Loading...
Logo TinLit
Read Story - BACALAH, yang TERSIRAT
MENU
About Us  

IX

Saat jam istirahat siang,

 

Tampak seorang cewek menjerembabkan tubuhnya pada sebuah meja kelas.

Aura bosan tersirat jelas dari wajahnya nan cantik.

Lemah, lunglai. Tak berdaya.

 

“Semangat dong, Von. Jangan lemes gitu,”

“Aku lagi nggak greget, Wan.”

“Kenapa nggak greget?”

“Aku pingin  punya pacar.”, jawab Vonni.

Keheranan. “Astaghfirullah,, gitu aja bikin kamu nggak greget.”

Membangkitkan tubuhnya untuk beradu argumen. “Ya iyalah,, punya pacar tu bisa dijadiin motivasi buat rajin belajar.”

“Nggak semua orang bisa njadiin punya pacar itu sebagai motivasi, Salah – salah kamu malah jarang belajar gara – gara pacaran terus.”

“Ya enggak lah,, Aku tau mana cowok yang bisa jadi motivasi aku untuk belajar, mana yang tidak.”

Menghela nafas. “Terserah lah, Von.”

“Kamu jangan ngambek gitu dong, Bantuin aku kek,”, rajuk Vonni.

“Iyaa,, Bantuin apa?”

“Bantuin aku cari pacar.”

“Huuhh,,” Wanda tampak semakin kesal.

“Aku kalo suruh nyariin cowok, jujur nggak bisa, Von. Tapi kalo nyaranin cowok ke kamu, bisa.”

“Gimana?, Gimana?”

“Kamu pingin tau?”

“Iya, iya,, Katakan kamu mau nyaranin apa?”

“Kamu to jadian aja sama Mamat.”, ucap Wanda.

“Hah!? Mamat?! Si cowok mesum itu??”

“Iya, Mamat,, Kenapa enggak?, Meskipun cowok itu mesum tapi Mamat itu orangnya perhatian dan kayaknya cocok sama kamu yang menggebu – gebu.”

“Mamat??, Cowok mesum dan nggak punya gairah hidup kayak gitu?”

“Iya, Gimana?”

“Enggak, enggak,, Kalo udah nggak ada cowok di bumi ini aku baru mau njadiin Mamat pacar aku, kalo perlu jadi suaminya sekalian.”

“Astaghfirullah,, ntar kalo jadi beneran lo, Von.” Wanda menjadi takut.

“Biar aja, Kalo memang itu takdir aku.”

“Astaghfirullah,, nyebut, Von. Nyebut,,” , ucap Wanda.

 

Di kantin sekolah,

“Hatcing,, hatcing,,” Lalu Mamat mengusap hidungnya.

“Kenapa, Mat? Kamu flu?”, tanya Victor.

“Kayaknya ada yang ngerasani aku.”

“Halah,, kamu tu masih percaya yang kayak gituan. Itu kamu mau flu aja,”

“Sniff, Sniff,” Hidung Mamat terasa gatal.

“Kayaknya iya, aku mau flu.”

“Ndang diminumin obat, Mat. Kita ini udah kelas 3 dilarang keras buat sakit.”

“Heehh,, Sakit itu kan datangnya tiba – tiba, Tor. Lagipula siapa juga yang pingin sakit sekarang?”

“Iyaa, aku tahu. Makanya ndang diobatin tu pilek kamu.”

“Siap,,”, sahut Mamat, melanjutkan makan siangnya.

 

 

 

X

Malam hari tiba,

Dewi rembulan tampak sempurna wujudnya.

Angkasa menjadi sedikit cerah. Juga tampilannya jernih, tanpa arak – arakan awan.

 

Sesuatu yang aneh terjadi.

Ucapan Wanda terus terngiang – ngiang dalam benak Vonni.

“Ya allah,, aku kualat kayaknya.”

“Aku jadi kepikiran Mamat terus., Aduuhh, gimana nih?”

“Tu cowok kayaknya nempel di otak aku.”

Sambil Vonni memukul – mukul dahinya, berharap bayang – bayang itu cepat hilang.

 

Tapi warna yang sebenarnya tersimpan dalam ketidaksadaran.

Auranya menggeliat – geliat, ingin merasakan kasih.

 

Karena itulah bayang – bayang Mamat terus menghantui.

Menyiksa kesadaran Vonni, hingga luluh lantah.

Cewek itu pun gagal mengakses kecerdasan otaknya.

Juga tidak mampu menenangkan ketegangan.

 

Alhasil, Vonni terjaga hingga dini hari tiba.

 

 

 

XI

Esok harinya,

 

Wanda terkejut.

Wajah temannya yang cantik tampak kusam.

Auranya juga terlihat pudar.

Tampilan temannya itu menjadi kurang menarik untuk dipandang.

 

“?? Kamu kayak kurang tidur gitu, Von.”

“Iya, Gara – gara kamu nih,”

“Kok gara – gara aku?”

“Iya, gara – gara kamu kemarin nyaranin aku pacaran sama Mamat, aku nggak bisa tidur.”

“Wkwkwk,, Jadi kamu kepikiran Mamat semaleman?”

“Iya, sampe pusing nih kepala aku.”

Menghela nafas. “Kamu juga sih, Von. Makanya kamu jangan suka sesumbar gitu. Ini tu anggep aja teguran dari allah karena ucapan kamu kemarin.”

“Iya nih,, kayaknya aku kualat deh,”

“Ya udah,, perbanyak istighfar, biar nggak kepikiran terus.”

“Iya, Wan,, Aduuhh,, pusing banget nih rasanya kepala.” Sambil Vonni memijit – mijit bagian kepalanya yang terasa berat.

 

 

 

XII

Siang hari pun tiba,

Saatnya KBM dihentikan sejenak.

 

“Gimana, Von? Kepala kamu masih pusing?”

“Alhamdulillah,, enggak begitu, Wan. Tadi tak untuk dzikiran agak mendingan.”

“Subhanallah,, itu berarti bener – bener teguran dari allah.”

“Iya, Ampun deh,, Nggak lagi – lagi ngomong sembarangan kayak kemarin.”

Tiba – tiba, “Hai, girl’s,, how are you today?”

Sambil seorang cewek berpakaian ketat menghampiri mereka berdua.

Karena suara itu sangat nyaring, sakit kepala Vonni kambuh.

“Ya allah,, berisik tau,!”, bentak dirinya, sambil menutupi telinga.

“Napa kamu marah, Von?”

“Kepalanya lagi pusing, Mala.”

“Oh, I’m sorry, Von. Aku nggak tau.”

“Makanya kalo dateng tu salam, bukan “Hai, girl’s,,” Kayak orang barat aja,”

“Iya deh, iya,,”, sahut Nirmala. “Assalamualaikum,, temen – temen,”

“Waalaikum salam,,”, balas mereka berdua.

“Nha gitu kan enak. Selain didengar lembut, Juga dapet pahala.”

“Iya, bu guru Wanda,, Iya,,” Sambil bertingkah centil.

“Eh, girl’s,, btw, besok kan libur. Kita ntar pulang sekolah ngemall yuk,”

“Aduh, Malaa,, Apa kamu udah lupa Vonni kan lagi pusing?”

“Astagaa,, pusing kamu ndang diilangin pake obat, Von. Habis itu kita ngemall. Udah lama nih nggak ngemall. Pikiran aku mulai buntu.”

“Iyaa, Ayo, aja,, Jam berapa berangkatnya?”

“?? Tapi kamu kan lagi pusing, Von?”

“Udah nggak begitu og, Wan.”

“Tapi kan kamu butuh istirahat.”

“Iyaa, tenang aja, Ntar malem doa in aja aku bisa tidur nyenyak.”

“Amin,,”

“Yee, ceritanya jadi ngemall kan ini?”

“Iyaa, jadi,,”

“Iya lah, Tapi kamu jangan maksain diri lo, Von. Kalo terasa pusing mending nanti kamu langsung pulang.”

“Iya, Wan,, tenang aja deh,”

Nirmala tampak senang ajakannya terkabul.

 

 

 

XIII

Berjalan – jalan, mengelilingi mall.

Mata melihat barang – barang nan menarik.

Juga melihat cowok – cowok ganteng dan tajir lalu lalang.

Hati menjadi senang.

Mata pun ikut riang.

Angan – angan melambung, terbang.

Hasrat memiliki mulai menabuh genderang perang.

Uang pun menjadi korban yang tak berdaya di antara pergumulan keinginan.

 

“Hoohh,, rasanya baju – baju ini pingin tak beli semua.”

“Emangnya kamu ada duit buat beli semua baju – baju ini?”

“Enggak, tapi pingin aja boleh kan?”

“Pinginan itu nggak baik lo, Mal.”

“Tapi Mala bener kok, kalo kita kelamaan di mall pinginnya semua baju – baju yang ada di mall kita borong.”

“Udah deh, kembarannya keluar.”

“Yee, kembaranku muncul!”, seru Nirmala. “Gimana menurutmu baju – bajunya?”

“Bagus sih, tadi modelnya kok lama – lama ya,”

“Iya, kirain udah keluar yang baru. Padahal kan aku pingin beli – beli.”

“Ditahan dulu, Mal. Tunggu tiga bulan lagi kan ada.”

“Oh iya, tiga bulan lagi kan natalan ya.”

“He e, maka dari itu jangan beli – beli dulu. Tunggu tiga bulan lagi.”

“Siap,, Makasih kembaranku.”

“Seneng ya ada yang bisa diajak ngobrol.”, ejek Wanda.

“Haha,, iya dong, Dari tadi sepi jiwanya Vonni yang tukang belanja nggak muncul.”

Melihat sesuatu. “Eh, Mal,, ada jepit rambut bagus tuh,”

“Mana?, Mana?” Menjadi bersemangat.

Mereka berdua pun melangkah cepat menuju sayap timur mall.

“Haduuhh,, aku kayak jadi babysitter nya mereka.”, keluh Wanda.

 

 

 

XIV

Lelah,

Beristirahat sejenak.

Setelah tadi berkeliling mencari kesenangan.

Saatnya sepasang kaki didiamkan sejenak. Juga perut dimanjakan dengan makanan.

 

“Woo,, banyak banget aku belanjanya.” Menggelar pernak – pernik cewek di atas meja.

Tampak keheranan. “Kamu mbutuhin ini semua nggak sih, Mal?”

“Ya aku pingin beli aja. Habis bagus – bagus sih.”

Sambil Nirmala mencoba beberapa pernak – pernik itu.

“Astaghfir,, jangan boros – boros lah, Mal. Ditabung juga uangmu itu, kalo perlu disedekahkan ke orang – orang yang nggak mampu.”

“Iyaa,, udah ada kok. Ini semua tu khusus uang belanja – belanja.”

“Uang belanja – belanja apaan? Kemarin uang LKS kamu pake buat beli sepatu.”

“Kan yang penting udah tak ganti uang LKS nya.”

“Udah,, udah,, Biarin aja Mala mau gimana, Orang uang – uang dia,”

“Tuh dengerin, uang – uang aku, kenapa kamu yang ribut sih?”, sahut Nirmala tampak kesal. Memasukkan lagi pernak – pernik itu ke dalam tas plastik.

“Ya kan eman – eman, Von. Uang nya tadi kan harusnya bisa dipake buat hal – hal yang lebih dibutuhkan Mala.”

“Iya juga sih, tapi ada untungnya lo kalo Mala bawa duit banyak. Nih kita dijajakin ayam goreng.”

“Huh, kamu,, Sama aja kayak Mala.”

Vonni hanya tertawa ringan, sambil menikmati ayam goreng nan lezat.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Aku & Sahabatku
17765      2488     4     
Inspirational
Bercerita tentang Briana, remaja perempuan yang terkenal sangat nakal se-SMA, sampai ia berkenalan dengan Sari, sifatnya mengubah hidupnya.
Kyna X Faye
4336      1262     2     
Romance
Keiko Kyna adalah seorang gadis muda pemilik toko bunga. Masa lalu yang kelam telah membuat gadis itu menjauhi dunia keramaian dan segala pergaulan. Namun siapa sangka, gadis pendiam itu ternyata adalah seorang penulis novel terkenal dengan nama pena Faye. Faye sama sekali tak pernah mau dipublikasikan apa pun tentang dirinya, termasuk foto dan data pribadinya Namun ketika Kenzie Alcander, seo...
EXPOST
11749      2426     3     
Humor
Excecutive people of science two, mungkin itu sebutan yang sering dilayangkan dengan cuma-cuma oleh orang-orang untuk kelas gue. Kelasnya excecutive people, orang-orang unik yang kerjaannya di depan laptop sambil ngapalin rumus kimia. So hard. Tapi, mereka semua ngga tau ada cerita tersembunyi di dalam kelas ini. Di sini ada banyak species-species langka yang hampir ngga pernah gue temuin di b...
When You're Here
2391      1075     3     
Romance
Mose cinta Allona. Allona cinta Gamaliel yang kini menjadi kekasih Vanya. Ini kisah tentang Allona yang hanya bisa mengagumi dan berharap Gamaliel menyadari kehadirannya. Hingga suatu saat, Allona diberi kesempatan untuk kenal Gamaliel lebih lama dan saat itu juga Gamaliel memintanya untuk menjadi kekasihnya, walau statusnya baru saja putus dari Vanya. Apa yang membuat Gamaliel tiba-tiba mengin...
Mamihlapinatapai
6321      1732     6     
Romance
Aku sudah pernah patah karna tulus mencintai, aku pernah hancur karna jujur tentang perasaanku sendiri. Jadi kali ini biarkan lah aku tetap memendam perasaan ini, walaupun ku tahu nantinya aku akan tersakiti, tapi setidaknya aku merasakan setitik kebahagian bersama mu walau hanya menjabat sebagai 'teman'.
My Big Bos : Mr. Han Joe
641      393     2     
Romance
Siapa sih yang tidak mau memiliki seorang Bos tampan? Apalagi jika wajahnya mirip artis Korea. Itu pula yang dirasakan Fraya ketika diterima di sebuah perusahaan franchise masakan Korea. Dia begitu antusias ingin segera bekerja di perusahaan itu. Membayangkannya saja sudah membuat pipi Fraya memerah. Namun, apa yang terjadi berbeda jauh dengan bayangannya selama ini. Bekerja dengan Mr. Ha...
Cinta Tak Terduga
5302      1676     8     
Romance
Setelah pertemuan pertama mereka yang berawal dari tugas ujian praktek mata pelajaran Bahasa Indonesia di bulan Maret, Ayudia dapat mendengar suara pertama Tiyo, dan menatap mata indah miliknya. Dia adalah lelaki yang berhasil membuat Ayudia terkagum-kagum hanya dengan waktu yang singkat, dan setelah itupun pertemanan mereka berjalan dengan baik. Lama kelamaan setelah banyak menghabiskan waktu...
BEST MISTAKE
13001      2260     3     
Romance
Tentang sebuah kisah cinta yang tak luput dari campur tangan Tuhan yang Maha Kuasa. Di mana Takdir sangat berperan besar dalam kisah mereka. "Bisakah kita terus berpura-pura? Setidaknya sampai aku yakin, kalau takdir memang tidak inginkan kita bersama." -K
Bottle Up
3130      1282     2     
Inspirational
Bottle Up: To hold onto something inside, especially an emotion, and keep it from being or released openly Manusia selalu punya sisi gelap, ada yang menyembunyikannya dan ada yang membagikannya kepada orang-orang Tapi Attaya sadar, bahwa ia hanya bisa ditemukan pada situasi tertentu Cari aku dalam pekatnya malam Dalam pelukan sang rembulan Karena saat itu sakitku terlepaskan, dan senyu...
Power Of Bias
1095      637     1     
Short Story
BIAS. Istilah yang selalu digunakan para penggemar K-Pop atau bisa juga dipakai orang Non K-Pop untuk menyatakan kesukaan nya pada seseoraang. Namun perlu diketahui, istilah bias hanya ditujukan pada idola kita, atau artis kesukaan kita sebagai sebuah imajinasi dan khayalan. Sebuah kesalahan fatal bila cinta kita terhadap idola disamakan dengan kita mencitai seseorang didunia nyata. Karena cin...