah kenalan ya.”

Rasanya, ada banyak lampu-lampu  dan emot pertanyaan yang muncul di otaku. Yang lebih mengesalkan Aku malu karena Aku harus menyodorkan tanganku terlebih dahulu padnya. Tanganku perlahan Aku tarik kembali sambil tersenyum penuh arti malu dan bingung. Dia pun tersenyum padaku tanpa dosa. Rasanya Aku sangat malu sekali dan diriku sendiri seperti mentertawakanku.

“Bodoh banget sih Aku . Kenapa coba Aku harus ngulurin tangan Aku duluan? Berharap banget sih kenalan sama Dia.”

Ketika dr. Rezky berjalan meninggalkan kami. Mita dengan tingkahnya yang kocak seprti tergila-gila padanya.

“  Wahai, Dokter yang  tampan dan juga menawan  kehadiranmu sungguh mebawa aura yang positif untukku.”  Dia berjalan membelakangi dr Rezky, dengan gayanya yang khas. Membuat kami tertawa. Dokter tampan nan menyebalkan itu kemudian duduk di runag tunggu pasien sambil  asyik memainkan HP menunggu jam pulang yang belum menunjukan pukul 14.00 wib. Sangat Kebetilan  ruang tunggu pasien tersebut terlihat sepi.

“Duh, sialan itu orang kenapa harus nangkring di situ, Aku kan malu ketemu Dia.” dalam hati Aku hanya mampu berkata. Ketika Aku hendak keluar dari Ruang IGD

“ Mbak Salsa....”  Suara dr. Rezky memanggilku, rasanya seperti percaya tidak percaya namun semua itu nyata.  Kali ini Aku sudah tidak ingin di buatnya GR lagi. Aku mencoba meneruskan langkah kakiku untuk menuju ruang Pendaftaran pasien.

“  Mbak Salsa... “ tetapi suara itu memanggilku kembali, kali ini tidak mungkinAku akan melanjutkan langkahku. Aku berhenti dan menoleh kerahnya.

“ Ada apa ?’ tanyaku pada Dia

“ Tadi kita belum sempat berkenalan ya.”

“Oh, masa sih? Tadi kata Dokter kiat sudah berkenalan.”

“ Iya, berkenalan lihat  itu .” sambil menunjuk nametag yang menempel di seragam kerjaku.

“ Oh, iya Dok, saya juga sudah tahu kok nama  Dokter, kan hari ini Dokter yang membuat seluruh para wanita di sini terhipnotis. Harap maklum ya dok disini mayoritas wanita semua. Terutama itu teman saya Mita.”

“  Ha...ha..ha.. dasar ada-ada saja.  Mbak sepertinya bukan asli orang sini ya ?”

“ Menurut Dokter?”

“ Saya rasa sih bukan orang sini, kalau boleh  Saya tebak Mbaknya pasti orang sunda ya ?”

“ Ha..ha.. ha... Dokter peramal ya ? “

“ Jawab dulu betul atau tidak ?”

“  Ya, betul  AyahSaya sunda Ibu asli  Jawa tapi  Saya lahir dan besar di Jawa.”

“  Pantes, Tuhkan bener .”

“  Apanya yang bener?”

Sambil memandang wajahku lama dr Rezky terdiam, kemudian Dia menjawab

“ Wajahnya khas sunda banget pasti orang Bandung ya ?”

“  Wah benar-benar peramal ini Dokter.” Kami saling tertawa bersama “Dokter sendiri juga kelihatanya bukan asli orang sini ya?”

“  Jawab dahulu, mbak Benar kan orang  Bandung ?”

“ Saya masih pensaran memang apa yang  membuat beda dari Saya?”

“ Mukanya beda.  Cantik khas Bandung bumi parahyangan.  Aku juga Sunda , asalku dari Purwakarta.”

Saat dr. Rezky mengatakan  kalimat  itu padaku. Dia berhasil membuatku  terbang melayang. Tetapi Aku masih bisa bersikap baisa saja di hadapanya “Coba saja Mita yang di bilang seperti itu pingsan mungkin Dia.”  serasa tubuhku berbunga-bunga. “ Jangan GR Salsa plis jangan GR.”

“ Wah, asyik nih kita sama-sama sunda tiyasa nyarios sunda atuh.” Aku mulai mengajaknya bicara mengunakan bahasa Sunda.  Jujur saja Aku sangat bahagia jika ad a orang yang sama-sama berasal dari  tanah sunda serasa rinduku terobati untuk pulang Ke Bandung. Kota dengan sejuta keindahan kota kelahiran Ayahku, yang sudah  lama tidak Aku kunjungi semenjak  Kakek dan Nenekku meninggal. Tidak terasa Kami telah mengoobrol cukup lama. Hingga waktu sudah menunjukan pukul  14.00 WIB.

“ dok, sudah jam 14.00  Aku mau operan pulang dahulu ya.”

“Oh, iya mbak. Aku juga mau siap-siapbalik nih. Sampai ketemu lagi ya.”

“ Oke siap dok.”

Ternyata dr. Rezky seorang yang sangat asyik untuk mengobrol. Selain tampan Dia Dokter yang tidak sombong.  Aku sangat berharap bisa bertemu dan mengbrol lebih lama lagi.

                                                                    ***

Keesokan hari Aku berdinas pagi entah mengapa Aku sangat begitu berharap pagi itu bisa bertemu dengan Dia dan berdinas bersama. Aku tidak ingin melewatkan hari-hariku untuk lebih lama mengobrol denganya. Entah perasaan apa yang Aku rasakan padanya tetapi Aku merasakan bahagia. lantas bagaimana dengan Dia yang Aku cintai tetapi tidak pernah mau menghiraukanku? Mungkin  Aku harus melupakan sejenak tentang Dia. yang  selalu Aku harapkan untuk  menjadi pendamping hidupku.

 Kehadiran dr. Rezky  yang mampu membuat Moodku  jauh lebih baik lebih baik seketika. Entah mengapa semenjak  bertemu dan berkenalan  dengannya Aku merasa kami telah saling lama mengenal. Perasaan di hati yang tidak asing  saat bersama  Dia.

Pagi itu tidak seperti pagi kemarin semua tersa hambar, padahal sebelum kehadiran dr Rezky kemarin suasana seperti ini sering sekali Aku rasakan. Tetapi kali ini Aku merasa ada yang kurang. Mungkin Aku sudah terkena candu akan kehadiran Dia. Aku mencoba mencari informasi tentang Dia lebih tepatnya hari itu Dia berdinas apa?

“ Mita, tumben kamu tidak cerewet seperti beo ? mana dr Lee Min Ho KW mu?”

“ Tumben kamu nyariin kangen? “

“Dih, kangen ? orang cuman tanya soalnya kemarin kamu tidak berhenti-berhenti ngomongin Dia , sekarng diem aja kaya batu.”

“ Gimana mau  ada mood coba, lihat saja yang jaga .” Mita mengarahkan matanya kepada seorang Pria, berkepala plontos dengan wajah garang.

“ ha.. ha.. ha.. dr  Fian?  Pantes saja  Kamu diem dan tidak mau berkutik.”

“ seneng ngetawain Aku?  paling BT deh Aku jaga sama Dokter galak dan rempong itu.”

“ Sabar-sabar mari kita hadapi bersama dengan senyuman jangan lupa berdoa kakak. Btw dr Rezky jaga apa sih? Kenapa kamu tidak ikut jadwalnya saja / sudah sempat komunikasi kan?”

“ Di Jadwal sih Dia berdinas sore, sudah sih kemarin Aku  sudah sempat chat Dia bilang kalau ini  kontakku.”

“ Terus Dia ngebalas chat  Kamu tidak.”

“ Hem... kasih tahu tidak ya? Yang di mau?”

“ Ih, apaan sih Mita kebiasaan deh.”

“ Jelas dong di balas.”  Seketika jawaban Mita membuat Moodku runtuh, apakah dr  Rezky akan terpikat oleh pesona Mita? Aku tidak ingin jatuh dalam perasaan denganya karena Aku sadar  siapa Aku dan siapa Dia begitu juga dengan statusku.  Bagaikan langit dan bumi yang tidak akan pernah mungkin bisa bertemu.

Apalagi  perasaanku yang masih begitu sangat mendalam dengan  Pria yang Aku kenal 6 tahun lalu di tempat Dia bekerja ketika itu Aku masih menjadi seorang Mahasiswi .Pria itu bernama mas Faris , Aku mnasih ingat jelas kata-katanya senjk itu yang membuat Aku tidak betrani berharap lebih dengan seorang Dokter. Mungkin perasaan yang Aku rasakan hanya perasaan kagum seperti  yang lainya.

“ Mit, dari pagi bangun tidur kok badanku tidak enak ya? Dari kemarin sebenarnya tetapi tidak Aku rasa. ”

“ Kamu kenap Sa? Sakit ?” Mita sambil memegang keningku , dan telak tanganku. “ Badan kamu kok panas? Sudah sana kamu tiduran dahulu saja .”

“ Mulutku terasa panas dan pahit sekali Mit.”

“ Aduh Salsa kamu harus strong dong  jangan sakit. Tiduran dahulu aja yuk, sambil Aku ambilkan obat.”

Aku mengikuti saran Mita , Hingga tidk terasa waktu sudah menunjukan pukul 14.00. Aku meminta tolong Mita agar mengantarku pulang.

“ Cepat sembuh ya Salsa sayang biar  bisa Strong lagi. Bye Salsa... “

“ Iya terimakasih Mita sayang, doain ya.”

Sambil menahan lemas di tubuhku yang sudah tidak tertahankan.Setibanya di teras rumah, badanku merasa sangat lemas sekali hingga Aku berteriak memanggil Bunda.

“Bunda... Bunda... Bunda... “

Bunda segera keluar , dari rumah “ Subhanallah Salsa kamu kenapa ?”

“ Badan Aku sudah tidak kuat Bunda rasanya lemas panas dingin.”

“Ayo masuk, nanti sore kamu harus priksa ya .”

Sore hari Aku kembali lagi ketempat kerjaku kali ini bukan untuk bekerja melainakan untuk berobat. Temanku memberi saran Aku aku memeriksakan darah terlebih dahulu. Hingga Aku berjalan menuju  Lab di temani oleh sepupuku. Aku bertemu dengan  Mbak Hani petugas Lab yang juga teman mas Faris lelaki yang Aku cintai.

“Mba Hani, aku minta tolong cek darah . Panasaku naik turun terus dari kemarin.”

“ Ya Allah dek, ayok sini masuk, kok bisa dari kapan?” Sambil memulai mengambil darah di lengan tanganku.

“ Sepertinya sudah tiga harian mbak tetapi sama Aku tidak Aku rasakan..”

“ Kamu kepikiran , Dia mungkin dek. Menurut Mbak sudahlah lupakan saja Dia saja tidak pernah perduli sama Kamu.  Dek, nanti tiduran dahulu ya disini hasilnya jadi kurang lebih 1 jam.”

Sambil menunggu hasil Lab tidak terasa Aku tertidur, sepupuku Nana yang sangat setia menungguku sambil bermain Hp di sampingku.

“ Na, mbak ketiduran ya ?”

“ Iya mbak, mau  Nana bangunin kasian tidurnya pulas banget.”

Mbak Nani datang menghampiri  “ Dek, ini hasilnya sudah jadi ,.”

“ Bagaimana mbak hasilnya ? Aku tidak apa-apa kan.”

“  Lebih baik Kamu konsul saja ke Dokter Umumnya dek. Siapa tahu cepat sembuh, soalnya Dokternya cakep banget Dek seperti  Artis korea.”

“Ha..ha... ha.. Mbak Nani ada-ada saja,  yang jaga sore dr. Rezky ?”

Tiba-tiba saja hatiku ini merasa bahagia karena Aku akan bertemu dengan dr Rezky, senyum dari dalam diriku merekah ketika namanya disebut  dan Aku tahu Dia yang akan memeriksaku. Rasanya Aku ingin segera sembuh dan berdinas bersama Dia lagi. aku membawa hasil pemeriksaan  Lab menuju ruang Poli.

“ Nana kamu harus lihat Dokternya ganteng banget seprti artis korea Lee Min Hoo.”

“  Masa sih Mbak. Aku jadi penasaran.”

Semerbak wangi mulai memasuki ruangan  sepanjang ruangan Poli. Pria berjas putih mulai memasuki  Lorong ruangan Poli. Pria bertubuh atletis yang menajdi idola kala itu di tempat kerjaku. Aku yang sedang menunggunya di ruang tunggu pasien.

“ Mana Mbak pasien saya yang mau di priksa.”

Dokter Rezky menanyakan pasiennya kepada  Mbak, Tina petugas Receptionis.

“Itu dok, pasienya sudah menunggu dengan senyum manisnya yang seperti gula pasir di kerubung semut.”

Aku yang mendengarnya ingin rasanya tertawa , tapi sulit sekali karena Aku harus menahan sakit dan lemas di tubuhku. Dokter Rezky  tertawa mendengar penuturan mbak Tina, Dia langsung menengok ke arahku.

“ Mbak Salsa ? Oh, Kamu  pasienya. Kunaon atuh  karunya?”

“ Lagi ingin di manja nih Dok badanya. Lemas sekali.”  Nana sepupuku sambil mencubit-cubit lenganku dan berbisik kagum saat Aku mulai memasuki ruang Poli umum berjalan berdampingan dengan Nana di belakangnya.

 Mbak, cakep banget seperti artis Dokternya.”

“Aku mengegam tangan Nana kencang dan menempelkan jari telunjuku ke bibir.

“ Hust jangan keras-keras takut Dia dengar.” Dengan suara pelan dan berbisik Aku berusaha menahan Nana untuk tidak menuruskan kekagumanya.

“ Silahkan duduk mbak Salsa. Ya Allah kasian banget mbak sepertinya kemarin baik-baik saja .”

“ Badan Aku rasanya panas dingin dok kepalanya pusing banget, sebenarnya sudah ngerasa tidak enak badan dari kemarin tetapi tidak Aku rasa.  Oh, iya Dok ini hasil Lab nya tadi barusan Aku habis cek.”

“ Oh, oke sekarang berbaring dahulu ya biar Aku priksa.”

Aku segera berbaring di kasur, Dokter Rezky mulai meeriksaku. Seketika itu jantungku tidak bisa di kompromi, berdetak begitu cepat. Tidak sadar  Kami saling menatap lama rasanya seakan terenyuh dalam sebuah rasa. Seketika itu badanku terasa mulai memiliki energi untuk segera sembuh

“ Ya Allah, ganteng banget ini mahluk di depanku. Tetap Fokus Salsa.”

“ Ya, sudah mbak, nanti silahkan duduk lagi ya.”

Dokter  Rezky melihat hasil pemeriksaanku, ternyata sakit yang  Aku alami  adalah Typoid. Dengan hasil pemeriksaan darah Widal Salmonella Pratyphi A-H 1/320.  Dokter Rezky menyarankan agar Aku di rawat jalan dengan memberikan resep obat  istiraht terlebih  dahulu bed  reast , makan yang lunak-lunak dan tidak boleh banyak pikiran.

“ Terima Kasih ya Doksudah di periksa. “

“ Iya sama-sama Mbak Salsa. Lekas sembuh  ya mbak. Oh lupa mbak satu lagi kita belum tukeran nomer Hp ya? Aduh tapi Hp Aku ketinggalan di kamar Dokter.”

“ Oh , iya ya Dok. Nomer Dokter berapa ya? Nanti biar Aku chat ya.”

Setibanya di Rumah, Bunda langsung menitahku menuju kamar dan menanyakan hasil pemeriksaanya.

“  Bagaimana hasil pemeriksaanya tad/ kamu tidak apa-apa kan?”

“ Hasilnya tadi Aku typoid bud. Bunda tahu tidak  setelah di priksa tiba-tiba saja badan Aku mersa enakan.”

“ Tuhkan kamu sih bandel banget  kalau di bilangin suruh jangan makan yang pedas-pedas. Kalau sudah makan pedas seperti ratu lombok. Sembuh maksud  Kamu?  lho kok bisa? Tapi kamu harus banyak istirahat dahulu ya. Besok kamu ijin saja.”

“  Tenang Bund, surat ijin sudah Aku mintakan dan Aku kasihkan ke Dokternya.” Mau tahu tidak kenapa Aku bisa enakan begini.”

“ Memang kenapa ?”

“ Tadi itu yang priksa Aku Dokter Ganteng banget seperti artis korea lee Min Ho. Itu Dokter lagi hits dan jadi  idola  orang-orang di Rs. Dia itu baik banget.”

“ Hem... pantes Pasti deh, Kamu keganjenan kan?”

“Ih engga ding Bu nda, justru tadi sang Dokter yang minta nomerHpku.”

“ Masa sih?”

“ Bunda tidak percaya? Tanya saja si Nana , tuh Nana saja sampai mau pingsan berdiri lihatnya.”

“ Dasar kalian... ya sudah istirahat dahulu  Salsa biar lekas sembuh, obat jangan lupa diminum.’

Setelah Bunda dan Nana keluar kamar meninggalkan Aku, tiba-tiba Aku teringat mas Faris. jujur Aku sangat merindukan Dia. tidak ada yang bisa mengantikan nama Dia di hatiku. Sejak awal Aku mengenalnya.laki-laki yang menjadi impianku hingga takdir memishkan ruang dan waktu kami dan takdir mempertemuakn kembali  dalam ruang waktu yang berbeda.

Pria yang mampu menguras seluruh pikiranku. Pria misterius yang sulit sekali di tebak jalan pikiranya. Terkadang datang dan tiba-tiba menghilang tanpa kabar bagai angin. Aku berusaha untuk menghubungi Dia  tetapi tidak pernah ada jawaban darinya berulang kali Aku mengirimkan Dia pesan melalui pesan di line tetapi belum juga Dia membukanya dan semua itu membuatku semakin baper. Aku hanya mampu berkata didalam hatiku sambil meneteskan air mata.

“ Kemana sih Kamu Mas?  Aku kangen banget sama Kamu. Sekarang Aku lagi sakit. Aku butuh  Kamu suport Aku. Ya Allah kenapa Aku harus di pertemukan denganDia yang sulit di tebak jalan pikiran dan perasaannya padaku.”  Aku begitu berharap sekali Dia mau menghubungngiku dan membalas chatku.

Tiba-tiba Aku teringat  dr Rezky , yang mampu menjadi penawar kesedihanku wajahnya begitu jelas dan nyata dalam pikiranku . Aroma wanginya masih terus terngiang. Aku tersenyum sendiri saat mengingatnya. Aku langsung mengambil HP ku dan melihat Foto profil Linenya berada di tempat Gym  seperti Aku menegnal tempat itu begitu juga dengan Foto teman yang ada di sebelahnya  badanya begitu atletis. Aku mulai mengcahatnya melalui pesan Line.

“ Malam Dok, maaf  menggangu ini Aku Salsa. Ini nomerHpku.”

Tidak lama kemudian Dokter Rezky membalas chatku. Komunikasi diantara Kami terjalin. Aku merasakan energi yang luar biasa di dalam hatiku. Kebahagianku seperti perlahan muncul saat kehadiran dr  Rezky. Aku jatuh cinta ? Sepertinya belum bahkan tidak pernah sama sekali terlintas dalam pikiranku karena itu begitu sangat mustahil. Aku hanya mengagumi Dia seorang Pria tampan yang baik hati dan tidak sombong kehadiranya seperti malaikat yang memberikan kedamian dalam hidupku. Dan Aku begitu sangat bersyukur padaAllah telah mempertemukan serta mengenalkanya padaku

 

                                                            ***

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                       

 

 

Bab 1

Perkenalan

Pagi itu di kantor  Aku melihat keanehan di sekililingku. Teman-temanku  tidak  seperti biasanya, meraka nampak sumringah dan bahagia. Ada juga dari mereka yang terlihat lebih ganjen. Mereka seperti sedang terhipnotis oleh sesosok mahluk dari planet lain. Seperti halnya Mita sahabatku telapak tanganya terus di cium-cium sambil tersenyumsendiri, tidak ada yang boleh menyentuh telapak tanganya

“ Tidak ada yang boleh sentuh tangan Aku ya, nanti aroma wangginya hilang.”

Santy sahabatku datang dan menghampiriku.

“ Salsa , kamu sudah lihat malaikat ganteng yang  mirip opa Lee Min Ho , aduh Sa bener-bener ganteng kan? Dia itu bagai malaikat turun ke Bumi.”

Aku semakin tidak paham apa yang dikatakan oleh mereka dan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Pukul 08.00 jam kerja dimulai pasien-pasien mulai ramai berdatangan. Aku Salsabila Anisa seorang perawat di salah satu Rumah sakit Ibu dan Anak di Yogyakarta keturunan Sunda-Jawa ( Bandung-Yogyakarta) besar dan tinggal di kota Gudeg sejak lahir. Pagi itu Aku sedang berdinas di IGD. Rumah sakit tempatku bekerja Mayoritas pekerjanya adalah perempuan.

“ kamu harus banget lihat Sa, tapi dengan satu syarat  kamu tidak boleh ikut suka sama Dia.”

“ Ya, bagaimana mau suka lihat aja tidak lagian Aku dari tadi tidak tahu apa yang kalian maksudkan !”

“ Oh, iya ya bener juga, eh tapi bagus lah lebih baik Kamu jangan lihat dahulu nanti kamu bisa pingsan mata kamu tidak mau bethenti berkedip.” Sahut Mita dengan penuh antusias.

Tet.... tet... tet....

Suara bel berbunyi sangat keras membuat Kami yang sedang berjaga di IGD kaget.

“ mbak.. mbak.. tolong anak saya sudah diare 5 hari sempet berobat tapi beluma da perubahan.”

“ 0h, Iya bu mari di timbang dahulu anaknya habis itu di tidurkan di Bed situ ya nanti saya suhu badanya.”  Setelah Aku melakukan Anamnesa kepada pasien tersebut Aku berjalan menuju ruang tulis untuk memberitahu Dokter jaga pagi itu.

“ Hallo Pagi Dok, maaf mau memberitahu ada pasien ya di IGD , anak umur 5 tahun diare sudah 5 hari.”

“  Oke siap mbak, saya menju ke sana.”

Seorang Pria berjalan dan memasuki Ruang IGD dengan bau harum yangs sangat membius. Dengan postur tubuh yang tinggi atletis, berhidung bangir, mata sipit, kulit putih. Membuat suasana yang baru di pagi itu. langkjah tegapnya menghampiriku membuat jantungku seakan berhenti seketika.

“  Mbak, mana pasien yang mau saya priksa.”

“  In.. in.. In..” Mita langsung megagetkanku

“ Itu, dok sedang tiduran di Bed pojok.”

Sang Dokter, langsung berjalan ke arah pasien seraya memeriksanya. Mita yang kala itu sedang bersamaku langsung menyeloteh “ Tuh kan, Ganteng kan ga kedip kan matanya , MasyaAllah emang ganteng banget.”

“ Ah, biasa aja tuh tidak ada yang sepesial.” Sahutku

“ Martabak kali sepesial, Kamu tuh apa susahnya mengakui orang kamu juga mau ngomong sampai susah  in.. in.. in...”

“  Ya, bukanya gitu Aku tuh tadi cuman lagi bingung aja itu Dokter siapa? orang baru pertama kali ketemu dan jaga juga lagian bukan seleraku.”

“ Yes, pinter aja ngelesnya, oh iya selera Kamu kan orang anaeh yang tidak jelas itu kan? Laki-laki seperti itu kok masih saja di pertahankan.”

Ketika kami sedang asyik mengobrol Dokter tersebut datang dan menghampiri kami

“Mbak, sepertinya perlu rawat inap saj yah, kasian takut dehidrasi.”

Dokter itu bicarasambil mentapku dan bertanya padaku

“ Mbak, itu pasienya mau dengan Doketer siapa ya Dokter anaknya mau saya konsulkan.”

Aku hanya diam tidak menaggapinya dan asyik menulis, lembar Igd. Mita yang melihat sikapku langsung mencubit tanganku

“Aw, apaan sih kamu.” Mita tersenyum kecil apda Dokter ganteng, Dokter itu tersenyum sambil melihat tingkah kami

“ Itu  kamu diajak ngbrol sama mas Dokter.”

“ Oh, ya gimana Dok.”

“  Tidak tadi sudah di jawab sama mba Mita. Oke saya mau lapor Dokter anak dahulu ya ”

Dokter tampan  yang belum juga Aku tahu namanya itu meninggalkan ruang IGD untuk menghubungi Dokter anaknya. Mita yang meilihat tingkahku membuatnya kesal dan langsung memarahiku

“ Salsa kamu bagaima sih, dari tadi diajak ngbrol malah diem saja!  kamu tuh sudah ketutup sama cinta buta dari perjaka tua itu ya? Sampai-sampai kamu tidak bisa lihat pria tampan nan rupawan di hadapan kamu.”

“  Ya, maaf orang lagi konsen nulis juga.”

Dokter tampan itu kembali ke IGD “ mbak, sudah saya laporkan ke SpAnya nanti tolong di Infuskan  ya . instruksinya sudah saya tulis di sini.” Sambil menyodorkan kertas hasil pemeriksaannya  padaku.

“Oh, siap Dok.”

“ Baik mbak saya naik ke atas dahulu ya. Kalau ada apa-apa nanti telephone  Saya lagi.”

Dokter tampan yang belum juga Aku tahu namanya tersenyum padaku sambil meninggalkan kami.

“Hayo, katanya biasa saja tidak ada Istimewanya?”

Aku di buat kaget oleh Mita. Ternyata Mita sedari tadi memperhatikanku yang tidak berhenti menatap sang Dokter tampan tersebut hingga Dia berlalu pergi dari pelupuk mataku.

“Apaan sih Kamu,  orang Dia pamit yang Aku lihatin lah nanti di bilang jutek lagi.”

“Iya, sih, tapi tidak sedalam itu juga kelus ngelihatnya awas lho kalau ikutan suka juga.”

“  Idih apaan sih, ya tidak mungkin lah. Lagian  Kamu kan tahu siapa lelaki yang Aku suka.”

“Hem, Kamu yakin cinta kamu sama Dia , orang aneh yang tidak pernah jelas jalan hidupnya itu.”

Sambil tersenyum dan menganguk Aku meyakinkan  Mita bahwa perasaan cintaku hanya untuk Pria yang  terpaut 6 tahun lebih tua usianya dari pada Aku.

“ Eh, ngomong-ngomong itu Doketer siapa namanya ?”

“ OMG .... Salsa kamu itu benar-benar SOEKARTO banget ya alias KATRO.! Aku pikir bolak-balik Dia turun kamu tahu namanya, mbak-mbak orang setampan itu di cuekin.”

“ Karena Aku tidak tahu makanya Aku tanya kan Aku tidak se kepo dan se haibring Kamu.”

“ Dengar ya Miss cuek super jutek di ingat-ingat namanya Dokter Rezky Pradibta .”

“Oh, dr. Rezky, lumayan bagus namanya.”

Setelah selesai melakukan semua tindakan yang ada di ruang IGD. Aku ,Mita , Santy, dan yang lainya sedang beristirahat sambil mengbrol dan menunggu jam Operan jaga. Dokter tampan itu tiba-tiba datang menghampiri kami

“ Siang mbak? Sudah lagi santai ya ?”

Mita dengan sigap menunjukan aksinya yang centil ala-ala Syahrini sehingga membuat kami tertawa termasuk Dokter tampan itu.

“ Dari tadi saya bolak-balik ke sini tapi belum juga kenalan ya?”

Mita , langsung menyodrokan tanganya dengan rambut sebahu di kibas

“ Nama Aku Mita dok, Doketer kalau butuh sesuatu tidak usah sungkan untuk menghubungi saya ya. Ini nomor WA saya atau Line saya.”

“ Oh, iya-iya baik mbak sya catat ya.”

Doketer Rezky melanjutkan perkenalanya dengan yang lain. Semua yang ada di sana Dia sodorkan tangan saat giliranku tiba dan Aku sudah menyodorkan tanganku terlebih dahulu sambil tersenyum manis padanya.

“Eh, mbak yang ini tadi kita sudah kenalan ya.”

Rasanya, ada banyak lampu-lampu  dan emot pertanyaan yang muncul di otaku. Yang lebih mengesalkan Aku malu karena Aku harus menyodorkan tanganku terlebih dahulu padnya. Tanganku perlahan Aku tarik kembali sambil tersenyum penuh arti malu dan bingung. Dia pun tersenyum padaku tanpa dosa. Rasanya Aku sangat malu sekali dan diriku sendiri seperti mentertawakanku.

“Bodoh banget sih Aku . Kenapa coba Aku harus ngulurin tangan Aku duluan? Berharap banget sih kenalan sama Dia.”

Ketika dr. Rezky berjalan meninggalkan kami. Mita dengan tingkahnya yang kocak seprti tergila-gila padanya.

“  Wahai, Dokter yang  tampan dan juga menawan  kehadiranmu sungguh mebawa aura yang positif untukku.”  Dia berjalan membelakangi dr Rezky, dengan gayanya yang khas. Membuat kami tertawa. Dokter tampan nan menyebalkan itu kemudian duduk di runag tunggu pasien sambil  asyik memainkan HP menunggu jam pulang yang belum menunjukan pukul 14.00 wib. Sangat Kebetilan  ruang tunggu pasien tersebut terlihat sepi.

“Duh, sialan itu orang kenapa harus nangkring di situ, Aku kan malu ketemu Dia.” dalam hati Aku hanya mampu berkata. Ketika Aku hendak keluar dari Ruang IGD

“ Mbak Salsa....”  Suara dr. Rezky memanggilku, rasanya seperti percaya tidak percaya namun semua itu nyata.  Kali ini Aku sudah tidak ingin di buatnya GR lagi. Aku mencoba meneruskan langkah kakiku untuk menuju ruang Pendaftaran pasien.

“  Mbak Salsa... “ tetapi suara itu memanggilku kembali, kali ini tidak mungkinAku akan melanjutkan langkahku. Aku berhenti dan menoleh kerahnya.

“ Ada apa ?’ tanyaku pada Dia

“ Tadi kita belum sempat berkenalan ya.”

“Oh, masa sih? Tadi kata Dokter kiat sudah berkenalan.”

“ Iya, berkenalan lihat  itu .” sambil menunjuk nametag yang menempel di seragam kerjaku.

“ Oh, iya Dok, saya juga sudah tahu kok nama  Dokter, kan hari ini Dokter yang membuat seluruh para wanita di sini terhipnotis. Harap maklum ya dok disini mayoritas wanita semua. Terutama itu teman saya Mita.”

“  Ha...ha..ha.. dasar ada-ada saja.  Mbak sepertinya bukan asli orang sini ya ?”

“ Menurut Dokter?”

“ Saya rasa sih bukan orang sini, kalau boleh  Saya tebak Mbaknya pasti orang sunda ya ?”

“ Ha..ha.. ha... Dokter peramal ya ? “

“ Jawab dulu betul atau tidak ?”

“  Ya, betul  AyahSaya sunda Ibu asli  Jawa tapi  Saya lahir dan besar di Jawa.”

“  Pantes, Tuhkan bener .”

“  Apanya yang bener?”

Sambil memandang wajahku lama dr Rezky terdiam, kemudian Dia menjawab

“ Wajahnya khas sunda banget pasti orang Bandung ya ?”

“  Wah benar-benar peramal ini Dokter.” Kami saling tertawa bersama “Dokter sendiri juga kelihatanya bukan asli orang sini ya?”

“  Jawab dahulu, mbak Benar kan orang  Bandung ?”

“ Saya masih pensaran memang apa yang  membuat beda dari Saya?”

“ Mukanya beda.  Cantik khas Bandung bumi parahyangan.  Aku juga Sunda , asalku dari Purwakarta.”

Saat dr. Rezky mengatakan  kalimat  itu padaku. Dia berhasil membuatku  terbang melayang. Tetapi Aku masih bisa bersikap baisa saja di hadapanya “Coba saja Mita yang di bilang seperti itu pingsan mungkin Dia.”  serasa tubuhku berbunga-bunga. “ Jangan GR Salsa plis jangan GR.”

“ Wah, asyik nih kita sama-sama sunda tiyasa nyarios sunda atuh.” Aku mulai mengajaknya bicara mengunakan bahasa Sunda.  Jujur saja Aku sangat bahagia jika ad a orang yang sama-sama berasal dari  tanah sunda serasa rinduku terobati untuk pulang Ke Bandung. Kota dengan sejuta keindahan kota kelahiran Ayahku, yang sudah  lama tidak Aku kunjungi semenjak  Kakek dan Nenekku meninggal. Tidak terasa Kami telah mengoobrol cukup lama. Hingga waktu sudah menunjukan pukul  14.00 WIB.

“ dok, sudah jam 14.00  Aku mau operan pulang dahulu ya.”

“Oh, iya mbak. Aku juga mau siap-siapbalik nih. Sampai ketemu lagi ya.”

“ Oke siap dok.”

Ternyata dr. Rezky seorang yang sangat asyik untuk mengobrol. Selain tampan Dia Dokter yang tidak sombong.  Aku sangat berharap bisa bertemu dan mengbrol lebih lama lagi.

                                                                    ***

Keesokan hari Aku berdinas pagi entah mengapa Aku sangat begitu berharap pagi itu bisa bertemu dengan Dia dan berdinas bersama. Aku tidak ingin melewatkan hari-hariku untuk lebih lama mengobrol denganya. Entah perasaan apa yang Aku rasakan padanya tetapi Aku merasakan bahagia. lantas bagaimana dengan Dia yang Aku cintai tetapi tidak pernah mau menghiraukanku? Mungkin  Aku harus melupakan sejenak tentang Dia. yang  selalu Aku harapkan untuk  menjadi pendamping hidupku.

 Kehadiran dr. Rezky  yang mampu membuat Moodku  jauh lebih baik lebih baik seketika. Entah mengapa semenjak  bertemu dan berkenalan  dengannya Aku merasa kami telah saling lama mengenal. Perasaan di hati yang tidak asing  saat bersama  Dia.

Pagi itu tidak seperti pagi kemarin semua tersa hambar, padahal sebelum kehadiran dr Rezky kemarin suasana seperti ini sering sekali Aku rasakan. Tetapi kali ini Aku merasa ada yang kurang. Mungkin Aku sudah terkena candu akan kehadiran Dia. Aku mencoba mencari informasi tentang Dia lebih tepatnya hari itu Dia berdinas apa?

“ Mita, tumben kamu tidak cerewet seperti beo ? mana dr Lee Min Ho KW mu?”

“ Tumben kamu nyariin kangen? “

“Dih, kangen ? orang cuman tanya soalnya kemarin kamu tidak berhenti-berhenti ngomongin Dia , sekarng diem aja kaya batu.”

“ Gimana mau  ada mood coba, lihat saja yang jaga .” Mita mengarahkan matanya kepada seorang Pria, berkepala plontos dengan wajah garang.

“ ha.. ha.. ha.. dr  Fian?  Pantes saja  Kamu diem dan tidak mau berkutik.”

“ seneng ngetawain Aku?  paling BT deh Aku jaga sama Dokter galak dan rempong itu.”

“ Sabar-sabar mari kita hadapi bersama dengan senyuman jangan lupa berdoa kakak. Btw dr Rezky jaga apa sih? Kenapa kamu tidak ikut jadwalnya saja / sudah sempat komunikasi kan?”

“ Di Jadwal sih Dia berdinas sore, sudah sih kemarin Aku  sudah sempat chat Dia bilang kalau ini  kontakku.”

“ Terus Dia ngebalas chat  Kamu tidak.”

“ Hem... kasih tahu tidak ya? Yang di mau?”

“ Ih, apaan sih Mita kebiasaan deh.”

“ Jelas dong di balas.”  Seketika jawaban Mita membuat Moodku runtuh, apakah dr  Rezky akan terpikat oleh pesona Mita? Aku tidak ingin jatuh dalam perasaan denganya karena Aku sadar  siapa Aku dan siapa Dia begitu juga dengan statusku.  Bagaikan langit dan bumi yang tidak akan pernah mungkin bisa bertemu.

Apalagi  perasaanku yang masih begitu sangat mendalam dengan  Pria yang Aku kenal 6 tahun lalu di tempat Dia bekerja ketika itu Aku masih menjadi seorang Mahasiswi .Pria itu bernama mas Faris , Aku mnasih ingat jelas kata-katanya senjk itu yang membuat Aku tidak betrani berharap lebih dengan seorang Dokter. Mungkin perasaan yang Aku rasakan hanya perasaan kagum seperti  yang lainya.

“ Mit, dari pagi bangun tidur kok badanku tidak enak ya? Dari kemarin sebenarnya tetapi tidak Aku rasa. ”

“ Kamu kenap Sa? Sakit ?” Mita sambil memegang keningku , dan telak tanganku. “ Badan kamu kok panas? Sudah sana kamu tiduran dahulu saja .”

“ Mulutku terasa panas dan pahit sekali Mit.”

“ Aduh Salsa kamu harus strong dong  jangan sakit. Tiduran dahulu aja yuk, sambil Aku ambilkan obat.”

Aku mengikuti saran Mita , Hingga tidk terasa waktu sudah menunjukan pukul 14.00. Aku meminta tolong Mita agar mengantarku pulang.

“ Cepat sembuh ya Salsa sayang biar  bisa Strong lagi. Bye Salsa... “

“ Iya terimakasih Mita sayang, doain ya.”

Sambil menahan lemas di tubuhku yang sudah tidak tertahankan.Setibanya di teras rumah, badanku merasa sangat lemas sekali hingga Aku berteriak memanggil Bunda.

“Bunda... Bunda... Bunda... “

Bunda segera keluar , dari rumah “ Subhanallah Salsa kamu kenapa ?”

“ Badan Aku sudah tidak kuat Bunda rasanya lemas panas dingin.”

“Ayo masuk, nanti sore kamu harus priksa ya .”

Sore hari Aku kembali lagi ketempat kerjaku kali ini bukan untuk bekerja melainakan untuk berobat. Temanku memberi saran Aku aku memeriksakan darah terlebih dahulu. Hingga Aku berjalan menuju  Lab di temani oleh sepupuku. Aku bertemu dengan  Mbak Hani petugas Lab yang juga teman mas Faris lelaki yang Aku cintai.

“Mba Hani, aku minta tolong cek darah . Panasaku naik turun terus dari kemarin.”

“ Ya Allah dek, ayok sini masuk, kok bisa dari kapan?” Sambil memulai mengambil darah di lengan tanganku.

“ Sepertinya sudah tiga harian mbak tetapi sama Aku tidak Aku rasakan..”

“ Kamu kepikiran , Dia mungkin dek. Menurut Mbak sudahlah lupakan saja Dia saja tidak pernah perduli sama Kamu.  Dek, nanti tiduran dahulu ya disini hasilnya jadi kurang lebih 1 jam.”

Sambil menunggu hasil Lab tidak terasa Aku tertidur, sepupuku Nana yang sangat setia menungguku sambil bermain Hp di sampingku.

“ Na, mbak ketiduran ya ?”

“ Iya mbak, mau  Nana bangunin kasian tidurnya pulas banget.”

Mbak Nani datang menghampiri  “ Dek, ini hasilnya sudah jadi ,.”

“ Bagaimana mbak hasilnya ? Aku tidak apa-apa kan.”

“  Lebih baik Kamu konsul saja ke Dokter Umumnya dek. Siapa tahu cepat sembuh, soalnya Dokternya cakep banget Dek seperti  Artis korea.”

“Ha..ha... ha.. Mbak Nani ada-ada saja,  yang jaga sore dr. Rezky ?”

Tiba-tiba saja hatiku ini merasa bahagia karena Aku akan bertemu dengan dr Rezky, senyum dari dalam diriku merekah ketika namanya disebut  dan Aku tahu Dia yang akan memeriksaku. Rasanya Aku ingin segera sembuh dan berdinas bersama Dia lagi. aku membawa hasil pemeriksaan  Lab menuju ruang Poli.

“ Nana kamu harus lihat Dokternya ganteng banget seprti artis korea Lee Min Hoo.”

“  Masa sih Mbak. Aku jadi penasaran.”

Semerbak wangi mulai memasuki ruangan  sepanjang ruangan Poli. Pria berjas putih mulai memasuki  Lorong ruangan Poli. Pria bertubuh atletis yang menajdi idola kala itu di tempat kerjaku. Aku yang sedang menunggunya di ruang tunggu pasien.

“ Mana Mbak pasien saya yang mau di priksa.”

Dokter Rezky menanyakan pasiennya kepada  Mbak, Tina petugas Receptionis.

“Itu dok, pasienya sudah menunggu dengan senyum manisnya yang seperti gula pasir di kerubung semut.”

Aku yang mendengarnya ingin rasanya tertawa , tapi sulit sekali karena Aku harus menahan sakit dan lemas di tubuhku. Dokter Rezky  tertawa mendengar penuturan mbak Tina, Dia langsung menengok ke arahku.

“ Mbak Salsa ? Oh, Kamu  pasienya. Kunaon atuh  karunya?”

“ Lagi ingin di manja nih Dok badanya. Lemas sekali.”  Nana sepupuku sambil mencubit-cubit lenganku dan berbisik kagum saat Aku mulai memasuki ruang Poli umum berjalan berdampingan dengan Nana di belakangnya.

 Mbak, cakep banget seperti artis Dokternya.”

“Aku mengegam tangan Nana kencang dan menempelkan jari telunjuku ke bibir.

“ Hust jangan keras-keras takut Dia dengar.” Dengan suara pelan dan berbisik Aku berusaha menahan Nana untuk tidak menuruskan kekagumanya.

“ Silahkan duduk mbak Salsa. Ya Allah kasian banget mbak sepertinya kemarin baik-baik saja .”

“ Badan Aku rasanya panas dingin dok kepalanya pusing banget, sebenarnya sudah ngerasa tidak enak badan dari kemarin tetapi tidak Aku rasa.  Oh, iya Dok ini hasil Lab nya tadi barusan Aku habis cek.”

“ Oh, oke sekarang berbaring dahulu ya biar Aku priksa.”

Aku segera berbaring di kasur, Dokter Rezky mulai meeriksaku. Seketika itu jantungku tidak bisa di kompromi, berdetak begitu cepat. Tidak sadar  Kami saling menatap lama rasanya seakan terenyuh dalam sebuah rasa. Seketika itu badanku terasa mulai memiliki energi untuk segera sembuh

“ Ya Allah, ganteng banget ini mahluk di depanku. Tetap Fokus Salsa.”

“ Ya, sudah mbak, nanti silahkan duduk lagi ya.”

Dokter  Rezky melihat hasil pemeriksaanku, ternyata sakit yang  Aku alami  adalah Typoid. Dengan hasil pemeriksaan darah Widal Salmonella Pratyphi A-H 1/320.  Dokter Rezky menyarankan agar Aku di rawat jalan dengan memberikan resep obat  istiraht terlebih  dahulu bed  reast , makan yang lunak-lunak dan tidak boleh banyak pikiran.

“ Terima Kasih ya Doksudah di periksa. “

“ Iya sama-sama Mbak Salsa. Lekas sembuh  ya mbak. Oh lupa mbak satu lagi kita belum tukeran nomer Hp ya? Aduh tapi Hp Aku ketinggalan di kamar Dokter.”

“ Oh , iya ya Dok. Nomer Dokter berapa ya? Nanti biar Aku chat ya.”

Setibanya di Rumah, Bunda langsung menitahku menuju kamar dan menanyakan hasil pemeriksaanya.

“  Bagaimana hasil pemeriksaanya tad/ kamu tidak apa-apa kan?”

“ Hasilnya tadi Aku typoid bud. Bunda tahu tidak  setelah di priksa tiba-tiba saja badan Aku mersa enakan.”

“ Tuhkan kamu sih bandel banget  kalau di bilangin suruh jangan makan yang pedas-pedas. Kalau sudah makan pedas seperti ratu lombok. Sembuh maksud  Kamu?  lho kok bisa? Tapi kamu harus banyak istirahat dahulu ya. Besok kamu ijin saja.”

“  Tenang Bund, surat ijin sudah Aku mintakan dan Aku kasihkan ke Dokternya.” Mau tahu tidak kenapa Aku bisa enakan begini.”

“ Memang kenapa ?”

“ Tadi itu yang priksa Aku Dokter Ganteng banget seperti artis korea lee Min Ho. Itu Dokter lagi hits dan jadi  idola  orang-orang di Rs. Dia itu baik banget.”

“ Hem... pantes Pasti deh, Kamu keganjenan kan?”

“Ih engga ding Bu nda, justru tadi sang Dokter yang minta nomerHpku.”

“ Masa sih?”

“ Bunda tidak percaya? Tanya saja si Nana , tuh Nana saja sampai mau pingsan berdiri lihatnya.”

“ Dasar kalian... ya sudah istirahat dahulu  Salsa biar lekas sembuh, obat jangan lupa diminum.’

Setelah Bunda dan Nana keluar kamar meninggalkan Aku, tiba-tiba Aku teringat mas Faris. jujur Aku sangat merindukan Dia. tidak ada yang bisa mengantikan nama Dia di hatiku. Sejak awal Aku mengenalnya.laki-laki yang menjadi impianku hingga takdir memishkan ruang dan waktu kami dan takdir mempertemuakn kembali  dalam ruang waktu yang berbeda.

Pria yang mampu menguras seluruh pikiranku. Pria misterius yang sulit sekali di tebak jalan pikiranya. Terkadang datang dan tiba-tiba menghilang tanpa kabar bagai angin. Aku berusaha untuk menghubungi Dia  tetapi tidak pernah ada jawaban darinya berulang kali Aku mengirimkan Dia pesan melalui pesan di line tetapi belum juga Dia membukanya dan semua itu membuatku semakin baper. Aku hanya mampu berkata didalam hatiku sambil meneteskan air mata.

“ Kemana sih Kamu Mas?  Aku kangen banget sama Kamu. Sekarang Aku lagi sakit. Aku butuh  Kamu suport Aku. Ya Allah kenapa Aku harus di pertemukan denganDia yang sulit di tebak jalan pikiran dan perasaannya padaku.”  Aku begitu berharap sekali Dia mau menghubungngiku dan membalas chatku.

Tiba-tiba Aku teringat  dr Rezky , yang mampu menjadi penawar kesedihanku wajahnya begitu jelas dan nyata dalam pikiranku . Aroma wanginya masih terus terngiang. Aku tersenyum sendiri saat mengingatnya. Aku langsung mengambil HP ku dan melihat Foto profil Linenya berada di tempat Gym  seperti Aku menegnal tempat itu begitu juga dengan Foto teman yang ada di sebelahnya  badanya begitu atletis. Aku mulai mengcahatnya melalui pesan Line.

“ Malam Dok, maaf  menggangu ini Aku Salsa. Ini nomerHpku.”

Tidak lama kemudian Dokter Rezky membalas chatku. Komunikasi diantara Kami terjalin. Aku merasakan energi yang luar biasa di dalam hatiku. Kebahagianku seperti perlahan muncul saat kehadiran dr  Rezky. Aku jatuh cinta ? Sepertinya belum bahkan tidak pernah sama sekali terlintas dalam pikiranku karena itu begitu sangat mustahil. Aku hanya mengagumi Dia seorang Pria tampan yang baik hati dan tidak sombong kehadiranya seperti malaikat yang memberikan kedamian dalam hidupku. Dan Aku begitu sangat bersyukur padaAllah telah mempertemukan serta mengenalkanya padaku

 

                                                            ***

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                       

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Why Him?
539      279     2     
Short Story
Is he the answer?
WulanaVSurya
402      281     1     
Romance
Terimakasih, kamu hadir kembali dalam diri manusia lain. Kamu, wanita satu-satunya yang berhasil meruntuhkan kokohnya benteng hatiku. Aku berjanji, tidak akan menyia-nyiakan waktu agar aku tidak kecewa seperti sedia kala, disaat aku selalu melewatkanmu.
Katanya Buku Baru, tapi kok???
420      279     0     
Short Story
Cinta dan Rahasia
383      285     0     
Short Story
Perasaan tak mudah untuk dipendam. Ketahuilah, manusia yang ‘kuat’ adalah manusia yang mampu mengekspresikan perasaanya. Itu semua wajar. Manusia akan merasakan senang bila mendapatkan kebahagiaan dan sedih bila harus kehilangan.
ZAHIRSYAH
5047      1579     5     
Romance
Pesawat yang membawa Zahirsyah dan Sandrina terbang ke Australia jatuh di tengah laut. Walau kemudia mereka berdua selamat dan berhasil naik kedaratan, namun rintangan demi rintangan yang mereka harus hadapi untuk bisa pulang ke Jakarta tidaklah mudah.
Aku Mau
9411      1824     3     
Romance
Aku mau, Aku mau kamu jangan sedih, berhenti menangis, dan coba untuk tersenyum. Aku mau untuk memainkan gitar dan bernyanyi setiap hari untuk menghibur hatimu. Aku mau menemanimu selamanya jika itu dapat membuatmu kembali tersenyum. Aku mau berteriak hingga menggema di seluruh sudut rumah agar kamu tidak takut dengan sunyi lagi. Aku mau melakukannya, baik kamu minta ataupun tidak.
SALAH ANTAR, ALAMAKK!!
759      530     3     
Short Story
EMMA MERASA BOSAN DAN MULAI MEMESAN SESUATU TAPI BERAKHIR TIDAK SEMESTINYA
PROMISE
547      386     2     
Short Story
ketika sebuh janji tercipta ditengah hubungan yang terancam kandas
Jangan Datang Untuk Menyimpan Kenangan
457      322     0     
Short Story
Kesedihan ini adalah cerita lama yang terus aku ceritakan. Adakalanya datang sekilat cahaya terang, menyuruhku berhenti bermimpi dan mencoba bertahan. Katakan pada dunia, hadapi hari dengan berani tanpa pernah melirik kembali masa kelam.
Reach Our Time
9019      2165     5     
Romance
Pertemuan dengan seseorang, membuka jalan baru dalam sebuah pilihan. Terus bertemu dengannya yang menjadi pengubah lajunya kehidupan. Atau hanya sebuah bayangan sekelebat yang tiada makna. Itu adalah pilihan, mau meneruskan hubungan atau tidak. Tergantung, dengan siapa kita bertemu dan berinteraksi. Begitupun hubungan Adiyasa dan Raisha yang bertemu secara tak sengaja di kereta. Raisha, gadis...