Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hunch
MENU
About Us  

                "Sierra, apa kau ada waktu luang setelah selesai pelajaran di kelas Language and Culture?" tanya Jeany sambil terburu-buru menghabiskan sh?cài-nya.

                "Memangnya ada apa? Jika memang ada hal penting, aku akan meluangkan waktu untukmu. Tapi Jeany yang kukenal biasanya suka berjalan-jalan untuk menghabiskan waktunya. Dan waktuku tak sebanyak waktumu, kau tahu itu," kata Sierra santai.

                "Aiya, Sierra… jangan begitu keras padaku. Temani aku ke Beijing Film Academy, ya? Teman SMP kita juga ada yang bersekolah di sana," pinta Jeany. "Huft… meskipun aku tak diterima di universitas itu, bagaimana pun aku akan sangat senang bisa berjalan-jalan di tempat tumbuhnya artis-artis pendatang baru sekarang ini."

                "Hmm… baiklah, aku tak ada sesuatu yang begitu mendesak nanti siang. Lagipula, aku pikir di sana ada banyak kisah," kata Sierra bersemangat sambil menghabiskan makanannya dengan cepat.

 

**

                Sierra segera menghampiri Jeany yang menunggunya di gerbang timur 2 Peking University. Ketika sebuah taxi melewati jalan dimana mereka berada, Jeany langsung melambai-lambaikan tangannya dengan bersemangat untuk memberhentikan taxi itu. Setelah taxi tersebut berhenti di depan mereka, Sierra dan Jenny segera masuk dan mereka pun berangkat.

                Sierra dan Jeany sampai di Bejing Film Academy dua puluh menit kemudian. Jeany segera menggenggam tangan Sierra dengan keras karena sangat bersemangatnya, kemudian segera berlari menuju gedung utama Beijing Film Academy.

                "Sepertinya kau tahu banyak tentang tempat ini, ya," kata Sierra.

                "Tentu. Aku sudah pernah berkeliling seluruh kawasan BFA (Beijing Film Academy) saat wawancara pendafaran. Tamannya benar-benar indah. Kau ingin ke sana? Tidak terlalu jauh dari sini. Hanya sekitar 50 meter setelah kita keluar di ujung selatan gedung ini…" tutur Jeany antusias.

                "Tidak," sahut Sierra cepat. "Kau bilang kau ingin menemui teman SMP kita yang bersekolah di sini? Biar kita bertemu dengan dia dulu. Setelah itu barulah kita berjalan-jalan. Kau tentu tahu bahwa waktu sangat berharga… dan waktu tak bisa kembali," kata Sierra.

                "Ah… ku harap kau tak terlalu keras terhadap dirimu sendiri, karena kau tahu… semua orang menganggap bahwa masa muda adalah masa paling indah dan berharga dalam hidupnya," tutur Jeany sambil merilekskan pikirannya, membayangkan betapa berharga masa muda yang akan dijalaninya. Namun kemudian lamunannya berhenti karena ia menyadari bahwa Sierra telah berjalan meninggalkannya.

"Aiya… baiklah. Aku sudah berjanji dengan Wendy bahwa kami akan bertemu di kantin gedung ini. Ayo, cepat!" kata Jeany sambil berlari menyusul Sierra.

 

***

                "Di sini benar-benar menyenangkan, Jeany. Aku turut menyesalkan atas kegagalanmu untuk masuk di universitas ini," tutur Wendy sambil menyedot Liang Tea-nya.

                "Aiya… jangan membuatku terlalu menyesal, oke? Aku jadi sedih jika mengingat kebodohanku waktu itu," kata Jeany dengan tampang memelas.

                "Oh… maafkan aku. Aiya… Jangan menangis, Xiao Jing," kata Wendy yang membuat suasana semakin heboh.

                Sierra yang sedang membaca novel sambil minum es dengan tenang tiba-tiba menyemburkan minuman yang ada di mulutnya. Ia tertawa mendengar rayuan-rayuan konyol Wendy.

                "OMG!! Xiao Fu, apa kau mengalami radang  usus akut? Apa perlu kubawa ke Unit Kesehatan?" tanya Wendy berpura-pura panik.

                "Hahaha… cukuplah, Wendy. Perutku benar-benar sakit setelah banyak menertawakanmu. Kupikir kau mengambil banyak hal dalam pelajaran akting di sini. Panggilan apa itu? Xiao Jing, Xiao Fu?" kata Sierra .

                "Hahaha… benar-benar menggelikan!! Eh… Sierra, menurutmu reaksi apa yang akan muncul dari pacarnya jika ia memanggilnya dengan cara seperti itu?" tanya Jeany sambil tertawa.

                "Hei… hentikan omong kosongmu! Aku belum punya pacar!" bantah Wendy sambil berpura-pura hendak mencekik leher Jeany.

               

Masa-masa ini rasanya begitu menyenangkan. Masa mudamu, saat bagimu untuk menyenangkan dirimu sendiri. Masa mudamu mungkin banyak tantangan, namun inilah hakikat yang mendasar untuk mencapai kebahagiaan yang sejati. Jadikan tantangan bukan sebagai beban untuk masa mudamu yang polos, karena perihal tersebut dapat menjadi bagian dari warna yang akan mengisi hidupmu.

 

**

                Slurrp… itu adalah gelas ketiga yang sudah Sierra habiskan.

                "Jeany, Wendy, aku akan membeli segelas lagi. Tunggu aku sebentar. Aku tak akan lama," kata Sierra sambil berlari menuju ke kios yang menjual minuman.

                "Tuan, aku ingin membeli jus wortelnya segelas lagi!" seru Sierra kepada penjual minuman di kantin.

                Sementara itu, di sudut lain kantin, kedua temannya membicarakan sesuatu yang begitu mengganjal dalam benak mereka masing-masing. "Hmm… Wendy, apa menurutmu Sierra masih sama seperti Sierra yang kita kenal saat masih duduk di bangku SMP dulu? Kupikir pertemuanku dengannya kali ini… sedikit aneh," kata Jeany sambil menatap lurus ke arah Sierra yang sedang menunggu minumannya.

                "Hmm… benarkah? Kenapa kau merasa begitu? Kupikir Sierra masih sama pendiam dan seriusnya seperti dulu," sahut Wendy.

                "Omong kosong. Kau sepertinya tak mengerti. Sejak insiden kematian ayahnya, yang kemudian disusul dengan kecelakaannya di angkutan kota semasa SMA, Sierra seperti berubah seratus delapan puluh derajat. Aku mengerti sejak dulu Sierra memang tak banyak bicara. Tapi atmosfernya sangat berbeda saat aku berada di dekatnya dulu dan sekarang. Dulu, meskipun ia pendiam, ia tetap menyenangkan dan mempunyai energi positif. Tapi sekarang, di dalam hatinya serasa ada banyak luka yang tak bisa disembuhkan oleh orang biasa," tutur Jeany dengan sedih.

                "Hhh… kupikir hanya dia yang bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Pola pikirnya terhadap masa lalunya yang dapat mengubah dirinya sendiri. Kupikir jika dia bisa mengubah pandangannya terhadap masa lalunya, ia dapat hidup jauh lebih baik dari sekarang. Aku juga merasa bahwa dia sedikit… apa, ya kata yang tepat? Terlalu keras terhadap dirinya sendiri," kata Wendy.

How do you feel about this chapter?

0 1 7 0 0 0
Submit A Comment
Comments (27)
  • Riyuni

    Tema-nya tentang penulis. Keinginan Sierra sama dengan keinginan seluruh penulis TinLit.
    Sukses ya untuk ceritanya, Semoga bisa sesukses seperti karya Sierra.

    Comment on chapter BAB 3 The Way People Enjoy Their Youth
  • ShiYiCha

    @IndahPratiwi Thanks, Kak. Jangan lupa baca sampai akhir, yaa😉😂

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • IndahPratiwi

    Bahasanya ringan dan mudah dipahamj. Membuat pembaca awam mudah mengikuti alurnya

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • sinister

    saya suka gaya bahasa nya gak terlalu berat, dan mudah dipahami.

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • fafazulfha

    cerita bagus yang ringan (enak)di baca,,,,,

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • ShiYiCha

    @Hadasaaa Haloo... Tengkyu udah mampir.
    Sebenernya itu memang kayak kurang terasa klimaksnya gitu karena ada beberapa part yang terpaksa terpotong karena terkejar sama dateline

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • Hadasaaa

    Cerita & alurnya sdh bagus tapi kelihatannya masih banyak yg bs ditambahkan spy lebih berasa gregetnya deh. Tetap semangat dan lanjutkan terus menulisnya ya ????

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • Henny

    Bagus ????

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • fujasagita

    Halo, aku suka ceritamu. Rapi dan minim typo.

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
  • sherlygratia

    Suka nonton film china juga. Beruntung aku mudeng :"))

    Comment on chapter BAB 1 Everything Start at University
Similar Tags
Hei cowok...I like you
852      545     1     
Romance
Hei cowok...i like you, kalimat itulah yang keluar dari mulut cewek berwajah pas-pasan kepada cowok berparas tampan yang wajahnya gak kalah cakep dengan cowok-cowok korea.
Innocence
5694      1844     3     
Romance
Cinta selalu punya jalannya sendiri untuk menetap pada hati sebagai rumah terakhirnya. Innocence. Tak ada yang salah dalam cinta.
Untouchable Boy
684      474     1     
Romance
Kikan Kenandria, penyuka bunga Lily dan Es krim rasa strawberry. Lebih sering dikenal dengan cewek cengeng di sekolahnya. Menurutnya menangis adalah cara Kikan mengungkapkan rasa sedih dan rasa bahagianya, selain itu hal-hal sepele juga bisa menjadi alasan mengapa Kikan menangis. Hal yang paling tidak disukai dari Kikan adalah saat seseorang yang disayanginya harus repot karena sifat cengengnya, ...
I Always Be Your Side Forever
6630      1765     3     
Romance
Lulu Yulia adalah seorang artis yang sedang naik daun,tanpa sengaja bertemu dengan seorang cowok keturunan Korea-Indonesia bernama Park Woojin yang bekerja di kafe,mereka saling jatuh cinta,tanpa memperdulikan status dan pekerjaan yang berbeda,sampai suatu hari Park Woojin mengalami kecelakaan dan koma. Bagaimana kisah cinta mereka berdua selanjutnya.
RINAI : Cinta Pertama Terkubur Renjana
467      336     0     
Romance
Dia, hidup lagi? Mana mungkin manusia yang telah dijatuhi hukuman mati oleh dunia fana ini, kembali hidup? Bukan, dia bukan Renjana. Memang raga mereka sama, tapi jelas jiwa mereka berbeda. Dia Rembulan, sosok lelaki yang menghayutkan dunia dengan musik dan indah suaranya. Jadi, dia bukan Renjana Kenanga Matahari Senja yang Rinai kenal, seorang lelaki senja pecinta kanvas dengan sejuta war...
Unexpected You
512      362     0     
Romance
Pindah ke Indonesia dari Korea, Abimanyu hanya bertekad untuk belajar, tanpa memedulikan apapun. tapi kehidupan tidak selalu berjalan seperti yang diinginkannya. kehidupan SMA terlalu membosankan jika hanya dihabiskan untuk belajar saja. sedangkan Renata, belajar rasanya hanya menjadi nomor dua setelah kegemarannya menulis. entah apa yang ia inginkan, menulis adalah pelariannya dari kondisi ke...
Diskusi Rasa
1132      668     3     
Short Story
Setiap orang berhak merindu. Tetapi jangan sampai kau merindu pada orang yang salah.
Catatan Takdirku
1500      837     6     
Humor
Seorang pemuda yang menjaladi hidupnya dengan santai, terlalu santai. Mengira semuanya akan baik-baik saja, ia mengambil keputusan sembarangan, tanpa pertimbangan dan rencana. sampai suatu hari dirinya terbangun di masa depan ketika dia sudah dewasa. Ternyata masa depan yang ia kira akan baik-baik saja hanya dengan menjalaninya berbeda jauh dari dugaannya. Ia terbangun sebegai pengamen. Dan i...
Untuk Takdir dan Kehidupan Yang Seolah Mengancam
796      536     0     
Romance
Untuk takdir dan kehidupan yang seolah mengancam. Aku berdiri, tegak menatap ke arah langit yang awalnya biru lalu jadi kelabu. Ini kehidupanku, yang Tuhan berikan padaku, bukan, bukan diberikan tetapi dititipkan. Aku tahu. Juga, warna kelabu yang kau selipkan pada setiap langkah yang kuambil. Di balik gorden yang tadinya aku kira emas, ternyata lebih gelap dari perunggu. Afeksi yang kautuju...
Novel Andre Jatmiko
9744      2133     3     
Romance
Nita Anggraini seorang siswi XII ingin menjadi seorang penulis terkenal. Suatu hari dia menulis novel tentang masa lalu yang menceritakan kisahnya dengan Andre Jatmiko. Saat dia sedang asik menulis, seorang pembaca online bernama Miko1998, mereka berbalas pesan yang berakhir dengan sebuah tantangan ala Loro Jonggrang dari Nita untuk Miko, tantangan yang berakhir dengan kekalahan Nita. Sesudah ...