Jujur saja,seumur hidup aku baru merasakan jatuh cinta satu kali.Tapi,orang yang ku cintai itu sudah meninggal sebelum aku mengungkapkan isi hatiku.
Dan sekarang,aku belum tertarik menggantikan posisinya di hatiku.
Tak terasa,aku sudah 3 bulan bersekolah di SMA Tribuana ini.
Aku senang bisa bersekolah di sini.Karena selain aku bisa bertemu dengan teman lama ku,teman baru ku juga sudah banyak.Terlebih lagi Arka,dia selalu mengajakku manggung di Cafe ayahnya.Bayarannya lumayan.Sekali manggung,uangnya bisa jadi uang jajan tambahan.Walaupun ujung ujungnya aku masukkin celengan sih.
Itu juga terpaksa, Zahra yang mau masukkin ke celengan.
Kondisi keluargaku juga sudah mulai stabil.Ayah dan Bunda mengerjakan pekerjaan nya masing masing tanpa mempermasalahkan gaji lagi.Walaupun Zahra masih ku titipkan pada nenek karena gak ada yang jagain dia.Mau nyewa pengasuh,sayang uangnya.Mending di rumah nenek aja.Aman dan terpercaya.Gratis pula.Tanpa di pungut biaya.
Hari minggu ini,aku mengajak Zahra ke taman kota.Ku biarkan dia menghirup udara segar.Rencananya,Bunda sama Ayah juga mau ikut.Tapi nyusul.Aku dan Zahra pun berkeliling taman.Ketika sedang asyik,ku lihat Beta bersama Kakaknya,Denny.Dia melambaikan tangannya.Aku hanya membalasnya dan melanjutkan aktivitasku bersama Zahra.
Tak lama,ponselku berdering.Ada telfon masuk.Aku angkat,
"Halo"
"Halo,fa.Ini bunda.Kamu sama Zahra kesini yuk"
"Ngapain?"
"Kita makan dulu.Bunda lagi makan bubur nih"
"Ada ayah di sana?"
"Ada"
"Cie,berduaan"
"Iya,berasa pacaran lagi.Yaudah,cepet kesini"
"Iya bun"
~telfon mati
Aku pun menggendong Zahra di punggungku.Zahra merentangkan tangannya seolah dia terbang.Aku hanya mengikuti permainannya.Aku agak berlari saja agar Zahra merasa senang.Warung bubur tempat bunda makan itu tidak jauh dari sini.Jalan kaki saja cukup.Sepanjang perjalanan,aku menikmati peranku sebagai pesawat yang Zahra kendalikan.Ku lihat di sekitarku,orang orang seusia ku sedang bercanda dan bermesraan dengan pacarnya.Sepertinya mereka bahagia.Tapi menurutku,yang lebih bahagia adalah Ayah dan Bunda akur lagi.Malah kelakuan mereka aja kaya orang yang baru jatuh cinta.Itu adalah hal yang paling membahagiakan menurutku.Kapan lagi aku bisa berkumpul dengan keluargaku secara lengkap selain hari minggu.
Setelah sampai,Bunda langsung memesankan bubur untukku dan Zahra.
"Bunda kapan cuti?" tanyaku pada Bunda
"Bunda lagi sibuk sibuk nya.Mungkin setelah proyek sekarang selesai,bunda bisa ambil cuti" jawab Bunda
"Kalo ayah?" tanyaku pada Ayah.
"Ayah liburnya kalo musim liburan" jawab Ayah
"Yah,lama dong" keluhku
"Gpp sayang,kita kan libur tiap minggu" ucap Bunda menenangkan
"Iya,tiap minggu.Tiap hari minggu" jelasku
"Udahlah,Zahra juga gpp" ucap Ayah sambil melirik Zahra yang sudah mulai memakan bubur nya.
"Kamu,mau punya adik lagi?" tanya Bunda padaku
Aku melirik Zahra.Kemudian,ku tatap Ayah dan Bunda bergantian.
"Zahra masih kecil" jawabku agak kesal
"Ya gpp,umur Bunda sama tante Rina juga cuma beda 3 tahun" ucap Bunda
"Udahlah,Zahra aja gak ada yang urus.Udah mau tambah lagi,hah?" tanyaku
"Becanda fa" ucap Ayah
Candaan ringan pun menemani sarapan kami.Aku sangat bahagia dengan kehidupanku yang sekarang.Walaupun aku gak punya pacar,aku punya keluarga yang lebih rukun.
***
Malam itu,aku sedang memainkan gitarku di balkon.Dari balkon aku bisa melihat langsung kejadian di depan rumah ku.
Ku lihat,Beta bersama Samuel menyusuri jalanan dan melewati rumahku.Aku hanya memperhatikan mereka.Tanganku tetap memainkan senar gitar.Sudah seperti soundtrack saja aku.Tak lama dari situ,aku mendapat ide cemerlang.
"Beduaan terus,lagi gelap lagi.Awas yang ketiga nya setan!" teriakku dari balkon.
Beta dan Samuel celingak celinguk mencari asal suara.Aku bersembunyi di pagar yang terbuat dari tembok.Aku bisa melihat mereka dari sela sela pagar.Aku tertawa sangat puas.
Sudah lama aku tidak sejail ini.Aku memang sering jail dulu.Arya yang punya ide nya.Tapi,semenjak konflik Ayah dan Bunda,aku jadi jarang kaya gini.Boro boro kepikiran ngerjain orang.Yang aku pikirkan hanya bagaimana membuat Zahra tetap bahagia dari hari ke hari.Aku benar benar tidak ingin senyumnya menghilang sehari saja.
Setelah Beta dan Samuel ku pastikan pergi,aku masuk rumah.Ku lihat Zahra sangat menggemaskan saat tertidur seperti itu.Aku merasa lebih beruntung dari nya karena saat aku seusianya,aku sangat di manja oleh Ayah dan Bunda.Sedangkan dia,boro boro di manja,di perhatiin juga nggak.Tapi,aku pernah mendengar Zahra berkata,"Allah baik sama ara,bang.Allah sudah ngasih ara bang Alfa.Allah gak ngasih bang Alfa ke siapa siapa.Ke ara aja.Ara sayang sama bang Alfa" Zahra memelukku setelah berkata seperti itu.
Aku malah tersenyum dan mataku berkaca kaca ketika mengingat kejadian saat itu.Aku langsung merebahkan diriku di sampingnya.Kelak,aku ingin memiliki seorang anak seperti Zahra.Tapi,aku akan lebih menyayanginya.Aku tidak akan menempatkan nya di posisi Zahra saat ini.Aku pun tertidur sambil memeluk Zahra.
***
Pagi pagi sekali aku sudah terbangun dalam keadaan yang masih memeluk Zahra.Zahra masih tertidur lelap.Aku langsung mandi.Aku sudah berseragam lengkap.Tapi Zahra masih tidur.Ku lirik jam dinding.Aku harus segera berangkat sekolah.
Aku turun dari kamar.Ku temui Ayah dan Bunda di ruang makan.
"Ayah,bunda,Zahra belum bangun.Tolong mandiin ya.Terus kasih dia susu dulu.Jangan lupa kasih sarapan.Udah selesai semua,titipin ke nenek.Maaf ya Alfa nyuruh.Alfa harus sekolah.Gak biasanya juga Zahra bangun telat gini"ucapku pada Ayah dan Bunda
"Alfa,seharusnya bunda yang minta maaf.Bunda yang harusnya tau semua keperluan Zahra.Maafin bunda ya"balas bunda
"Gpp kok bun,itu emang udah jadi tugas Alfa tiap hari" ucapku pada bunda
"Oh iya,fa.Bunda mau nyampein sesuatu sama kamu"
"Apa bun?"
"Bunda udah bilang sama kakek kamu.Bunda mau berhenti kerja karena Zahra gak keurus.Kakekmu setuju.Tapi,katanya bunda berhenti kerja setelah ada pengganti nya.Kau kan tau,sekretaris di kantor itu harus yang benar benar berkualitas.Dan zaman sekarang, yang berkualitas itu banyak.Tapi, yang amanah susah.Bunda sudah meminta ayahmu menggantikan bunda.Bukannya gak bisa atau gak becus dia.Tapi,dia lebih suka mengajar ketimbang mengurus berkas berkas.Kakek mu bilang,suami nya tante Rina punya orang kepercayaan yang bisa menggantikan bunda.Tapi,katanya dia masih ada kerja di Bogor.Jadi,Bunda nunggu dia selesai dulu." jelas Bunda
"Makasih bun."
Akupun pamit pada Ayah dan Bunda.
Setelahnya,aku langsung tancap gas ke sekolah.Hari senin memang hari yang sibuk.Jalanan sudah di padati kendaraan pagi pagi begini.Untung saja aku naik motor.Jadi,bisa selap selip lah.
Setelah di sekolah,aku segera menelfon bunda untuk memastikan Zahra sudah di antar ke rumah nenek atau belum.
Bunda bilang dia ambil cuti 3 hari sekarang.Jadi,bunda gak titipin Zahra.Tapi bunda masih ke rumah nenek.Biar ada temen maen Zahra nya.Sekalian mau silaturahmi katanya.
Aku bernapas lega sekarang.Sesampainya di kelas,ku lihat Beta seperti yang murung.Akupun duduk di sebelahnya.
"Pagi beta" sapaku
Beta hanya diam.
"Langit aja cerah,masa lo mendung" kataku agak menyindir
"Diem deh!" balasnya ketus
"Kenapa bet?Cerita sama gue"
"Alfa,lo tau gak,kak Sam tadi pagi berangkat sama Bella"
"Kan lo Bella"
"Bukan gue,tapi Bella yang kakak kelas itu.Mana nempel nempel lagi di mobilnya"
"Emang lo liat?"
"Liat.Gue ke sini di anter kak Denny naik motor.Waktu lampu merah,di sebelah motor yang gue naikin itu ada mobil yang kacanya kebuka.Waktu gue lirik bentar itu Kak Sam,fa.Gue sakit banget"
"Emang lo siapanya?"
"Ya,ya,bukan siapa siapanya sih.Tapi kan gue suka sama dia"
"Suka?"
"Iya"
"Move on,beta!"
"Oke,tapi ke siapa?"
"Cari aja sendiri.Gak mungkin gue kan"
"Ya enggak lah, lo temen gue"
"Ya udah, gue ke lapangan ya,mau upacara"
"Tungguinlah,kita sekelas kan"
"Iya,cepetan"
"Yuk!" ucap Beta setelah memakai topinya.
Kami pun bergegas ke lapangan upacara.Kami berbaris menurut kelas.Barisan kelasku dekat dengan barisan kelas 11 IPS-5.Aku di belakang Beta.Upacara sudah setengah berjalan.Ku lirik laki laki di samping Beta.Mencurigakan.Dia liat liat Beta terus.Aku gak bisa liat nametag nya karena dia di depanku.Aku hanya melihat wajahnya sepintas,gaya rambutnya dan sepatunya yang ada corak warna coklat tua yang ia beri nama disana.Aku tidak cukup jelas melihat namanya siapa.
Setelah upacara selesai,aku kehilangan jejak Beta.Entahlah,padahal dia di depanku.Mungkin karena para peserta upacara yang bubar dari barisannya tidak teratur.Makanya jadi ricuh gini.
Aku pun masuk kelas.Di perjalanan, ku lihat Resti sedang membawa buku yang sangat tebal.Ada dua lagi.Tebal juga dua duanya.Aku menghampiri nya.
"Hei bet,buku apaan itu?" tanyaku
"Bet?"
"Eh,maksudnya Resti,maaf,gue keseringan sama Beta jadi kaya gini.Sorry.Emh,buku apa itu?"
"Kamus Besar Bahasa Indonesia"
"Buat apa?"
"Waktu aku mau ke kantin,guru bahasa indonesia minta aku pinjemin buku ini ke perpus"
"Gue bantu yah,"
"Gak usah"
"Alahhh,gak usah canggung kali"
Aku membawa buku yang paling atas.
"Waduh,berat ini.Apalagi lo bawa dua" keluhku saat membawa buku nya
"Haha,apa aku bilang"
Kami pun sampai di kantor.Guru bahasa indonesia ku sempat mengira aku pacarnya Resti.Yang bener aja.
Aku dan Resti ke kantin untuk membeli minuman.Membawa buku setebal itu dan membawa nya ke ruang guru yang jaraknya cukup jauh dari perpus itu menguras tenaga.Di tambah dengan matahari yang sangat panas pagi pagi begini.
Di kantin,kami berdiam dulu sambil menghabiskan minuman nya.
Seperti biasa,Resti menceritakan banyak hal yang bisa meningkatkan wawasanku.Dia jarang curhat dan gak gampang curhat sama orang.Kebalikan dari Beta.
Kami tertawa lepas saat Resti menceritakan kejadian memalukannya saat SMP dulu.Tanpa sengaja,aku melihat ada perempuan dan laki laki duduk satu meja di sebelah mejaku.Dia adalah Beta.
Dan laki laki itu bukan Samuel.Gampang banget dia move on.Aku tidak bisa melihat wajahnya karena dia membelakangiku.
"Fa,ke kelas yuk.Bentar lagi bel" ajak Resti
"Oh iya,ayo!"
Kami pun bergegas ke kelas.
Mungkin akan ku tanyakan pada Beta siapa pria itu.Beta pun masuk kelas setelah melambaikan tangannya pada pria itu.
"Siapa?" tanyaku
"Panji,kakak kelas" balasnya sambil senyum
"Move on?"
"Lagi berusaha"
"Dia yang tadi baris sebelah lo bukan?"
"Iya,kenapa?"
"Nanya aja.Soalnya tadi dia lirik lirik lo"
"Oh,baguslah"
"Kok bagus?"
"Gara gara itu,gue jadi kenal sama dia"
Dih,apaan sih Beta.Mau aja di deketin sama Panji.Aku memang sering mendengar isu bahwa Panji adalah playboy paling senior di sekolah ini.Tapi,aku baru tau orangnya dia.Aku gak berani ngeledek Panji di depan Beta.Karena bagaimanapun aku menjelek jelekan dia,Beta tidak akan peduli.Kalo udah cinta itu susah.
Aku hanya berharap,Panji yang playboy itu bukan Panji yang tadi sama Beta.Aku harap ada lebih dari satu Panji di sekolah ini.
***
Sekarang,Beta jadi periang.Dia jadi senyum terus.Jarang murung.Dia sempat curhat sama aku kalo dia udah resmi jadi pacar Panji.
Setelah aku dapat informasi dari Arka,aku jadi tau kalo Panji yang playboy itu adalah Panji yang sama dengan Panji yang jadi pacar Beta.Oh tidak!kau masuk jebakan,beta.
Kata Arka,Panji itu udah punya mantan 21 di sekolah.Kalo Beta putus sama Panji,Beta jadi mantan ke 22.Mantannya 21 itu cuma yang di sekolah loh.Belum lagi yang di luar.
Y
a ampun,aku aja baru satu perempuan yang di sukai langsung di tinggal mati.
Aku tinggal menunggu tangisan Beta karena di putusin Panji.
Beta selalu pulang bersama Panji.Ke kantin bersama Panji.Ke toilet di antar Panji.Pokonya kalo ada Beta,pasti ada Panji.Kecuali di kelas.
Beta juga jadi menghindar dariku. Katanya takut Panji cemburu.
Ada ada aja.
Aku jadi lebih sering dengan Resti sekarang.Kami kemana mana selalu bersama kaya anak kembar.Aku pernah mengantarnya pulang sekali.Rumahnya mewah,harta berlimpah.Katanya orang tuanya sering berinvestasi.Makanya jadi kaya raya seperti ini.
Aku sempat masuk ke rumahnya dan bertemu dengan kakaknya.Kau tau?
Kakaknya itu senior di ekskul karate.
Jadi,kalo ada yang macem macem sama Resti dikit.Percayalah,tulangmu akan remuk seketika.
***
Aku baru saja keluar dari perpus.Seseorang menarikku ke tempat sepi.
"Lo yang becus jagain Beta!" bentaknya padaku
Orang itu Samuel.Orang yang membuat Beta patah hati tempo hari.
"Apaan sih!" seruku tidak mengerti
"Lo kan temennya,lo jagain Beta yang bener,kenapa dia bisa jadian sama Panji sih!" bentaknya lagi
"Gue gak tau,gue gak bisa nyegah dia." balas ku agak santai
"Gue gak mau ya liat dia putus dari Panji.Karena gue gak mau liat dia nangis semaleman.Tapi, gue juga gak mau dia bertahan sama Panji si Buaya Darat itu." ucapnya memelan dan duduk di kursi yang ada di koridor.
Aku duduk di sebelahnya.
"Salah lo sih"tuduhku
"Kenapa salah gue?"
"Dia gak mau sama lo lagi karena lo gak nembak nembak,terus dia liat Bella nempel nempel sama lo di mobil.Hilang harapan dia"
"Jadi dia tau?"
"Tau,liat sendiri malah"
"Padahal,itu Bella aja yang kecentilan sama gue"
"Tetep aja,pikiran Beta pasti ke arah negatif"
"Kalo Panji mutusin Beta,gue akan jadi orang terdepan yang hajar dia.Lo di belakang gue ya"tekadnya sangat yakin
"Eh,kok gitu?"
"Kalo gue kalah,lo bisa gantiin gue"
"Apa hubungannya?Gue cuma temenan aja sama Beta"
"Ya tapikan lo temen deketnya"
"Emang udah yakin Beta putus sama Panji?"
"Yaiyalah,motto si Panji itu,Tujuan berpacaran adalah untuk putus"
"Bisa gitu ya"
"Gue ke kelas dulu ya,jaga beta baik baik!"
"Iya"
Aku tersenyum melihat kelakuan Samuel.Orang jatuh cinta sampe segitunya ya.Aku tidak berani mengambil resiko sebesar itu.Kalian taulah,kalo kita berani untuk jatuh cinta.Kita juga harus berani jatuh karena cinta.Aku terlalu payah dalam urusan cinta.Aku juga tidak ingin waktuku terbuang percuma hanya untuk itu.
Aku pun langsung ke kelas karena aku bingung harus ngapain lagi.Di kelas,tepatnya di mejaku.Dia.Si cowo sialan itu. Panji duduk di mejaku.Kakinya bertumpu pada kursiku.Dan Beta tetap duduk di kursinya.Jadi, posisi mereka berhadapan dengan posisi Panji lebih tinggi.Aku jelas tidak menerimanya.Aku coba tegur Panji.
"Maaf kak,saya mau duduk" ucapku agak sopan.Walaupun males sih manggilnya pake kakak
"Duduk aja.Kursi banyak!" sahut Panji agak ketus
"Tempat duduk saya disini kak" balasku
"Oh,jadi kamu sebangku sama cowo,sayang" ucap Panji pada Beta
Beta hanya mengangguk.
"Oh,awas ya lo.Jangan deket deket sama Beta" ancamnya padaku
"Gimana gak deket deket,gue kan sebangku sama dia" sahutku agak kesal
"Pindah aja lo kebelakang!"
"Gak bisa dong.Ini sudah jadi peraturannya.Tempat duduk sesuai absen"
"Halah,alesan.Pindah lo"
"Kak Panji, udahlah" ucap Beta
"Ini gak bisa di biarin.Kalo kamu selingkuh sama dia gimana?"balasnya pada Beta
"Gak akan,kalo seandainya aku suka sama Alfa,aku gak akan suka sama Kak Panji." sahut Beta
"Yaudah deh.Aku ke kelas dulu ya sayang.Dah Beta ku tercinta" ucap Panji sambil melambaikan tangan pada Beta. Beta pun melambaikan tangan pada Panji.
Aku membersihkan tempat dudukku dengan tisu karena sepatu Panji sepertinya sangat kotor.
Setelah itu,aku langsung duduk.Aku berpikir sejenak.Beta sepertinya menatapku.Tapi aku menatap lurus ke depan.
Saat Beta membuka mulutnya(mungkin akan menyebut namaku),aku langsung memanggil Resti.
Ku lihat ekspresi nya kecewa dan malu juga karena dia sudah mengumpulkan keberanian untuk menyapaku saat ini.Resti menghampiri ku.
"Nanti sore jadi?" tanyaku pada Resti
"Iya,jadi kok.Aku tunggu jam 4 yah" balas Resti
"Oke,gue bawa Zahra boleh?"
"Bawa aja,aku suka anak kecil"
"Ya udah, jam 4 ya"
Resti pun kembali ke tempatnya.
"Yang jauh di panggil panggil,
Yang deket mah di cuekkin" gerutu Beta.
"Kenapa sih?" tanyaku padanya
"Gue bosen,mau curhat sama lo" jawabnya
"Jangan,nanti Panji cemburu,kalo dia minta putus gimana?" balasku agak ketus
"Gak akan fa"
"Gue gak mau liat lo nangis karena cowo,bet.Ngapain."
"Heleh,kaya yang pernah ngalamin pacaran aja lo"
"Memangnya,ilmu berpacaran harus di rasain dulu. gak usahlah"
"Yaiyalah,pacaran itu tentang pengalaman,bukan teori!"
"Terserah"
Aku mendiamkan Beta lagi.Dia nyebelin sih.Apalagi setelah jadian dengan Panji.
Aku pun mengobrol dengan Arka.Rencananya, sore ini aku akan manggung di Cafe ayahnya.
"Awas loh jangan telat" pesan Arka
"Yoi bro,gue ajak Resti juga kok"balasku
"Wah?asik dong,gue nanti gabung yah"
"Boleh"
???
Sore itu,aku menjemput Resti di rumahnya.Terkadang,aku minder sih kalo ke rumah Resti karena aku cuma pake motor.Tapi,mau bagaimana lagi.Ayah belum mengizinkan ku naik mobil.Apalagi kalo bawa Zahra kaya sekarang.Alasan aku membawa Zahra saat ini adalah untuk mempertegas bahwa aku dan Resti tidak berpacaran.Banyak sekali orang yang menganggap aku dan Resti berpacaran di sekolah.Padahal, aku gak ada rasa sama sekali padanya.Masa iya orang mau pacaran bawa anak kecil.Ganggu kali.
Resti sudah menaiki motorku.
"Udah?" tanyaku memastikan
"Udah" balasnya lembut
"Let's go!!!" seru Zahra
Akupun melajukan motorku ke Cafe ayahnya Arka.Sepanjang jalan,keheningan pun tercipta.Zahra juga diam.Sepertinya dia menikmati perjalanan ini.
Tak perlu waktu lama.Kami sudah sampai di Cafe Ayahnya Arka.Aku segera masuk ke dalam.Sedangkan Zahra di tuntun oleh Resti.Saat ke dalam,ku lihat Arka sedang mengobrol dengan temannya.
"Arka!" panggilku
Arka langsung menghampiri ku.
"Ya udah tinggal tampil gih,alat musik nya ada di atas panggung semua" ucap Arka mengarahkan
"Oh iya,bentar ya...
Res,titip Zahra ya...
Ara,jangan nakal yah" pesanku pada Resti dan Zahra
"Iyaiya,tenang aja" balas Resti
Zahra hanya mengangguk.
Akupun menaiki panggung dan membawa gitar.Kemudian aku mulai bernyanyi.Pengunjung Cafe sangat ramai pada sore sore begini.Semua nya sangat menikmati penampilan ku saat ini.
Aku turun dari panggung setelah menyanyikan 3 buah lagu.Saat aku akan menuju meja Resti dan Zahra,aku melewati meja Beta dan Panji.
"Keren fa" puji Beta padaku sambil mengacungkan jempolnya
"Makasih" ucapku sambil tersenyum.
Ku lihat ekspresi Panji. Sangat buruk.Dia mengisyaratkan dengan matanya agar aku cepat pergi dari hadapannya.
"Gue ke sana ya bet,dahh" pamitku pada Beta saja.Karena Panji itu yang ngusir.
Sampai di meja ku,Resti dan Zahra bertepuk tangan.
"Horeee,bang Alfa bagus" ucap Zahra
"Iya,ara mau kaya bang alfa?" tanya ku
"Ya jangan dong,Zahra manggungnya di panggung megah,di konser nya sendiri.Bukan kaya kamu"sahut Resti
" hehe,kan semua berasal dari yang kecil dulu"balasku nyengir
"Udah,makan dulu.Aku udah pesenin nih" ucap Resti
"Makasih ya" balasku
"Sama sama" celetuk Zahra
Aku dan Resti pun tertawa
Saat kami menyantap makanan kami,Arka datang menghampiri.
"Gimana?enak gak makanannya?"tanya Arka
"Enak enak,thank's ya udah ngundang kita kesini" jawab Resti.
"Iya sama sama.Oh iya fa,bokap gue nunggu di ruangannya"kata Arka
"Oh iya.Res,gue tinggal dulu ya" pamitku pada Resti.
Aku pun segera ke ruangan ayahnya Arka.Aku mengetuk pintunya.
"Masuk aja!" seru Ayahnya Arka dari dalam.
Akupun masuk.
"Kamu yang sering manggung disini" pinta ayah Arka
"Iya om,kalo saya gak ada kegiatan,saya pasti ke sini" balasku
"Soalnya,kalo kamu manggung,para customer jadi makin betah di sini.Kadang kadang mereka suka nambah pesanan lagi"
"Oh iya om,saya usahain"
"Eh,iya.Saya titip anak saya ya."
"Emang dia kenapa om?"
"Dia itu gampang kena pengaruh orang lain.Semoga yang memberi pengaruh itu kamu.Kamu kan gak mengarah ke yang negatif."
"Iya om"
"Oh iya,ini bayaranmu.Hari minggu harus ke sini ya"
"Iya om"
Aku pun menerima amplop coklat dari Ayah Arka.
Aku berpamitan padanya dan kembali ke Zahra.
Zahra meneriaki ku sebelum aku sampai.
"Jangan teriak" pintaku
"Iya" balas Zahra agak ketus
"Hahaha,teriak aja.Biar bang Alfa nya malu ya" ucap Resti
"Iya iya," balas Zahra bersemangat
"Kalian tuh ya.Udah cocok.Kaya Ayah,ibu dan anak" timpal Arka
"Bisa aja lo.Nggak kali" balasku
Setelah cukup lama,Resti minta antar pulang.Katanya dia gak di izinin sampai malam.Aku pun segera mengambil motor di parkiran.
Setelah semua sudah di motor,aku pamit pada Arka.
"Thank's ka"ucap ku pada Arka
" iya,sering sering ke sini ya"balasnya
"Dahhh" ucap Zahra pada Arka
Sepanjang perjalanan pulang,keheningan tetap menemani.Mungkin Resti bukan tipe orang yang suka bicara.
Setelah sampai di depan gerbang rumah Resti,Resti turun dari motorku.
"Maaf ya gue gak bisa pamit sama nyokap lo.Soalnya Zahra tidur nih.Nanti dia bangun lagi" ucapku pada Resti
"Iya.Makasih ya fa." ucap Resti.
Kemudian resti mencium jari telunjuk dan jari tengahnya sendiri.Setelah itu,dia menyentuhkan jarinya itu ke pipiku.Aku hanya tersenyum kecil.
"Bye!"pamitku
" Makasih Alfa!"teriak Resti saat aku sudah agak menjauh dari rumahnya.
Ku lihat sebentar.Resti sudah masuk rupanya.
Terima kasih Resti.
???