Ditempat lain. Sahabatku menemukan teman baru sebangkunya. Disaat aku kehilangan teman sebangku, sahabatku menemukannya. Pada hari itu, sahabatku masuk kedalam kelas. Mendengarkan salah satu temannya bercerita seperti debat politik di siara tv nasional. Tapi sahabatku, dia seperti biasa saja, duduk dibangkunya.Aku ingat siapa yang duduk menghampiri sahabatku, dia adalah ketua kelas. Namanya tidak salah hardi. Kata sahabatku, dia cocok jadi pemimpin ya menimal pemimpin keluarganya nanti. Dia paling kecil dikelas sahabatku. Kecil kecil begitu jadi pemimpin, aku jadi miris lihatnya. Karena badanku yang besar tidak bisa memimpin diriku tetap tegar dan kuat menjalani sisa sisa hidupku.
“Ada apa di” ucap sahabatku
“Itu nanti ada teman baru. Dia duduk disini ya.” Ucapnya
“Siapa dia ? Cowok apa cewek ?” tanya sahabatku
“Mungkin cowok” jawabnya
“Alhamdulliah....” sahut sahabatku sedikit tersenyum
“Kenapa ?”
“Jika cewek aku takut jatuh kedalam jurang palung dunia yang fana ini” jawab sahabatku sambil merapikan mejanya
“Okelah... Aku keluar dulu ya”
“Yo...” ucap sahabatku
Aku masih ingat ucap sahabatku, didalam kelas sahabatku ada empat baris terdiri enam meja setiap baris. Untuk barisan sahabatku hanya lima baris. Meja sahabatku berada dibagian baris keempat dekat pintu kelas. Wali kelas masuk kedalam. Dia juga seorang guru bahasa indonesia juga menjabat wakil kepala sekolah saat itu, tapi sekarang sudah pensiun, itu juga kata sahabatku. Dibawa seorang anak remaja yang tampan kedalam kelas. Semua para kaum hawa tersipu malu saat dia menebar senyuman khasnya. Melambaikan tangannya, sebagai lambang aku sudah disini teman.
Dia sahabatku melihatnya biasa saja sih. Nama wali kelas sahabatku bernama Pak Darma (Nama Samaran). Untuk menjaga kenangan indah dengan wali kelas saat itu sahabatku berkata, biar kami yang ada disana menjadi saksi bukan diluar sana. Pak Darma menyuruh duduk satu meja denganku. Pastilah, karena hanya bangku yang kosong ada disampingku.
“Silahkan duduk disana” ucap Pak darma menunjuk kearah mejaku
“Terima kasih Pak..” jawabnya sambil berjalan
Sahabatku melihat jelas wajahnya saat itu. Dia menjadi gugup sedikit saat sahabaku memandangnya. Entah apa yang membuat dirinya agak sedikit gugup, mungkin sahabatku yang tahu pasti apa yang sudah terjadi.
“Bolehkah saya duduk sini” ucapnya memandang sahabatku
“Hei... jangan dibegal anak orang ya” ucap Pak darma berkata kepadaku
“Iya Pak.... Dia ganteng ya pak” jawab sahabatku
Teman teman cewek sahabatku didalam kelas tersipu malu, ada yang berkata tidak jelas kepada sahabatku, sepertinya dia tertarik magnet gravitasi murid baru. Murid baru duduk disamping sahabatku. Pak darma berjalan menghampiri mejaku.
“Dia lebih ganteng sama kau” ucap pak darma
“Siip pak...” sahabatku mengacungkan ibu jari
“Dia pasti menjadi idola baru disekolah ini, lepi lah lewat” ucap hardi
“Haah....” terkejut lepi
“Pastilah... Aku setuju” ucap seorang teman satu meja dengan lepi. Tidak salah namanya kata sahabatku itu hendra. Dia tinggi sih.
Tidak salah ingat aku, hendra dan lepi duduk dibelakang sahabatku. Suasana semakin bahagia ketika murid baru disuruh berdiri dan memperkenalkan berdiri. Dia berjalan kedepan kelas. Dia hanya tersenyum senyum gimanalah, pokoknya ucap sahabatku dia saat itu senyum tidak jelas, entah siapa yang dia lihat. Sahabatku pernah berkata bahwa dia murid baru itu senyum melihat salah satu cewek didalam kelas. Untuk masalah itu akan tidak ikut campur, itu dunianya sahabatku masa smp dulu. Hanya dia dan teman barunya yang tahu sampai saat ini. Dunia pun tidak bisa berbuat apapun.
Kita bahas lepi itu siapa ya ? Si lepi adalah seorang cowok modis dan trendi dimasa smp dulu. Dia adalah teman sekelas sahabatku. Masalah untuk urusan cewek pada waktu itu, adalah hal yang mudah baginya. Dibilang playboy sih gak kayaknya, karena para kaum hawa yang mengirim sinyal detak cinta. Sedangkan hendra adalah salah satu cowok paling tinggi dikelas sahabatku, itu aja tentang dirinya. Selebihnya tanya aja sama orangnya langsung ya. Masih lagi ada namanya rio. Dia adalah orang paling baik menurut sahabaku, tidak pernah marah selalu tertawa dan tersenyum. Ingat rio, hendra dan lepi juga hardi adalah nama samaran untuk menjaga nama baik teman teman sahabatku dulu. Keaslian nama mereka sudah terletak diabsensi kelas.
Kita kembali membahas murid baru yang jadi teman sebangku sahabatku dulu. Eh.. dia kesal disuruh pak darma kembali duduk. Entah apa maksud pak darma. Tapi itu membuat murid baru jadi bingung. Yah, dia kembali duduk. Sahabatku terus memperhatikan gerak gerik tingkah lakunya.
“Berdiri nak” Pak darma menyuruh murid baru
“Siap pak” jawabnya
“Siapa nama kamu ?” ucap pak darma sedang duduk dimejanya didepan kelas
“Dia lupa pak” sahut sahabatku ikut juga berdiri
Semua murid tertawa dan Pak Darma.
“Namaku novit ya” balas murid baru
“Haa... Dia baru ingat lagi namanya pak” ucap sahabatku
“Gak Pak” sahut murid baru masih melihat sisa sisa tertawa teman temannya
“Waduh....” sahabatku duduk kembali
“Ada apa ?” tanya pak darma berdiri dari bangkunya
“Saya yang lupa siapa nama saya pak....” jawab sahabatku
“Tuh kan ada dibaju kamu” ucap pak darma
Sahabatku melirik kebawah. Melihat list nama. Dia tersenyum sambil merunduk. Murid baru yang masih berdiri sangat terheran.
“Ini nama baju saya pak. Inikan diletakan dibaju saya, masak nama baju saya juga nama saya” ucap sahabatku memandang pak darma yang masih berdiri
“Iya juga sih...” sahut hardi
“Capek ya berdiri aja” ucap sahabatku melihat murid baru masih berdiri
“Gak...” jawabnya
“Sudah.. sudah. Lebih baik kamu duduk saja. Kita mulai pelajaran hari ini” ucap pak darma kembali duduk
Murid baru kembali duduk. Dia mengikuti pelajaran pertamanya disekolah baru. Itu dia novit teman baru sebangku sahabatku dulu saat masih dibangku smp. Novit itu sebuah nama samaran untuk tetap menjaga kenangan terindah bersama sahabatku dulu. Disela sela masih belajar didalam kelas. Tiba tiba sahabatku mengulurkan tangannya.
“Salam kenal”
“Sama sama. Siap nama kamu” ucapnya menerima uluran tangan sahabatku
“Nih. Lihat aja dibaju ku.
“Nama yang bagus sih” ucapnya melihat list nama dibaju
“Kamu tinggal dimana ?”
“Di jalan sei gambus, dekat jalan kartini” jawabnya
“Kenapa kamu mau pindah sekolah disini ?”
“Itu aku tidak tahu. Mungkin saja sudah ditakdirkan aku akan bertemu dengan kamu” ucapnya sambil menulis
“Baiklah...” sahabatku mulai melanjutkan menulis
“Oyah... kamu tinggal dimana ?” tanyanya
“Dibawah langit diatas kerak bumi” jawab sahabatku
Novit tersenyum
“Ku pikir kau tinggal di planet mars” ucapnya
“Bah... apa jadinya.... “
“Jadi alienlah....” Novit tertawa
Sahabatku juga ikut tertawa
“Hai... jangan bising kalian...” Hendra berkata
“AHH... Santai lah teman. Aku Cuma membiasakan diri didekatnya. Memangnya ada masalah ?” jawab sahabatku sambil melirik kebelakang
“Tidak ada” jawab hendra yang masih menulis
“Oke...” sahabatku berbalik badan dan melanjutkan menulis
“Itu siapa ?” tanya novit
“Oh itu kutilang namanya” jawab sahabatku sedikit tertawa kecil
“Kutilang ? Baru dengar aku” ucapnya
“Kurus Tinggi Langsing, itu kutilang namanya” Sahabatku tertawa
Novit juga tertawa
Hari hari itu betapa bahagia sahabatku bisa menjalin pertemanan dengan teman baru. Mereka berbagi cerita, hingga suatu hari saat istirahat telah tiba. Sahabatku mengajak teman barunya kekantin. Setelah ke kantin membeli makanan, sahabatku dan teman barunya duduk dibangku panjang didepan kelas. Menikmati benih kebersamaan yang mulai tumbuh. Angin menampar wajah, sehingga melihat kesamping kanan. Terlihat bidadari berdiri didepan pintu kelasnya.
“Siapakah dia teman ?” tanya novit mulai membaca isi hatinya
“Dia itu perempuan teman”
“Iya itu aku sudah tahu sejak dimenusuk menggunakan jarum suntik tatapan matanya. Indahnya dunia ada dia” ucap novit terus memandangnya sambil tersenyum
“Kau suka dengannya ?” tanya sahabatku
“Iya....” jawabnya
“Oke....” Sahabatku berdiri dan berjalan menghampirinya yang masih berdiri didepan kelas. Novit mulai gugup gimanalah, saat sahabatku menunjukkan jari manisnya kearah novit sedang duduk. Kembali sahabatku duduk disamping novit.
“Apa yang kau katakan sama dia ?”
“Hanya mengenalkan dirimu kepadanya” jawab sahabatku
“Terus....” ucap novit terus memperhatikan sahabatku
“Jangan terus ntar nabrak lah Pak somat tuh” sahabatku menunjuk kearah Pak somat yang sedang berjalan ke kantin.
“Siapa pak somat ?” tanya novit
“Pak....” Teriak sahabatku hingga pak somat melirik
“Ada apa nak ?” Pak somat berjalan menghampiri sahabatku yang lagi duduk
“Ini teman baruku mau bertanya kepada bapak” jawab sahabatku
“Katakanlah, jangan sungkan...” ucap Pak somat duduk disamping sahabatku
“Tidak ada pak” ucap novit seperti bingung harus berkata apa kepada pak somat. Pak somat hanya tersenyum. Dan pergi menuju kantin. Setelah Pak somat sudah dikantin, sahabatku tertawa terbahak bahak. Merasa kesal, novit pergi dari tempat duduk berjalan masuk kedalam kelas. Namun seorang perempuan memanggil namanya. Novit berbalik badan. Melihat siapakah yang mendetakkan asmara gelora cinta. Perempuan berjalan mendekati novit.
“Ngapain manda ?” tanya sahabatku yang masih duduk didepan kelas. Manda adalah cewek idaman teman baru sahabatku. Manda adalah nama samaran. Kisah dan ceritanya akan dikenang oleh waktu jadi dunia hanya bisa membisu.
“Mau kenalan sama novit” ucapnya sambil tersenyum melihat sahabatku
“Dia lagi sakit perut tuh” ucap sahabatku
“Haahh....” Manda terkejut
“Iya. Tanya aja sama si novit” ucap sahabatku
‘Iya vit.. Kamu sakit perut ya ?” tanya manda untuk menyakinkan apakah benar kalau novit sakit perut. Novit tertawa. Sahabatku berdiri, dan menarik tangan manda untuk mendekati novit yang masih berdiri didepan pintu kelas. Ditarik juga tangan novit untuk menyatukan kedua tangan mereka.
“Nah... ini namanya salam perkenalan” ucap sahabatku
“Iya....” jawab manda sambil tersenyum tunduk tersipu malu
“Aku novit” Novit menyentuh dagu manis manda
“Aku manda....” Manda tersenyum
“Ehhh.... Jangan lama pegang pegangan tangan kalian. Malu dilihat banyak orang disini. Lihat uda kayak nonton bola dilapangan” ucap sahabatku
“Iya... Maafkan aku ya” ucap novit
Manda tersenyum
“Sikat novit....” teriak hardi dari kantin
Novit tertawa dan Manda tersenyum
“Belum waktunya” ucap sahabatku
“Kata siapa ?” tanya hardi sambil berdiri dikantin memegang minuman
“Kata Bob marley” jawab sahabatku
Sahabatku, novit, manda dan hardi tertawa
Itu kenangan saat teman baru sahabatku berkenalan dengan seorang wanita cantik, sebagian banyak cowok disekolah sangat mengidolakannya. Kata cinta membuat mereka para cowok mencoba melangkah untuk mengapai tangannya. Apakah novit jadian sama manda ? Itu akan nanti kita bahas. Tapi bukan hari ini. Teringat Aku sedang asyik mengendarai vespa tua milik ayahku. Mengitari sepanjang jalan sudirman. Memutar ke jembatan kebanggaan anak anak tanjung balai. Hari itu sudah sore. Tepat hari minggu, banyak kaum adam dan kaum hawa meramaikan suasananya sore hari diatas jembatan. Aku sampai lupa, saat itu aku bersama teman dekatku bernama bray. Bray adalah nama samaran seperti yang lainnya. Supaya membuat dia bisa hidup bebas dimana pun. Aku senang bisa berteman dengan bray. Dia orang yang biasa saja sih, tidak berlebih lebihan. Itu yang aku sukai dari dirinya. Keserderhaan selalu diutamakan.
“Vin... Lu kapan jalan sama cewek ?” tanya bray
“Aku gak tahu” jawabku menghentikan laju vespa dipinggir jembatan
“Lihat burung burung aja terbang berdua duaan, lah kamu ya gak. Apalagi teman, apakah ada yang salah dengan dirimu ?” ucap bray turun dari vespa
“Tidak ada yang salah. Mungkin belum saatnya aja” jawabku
“Itu indah vin” ucap bray melihat indah berjalan sendirian
“Ngapain dia disini sendirian ?” ku tanya
“Antahlah... Mungkin cara korang....” Bray tertawa
Aku juga tertawa
Aku saat itu masih duduk diatas vespaku, mulai merunduk sedikit demi sedikit saat indah berjalan disampingku. Aku harap dia tidak menyadari kehadiranku. Harapanku pun berujung dengan indah tidak menyadari aku. Ku berbalik badan. Melihat indah sudah ditunggu seseorang yang belum ku kenal.
“Gagal deh teman” ucap bray melihat indah sudah pergi bersama seseorang
“Mungkin belum jodoh teman” ucapku dengan mataku membiarkan terus melihatnya sampai tidak terlihat bayang bayangannya.
“Masih ada hari esokkan teman” Bray memukul bahuku
“Iya. Jadi tersenyumlah” Ucapku
Kemudian aku dan bray melanjutkan perjalananku disore hari kembali ke jalan sudirman. Sengaja tidak sengaja, aku berhenti tepat disamping indah. Ku gugup untuk melihatnya namun syukurlah indah tidak mengetahui aku ada disampingnya. Bray tidak menyadari disampingku.
“Tadi kau lihat indah gak ?” ku tanya
“Gak.. Mana dia ?” jawab bray
“Tadi ada disamping kita” ku jawab dengan nada santai
Menjelang maghrib tiba, aku dan bray kembali kerumah. Menghentikan cerita disore hari itu. Kejadiaan itu sekitar dua bulan zulham sudah pergi meninggalkan aku dan dunia ini. Didalam rumah Ibuku sangat cemas melihat aku tidak pulang.
“Dimana abangmu ?” tanya Ibu kepada adikku yang lagi menonton tv
“Tidak tahu Bu. Mungkin sebentar lagi pulang” jawab adikku
“Kalau sudah pulang kasih tahu Ibu ya” Ibu berjalan masuk kedalam kamar
“Iya Bu” jawab adikku
Beberapa menit kemudian, terdengar suara kenderaan didepan rumah. Segeralah adikku melihat dari kaca jendela. Adikku membuka pintu rumah dan membuka pagar rumah. Aku kembali pulang kerumah.
“Dari mana aja nak ?” tanya Ibu berdiri didepan pintu rumah
“Habis jalan jalan sama teman Bu” ku jawab sambil mencium tangan Ibuku
“Ya sudahlah. Ambil air wudhu sudah adzan maghrib tuh” ucap Ibu
“Iya Bu” jawabku dan masuk kedalam rumah