“Agatha ya?"
Dia yang terpanggil, berhenti menggambar. Agatha langsung mendongakkan kepalanya.
Sorot senja yang teramat pekat dari ujung barat, membuat seluruh gerak-gerik cowok yang baru saja memanggilnya hanya berupa siluet, sama sekali tak terlihat. Beberapa kali ia mengerjapkan matanya, bayangan tubuh cowok itu mulai bisa terselamatkan.
Agatha menautkan alisnya. Lalu berujar, “lo siapa?”
Karena cowok itu telah mengusik ketentramannya, maka dengan segera dia memasukkan peralatan menggambarnya ke dalam tempat pensil, dan bergegegas menutup sketchbook-nya.
“Nama gue …, coba deh, lo tebak gue.”
Dengan heran, cewek itu menggertakkan giginya. Lalu ia berusaha dengan sekuat tenaga memutar kursi roda, menjalankan rodanya untuk menjauhkan diri dari cowok itu. “Sorry, gue nggak ada waktu!”
“Nama gue, salah satu dari nama planet. Coba lo tebak!”
“Nggak penting.”
***