Ada kalanya, kau harus percaya bahwa segala sesuatu yang pernah kau impikan akan menjadi kenyataan di kemudian hari. Inilah yang sekarang terjadi pada Sierra. Hidupnya yang sebelumnya hanya diisi dengan belajar, mengerjakan tugas sekolah, dan menulis tak jelas saat ini berubah seratus delapan puluh derajat. Banyak undangan untuk melaksanakan Meet & Greet dari berbagai label perusahaan. Sierra benar-benar tak menduga bahwa awal kariernya akan berkembang sepesat ini. Beberapa variety show bahkan turut mengundangnya untuk menjadi bintang tamu, motivator, maupun narasumber.
Ia tak mengerti sejak kapan keahliannya berubah menjadi memberikan motivasi bagi orang-orang, karena sebenarnya kehidupan batinnya yang sesungguhnya berbeda jauh dengan dirinya yang ia tampilkan di balik layar kaca entertainment. Di depan kamera, Sierra terlihat sebagai gadis muda yang hidup bahagia, percaya diri, dan memiliki banyak pengalaman. Namun sesungguhnya, seperti yang Jeany ketahui mengenai dirinya, Sierra adalah seorang gadis muda yang latar belakangnya tak terlalu bagus dan mempunyai sebuah pengalaman kelam di masa lalunya.
***
"Aiya… terima kasih banyak, Sierraaa…" sorak Jeany gembira ketika menerima sebuah tiket VIP gratis untuk menonton variety show yang menghadirkan Sierra sebagai bintang tamunya.
"Hehe… tak perlu sungkan. Aku bukan sahabatmu jika aku tak mengajakmu untuk turut dalam kebahagiaanku," ujar Sierra sambil mengalungkan lengannya di leher Jeany. "Ayolah bersiap-siap. Acaranya akan dibuka mulai pukul 17.00 p.m," lanjut Sierra.
"OK!! Aku jamin aku takkan mengecewakanmu," sahut Jeany sambil kemudian berjalan ke arah pintu keluar mendahului Sierra. Jeany melambaikan tangannya sebelum kemudian mulai menghilang di antara kerumunan mahasiswa.
***
Jeany Liu Jing, namanya. Ia terbiasa dengan panggilan Jeany. Jeany adalah seorang gadis berusia 17 tahun yang melanjutkan studinya di Peking University bersama dengan Sierra Li Xing Fu yang diakuinya sebagai sahabatnya. Ia berasal dari keluarga yang berkecukupan. Ayahnya bekerja di bagian logistik perusahaan media dan ibunya bekerja sebagai pianis freelance. Setidaknya, ia mempunyai cukup kesempatan untuk memilih akan jadi apa dirinya.
Bakat dan seluruh cita-citanya selalu berkaitan dengan dunia seni sejak ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar, terkecuali seni sastra. Saat di SD, ia paling suka menyanyi. Kemudian hobinya berubah ke arah seni rupa ketika ia beranjak SMP, yang diawalinya dengan menggambar manhua sederhana. Ketika SMA, ia baru merasakan apa yang benar-benar diinginkannya. Ia menyukai akting dan jiwa seni bermain peran benar-benar tumbuh dalam dirinya. Ia memberanikan diri untuk mendaftar ke universitas perfilman terbaik se-China, yaitu Beijing Film Academy dan Central Academy of Drama. Namun, ternyata tak satupun dari kedua universitas tersebut yang berhasil ditembusnya. Entah apa sebabnya, namun ia mulai berpikir bahwa persaingannya terlalu ketat dan kemampuan aktingnya masih rata-rata.
Pada akhirnya, ia mendaftar ke Normal University paling berkelas di negaranya. Dan akhirnya ia diterima sebagai mahasiswa di Peking University. Ia tak pernah menyangka dan tak pernah terbersit harapan dalam otaknya untuk bertemu dengan teman lamanya lagi. Ia ingin memulai sebuah kehidupan yang berbeda ketika masuk ke universitas. Namun tak disangkanya, di sana ia bertemu dengan Sierra, teman lamanya yang sekelas saat SMP. Ketika bertemu dengan Sierra, awalnya ia berpikir bahwa bersama dengan seorang teman akan lebih menyenangkan daripada berjalan sendirian.
Kesan pertamanya adalah bahwa Sierra sudah banyak berubah dari Sierra yang ditemuinya saat SMP dulu. Temannya yang satu ini masih tetap setia dengan hobinya menulis, tapi di sisi lain Jeany merasakan bahwa jiwa dan aura Sierra telah berubah. Hatinya tidak ceria seperti dulu lagi dan gerak-geriknya tak selincah dulu. Namun hal yang paling mencolok adalah bahwa saat ini adalah bahwa Sierra benar-benar bekerja keras untuk mencapai mimpinya menjadi seorang penulis profesional.
Ketika sekarang Sierra sudah mendekati kesuksesannya, sebenarnya Jeany sempat merasa bahwa dirinya tak berguna. Ia mempunyai latar belakang yang lebih baik dari Sierra, namun tak disangkanya Sierra melangkah lebih dulu darinya.
Namun ia mengerti prinsip persahabatan. Bahwa kau harus terus mendukung usaha sahabatmu dan tetap berada di sisinya setiap saat ketika ia akan membutuhkanmu. Jeany berusaha memenuhi kriteria tersebut, namun ia masih belum tahu ia dapat bertahan sampai kapan untuk terus berusaha menutupi kegelisahannya mengenai kalah startnya dengan Sierra.
Ketika Sierra memberikan tiket VIP untuk hadir dalam acara Happy Camp – sejenis acara variety show dalam ruangan – hari ini, Jeany benar-benar berpikir bahwa Sierra tulus menjadi sahabatnya. Tapi, siapa yang tahu apa yang ada dalam pikiran Sierra.
***
Sorakan penonton yang riuh rendah bergema memenuhi gedung pelaksanaan acara Happy Camp hari itu. Happy Camp adalah salah satu acara variety show yang cukup terkenal di China. Acara ini telah dimulai sejak tahun 1997 dan memiliki presenter sangat profesional, yaitu He Jiong, Li Weijia, Xie Na, Du Hai Tao, dan Wu Xin. Acara yang diproduksi oleh Hunan Broadcasting System ini telah mengundang berbagai aktor dan aktris papan atas dari seluruh Asia Timur.
Di atas panggung Happy Camp, berdiri seorang gadis berbalutkan dress bermotif bunga warna ungu. Dress selutut itu memperlihatkan kakinya yang putih dan panjang, yang melangkah dengan anggun menuju tengah panggung.
"Hello, semuanya! Saya Li Xing Fu, penulis novel Colorful Day yang baru saja diterbitkan beberapa bulan yang lalu," kata Sierra memperkenalkan dirinya kepada semua orang yang berada di gedung saat itu. Dan ditambah lagi banyak penonton lainnya yang tak Sierra lihat, mereka yang menonton di layar kaca di stasiun televisi Hunan TV.
"Selamat datang, Xing Fu!" suara He Jiong yang ramah itu menyambutnya, yang disahut Sierra dengan anggukan dan senyuman sopan.
Seluruh penonton bersorak begitu bersemangat menyambut penulis novel pendatang baru itu. Novelnya Colorful Day baru saja diterbitkan beberapa bulan yang lalu, namun bagi semua orang yang membaca novelnya, kehadirannya benar-benar ditunggu-tunggu. Popularitasnya setelah menerbitkan novel tersebut tak kalah dengan Ba Yue Chang An, penulis novel romansa yang telah lama berkarya sejak sebelum tahun 2010.
Acara Happy Camp berlangsung dengan begitu menyenangkan. Game dan berbagai permainan lainnya yang dibawaka oleh He Jiong, Li Weiia, dan Xie Na membuat penonton tertawa terbahak-bahak. Terutama karena aksi dan tingkah para aktor yang bisa dikatakan sedikit konyol. Namun, kau tahu bahwa tak hanya mereka yang berada di gedung yang dapat merasakan kebahagiaan ini, melainkan juga mereka yang sedang duduk di hadapan layar kaca.
***
Sport… Dylan membaca schedulenya dengan malas. Ia benar-benar enggan melakukan aktivitas pada hari-hari ini. Acara shooting film sudah dilakukan minggu yang lalu, dan pemotretan untuk foto model telah selesai sejak tadi siang.
Dylan menghempaskan tubuhnya di sofa di dekat pintu keluar apartemennya. Dengan asal-asalan, ia mengambil remote televisi dan memilih channel secara random. Akhirnya ia menonton channel Hunan TV. Pada jam-jam seperti ini, ia sudah hafal bahwa pasti Hunan TV akan menayangkan acara yang banyak disukai masyarakat China, yaitu Happy Camp. Baiklah… setidaknya ada acara yang dapat menghibur untukku, pikir Dylan sambil mencoba menikmati acara yang ditayangkan tersebut.
Namun kemudian, ada sesosok gadis muda yang rasanya tak seharusnya berada di balik layar televisi itu. Bukankah itu gadis yang beberapa bulan lalu ditemuinya di BFA dan yang pingsan di bus kota?
"Hello, semuanya! Saya Li Xing Fu, penulis novel Colorful Day yang baru saja diterbitkan beberapa bulan yang lalu," kata Sierra memperkenalkan dirinya.
Suara itu terdengar dari televisi. Jadi nama gadis itu Sierra… baiklah. Mulai sekarang Dylan akan terus mengingat namanya. Karena menurut firasatnya, berdasarkan status selebriti yang sekarang mereka berdua miliki, suatu hari nanti mereka akan bertemu melalui relasi entertainment.
Biasanya remaja hits now pake latar Korea, tapi ini China. Suka. Smua aku suka sih, yg penting mah baca novel dan nonton drama, wkwk
Comment on chapter BAB 4 Lost Due to Hurry