Namamu selalu ada didalam sanubari hati ini. Selalu bersemi walaupun hanya siraman air mata yang engkau rasakan saat ini. Kamu adalah impianku. Kalau ditanya apa cita citaku saat itu pastiku jawab menikah dengan dirimu. Ku masih jelas ingat kapan kita bertemu dan saling sapa dalam diam. Pertengahan juli 2014. Saat aku tinggal sebentar diperumahanku daerah garu 1 Medan. Saat itu sudah tiba bulan suci ramadhan. Aku dan kamu saling tukaran nomor handphone. Rumahku dan rumahmu berada tepat sejajar berhadapan. Sesekali kamu melihat dari sela kaca jendala kamarmu, ku mengetahui hal itu. Tapi aku berpura pura sampai saat ini tidak mengetahuinya. Putri dimana kamu berada sekarang dan dengan siapa kamu bersama sekarang. Aku ingat Kata sahabatku, kamu adalah yang paling terindah dikehidupanku. Aku harus akui itu. Kamu sangat berbeda, aku sampai sekarang belum bisa menemukan kenapa kamu selalu sayang dan cinta kepadaku.
Disana kamu tinggal pasti banyak para pejantan tangguh hadir dikehidupanmu, mungkin kamu tidak mencari yang tangguh namun kenyamanan hati. Apabila sudah nyaman apapun itu masalah dan ceritanya tetap terasa nyaman, itu juga kata sahabatku. Aku ingat keegoisan ku dulu, aku sempat hampir bisa memilki seutuhnya dirimu lagi tapi keegoisaanku yang memenggal asa dan anganku.
Aku tidak memandang seberapa kayanya keluargamu, aku tidak melihat siapa keluarga besarmu dan aku tidak mengingat siapa nama keluargamu satu persatu, hanya aku membutuhkan udara segar yang engaku hembusan saat aku bangun tidur dan sebelum tidur. Sampai suatu saat diawal tahun 2016 kita bisa sedikit bercerita satu sama lain, itulah aku dan kebahagiaanku. Tapi, sekali lagi aku menutup tidak ingin berkomunikasi dengan dirimu. Satu alasan kenapa aku menjauh. Biar diakhir cerita ini akan aku jelaskan, tapi untuk saat ini belum. Ku masih ingat sepulang kuliah, aku kuliah ambil jam masuk sore. Sepulang dirumah, aku dan kamu sering video call an untuk melepaskan angan yang sudah terlalu melayang tinggi.
Aku berniat untuk melakukan hal baru yang penuh resiko, aku tidak rela kamu dengan siapapun kecuali dengan aku atau sahabatku. Ku tahu bukan urusan mudah untuk menyatukan rasa sahabatku kepada dirimu yang sudah jauh dari mata. Karna sahabatku sudah banyak mengetahui cerita cinta kita, dari awal kenalan sampai jadian dan akhirnya kita putus. Aku tahu baik dirimu dan aku tahu baik sahabatku. Kesamaan dan kecocokkan kalian tepat untuk saling mengisi hari ceria selanjutnya. Dulu kamu sering berkata ingin bertemu dengan sahabatku, saat itu sahabatku selalu menolak untuk bertemu kamu yang masih kuliah dikota Medan. Sampai saat ini pun aku tidak tahu apa alasannya. Dia sahabatku pernah bercerita kepadaku.
“Aku pernah melihat seorang perempuan mirip dirinya sewaktu aku baru liburan setelah ujian nasional smk tahun 2013”
“Dimana kamu menemui yang mirip dengan dirinya”
Ini ceritanya
Saat itu tepat setelah ujian nasional tingak sma sederajat telah usai. Diawal bulan Mei, sahabatku berangkat liburan kesalah satu kota dipulau jawa. Kamu tahu, itu kota Surabaya. Aku sudah lupa sedikit bakal sekarang hampir 70 persen. Ku coba mengingat sisa kenangan itu. Sahabatku pernah berjalan disalah komplek perumahan dikota Surabaya. Dia sahabatku melihat seorang gadis cantik sangat mirip dengan dirimu. Tapi setelah itu tidak bertemu lagi. Berharap bisa bertemu lagi. Dan dipertemukan lagi dikota Medan. Diawal bulan oktober 2013. Tidak salah aku mengingatnya, kamu itu mengambil kuliah disalah satu perguruan tinggi negeri dengan fakultas kedokteraan.
“Itu cewek ya ?” tanya sahabatku kepada rio teman sekelas smp sahabatku dulu. Dan rio juga satu fakultas sama dengan dirimu.
“Iyalah.. Kamu suka sama dia ?” tanya rio melihat dirimu berjalan ingin menyeberang jalan.
“Suka tapi belum cinta” ucap sahabatku terus memandang dirimu
“Cinta jangan dipendam nanti sakit gada obatnya” Rio menyantap makanan yang sudah dipesan.
“Cintanya sudah bertepi” ucap sahabatku melihat seseorang memegang tangan kanan dirimu sambil menyeberang jalan
“Itu cowoknya... Ganteng kan ?” tanya rio sambil mencuri pandangan melihat dirimu semakin dekat menuju rumah makan.
“Itukan....” ucap sahabatku kaget melihat seorang perempuan jalan dibelakang dirimu. Berjalan menuju rumah makan.
“Itu aku lupa namanya, yang pasti mereka satu kelas” jawab rio juga melihat seorang gadis cantik berjalan dibelakang dirimu
“Ayu ??” dalam hati. Sahabatku beranjak dari duduknya. Berjalan keluar rumah makan, saat membuka pintu depan rumah makan. Putri dan ayu tepat dalam jangkauan bidikan mata. Sahabatku turun tangga kecil menuju parkiran. Sejenak mencuri pandangan melihat mereka berdua.
“Siapakah dia ?” terheran putri sambil duduk berdua sama sang kekasihnya.
“Itu teman smpku dulu. Namanya.....” jawab rio setelah selesai makan
“Teman kamu ya ?” ucap putri sedikit tersenyum
“Iya... Katanya dia suka sama kamu”
“Masak sih... Aku jadi malu tau....”
“Iya beneran. Dua rius”
“Kenapa bahas orang yang tidak kenal sih” Pacanya putri sedikit kesal
“Iya iya.... Ndak lagi kok”
“Siapa namanya ?” Putri bertanya kepada rio yang sedang berjalan keluar
“Dia sahabatku” Rio keluar dari rumah makan.
Rumah makan itu juga yang akan menjadi saksi cinta aku menyatu dan menjadi cinta kita terpisah. Membahas tentang ayu. Ayu yang ada dicerita ini bahwa berteman sekelas dengan putri, itu benar kenyataannya.
Ayu itu namanya. Ku mengenal saat aku pulang sabtu sore dari kota kisaran. Hati itu tepat hari sabtu, 12 Maret 2013. Saat sabtu malam, Aku mengenalnya oleh seseorang teman bernama faisal.
“Vin... Ini ada cewek pengen kali kenal sama kamu”
“Siapa ?”
“Ayu namanya”
“Anak mana”
“Sunge dua”
“Kita sana gak ?”
“Kesanalah. Aku penasaran sama dia”
Dimalam itu juga, sekitar jam setengah dua belas malam. Aku dan faisal tiba dikomplek perumahan disunge dua. Aku megikuti informasi temanku. Ku menunggu dipinggir jalan sambil menunggu temanku berbicara dengannya. Berjalan seorang gadis cantik dari dalam komplek perumahaan. Itu dia, saat aku melihat seutuhnya dirinya. Cantik itu sudah pasti.
“Hai... Kevin ya”
“Iya... Ayu ya”
“Iya... Masuk yuk”
“Janganlah sudah malam ni”
“Boleh minta nomor hp kamu ?”
“Boleh...”
Kemudian ayu mencatat nomor handphoneku. Saat itu aku masih duduk dibangku smk. Menjelang satu bulan lagi mau ujian nasional. Ayu tersenyum, itulah yang aku katakan saat dia menyentuh wajahku.
“Tampan sekali kamu”
“Makasih. Ini Cuma sedikit”
“Kok bisa Cuma sedikit. Kemana lagi sisanya ?”
“Dimakan bulan”
“Bulan ?”
“Iya”
Aku tersenyum
Ayu tersenyum juga
“Apakah kamu sudah punya pacar ?”
“Belum sih...”
“Belum dua gitu ya “ Ayu sedikit tersenyum
“Kok iya ?”
“Iyalah. Yang pertama Ibuku dan kedua....”
“Yang kedua siapa ?” Ayu melihat lebih penasaran
“A apa sih ?” Ayu tersipu malu
“Aw ah.... Gelap” Aku tersenyum
Ayu tersenyum
“Oyah... Aku pamitan pulang dulu ya”
“Iya. Hati hati dijalan ya”
“Yuk Sal... Kita balek” Aku menyuruh faisal yang sedang duduk diatas sepedamotor ku. Aku dan faisal kembali pulang kerumah. Masuk kedalam kamar. Aku mendengarkan suara handphone berdering. Ku angkat telepon.
“Lo ini siapa ?”
“Kevin.. Ini siapa ?”
“Siapa coba ?”
“Siapa, aku gak tahu”
“Ayu loh”
“OH...Ayu ya. Gimana kabar kamu ?”
“Kabar ?”
“Baik banget. Kamu ?”
“Baik aja”
“Jadian yuk !”
Aku membisu tanpa kata.
“Yuk” ku jawab
“Serius ?”
“Iya dua rius”
Dimalam itu juga aku dan ayu menjalin suatu hubungan. Nah itulah ayu dan putri. Sebuah kenangan terindah yang pernah singgah dihati. Maaf hanya itu yang bisa ku katakan sekarang. Masih ditanggal 15 April 2018. Suara adzan maghrib berkumandang didunia ini. Ku hentikan sejenak. Sembariku ingat tugas seorang hamba Allah. Yang akan selalu menegakkan tiang agama. Dia sahabatku pernah mengatakan, ringtone Allah adalah suara panggilan adzan sedangkan RBT kebahagiaan adalah doa seorang Ibu. Dia sahabatku juga berkata bahwa jangan pernah takut jika adzan masih terdengar jangan pernah menyerah selama doa Ibu selalu menyertaimu.