Read More >>"> SiadianDela (First) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - SiadianDela
MENU
About Us  

Sore ini telah terlihat score yang di dapat fakultas hukum lebih tinggi dibandingkan fakultas kedokteran. Score 4-2 menandakan babak pertama pertandingan futsal ini berakhir.

            “istirahatnya di persingkat yahh flo, rundown udah mundur banget.” Ucap Tifa yang berjalan sibuk sambil membawa papan jalan yang berisi rundown dan kertas-kertas penting lainnya dan sibuk memegang HT-nya.

            “loe seriuss, ga mungkin fa.” Balas Floren dengan sedikit keras karena Tifa langsung pergi.

            “kenapa flo?” Tanya Randi yang baru saja datang dan duduk di meja panitia.

            “gak papa ren, lo datang buat inspeksi mendadak atau dukung fakultas lo?” kata Floren sambil melihat jam tangannya.

            “dukung fakultaslah ngapain gue inspeksi ahahahaha” kata Randi sambil tertawa lalu berdiri melangkah kearah kubu pendukung fakultas Kedokteran. Suasana tribun sangat riuh ditambah lagi karena ini pertandingan semi final yang menang akan melawan fakultas teknik di minggu depan.

            Prttt… peluitpun di tiup wasit menandakan pertandingan dimulai.

            “what? Eh panitia inikan masih 4 menit, sesuai TM kemarin istirahat 10 menit.” Keluh salah seorang official manager fakultas kedokteran ke meja panitia, disana sudah terlihat juga official manager fakultas hukum yang mengeluh juga.

            “maaf ko, maaf vid, rundownnya udah mundur banget, kalo panitia ga motong waktunya, bisa kena denda ama penggunaan lapangan. Sori banget broo, tolong ngerti yah.” Bujuk Flo kepada Rico dan David yang membuat mereka berdua akhirnya mengalah dan kembali ke tempat masing-masing.

            “ok yang main Sari, Dela, Nita, Kelly, dan Kiki. Ayokk semangat” ucap David sambil berdiri dan mengumpulkan tangan untuk memberi semangat. “Del 2 gol lagi ajah, kita aman. Yok Hukum” kata David dengan semangat.

            “fighting” ucap keseluruhan pemain futsal fakultas hukum tersebut.

            Permainanpun berlangsung dengan sangat sengit, sepertinya fakultas kedokteran sangat bersemangat karena di babak pertama sudah ketinggaln 2 point.

            “akhirnya lo datang juga nyet” kata Figo kepada Tara.

            “sebenarnya gue benci berada disini, kalo gue dukung Dela mungkin gue bakal diamuk satu fakultas, tapi kalo gue dukung fakultas, gue di amuk Dela. huftt..." keluh Tara yang matanya tetap fokus ke lapangan.

            “Dela fighting.” Teriak Tara sambil mengangkat tangannya membentuk love dan Dela pun dilapangan membalas Tara dengan tangan yang sama di tengah lapangan, serentak seluruh mata mengerah pada Tara, terutama mata Fakultas Kedokteran. Tara langsung menarik tangannya dan menyembunyikan wajahnya di belakang badan Figo.

            “ahahahahah lo emang gila Ra.” Kata Figo yang tetap stay cool melihat Dela

            “kalo Dela buat 1 goal lagi, gue bakal bangkrut Ra.” Kata Figo.

            “Kenapa?” Tanya Tara yang langsung kembali ke posisi semula.

            “sebelum main gue tantangin Dela, bakal traktir dia kalo bisa buat 4 goal.”

            “wahhh… makan gratis.” “DELA SAYANG 1 GOAL LAGI” teriak Tara lagi, kali ini bukan teman fakultasnya yang memelototi Tara tapi Figo udah mengunci kepala Tara dilengannya.

            Prtt… peluit tanda goal pun ditiup. Seluruh pendukung fakultas Hukum berdiri memberikan tepuk tangan. Termasuk Rico dan David official manager kedua fakultas. 2 menit kemudian pertandingan berakhir dan dimenangan oleh Fakultas Hukum.

            “tenkyu Del.” Ucap David sambil menyalam dan memeluk Dela.

            “ahahahah iya, gue bisa balik duluan gak vid? Gue ada janji nanti” Tanya Dela dengan ekspresi minta dikasihani.

            “Okay del, besok datang latihan yah” kata David sambil memperhatikan papan jalannya.

            “duluan yah guys, tenkyu buat hari ini.” Kata Dela sambil mengambil tasnya dan berjalan meninggalkan timnya. Dela mengeluarkan hp-nya dari tasnya dan memainkannya sambil berjalan keluar lapangan.

            “awas” kata Randi sambil menghadang jalan Dela agar tidak menabrak panitia yang sedang mengangkat meja. Bruakk… Dela terjatuh sehabis menabrak tubuh Rendi.

            “maaf, kamu gak papa?” kata Randi sambil jongkok menanyai dan melihat Dela secara keseluruhan.

            “gak papa kok.” Kata Dela sambil mencoba berdiri dan Delapun terdiam. Dela mengambil hpnya dan mencoba mencari kontak telepon.

            “kamu gak papa? Kata Rendi lagi sambil menolong Dela dengan memegang lengannya. Dela langsung menahan tangan Rendi dengan sangat kuat sambil menatap Rendi dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Matanya telah dipenuhi air mata yang belum menetes.

            Dela selalu menghubungi seseorang namun tak diangkat, air matanya pun mulai menetes.

            “kamu kenapa?” kata Rendi gugup dan bingung ingin melakukan apa.

            “Kaki, please. Ini sakit banget.” Kata Dela sambil menggit bibir bawahnya dan memegang tangan Rendi sangat kuat.

            “Kesehatan, Floo panggil Kesehatan cepat.” Teriak Randi.

            “okay kamu sekarang tenang, kaki sebelah mana yang sakit?” Tanya Rendi.

            “kanan.” Air mata Dela tidak berhenti-henti, namun mulutnya tak mengeluarkan tanda meringis sedikitpun.

            “okay, gue bakal ngangkat loe, loe jangan ngelawan sedikitpun. Tenang ajah gue anak kedokteran kok, setidaknya gue tau dikit sebelum kesehatan datang.” Kata Rendi sambil menaruh tangan kanan Dela ke lehernya dan Rendipun berhasil mengangkat Dela keluar lapangan dan membawanya kerumah sakit.

            30 menit berlalu, Rendi tetap berada di rumah sakit mendampingi Dela, Dela yang sedang duduk diatas tempat tidur hanya fokus melihat kakinya yang dibungukus tanpa berkata apa-apa, Dela hanya berpikir hanya jatuh seperti tadi bisa membuat kakinya seperti itu dan dia tidak bisa bermain futsal selama 3 bulan kedepan dan harus berjalan menggunakan tongkat.

            “lo mau gue antar balik ga?” kata Rendi yang sudah sejak tadi diam tidak tau ingin berbuat apa.

            “hum? Entar dijemput kok. Makasih udah ngantarin aku kerumah sakit.” Kata Dela dengan ekspresi yang sangat datar dengan wajah yang sangat merah, karena dia belum cuci muka sejak selesai bermain futsal.

            “maaf atas kejadian yang tadi. Ohh gue Rendi Nugraha. Loe bisa manggil gue Rendi.” Kata Rendi sambil menjulurkan tangannya untuk bersalaman.

            “Sia Diandela.” Salam Dela.

            “Hay Sia, nama lo bagus.” Kata Rendi basa basi karena Rendi sudah bingung ingin melakukan apa dan mengatakan apa lagi.

            Tiba-tiba David datang disusul Figo, Tara bersama satu tim futsal.

            “loe kenapa del? Kok bisa? Hahh?” Tanya David dengan ekspresi yang sangat khawatir.

            “tolong yang tidak berkepentingan untuk keluar” kata seorang perawat yang membuat semua keluar kecuali Rendi, David, Tara dan Figo.

            “gak papa kok vid, gue tadi jatuh dilapangan pas lagi balik. Yah tiba-tiba ajah kaya gini.” Ucap Dela pasrah.

            “terus dokter ngomong apa del?” Tanya Tara. “loe ga papa kan. Ahh lo buat gue khawatir ajah nyet.” Sambil memijat pelipis matanya.

            “aghhh… gila yah. Figo sialan.” Teriak Dela karena Figo menyenggol kaki Dela. 

            “kata dokternya Sia gak bole main futsal sampai 3 bulan kedepan. Selainnya fine.” Kata Rendi.

            “Rendi, loe ngapain disini? Jangan-jangan loe yah yang buat Dela gue jatuh?” kata Tara.

            “Dela gue Dela guee, makan tuh Delague.” Cibir Figo.

            “Gue panitia dan gue yang bawa Sia kesini dan Sia yang nabrak gue.” Kata Randi.

            “What? Del loe ngeri banget sih, loe yang nabrak, loe yang celaka.” Kata Tara lagi.

            “David sory yah minggu depan gue ga bisa main.” Kata Dela.

            “santai gak papa kok, asal lo gak papa ajah.”

            “loe mau nginap disini apa balik?” Tanya Figo.

            “balik lah. Eh Ra tolong urusin obat gue dan lain-lain dong, beliin tongkat juga, bayarin rumah sakit juga, ehh hubungin Om Aris ajah.” Kata Dela.

            “okay, bebb.” Kata Tara sambil pergi ke bilik administrasi rumah sakit.

            “mobil aku masih dikampus. Gimana dong Pi?” kata Dela.

            “Pi… Pi… loe kira gue bapak loe.” Kata Figo sambil duduk diatas tempat tidur menunggu Tara kemabli.

            “Hum, gue balik dulu yah Sia.” Kata Randi. “cepat sembuh, bay bay.” Ucap Randi sambil melambaikan tangannya pelan di depan dadanya.

            “makasih yah Ren.” Kata Dela. “See you.”

            Sesampainya dirumah,

            “akhirnya… Del loe mau gue nginap gak? Siapa tau loe mau pipis apa gimana gitu.” Kata Tara.  

            “bacrit lo ra, Dela masih bisa jalan.” Kata Figo

            “terserah sih mau nginap boleh mau balik juga boleh.” Kata Dela.

            “Yess… loe bisa masakkan walaupun kaki loe sakit.” Kata Tara sambil membantu Dela turun dari mobil.

            “Yee kampret masih nanya itu ajah, nih tongkat loe Del, belajar dulu makenya.” Kata Figo.

            “okayy tenyu Pi…”

            “aishhh… gue jitak yahh loe Del kalo bilang gue pi lagii.”

            “ihh apaan sih pi… pi…” Ucap Tara sambil berlari ke arah pintu rumah

            “kuncinya masih sama gue, tunggu ajah Ra.” Kata Figo dengan senyum licik.

            Begitulah pertemanan Sia Diandela Kayana, Batara Daiva, dan Mathew Figo yang telah mereka pupuk sejak SMP. Mereka bertemu di satu SMP dan bersama di SMA sampai perguruan tinggi. Masing-masing memiliki kepribadian yang berbeda, Tara yang kekanak-kanakan, Figo yang selalu sok cool dan Dela yang selalu dewasa. Mereka berasal dari keluarga yang sedari nenek moyangnya adalah orang kaya raya. Memiliki segala yang mereka mau. Mereka kuliah di Satu perguruan tinggi negri di Jawa Tengah yaitu Universitas Diponegoro. Orang-orang pasti bertanya mengapa mereka bertiga bisa mampir ke perguruan tinggi di Pulau Jawa bukan ke perguruan tinggi swasta yang bagus di Jakarta atau di luar negeri. Itu mungkin bukan satu yang susah tapi,

            “guys senin besok penentuan pilihan perguruan tinggi akan dikumpulin, cepetan kita nentuin apa.” Kata Tara.

            “loe saranin apa Del, biasanyakan saran loe bagus tuh” kata Tara sambil meminum sirup strowberynya.

            “aku bingung Ra,” kata Dela dengan pasrah sambil mengambil bantal dan mengatur posisi tidur yang pewe di atas Gazebo samping kolam renang.

            “loe mau tidur, ehh ga boleh Del, pikirin dulu, besok nihh.” Kata Tara lagi. “yee aku Cuma mau tiduran dong kok.” Balas Dela.

            “gue ada ide, gimana kalo kita cabut nomor ajah. Kita buat beberapa perguruan tinggi di dalam satu kertas lalu kita masukin nomornya dalam botol dan kita ambil satu per satu, terus kita nentuin punya siapa yang bakal di buka. Gimana??” kata Figo yang sedari tadi mungkin berfikir ahahaha.

            “ahahaha dari tadi loe mikir yah ahahaha” Tara dan Dela tertawa.  

            “ide bagus tuh pi” kata Dela

            “okay apa ajah nih perguruannya, UI, UGM, Harvard, New York, Binus , ITB, Ausi,” ucap Tara sambil mencatat universitas yang diingatnya, sampai 20 universitas dan memasukkanya kedalam botol.

            Tara mengkocok-kocok botol tersebut sambil membaca doa-doa yang sangat tidak jelas.

            “sini ahh ribet banget,” ucap Figo sambil menarik botol dari tangan Tara. Figo mengambil tiga nomor. “nihh pilih dari tangan gue, loe pada mau apa.” Kata Figo.

            “lah ga boleh dong, gue harus ambil sediri dari botol.” Kata Tara.

            “ya udah terserahh.” Kata Figo yang akhirnya kesal melihat kealayan Tara. “Dela nih punya loe.” Memberikan satu kertas ke Dela.

            “yukk, hompimpah ajah, yang menang, berarti kita buka kertas dia.” Kata Figo.

            Setelah hompimpah, yang menang adalah Tara dan universitas yanga ada di tangan Tara adalah Universitas Diponeogoro, sementara di tangan Figo adalah Binus University dan Dela Harvard University. Ketiganya hanya termangun dan mengikuti keputusan. Prinsip yang dipegang 3 sahabat ini adalah pendirian yang teguh, ketika A berarti A, tidak akan pernah menjadi B.

            Disemarang Dela tinggal disebuah rumah yang dimiliki orang tuanya yang jaraknya tidak jauh dari kampus, hanya memakan waktu 20 menit saja. Rumah yang sangat besar berada di pinggir jalan besar, sangat strategis, dekat dengan segala macam perbelanjaan tepatnya di jalan Gajah Mungkur. Dela tinggal sendiri, namun 2 kali seminggu para pekerja rumah akan datang untuk bersih-bersih. Tara dan Figo tinggal di apartemen yang jaraknya hanya 5 menit dari kampus, sebuah pertanyaan muncul, mengapa Dela tidak tinggal di apartemen saja, karena jika itu terjadi maka tidak akan pernah ada ketenangan yang terjadi dalam hidup Dela

            Dikampus tepatnya di gedung student center Rendi baru saja tiba dan langsung berlari menuju rapat evaluasi kegiatan seharian.

            “maaf terlambat, baru balik dari rumah sakit.” Kata Rendi sambil mengambil posisi duduk di bundaran.

            “okay lanjut yah, gue harap buat besok ga ada lagi rundown ngaret kayak yang tadi. Besok lebih banyak pertandingan lagi, kalo ngaret kita bisa di protes para peserta.” Kata Donny seorang yang menjabat sebagai ketua acara Olimpiade UNDIP tersebut.

            Setelah 1 jam lebih akhirnya rapat evaluasi itu berakhir, itulah kehidupan rapat di kalangan mahasiswa, sangat detail dan jelas. Satu kelompok tersebut beranggapan bahwa disanalah tahap awal mereka untuk belajar meniti karir kedepannya, bisa dikatakan iya, mahasiswa yang aktif di organisasi kampus akan lebih mudah di terima dilangan pekerjaan kelak.

            “flo… bisa ngomong bentar ga?” kata Rendi.

            “boleh kenapa Ren?” Tanya Flo yang sudah sangat terlihat lelah karena jam sudah menjunjukan jam 19.30 WIB.

            “ahahah maaf sebelumnya, loe kelihatannya udah cape banget, ntar gue traktir loe kalo apa yang gue mau dapet, loe punya nomor hp anak-anak peserta futsalkan?”

            “punya, fakultas apa? Namanya siapa?” Tanya Floren yang langsung mengambil kertas list peserta.

            “fakultas Hukum.” Kata Rendi yang teringat dengan seragam futsal yang dikenakan Dela.

            “namanya?” kata Flo lagi yang udah megang list peserta fakultas Hukum.

            “gue pinjam yah besok gue balikin.” Kata Rendi yang langsung mengambil list itu dari tangan Flo dan langsung pergi meninggalkan Flo.

            “Renn… tunggu.” Teriak Tifa dari kerumunan sambil mengejar Rendi.

            “kenapa Fa?” kata Rendi sambil melipat kertas list dan memasukknya kedalam tas.

            “loe mau kemana?” kata Tifa.

            “Mau balik, loe mau gue anterin?” Tanya Rendi.

            “Boleh, tapi kita makan dulu yah. Gue belum makan, loe juga kan.” Kata Tifa sambil berjalan menuju mobil Rendi.

            Didalam mobil Rendi mendengar lagu Ed Sheeran Perfect selama perjalanan.

            “lagunya kok muter disini ajah sih Ren?” Tanya Tifa.

            “hahahaha gue juga ga tau kenapa. Gue lagi suka aja ngedengernya.” Jawab Rendi sambil menggigit bibir bawahnya, ini adalah kebiasaan Rendi ketika dia sedang merasa senang.

            “mau makan dimana?” Tanya Tifa.

            “terserah mau makan dimana.” Jawab Rendi lagi.

            “hum di Mieting point ajah yuk”

            “ya udah…”

            Rendi telah selesai mengantar Tifa ke kostannya lalu langsung bergegas keapartemennya. Rendi tinggal di apartemen yang sama dengan Tara Dan Figo. Rendi adalah seorang mahasiswa Kedokteran semester 4 yang sangat aktif di berbagai organisasi dan pintar, berkepribadian yang baik, bertanggung awab dan ramah. Mungkin dapat dikatakan Rendi adalah manusia sempurna, Rendi hampir tidak memiliki kekurangan, semua orang menyukainya karena sifatnya.

            Selesainya Rendi mandi, ia langsung mengambil kertas list yang diberikan Flo tadi dari tasnya. Mencari nama Sia Diandela. Dan Rendi langsung memasukkan nomor Dela ke handponenya dengan nama SIA dan secara otomatis Line dan Whatsapp langsung terhubung ke handphonenya Rendi. Rendi melihat jam yang menunjukkan jam 9 dan akhirnya memutuskan untuk mengubungi Dela melalui line.

            O selamat malam Sia, gimana udah baikan kakinya?

            5 menit kemudian…

            X RENDI jangan ganggu pacar gue

BATARA

O owh Sia pacar kamu Ra. Gimana keadaannya?

Gila… teriak Rendi didalam kepalanya sambil berjalan-jalan mondar mandir didalam apartemennya.

“gila gue kok lebay banget sih, baru pertama ketemu juga. Yah udah resiko dong kalo Sia pacaran sama Tara.” Ucap Rendi menghibur dirinya sendiri dan kembali mengecek hapenya yang sudah dia tinggalkan di atas tempat tidurnya dan Rendi menggila setelah membaca pesan dari Sia . 

X ahahahah enggak kok, maaf. Tara bajak hp aku. Udah baikan kok

O ahahhaha gak papa kok, jam segini Tara masih ditempat kamu yah?

X ahaahaha iya dia ama Figo nginap dirumah aku, ingat kan yang dirumah sakit tadi.

O owhh kamu tinggal dirumah yah, kamu semester berapa Sia?

X semester 4 Ren jurusan Hukum ahahaha

O ahahaha sama dong, kamu lagi apa?

X hahahah aku udah tau kok, Tara cerita banyak tentang kamu. Lagi nonton Ren.

O cerita apa? nonton apa? Seru dong bareng-bareng

X ahahahh yah banyak, seruu, banyak rusuhnya. Nonton Fantastic Beast.

O waw bagus tuh filmnya, ahahahha kamu suka nonton yah?

X lumayan sihh, tiap hari nonton kok dirumah aahahah

O kapan-kapan bisa dong aku ajakin nonton

X ahahahaha bisaa

“figoo setan, loe bisa ga sih ga ganggu ke damaian hidup gue.” Kata Dela kesal karena sedari tadi Figo melemparinya dengan pop corn.

“lo sihh ngapain juga senyum-senyum sambil chat.” Kata Figo lagi.

“ya terserah gue nyet.” Ejek Dela lagi. Tara hanya melirik Dela.

O bener yah, kapan?

X kamu maunya kapan, aku mah bisa kapan ajah, kuliahnya ga sibuk kaya kamu

O gimana kalo kamu udah bisa jalan ajah

X okay… btw udah dulu yah Ren, temen2 aku udah kesetanan gara-gara aku cuekin. Good night.

O ahahahahha okay, good night Sia.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Black World
1440      666     3     
Horror
Tahukah kalian? Atau ... ingatkah kalian ... bahwa kalian tak pernah sendirian? *** "Jangan deketin anak itu ..., anaknya aneh." -guru sekolah "Idih, jangan temenan sama dia. Bocah gabut!" -temen sekolah "Cilor, Neng?" -tukang jual cilor depan sekolah "Sendirian aja, Neng?" -badboy kuliahan yang ...
Te Amo
399      267     4     
Short Story
Kita pernah saling merasakan titik jenuh, namun percayalah bahwa aku memperjuangkanmu agar harapan kita menjadi nyata. Satu untuk selamanya, cukup kamu untuk saya. Kita hadapi bersama-sama karena aku mencintaimu. Te Amo.
Perfect Love INTROVERT
9445      1733     2     
Fan Fiction
Strange and Beautiful
4216      1144     4     
Romance
Orang bilang bahwa masa-masa berat penikahan ada di usia 0-5 tahun, tapi Anin menolak mentah-mentah pernyataan itu. “Bukannya pengantin baru identik dengan hal-hal yang berbau manis?” pikirnya. Tapi Anin harus puas menelan perkataannya sendiri. Di usia pernikahannya dengan Hamas yang baru berumur sebulan, Anin sudah dibuat menyesal bukan main karena telah menerima pinangan Hamas. Di...
Ingatan
7340      1790     2     
Romance
Kisah ini dimulai dari seorang gadis perempuan yang menemui takdirnya. Ia kecelakaan sebelum sempat bertemu seseorang. Hidupnya terombang-ambing diantara dua waktu. Jiwanya mencari sedang raganya terbujur kaku. Hingga suatu hari elektrokardiogram itu berbunyi sangat nyaring bentuknya sudah menjadi garis yang lurus. Beralih dari cerita tersebut, di masa depan seorang laki-laki berseragam SMA menj...
Holiday In Thailand
57      53     0     
Inspirational
Akhirnya kita telah sampai juga di negara tujuan setelah melakukan perjalanan panjang dari Indonesia.Begitu landing di Bandara lalu kami menuju ke tempat ruang imigrasi untuk melakukan pengecekan dokumen kami pada petugas. Petugas Imigrasi Thailand pun bertanya,”Sawatdi khrap,Khoo duu nangsue Daan thaang nooi khrap?” “Khun chwy thwn khatham di him?” tanya penerjemah ke petugas Imigras...
When the Winter Comes
52779      7110     124     
Mystery
Pertemuan Eun-Hye dengan Hyun-Shik mengingatkannya kembali pada trauma masa lalu yang menghancurkan hidupnya. Pemuda itu seakan mengisi kekosongan hatinya karena kepergian Ji-Hyun. Perlahan semua ini membawanya pada takdir yang menguak misteri kematian kedua kakaknya.
Strawberry Doughnuts
602      403     1     
Romance
[Update tiap tengah malam] [Pending] Nadya gak seksi, tinggi juga kurang. Tapi kalo liat matanya bikin deg-degan. Aku menyukainya tapi ternyata dia udah ada yang punya. Gak lama, aku gak sengaja ketemu cewek lain di sosmed. Ternyata dia teman satu kelas Nadya, namanya Ntik. Kita sering bertukar pesan.Walaupun begitu kita sulit sekali untuk bertemu. Awalnya aku gak terlalu merhatiin dia...
Simbiosis Mutualisme
258      162     2     
Romance
Jika boleh diibaratkan, Billie bukanlah kobaran api yang tengah menyala-nyala, melainkan sebuah ruang hampa yang tersembunyi di sekitar perapian. Billie adalah si pemberi racun tanpa penawar, perusak makna dan pembangkang rasa.
Princess Harzel
14882      2180     12     
Romance
Revandira Papinka, lelaki sarkastis campuran Indonesia-Inggris memutuskan untuk pergi dari rumah karena terlampau membenci Ibunya, yang baginya adalah biang masalah. Di kehidupan barunya, ia menemukan Princess Harzel, gadis manis dan periang, yang telah membuat hatinya berdebar untuk pertama kali. Teror demi teror murahan yang menimpa gadis itu membuat intensitas kedekatan mereka semakin bertamba...