Read More >>"> SiadianDela (Lying) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - SiadianDela
MENU
About Us  

Bulan berganti bulan hubungan Dela dan Rendi semakin dekat, Rendi mulai ketergantungan dengan Dela, segala hal yang dilakukannya pasti terlibat dengan Dela. Tara dan Figo juga sudah mulai membaik, karena Dela selalu mengunjungi mereka berdua sehabis kuliah di apartemenya dan menghabiskan waktu bersama kalau Rendi sedang ada kegiatan organisasi atau kegiatan menembak, Rendi masuk club menembak di kampus sejak lama, namun karena banyaknya kegiataan oarganisasi membuat Rendi hampir meninggalkan kegiatan clubnya tersebut. Dela lebih mengutamakan waktu bersama Rendi dan untungnya saja Tara dan Figo sangat mengerti.

Pada malam sabtu Rendi sedang bersiap-siap untuk pergi ke acara aniversary club mereka yang diadakan di sebuah cafe.

“lo yakin ga ikut Del.” Tanya Rendi sekian kalinya.

“hahaha kamu pengen banget aku ikut yah? Humhh gimana yah. Kamu mau bilang ke Figo dan Tara ga?” tanya Dela.

“humh ya udah aku pergi yah, pulangnya jangan kemalaman.” Ucap Rendi sambil mencium pipi Dela. “love you.” Rendipun menghilang dibalik pintu disusul Dela.

“lo dah siap del?” tanya Figo sambil merapikan pakaiannya di depan cermin.

“kamu mau kemana sih go? Kan ke tampat Axel doang rapi banget.” Ucap Dela dengan ekspresi datar.

“kita makan malam diluar dulu.” Kata Tara sambil memakai sepatu.

“aku pake tank top-an doang loh?” ucap Dela.

“pake ini ajah.” Ucap Tara sambil memberikan Dela jaketnya.

“yuk udah jam 7 pake mobil gue ajah yah.” Kata Figo.

Sesampainya di cafe

“kok kesini sih go?” tanya Tara. “rame banget...” keluh Tara

“ye diam ajah disini makanan yang paling enak.” Ucap Tara sambil menarik tangan Dela dan Tara.

“ada acara lagi, pindah ajah napa kaya ga ada Cafe lain.” Ucap Tara yang sudah duduk di kursi.

“Tara kamu kenapa?” tanya Dela.

“gak papa, lo mau makan apa Go?” Ucap Tara sambil membuka buku-buku menu dan berhasil membuat Dela tertegun dan terdiam.

“makan steak, sama cocktail Pina Colada.” Ucap Figo sambil sibuk dengan ponselnya.

“loe makan apa del?”

“mojito sama steak.” Ucap Dela pelan. “aku ke kamar mandi dulu.” Dela langsung beranjak dan pergi kekamar mandi.

“ini acara siapa sih?” tanya Figo sambil mencoba untuk membaca banner-nya. “owh acara club penembak. WHAT? Rendi disini dong.” Ucap Figo sambil mencoba menemukan Rendi.

“kamu ngapain Figo?” tanya Dela sambil duduk, karena sudah kembali dari kamar mandi.

“hah?? Humh ini acara Aniv nya club Rendi deh, tapi Rendi ga kelihatan.” Kata Figo.

“owh iya, ini acara Rendi. Tapi dia kok ga ada?” ucap Dela khawatir dan Tara hanya melirik. Akhirnya mereka bertiga makan dan langsung pergi ke tempat Axel.  

Ditempat Rendi

“maaf buat kamu nunggu.” Ucap Yuna sambil menyikap roknya untuk duduk dikursi.

“gak papa, kamu mau makan apa?” tanya Rendi.

“humh apa yang kamu pesan ajah Ren.”

“mbak...” ucap Rendi memanggil pelayan restaurant itu.

“mbak saya mau pesen 2 steak yang medium. Sama minuman lemon ice. Makasih mbak.” Ucap Rendi dengan sangat ramah.

“gimana kabar tante Riana, aku ga nyangka loh kita ternyata satu kampus.” Ucap Yuna dengan manja dan penuh senyuman.

“baik-baik ajah kok, kalau Om Ari dan Tente Hani gimana? Haha iya kamu fakultas apa?” ucap Rendi sambil meneguk air putihnya.

“baik-baik kok Ren, fakultas Ekonomi, kamu kedoterankan wahh kita satu parkiran tapi ga pernah ketemu.”

“hahhaa iya yah.” Ucap Rendi sambil mengatur posisi piring untuk makan karena makanannya sudah datang.

“selamat makan” ucap Yuna.

Di club Axel,

“loe kenapa sih Del, diam-diam aja?” tanya Axel.

“Del, lo masih mikirin Rendi, ya elah dia ga ada disitu mungkin ada urusan keluar sebentar, dia ga mungkin bohongkan sama elo.” Ucap Figo sambil merangkul bahu Dela.

“iya go ga mungkin Rendi bohong...” kata Dela sambil terseyum.

“del, lu perform dong, yah... yah... yah... please, lo udah lama banget kan ga nge DJ di depn umum lagi.” Ucap Axel memohon.

“ga usah del.” Ucap Tara.

“anjir lu ra, humhh Tara please ijinin Dela manggung, bentar ajah 30 menit.” Ucap Axel. “minuman loe semu free dehh...” ucap Axel lagi.

“wwkkwkwkw emang Free teruskan.” Ucap Dela.

“enak ajah,”

“ya udah pergi deh Del, gue juga kangen lihat lo main lagi.” Ucap Figo.

“yashh...” ucap Axel sambil menggengam tangannya.

“yuk del ke backstage.” Axel langsung menarik tangan Dela dan mata Tara langsung mengarah ke Axel.

Acara perform Delapun berlangsung sangat meriah dan hanya 30 menit. Walaupun Dela pendiam dan terkesan hangat, Dela termasuk orang yang sangat berani, ketika Dela melakukan perform sebagai DJ dia selalu menggunakan tank top dan menggerai rambutnya, kesan seksi selalu menempel ketika dia menjadi seorang DJ, walau dia hanya seorang amatir dan hanya hobby-hobby saja namun banyak yang menikmati musiknya. Dela hanya mau tampil di Clubnya Axel, karena Axel menjamin tidak ada yang akan menyentuhnya ketika perform.

“aww my sexy lady.... “ ucap Figo ketika melihat Dela kembali ke sofa.

“panas banget, gila.” Ucap Dela sambil mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan. Plukk. Dela menerima pendaratan jaket mulus di wajahnya dari Tara.

“hahahaa.” Tawa Dela melihat Tara kembali bermain game.

Dela langsung memakai jaket Tara, dan mengambil ponselnya.

O loe loe dimana? -Kelly

X Kenapa ly, aku lagi di tempat temen. -Dela

O Loe bukannya pacaran sama Rendi anak BEM itu yah?

X Rendi? Iya hahhaha kenapa? -Dela

O (sent picture) gue ga tau cewe itu siapa, gue lagi di Restaurant Goodfellas

X owhh hahahah makasih Ly aku juga ga tau dia siapa

O sorry Del, gue ga bermaksud, Cuma gue nganggap lo temen gue, jadi gue kirim

X iya gak papa ly, tenkyu

“lo chat sama siapa la?” tanya Axel.

“owh hahah sama anak futsal.” Mood Dela mulai berubah.

“Del loe masih futsal? Loe gila yah?”

“sekali-sekali doang kok, itu juga dah ga lagi, kemarin cedera, ya kan Del.”

Ucap Figo.

            “huft jangan lagi del, lo juga jagain Dela kek.” Kata Axel mendorong bahu Tara.

            “iya Axel.” Jawab Tara.

Direstaurant Rendi dan Yuna hal yang sama terjadi, Rendi mendapat foto dari Donny, foto Dela pas perform tadi. Dengan caption “lo tau DJ ini siapa?”. Foto itu spontan membuat mata Rendi membuka lebar karena terkejut.

“Yun, kita balik yuk, udah jam tengah 12.” Ucap Rendi dan memanggil pelayan untuk melakukan pembayaran.

“owh iya Rendi, minggu depan kita bisa makan malam lagi kan?” tanya Yuna sambil membereskan tas dan pakaiannya.

“iya Yun, btw kamu bawa mobil atau gimana?” tanya Rendi sambil berjalan ke lobby.

“aku tadi naik taksi.”

“owh ya udah tunggu disini aku ambil mobil dulu.” Rendi pergi mengambil mobil dengan sedikit berlari. “yun ayoo” ucap Rendi dari dalam mobil.

“what? Ya ampun mobil kamu tinggi banget. Naiknya susah.” Yuna membuka pintu mobilnya dan memasukan tasnya terlebih dahulu dan dengan usaha yang lebih akhirnya bisa naik, Yuna kesulitan karena gaun yang dikenakan cukup pas dengan tubuhnya.

“hahaha maaf yah Yun.” Ucap Rendi sambil fokus menyetir.

“hahah iya gak papa Rendi. Btw ini kursinya kok mundur banget, aku majuin gak papa yah.” Kata Yuna sambil memajukan kursi tersebut.

“iya gak papa, kamu tinggal dimana? Seatbelt nya Yun.” Rendi menarik seatbelt Yuna dan memasangnya.

anjir Rendi kok keren banget sih, ganteng, baik, calon dokter huft kurang apa sih dia? Tante Riana makan apa waktu ngandung dia? Hahahha semoga perjodohan ini berjalan lancar.”

Yunaa, kamu tinggal dimana?” tanya Rendi lagi.

ahh? Owh di Adenium Ren, maaf yah.”

 “okay meluncur ke Adenium.”

Rendi sampai di Apartemennya, dan Dela belum pulang.

            “haloo Dela, lo dimana?” tanya Rendi.

            “iya Ren ini dah dijalan.”

“okay.”

Suara pintu terbukapun terdengar di apartemen Rendi.

“Dela lo dari mana?” sontak tanya Rendi pada Dela yang dimana Dela masih di pintu.

“hahh? Makan malam, trus ke club Axel bareng Tara dan Figo.” Ucap Dela ambil melangkah masuk.

“sejak kapan loe nge-DJ?” tanya Rendi sambil mengikuti langkah Dela.

“sejak lama, aku bisa nge-DJ pas SMA mungkin.”kata Dela sambil duduk disofa depan Tv. Rendi langsung tidur di paha Dela.

“Del, aku ga mau kamu nge DJ lagi.” Ucap Rendi pelan.

“hum? Kenapa?” tanya Dela sambil mengusap kepala Rendi.

“aku ga mau orang-orang lihat-lihat kamu.”

“hahaha trus aku gimana dong biar ga dilihat orang. Hahah iya sayang aku ga bakal nge-DJ lagi.” Ucap Dela sambil mencium kening Rendi.

Keesokan harinya Rendi bangun dan langsung membuat sarapan nasi goreng yang langsung tersedia cantik di meja makan

“good morning tuan putri. Aku udah masakin sarapan, yuk duduk.” Ucap Rendi dengan senyum yang sumringah sambil menarik kursi untuk Dela duduk.

“kamu kenapa? tumben banget.” Kata Dela yang masih menguap.

“hahaha ini bayaran karena loe udah mau denger gue tadi malam.” Ucap Rendi lagi.

“what? Emang aku pernah ga dengerin kamu?”

“hahhaha ga pernah sih, cuma ini sogokan supaya kedepannya loe Cuma denger gue  hahhhaha.” Tawa Rendi sambil memakan nasi gorengnya.

Dela hanya tertawa sambil menikmati nasi goreng yang tidak ada rasa  dibarengi godaan-godaan dari Rendi. Dela hanya bisa tertawa ketika berada disamping Rendi, tingkahnya yang lucu dan spontan membuat Dela bahagia. Sementara Dela sama sekali tak bisa membuat lelucon. Hari ini hanya dihabiskan dengan waktu bermalas-malasan di apartemen Rendi, bermain game, nonton film dan makan.

Keesokan harinya Dela tidak ada kuliah, maka hari itu dihabiskan untuk membersihkan rumah dan tamannya. Masak makanan yang enak untuk Tara, Figo, Axel, dan Rendi.

“gimana tadi kuliahnya go?” tanya Dela.

“tau ahh Del, bisa ga lo ajah yang gantiin gue kuliah hari senin? Ini Tara dan Rendi lama banget dah, gue dah laper.” Keluh Tara.

“ya ela jigong hiu, baru juga jam 7. Dela lo kok rajin banget sih, masakin kaya gini.” Ucap Axel.

“haahahah bukan rajin sih tapi aku suka ajah masak. Jadi dari pada ga ada yang makan, aku undang kalian semua.”

“Sia Diandela, loe mau ga jadi istri gue?” tanya Axel.

“hahahhahah mau Axel.” Jawab Dela

“ih upil kuda, disini ajah berani lo, coba ada Tara wwkwkwkkw.”  Ucap Figo sambil mencomot beberapa makanan.

Diperjalanan kerumah Dela

“mobil lo kemana?” tanya Tara yang masih fokus dengan kemudinya..

“dipinjem sama Dolly, anak BEM katanya ada urusan. Btw makasih udah numpangin.” Jawab Rendi.

“loe ga seriuskan sama Dela.” Tanya Tara lagi dengan menoleh Rendi sesekali.

“ya serius lah, ga mungkin ga serius.” Ucap Rendi lagi.

Tara hanya diam dan melajukan mobilnya hingga sampai ke rumah Dela.

“Kalian kok bisa barengan?” ucap Dela.

“kita kan sekelas beb, terus tadi mobil dipinjem Donny buat acara BEM, jadi untung ajah Tara mau gue tebengin ahahhha.” Ucap Rendi sambil melangkah ke meja makan.

Akhirnya semua orang duduk dimeja makan dan mulai memilih makanan masing-masing.

“laa, desert pie banana nya ada kan?” tanya Figo.

“iya ada, buat Tara kan.”

“kok buat gue?” tanya Tara.

“kan yang paling suka Pie banana kan kamu Ra.” Ucap Dela lagi sambil menggenggam tangan Tara diatas meja.

“khmnn” tiba-tiba terdengar suara batuk yang disengaja dari mulut Rendi.

“beb, mau udang itu.” Ucap Rendi sambil menunjuk Udang goreng tepung. Dan secara otomatispun Dela mengambilkan udang tersebut ke piring Rendi, ketika Rendi tersedak, dan secara refleks juga Dela mengambil minum dan menepuk punggung Rendi.

“aishh... bisa ga sih kaya gitu kalo makan berdua ajah.” Kata Axel.

“iya nih, jadi ga selera makan. Dela nih pilih kasih.” Ucap Figo lagi sambil mengunyah makanan, sementara Tara tetap fokus makan.

“hahahha sorry guys, biasa kemanjaan sama Dela.” Ucap Rendi sambil menggenggam tangan Dela.

“haishh.... gue makan depan TV ajah.” ucap Figo sambil mengangkat piringnya.

Setelah semua selesai makan Rendi dan Delapun beres-beres meja makan dan menyuci piring, sementara Figo, Tara, dan Axel menonton film.

“aku ajah yang nyucii, kamu bareng Figo ajah sana.” Ucap Dela yang sedang menyuci piring.

“ga mau, gue mau bantuin elo.” Paksa Rendi sambil mulai membilas piring.

“la, lo tau ga kalo hari jumat di kalender minggu ini warnanya merah.” Ucap Rendi. Dela hanya menatapnya bingung “loe ga ada acarakan weekend ini? Ke Bali yuk, berangkat kamis, terus pulang hari minggu. How?” tanya Rendi dengan godaan mata berbinar-binar.

“ya udaah, berdua ajah?” tanya Dela yang masih fokus mencuci piring.

“YASHHH... berdua dong, lo jangan ajak Figo ato Tara atau Axel. Jangan. Gue cuma mau lo ama gue doang. Ga berbagi perhatian, ga berbagi pandangan. Just look at me.” Ucap Rendi sambil memegang kedua pipi Dela.

“hahahah iya sayang. Tangan kamu basah tau.” Ucap Dela sambil melap pipinya dengan punggung tangannya. “Emang kamu ga banyak tugas apa?”

“ntar aku yang urus semua yah, kamu tinggal ikut ajah.” Ucap Rendi “gue bakal siapin tugas buat minggu depan, di hari ini atau besok.”

“hahahha ya udah.” Balas Dela dengan senyuman manisnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Black World
1440      666     3     
Horror
Tahukah kalian? Atau ... ingatkah kalian ... bahwa kalian tak pernah sendirian? *** "Jangan deketin anak itu ..., anaknya aneh." -guru sekolah "Idih, jangan temenan sama dia. Bocah gabut!" -temen sekolah "Cilor, Neng?" -tukang jual cilor depan sekolah "Sendirian aja, Neng?" -badboy kuliahan yang ...
Te Amo
399      267     4     
Short Story
Kita pernah saling merasakan titik jenuh, namun percayalah bahwa aku memperjuangkanmu agar harapan kita menjadi nyata. Satu untuk selamanya, cukup kamu untuk saya. Kita hadapi bersama-sama karena aku mencintaimu. Te Amo.
Perfect Love INTROVERT
9445      1733     2     
Fan Fiction
Strange and Beautiful
4216      1144     4     
Romance
Orang bilang bahwa masa-masa berat penikahan ada di usia 0-5 tahun, tapi Anin menolak mentah-mentah pernyataan itu. “Bukannya pengantin baru identik dengan hal-hal yang berbau manis?” pikirnya. Tapi Anin harus puas menelan perkataannya sendiri. Di usia pernikahannya dengan Hamas yang baru berumur sebulan, Anin sudah dibuat menyesal bukan main karena telah menerima pinangan Hamas. Di...
Ingatan
7340      1790     2     
Romance
Kisah ini dimulai dari seorang gadis perempuan yang menemui takdirnya. Ia kecelakaan sebelum sempat bertemu seseorang. Hidupnya terombang-ambing diantara dua waktu. Jiwanya mencari sedang raganya terbujur kaku. Hingga suatu hari elektrokardiogram itu berbunyi sangat nyaring bentuknya sudah menjadi garis yang lurus. Beralih dari cerita tersebut, di masa depan seorang laki-laki berseragam SMA menj...
Holiday In Thailand
57      53     0     
Inspirational
Akhirnya kita telah sampai juga di negara tujuan setelah melakukan perjalanan panjang dari Indonesia.Begitu landing di Bandara lalu kami menuju ke tempat ruang imigrasi untuk melakukan pengecekan dokumen kami pada petugas. Petugas Imigrasi Thailand pun bertanya,”Sawatdi khrap,Khoo duu nangsue Daan thaang nooi khrap?” “Khun chwy thwn khatham di him?” tanya penerjemah ke petugas Imigras...
When the Winter Comes
52779      7110     124     
Mystery
Pertemuan Eun-Hye dengan Hyun-Shik mengingatkannya kembali pada trauma masa lalu yang menghancurkan hidupnya. Pemuda itu seakan mengisi kekosongan hatinya karena kepergian Ji-Hyun. Perlahan semua ini membawanya pada takdir yang menguak misteri kematian kedua kakaknya.
Strawberry Doughnuts
602      403     1     
Romance
[Update tiap tengah malam] [Pending] Nadya gak seksi, tinggi juga kurang. Tapi kalo liat matanya bikin deg-degan. Aku menyukainya tapi ternyata dia udah ada yang punya. Gak lama, aku gak sengaja ketemu cewek lain di sosmed. Ternyata dia teman satu kelas Nadya, namanya Ntik. Kita sering bertukar pesan.Walaupun begitu kita sulit sekali untuk bertemu. Awalnya aku gak terlalu merhatiin dia...
Simbiosis Mutualisme
258      162     2     
Romance
Jika boleh diibaratkan, Billie bukanlah kobaran api yang tengah menyala-nyala, melainkan sebuah ruang hampa yang tersembunyi di sekitar perapian. Billie adalah si pemberi racun tanpa penawar, perusak makna dan pembangkang rasa.
Princess Harzel
14882      2180     12     
Romance
Revandira Papinka, lelaki sarkastis campuran Indonesia-Inggris memutuskan untuk pergi dari rumah karena terlampau membenci Ibunya, yang baginya adalah biang masalah. Di kehidupan barunya, ia menemukan Princess Harzel, gadis manis dan periang, yang telah membuat hatinya berdebar untuk pertama kali. Teror demi teror murahan yang menimpa gadis itu membuat intensitas kedekatan mereka semakin bertamba...