Read More >>"> BACALAH, yang TERSIRAT (Perhatian) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - BACALAH, yang TERSIRAT
MENU
About Us  

L

Suatu malam,

Saat dewi rembulan hanya menampakkan separuh wujudnya.

 

“Gimana kabarnya, dek Erin? Sehat?”

“Alhamdulillah,, sehat, kak.”

“Tadi dek Erin ada jadwal olah raga ya?”

“Iya, kak,, Kak Yono tau ya?”

“Tadi pas kebetulan lewat lapangan belakang.”

“O ya,”

“Masih pak Wawan ya yang ngajar olah raga?”

“Iya, kak.”

“O ya, ini dek Erin sudah belajar belum?”

“Bentar lagi, kak,, Ini lagi beres – beres buku pelajaran.”

“Apa besok ada ulangan?”

“Kayaknya enggak,”

“Wah, kebetulan,, Saya mau tanya – tanya boleh?”

“Iya, kak,, nggak pa – pa.”

“Kalo boleh tau dek Erin kok pingin masuk di SMA xx kenapa ya?”

“Karena orang tua yang nyaranin. Katanya orang tua SMA xx itu sekolah favorit.”

“Lha selama ini ada kesulitan dengan mata pelajaran atau guru – gurunya?”

“Mm,, nggak ada sih, kak. Tapi kadang neranginnya itu mbosenin.”

“Oh gitu, Lha pelajaran yang paling disukai dek Erin apa?”

“Haha,, nggak ada yang jadi favorit, kak.”

“Ohh, gitu ya,, Lha dek Erin ini ikut ekskul?”

“Hehe,, ada sih, kak. Tapi ini saya baru masuk.”

“Kalo boleh tau ekskul nya apa?”

“Bela diri, kak.”

“Oo, bela diri ya, Saya mesti hati – hati nih sama dek Erin.”

“Hahaha,, Untuk jaga – jaga aja kok, kak. Saya ikut ekskul bela diri aja disuruh ayah. Katanya biar bisa kelahi kalo ada orang yang njahatin saya.”

“Oh iya,, Saran ayah kamu itu betul juga. Sekarang tu banyak anak – anak sekolahan nongkrong – nongkrong nggak jelas gitu di pinggir – pinggir jalan dan sukanya nggodain cewek.”

“Iya, kak,, ayah juga bilang gitu kemarin.”

“O gitu, Siap,, Kayaknya udah malem nih, cukup aja dulu. Maaf ya dek kalo ngganggu waktu belajarnya.”

“Iya, kak,, kebetulan pas masih beres – beres aja kok.”

“O ya,, Haha,, Makasih ya, Met belajar,”

“Iya, kak,, sama – sama,, Met belajar juga,”

 

 

 

LI

Saat sang waktu melangkah seperti sebelum – sebelumnya.

 

Mamat baru saja datang, dan meletakkan tas nya.

Duduk, lalu mulai bermain game pada hp.

Seseorang tampak menghampirinya.

“Mat,, kamu udah ngerjakan tugasnya pak Jamal?”

“Udah,”, jawab laki – laki itu, santai.

“Kalo tugasnya bu Warni?”

“?? Ada to?”

“Ada lah,”

“Bukannya besok?”

“Hari ini keles,”

“Hoh??” Meletakkan hp di atas meja.

Mamat segera mengeluarkan sebuah buku.

Tampak pada lembar halaman buku itu jika hari itu ada jadwal bahasa inggris.

“Aduh,, belum ngerjakan aku, Von.”

“Mau pinjem gak?”

“Ya mau lah,, Mana?”

“Nih,” Menyerahkan sebuah buku.

“?? Kok kamu udah bawa bukunya?”

Tidak menyahut. Vonni menjadi salah tingkah.

“Hmm, kamu semalaman nyetalk aku ya,”

“Bokk,” Kepala Mamat kena pukul buku tulis itu.

“Idiot,!”, umpat Vonni, meletakkan bukunya di atas meja.

Lalu cewek itu kembali ke mejanya.

“Aduuhh, savage banget sih,”, gumam Mamat.

Beberapa saat kemudian dirinya mengerjakan tugas itu.

 

 

 

LII

Malam hari,

Dewi rembulan kembali bersinar di angkasa.

Walaupun hanya separuh wujudnya yang tampak.

 

Menghela nafas, panjang. Vonni siap belajar akuntansi.

Dengan cekatan dirinya mengeluarkan buku – buku pelajaran.

Dalam waktu singkat cewek itu sudah mengerjakan soal akuntansi.

 

Teringat sesuatu. “Mamat udah belajar akuntansi belum ya?”

“Dia kan paling bodoh kalo masalah akuntansi.”

Cewek itu menghentikan aktifitasnya.

Meraih hp nya dan mulai mengetik pesan.

“Mat, kamu udah belajar akuntansi belum? Besok ulangan lo,”

Lalu mengirimkannya.

Beberapa saat kemudian balasan tiba,

“Haduhh, akuntansi ya? Kok aku males belajar akuntansi.”

“Ya jangan maleslah, Mat. Daripada besok nilaimu jelek lo,”

“Iya sihh, tapi gimana? Aku nggak mudeng jurnal penyesuaiannya.”

“Ini aku udah nyatet jurnal penyesuaian capturin gak?”

“Iya, iya,, Ada soalnya kan?”

“Iyaa, ada,”

“Asyikk,, Makasih ya, Von.”

“Iya,” Sambil Vonni mengirimkan beberapa foto melalui WA.

“Udah tu, Sana ndang belajar yang rajin.”

“Haha,, Siap,,”, balas Mamat.

 

 

 

LIII

Siang hari,

Saat istirahat jam pelajaran.

 

Beberapa siswa tampak bergerombol di sebuah kantin.

Mereka sedang memakan nasi pecel Mak Ayem nan lezat.

Tampak para siswa itu begitu menikmati kesempatan menyantap nasi pecel.

Bumbu kacangnya merasuk. Pedas. Juga dengan porsi yang mengeyangkan perut.

Untung saja di hadapan mereka masing – masing ada segelas minuman.

Jika tidak, mereka akan sulit menjinakkan rasa pedas gila pecel itu.

 

“Huaahh,, Udah minum masih kerasa pedes aja.”

“Haha,, kamu juga sih minta pedes yang kayak mercon.”

“Lha gimana? Aku penasaran sama pedesnya, katanya bikin nangis badai.”

“Haha,, kena badai kan kamu sekarang.”

“Iya, astaga,, Pedes banget, Gila,”

Melihat makan siang Yono masih setengah utuh. “Dimakan dulu Yon nasi pecelnya.”

“?? Hehe,, lagi seru nih. Nggak bisa diganggu gugat.”

“Biasalah, Nor,, kalo udah kena lezatnya cinta, nasi pecel diduakan.”

“Iya, bener,, dulu aja nasi pecel nomor satu.”

“Kayaknya mak e perlu bikin menu baru, biar orang yang lagi jatuh cinta masih doyan makan.”

Sambil menyendok sayuran. “Heh, jangan salah, Fen. Orang yang lagi jatuh cinta tu udah makan sebenernya.”

“?? Kok bisa? Emang makan apa?”

“Makan gombal,, Haha,,”

Krik, krik, “Emang lucu ya, Nor?”, sahut Fendi.

“Haha,, sadis banget kamu, Fen.”

Sambil diliputi rasa dongkol, Norman memakan sesendok sayuran.

“Jangan marah ya, Nor. Cuma bercanda aja kok.”

“Udah sering aku disakiti kayak gini.”, sahut Norman.

“Hahaha,,” Yono tampak terpingkal – pingkal.

“Kamu memang temenku yang paling sabar.” Sambil Fendi menepuk – nepuk pundak Norman.

“Haha,, ada maunya tuh,”

“Pujian ku ini nggak ada pamrihnya ya,”, ucap Fendi.

“Ah, mosok,?”

“Eh, Yon,, btw,, pdkt mu gimana?”

“Haha,, ganti topik,, Biar alibinya nggak ketahuan.”, canda Yono.

“Sem**k ya,! Ini nanya beneran nih,”

“Haha,, Berhasil dong,”

“Berhasil kayak gimana?”

“Ya berhasil, Kemarin aku mulai mengintensifkan obrolanku.”

“Lha tanggapannya gimana?”

“Yaa, lumayan sih,”

“Lumayan gimana? Jelasin dong,”

“Ya responnya baik, meskipun agak pendiam. Dan yang terpenting nih, aku udah dapet FB nya.”

“?? Dapet FB nya aja bangga,”

“Ya kan bertahap, Fen. Kamu itu,”, sahut Yono, agak dongkol.

“Lha trus selanjutnya kamu mau gimana?”

Sambil bercanda, “Hoo,, ya rahasia dong, Mau tau aja,”

“?? Kamu emang beneran sem**k og,”

 

 

 

LIV

Malam hari pun tiba,

Dewi rembulan tampak tersenyum lebar di angkasa.

 

Erin tengah bersiap – siap untuk belajar.

Buku – buku pelajaran dan peralatan tulis telah diletakkan di atas meja.

 

Tapi, cewek itu belum ingin memulainya.

Melihat layar hp. “Udah jam 7 lebih.”, gumam Erin.

“Kak Yono ngeWA nggak ya?”

Tampak harap – harap cemas menunggu.

 

Beberapa menit kemudian,

“Tringing, tringing,” Sebuah pesan diterima hp Erin.

Tampak senang dirinya mendengar benda itu berbunyi.

Segera cewek itu membaca isi pesan.

“Malem, dek Erin,, udah belajar belum?”

Dengan rela hati membalas,

“Iyaa, ini mau belajar.”

“O ya,, met belajar ya, moga belajarnya bisa fokus.”

“Amin,, makasih, kak. Moga kakak juga fokus belajarnya.”

“Amin,, Malem, dek Erin.”

“Malem juga, kak.”

 

Selanjutnya, cewek itu mulai mengerjakan tugasnya.

 

 

 

LV

Esok harinya,

Saat jam istirahat pelajaran.

 

Gazebo sekolah,

Setelah menenggak F**it Tea. “Lagi mikirin apa, Yon? Serius banget gitu,”

Menghela nafas. “Ini, lagi mikir gimana caranya ngajak Erin jalan.”

“Wuzz,, udah mau ngajak Erin jalan, Yon?”

Dengan gregetnya, “Ya udah saatnya dong, Fen.”

“Kamu mau ngajak jalan kemana?”

“Rencananya sih ke CL.”, jawab Yono.

“Wezz,, to the point.”

“Ya harus dong, Mosok pake basa – basi.”

“Lha kira – kita Erin mau nggak?” Sambil Norman mengecap manisnya teh.

“Lha itu yang aku belum tau. Moga aja mau.”

“Tetep optimis, Yon. Keep spirit,”, ucap Norman.

Dengan percaya diri. “O iya, dong,, harus itu. Kalo nggak gitu mana mungkin dapat.”

“Kamu salah kayaknya ngomong kayak gitu, Nor. Untuk masalah cewek Yono kan semangat terus.”

“Haha,, bisa aja kamu, Fen.”

“Emang kenyataannya gitu kan?”

“Haha,, Siap,,”, sahut laki – laki tajir itu.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Petrichor
4109      1380     2     
Inspirational
Masa remaja merupakan masa yang tak terlupa bagi sebagian besar populasi manusia. Pun bagi seorang Aina Farzana. Masa remajanya harus ia penuhi dengan berbagai dinamika. Berjuang bersama sang ibu untuk mencapai cita-citanya, namun harus terhenti saat sang ibu akhirnya dipanggil kembali pada Ilahi. Dapatkah ia meraih apa yang dia impikan? Karena yang ia yakini, badai hanya menyisakan pohon-pohon y...
Sebuah Musim Panas di Istanbul
320      219     1     
Romance
Meski tak ingin dan tak pernah mau, Rin harus berangkat ke Istanbul. Demi bertemu Reo dan menjemputnya pulang. Tapi, siapa sangka gadis itu harus berakhir dengan tinggal di sana dan diperistri oleh seorang pria pewaris kerajaan bisnis di Turki?
Kamu!
1856      703     2     
Romance
Anna jatuh cinta pada pandangan pertama pada Sony. Tapi perasaan cintanya berubah menjadi benci, karena Sony tak seperti yang ia bayangkan. Sony sering mengganggu dan mengejeknya sampai rasanya ia ingin mencekik Sony sampai kehabisan nafas. Benarkah cintanya menjadi benci? Atau malah menjadikannya benar-benar cinta??
Rêver
5500      1642     1     
Fan Fiction
You're invited to: Maison de rve Maison de rve Rumah mimpi. Semua orang punya impian, tetapi tidak semua orang berusaha untuk menggapainya. Di sini, adalah tempat yang berisi orang-orang yang punya banyak mimpi. Yang tidak hanya berangan tanpa bergerak. Di sini, kamu boleh menangis, kamu boleh terjatuh, tapi kamu tidak boleh diam. Karena diam berarti kalah. Kalah karena sudah melepas mi...
THE WAY FOR MY LOVE
406      311     2     
Romance
Mencintaimu di Ujung Penantianku
4190      1148     1     
Romance
Perubahan berjalan perlahan tapi pasti... Seperti orang-orang yang satu persatu pergi meninggalkan jejak-jejak langkah mereka pada orang-orang yang ditinggal.. Jarum jam berputar detik demi detik...menit demi menit...jam demi jam... Tiada henti... Seperti silih bergantinya orang datang dan pergi... Tak ada yang menetap dalam keabadian... Dan aku...masih disini...
Sanguine
4424      1448     2     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...
ALVINO
4140      1839     3     
Fan Fiction
"Karena gue itu hangat, lo itu dingin. Makanya gue nemenin lo, karena pasti lo butuh kehangatan'kan?" ucap Aretta sambil menaik turunkan alisnya. Cowo dingin yang menatap matanya masih memasang muka datar, hingga satu detik kemudian. Dia tersenyum.
in Silence
392      268     1     
Romance
Mika memang bukanlah murid SMA biasa pada umumnya. Dulu dia termasuk dalam jajaran murid terpopuler di sekolahnya dan mempunyai geng yang cukup dipandang. Tapi, sekarang keadaan berputar balik, dia menjadi acuh tak acuh. Dirinya pun dijauhi oleh teman seangkatannya karena dia dicap sebagai 'anak aneh'. Satu per satu teman dekatnya menarik diri menjauh. Hingga suatu hari, ada harapan dimana dia bi...
complicated revenge
17277      2761     1     
Fan Fiction
"jangan percayai siapapun! kebencianku tumbuh karena rasa kepercayaanku sendiri.."