Gue udah sampai di sekolahan, tapi gue belum mau turun karena gue merasa malu. Gimana gue ngga malu, orang Guanlin nyuruh supirnya untuk masuk ke sekolah gue dan berhentiin mobilnya tepat di tengah lapangan. dan karena hal itu para murid lainnya langsung memberhentikan aktivitas mereka dan langsung fokus ke mobil ini. Meskipun kelas gue deket lapangan tapi ngga perlu begini juga kan?. Gue kekeh ngga mau turun dan
Karena Gue ngga mau turun, akhirnya Guanlin yang turun dan gue mendengar teriakan anak-anak alayers yang melihat kegantengan Guanlin yang Ngga manusiawi. Dan sangat disayangkan karena sahabat gue termasuk orang yang teriak. Guanlin dengan gentle membukakan pintu mobil untuk gue
"Come on my princess, take my hand" kata Guanlin sambil memberikan tangan nya untuk membantu gue turun.
"Lin, don't do this. Please" kata gue yang udah ngga tau ini muka gue harus ditaro dimana
"Trust me " kata Guanlin sambil tersenyum. Alhasil gue mengambil tangan nya. Yaiyalah, Siapa juga sih yang mau nolak senyuma manisnya Guanlin seorang.
Guanlin nganterin gue sampe ke kelas dengan melewati semua orang yang masih auto melongo karena masih ngga percaya bahwa ada orang Korea yang ke sekolah nya, sekolah gue juga sih.
"Gue pulang duluan yah" kata Guanlin sambil tersenyum dan mengecup pucuk kepala gue dan mengelus pipi gue, Setelah itu dia langsung pergi ke hotel mungkin
"Astagaaaaaaa! Cii itu beneran Guanlin Wanna One kan?" tanya Nur dengan wajah terkejutnya
"Iyah" kata gue sejujurnya.
"Lo kok biasa aja sih? Kalo gue sih udah dirawat di ICU kali" kata Soraya
"Diakan pacar gue" kata gue sambil nyengir. Lucu aja gitu ngerjain mereka
"Oh sekarang udah jadi pacar yah" kata Sean yang kemudian langsung duduk dibelakang gue
"Se-Sean?" kata Gue yang baru menyadari kehadiran nya.
"Anggep aja gue ngga ada" kata Sean yang kemudian langsung menyembunyikan kepala nya di atas lipatan tangan dia di atas meja
"Wah ini sih udah masalah rumah tangga, gue ngga ikut campur" kata Nur yang kemudian kembali ketempat duduk nya
"Emang ada hubungan apa antara Sean dan Cicy?" tanya Dera yang ternyata sedang piket dibarisan bangku Cicy.
Jadi yang lucu itu adalah karena di Kelas itu ngga ada yang tau tentang hubungan gue dan Sean kecuali trio wek wek dan William. Meskipun hampir satu penghuni sekolahan ini Tau tentang hubungan dua insan yang fenomenal ini, tapi kelas gue itu emang kurang update banget. Dan kita itu kelas yang kompak jadi kita itu biasa aja kalo ada siswa kelas gue yang deket sama siswi kelas gue karena kita mikirnya kita kan satu keluarga.
"Ngga usah ikut campur, mending duduk yuk" kata Soraya yang kemudian langsung mengajak Dera yang masih heran untuk duduk.
"Udah gue bilang kan, di luar sana itu masih ada yang lebih baik" kata William sambil membaca komik nya
"Apaan sih lo wil, ngga usah memperkeruh keadaan deh" kata gue yang udah kesel
"Sean lo diem aja nih ngeliat pacar lo selingkuh secara terang-terangan di depan lo?. Kalo gue sih udah gue buang jauh jauh tuh". Kata William yang bikin hati gue nyeri
"Mulut lo pedes banget sih jadi cowok, kalo emang lo ngga tau permasalahan nya ngga usah ikut campur!! Nyesel gue pernah suka sama lo" kata Gue yang kemudian lari meninggalkan kelas gue sambil bawa tas.
Sahabat gue udah manggilin gue tapi Gue pengen sendiri dulu.
Sakit banget hati gue waktu denger orang yang gue sukain merendahkan gue. Apalagi orang yang gue panggil pacar ternyata ngga membela gue saat gue di hina. Jangankan membela gue, bergerak juga kagak.
Sekarang Gue udah bingung mau kemana dan akhirnya gue cuma duduk dan minum di Cafe starbucks dekat sekolah sambil nunggu bel pulang. Dan kali ini gue bolos sekolah untuk pertama kalinya.
######
Cicy POV
Ini udah jam pulang sekolah, gue harus buru-buru pulang sebelum gue ketauan sama pak guru yang suka nongkrong disinipl. Pas gue mau melangkahkan kaki gue untuk keluar dari starbucks tiba-tiba aja ada yang nahan tangan gue.
"Ci, ikut gue sebentar" kata seseorang sambil menarik tangan gue dan mengajak gue keluar dari Starbucks
"Will,,,william" kata gue yang terkejut karena yang menggandeng tangan gue adalah William
"Lo ikut gue" kata William yang kemudian menarik gue untuk mengikutinya
"Mau kemana?" Tanya gue sambil berusaha melepaskan genggaman tangan dia yang kenceng banget
"Ngga usah banyak tanya, tinggal ikut aja kok repot" kata William yang semakin mengeratkan genggaman tangannya dan menarik gue ke taman belakang Sekolah
"Lo apaan sih!" kata gue sambil menghempaskan tangan william.
"Gue ngga bakal kayak gini kalo lo mau nurutin gue dari Awal" bentak William
"Terus apa maksud lo narik gue sampe segininya hah?" bentak gue balik
"Apa bener lo suka sama gue?" kata William sedikit halus
"Kenapa? Lo mau permaluin gue lagi, kalo emang gue suka sama lo?" tanya gue kesel
"Gue-"
"Iya gue tau kalo emang gue ngga pantes buat nyukain lo, dan gue juga mau berhenti kok" Kata gue yang motong omongan William
Zrsssshhhhhh!!
"Ayo cari tempat teduh, nanti baru kita lanjutin perbincangan kita"kata William sambil menarik tangan gue
"Ngga!" kata gue sambil menghempaskan tangan William
"Lo tuh batu banget sih" kata William dengan wajah kesalnya
"Emang gue batu, emang gue jelek, emang gue bodoh seperti gelar yang selalu lo berikan ke gue" kata gue sambil menitihkan air mata yang udah bercampur bersama derasnya air hujan
"Bukan itu maksud gue, kalo lo kehujanan lo bisa sakit" Kata William sambil memegang bahu gue dengan kedua tangannya seolah menenangkan gue
"Ngga usah sok care! Gue ngga butuh rasa kasihan lo-" Kata gue yang terhenti karena William udah narik gue kedalam pelukannya.
Jujur Ini hujan terindah yang pernah gue rasakan. Karena hujan kali ini gue berada dalam pelukan orang yang gue sayangin banget ~fikir gue
"William lo jahat banget tau ngga" kata gue sambil memukul dadanya pelan dan berusaha melepaskan pelukannya
"Iya gue tau dan gue minta maaf" kata William sambil mengeratkan pelukannya.
"Lepasin pelukan lo dan jangan bikin gue berharap" kata gue sambil berusaha melepaskan pelukan dia
"Kenapa sih lo itu ngga ngasih kesempatan gue buat ngomong?" kata William tanpa melepaskan pelukan dia
"Emang lo mau ngomong apa?" tanya gue yang merasa bersalah karena Gue sadar kalo gue nyerocos mulu dari tadi
"Lo kayak anak kecil" kata Sean sambil tertawa
"Iyah emang gue kayak anak kecil" kata Gue kesal
"Tapi Gue suka" kata William
"Gue bawel, gue batu , gue bodoh, gue-"
"Gue suka" kata William
"Huh?" kata gue bingung
"Iyah gue suka dengan sikap lo yang begitu, bagi gue lo itu gemesin banget" kata William yang sukses membuat jantung gue berdegub kencang banget
"Will lo sadar ngga sih?" kata gue sambil menatap wajah dingin nya William
"Sadar, dan boleh ngga sih kalo gue bersifat egois untuk kali ini aja?" tanya William sambil menatap gue intens
"Maksud lo?" Tanya gue sambil berusaha melepaskan pelukan dia. Karena kan kita masih di lingkungan sekolah
"Gue pengen milikin lo,,, bisa?" tanya William yang sontak bikin gue terkejut
"Bukan nya lo benci banget yah sama gue. Tiap hari kerjaan lo cuma jelek-jelekin gue doang"
"Gue jelekin lo di depan Sean karena gue cemburu!"
"Will-"
"Gue suka sama lo semenjak kita MOS dulu"
"Gu-"
"Gue tau lo udah sama Sean tapi gue rela jadi PHO. gue udah nyesel banget karena gue baru menyadari perasaan gue ke lo sekarang"
"Gue emang suka sama lo Will tapi gue ngga bisa sama lo. Gue udah jadi milik Sean dan maaf gue ngga bisa terima lo" Kata gue
"Gue,,,Ngga terima penolakan!!" bentak William
Ini bukan William yang selama ini gue suka...Dia orang lain, bukan William ~Batin gue
"Will sadar Will, cinta lo ngga bertepuk sebelah tangan kok. Cuma-"
"Cuma apa!? Gue,,,Ngga,,,terima penolakan" kata William sambil menarik paksa tangan gue
"Will,,," rintih gue yang udah mulai takut karena gue baru sadar bahwa Mulut William bau jengkol eh salah Alkohol maksudnya.
"Ikut lo, gue bakal buat lo jadi milik gue seutuhnya" kata William sambil menarik gue menuju ke gudang belakang sekolah
"Will lo mau ngapain?" tanya gue takut
"Lo pikir aja sendiri! disini cuma ada dua insan yang saling mencintai di tempat sepi dengan keadaan baju yang basah kuyup dan suasana hujan. Bukankah seharusnya kita saling menghangatkan?" kata William yang membuat gue semakin takut
"Will sadar!! Lo itu laki-laki baik bukan seorang pecundang kayak gini" kata gue sambil menangis
"Sayang jangan nangis yah" kata William sambil menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah gue
"TOLONG!!" teriak gue dengan kencang. Gue berharap ada yang datang dan bisa membuat William sadar.
"Disini cuma kita berdua, sayang" Kata William sambil melepaskan sabuknya
"Will sadar will" kata gue sambil menangis dan memberontak saat dia berusaha untuk mencium gue
Bruak!!
Tiba-tiba Badan William sudah melayang dan tersungkur di bawah. Dan gue melihat Ada cowok yang berdiri dengan terengah-engah dan masih menggunakan seragam sekolah. Setidaknya pemandangan itulah yang terakhir gue lihat sebelum pandangan gue blur dan Berubah menjadi gelap.
Sean POV
Gue berangkat sekolah tapi mata gue ngantuk berat, karena semalam gue ngga bisa tidur. Karena gue terus mengingat apa yang udah gue lakuin ke cicy tadi malam. Pas gue sampe dikelas gue denger Cicy bilang Kalo Guanlin itu pacarnya dan dia juga dianterin. Gue sih biasa aja toh dia udah jelasin ke gue. Tapi bukan Sean kalo ngga jailin pacar gue sendiri. Akhirnya gue pura-pura ngambek dan tanpa sadar gue ketiduran dikelas. Pas gue udah terbang di alam mimpi gue nan indah, tiba-tiba ada guncangan yang membangunkan tidur gantengnya gue. Dan pas gue liat ternyata itu Melisa dengan muka panik
"Kenapa lo? Mau gue ratain muka lo pake ban motor gue hah?" kata Gue yang ngantuk berat
"Sean lo itu ngga peka banget sih" kata Melisa sambil menghentakkan kakinya ke lantai
"Apaan lagi sih? Makanya jadi cewek ngga usah kode-kode'an sama gue. Gue ngga paham" kata Gue yang kemudian lanjut tidur
"Cicy bolos karena William nyakitin hatinya. Dan sekarang William mau mencari Cicy. Emang lo rela Cicy di rebut dia?" kata Nur tanpa jeda
"Makan apa sih lo itu, napas lo panjang juga yah haha" kata Sean masih dengan matanya yang terpejam
"Sean sadar napa!!!" kata Soraya sambil menggebrak meja Sean. Dan Sean langsung membuka matanya sambil melotot
"Ci,,,cicy apa?" Kata Sean yang nyawanya baru kumpul
"Dia bolos dan William lagi nyari dia"
"Kenapa ngga bilang dari tadi sih. Yaudah gue pergi, dan kalo ada guru bilang aja Cicy, Gue, dan William sakit oke" Kata Sean sembari mengambil tas dan kunci motornya. Dan langsung pergi meninggalkan kelas
Ini udah sore dan udah mau jam pulang tapi kenapa Gue masih belum temuin Cicy yah, handphone dia juga ngga aktif. Oh iyah handphone dia pasti masih ketinggalan di kolong meja. Gue harus balik lagi kesana ~ Batin gue
Saat gue balik lagi ke Kelas dan bener aja handphone Cicy ketinggalan. Dan gue juga melihat Nur,Soraya, dan Yulis yang masih menonton drama korea di kelas. Dan mereka pun bertanya ke gue
"Gimana? Cicy udah ketemu?" tanya mereka sambil menghampiri gue dengan nada panik
"Belum, gue juga ngga tahu dia dimana. Mana hari ini hujan deres banget lagi. Udah mending kalian pulang-"
"Tolong!!"
"Kalian denger ngga sih?" tanya Gue ke mereka bertiga
"Apaan? Jangan nakutin kita deh Sean" kata Yulis sambil merapat ke Nur
"Ini suara Cicy, dia minta tolong" Kata Sean sambil berfikir
"Panggilan Cinta, mungkin karena lo kangen banget sama dia" kata Soraya
"Bukan, ini nyata" kata Gue sambil melonggarkan dasi dan mengeluarkan baju seragam gue
"Pegang ini, dan kalo bisa cari bantuan" kata gue sambil melemparkan tas gue ke Soraya dan gue langsung lari untuk mencari suara itu
"Astaga!! Sean romantis banget sih. Ngelempar tasnya pas banget di tangan gue" kata Soraya sambil senyum-senyum
"Baper nya mulai deh, Eh by the way kita mau minta tolong Siapa nih?" tanya Yulis
"Kita harus bantu Sean, setidaknya ayo berjuang bersama. Gue ngga bisa lihat Sean sakit...jadi ayo bertarung dengan peralatan seadanya" kata Soraya sambil bergaya ala Superhero
"Ayo" Sahut Nur dan Yulis sambil memegang Sapu dan Kemoceng. Mereka pun mengikuti Sean
Gue mengikuti sumber suara bersama trio wek wek ini dan sampailah gue di depan gudang sekolah. Dan bener aja ternyata gue denger suara Cicy yang ketakutan. Akhirnya tanpa pikir panjang gue langsung mendobrak pintu dan langsung menendang jatuh penjahat itu...dan betapa terkejutnya gue karena yang pria brengsek itu ada Teman laki-laki gue satu-satunya...William
"Will maksud lo apa?" Bentak Gue ke William.
"Haha, emang lo pikir apa? Gue juga mau dong milikin dia" kata William yang kemudian berdiri
"Gila lo yah" kata Gue sambil mukulin William karena sakit hati gue. Karena dia udah berani bikin Princess gue terluka
Gue udah bener-bener sampai di puncak emosi gue. Gue pengen banget ngelenyapin nih orang dari dunia ini. Tapi sayang ngga bisa karena author masih sayang sama dia. Canda...itu semua karena gue ngeliat keadaan Cicy yang udah parah banget dengan luka ditangannya dan keadaan dia yang udah ngga sadarkan diri. Alhasil gue gendong dia ala bridalstyle dan buru-buru gue panggil taksi buat bawa dia kerumah gue. Entahlah tapi kata rumah sakit sama sekali ngga ada dipikiran gue yang sedang panik ini.
~
Soraya POV
Gue udah seneng banget karena akhirnya tujuan Sean udah tertuju pada gue. Dia ngelirik gue dan langsung ngelempar tasnya ke gue. Gue bahagia banget. Tapi belum berapa lama gue bahagia,gue udah disuguhin pemandangan yang menyayat hati gue. Sean orang yang paling gue suka dia malah gendong sahabat gue dan rela berantem demi dia. Beruntungnya dia bisa punya pacar yang seperti seorang kesatria
"Aya pulang yuk!" ajak Yulis yang menyadarkan lamunan gue
"Eh, iyah" kata Gue yang mood nya udah kacau balau
"Udah ngga usah sedih gitu ah,besok kan kita Bakal ketemu Wanna One" kata Nur yang membuat semua tersenyum
~
Cicy POV
Gue dimana? Ketika gue buka mata gue. Gue melihat ke sekeliling gue dan mendapati banyak frame foto dengan wajah seseorang yang tidak asing bagi gue.
"Udah sadar?" tanya seorang pria yang sedang duduk di sebelah gue sambil mengelus pucuk kepala gue.
"Se,,setan!! Eh Sean" kata Gue yang terkejut karena ternyata gue sedang tiduran di kamarnya Sean
"Ngga usah nganga gitu ah, makan dulu yah" kata Sean sembari menyuapi Bubur ke gue
"Sean..." kata gue disela kegiatan makan gue. Jelas aja gue ngga nolak pas disuapin Sean. Gue udah laper banget sih
"Iyah" kata Sean sambil menatap mata gue
"Kamu boleh putusin aku, kamu boleh benci aku, kamu boleh tinggalin aku sekarang jug-" kata-kata gue terpotong karena Sean sudah menyuapi gue dengan sesendok bubur
"Kenapa?" tanya Sean sambil mengangkat salah satu alisnya
"Aku itu udah kotor Sean" kata Gue yang hampir menangis mengingat kejadian yang baru saja terjadi
"Yaelah kenapa juga aku harus putusin kamu dan bla bla bla yang bakalan nyakitin kamu. Kalo emang kamu kotor yah tinggal mandi, gitu aja repot" kata Sean sambil menyuapi lagi
"Bukan kotor yang begitu Chanu, tapi aku tadi kan udah dilecehin sama William" kata Gue sambil meneteskan air mata. Karena jujur aja gue ngga inget apa yang terjadi setelah pandangan gue blank
"Kata siapa? Percaya diri banget sih kamu itu. Pengen banget yah disentuh sama si Willdog" kata Sean sambil mengelap air mata gue yang udah menetes
"Maksud lo?" tanya gue yang bingung
"Kok sekarang jadi 'lo' lagi sih? Tadi udah romantis loh pakainya aku kamu"
"Iyah, maksud kamu apa sayang?" kata gue yang mencoba ngalusin Sean
" Aduh serasa melayang di angkasa, denger kata-kata terakhir kamu"
"Cepet kasih tau ngga!! Bertele-tele banget sih!" kata gue yang sedikit ngegas
"Iyah jadi sebelum William mau ngapa-ngapain kamu, aku udah dateng duluan jadi Super Sean buat kamu" kata Sean sambil tersenyum manis
"Makasih yah" kata Gue yang langsung menarik Sean kedalam pelukan gue
"Udah ah takut khilaf, tidur gih" kata Sean yang kemudian menjauhkan badan nya dari gue
"Iya Chanu"
"Apaan sih Chanu itu?"
"Macan Unyu" kata gue sambil aegyo ala korea
"Idih, kamu samain aku sama Macan" Kata Sean sambil cemberut
"Iyalah orang kamu itu sangar tapi disatu sisi unyu banget. Bikin gemes" Kata gue sambil menangkup kedua pipi Sean
Chup!
"Kan tadi udah aku peringatin, eh kamunya mancing-mancing. Bukan salah aku loh" kata Sean sambil tersenyum ke gue
"Mesum" Kata gue yang baru sadar setelah tersangkut di khayangan gara-gara di kecup Sean. Singkat sih tapi berhasil membuat jantung gue dugem
"Ehm Chubby..." kata Sean dengan wajah serius
"Iya?"
"Gue sekarang udah tahu siapa yang ada di hati Lo" Kata Sean sambil menundukan kepalanya karena ngga mau natap gue
"William"
"Emang terkadang orang yang paling kita cintai adalah orang yang paling menyakiti kita, tahu kenapa?" tanya Sean
"Ng-"
"Karena kita menaruh harapan besar kepada orang yang kita Cintai"
"...." Masih gue dengerin
"Dan itu pun yang gue rasain saat ini, meskipun gue tahu kenyataan nya tapi gue mau tutup telinga gue. Dan bisa ngga kalo lo jangan menyerah sama hubungan kita? Bisa ngga kalo kisah kita menjadi kisah antara Aku dan Kamu tanpa ada kata Dia." kata Sean dengan suara lirihnya
"Sean maafi-" kali ini gue mau bertindak tapi keburu di potong
"Hati gue sakit ci, remuk, hancur dan mungkin sekarang bisa dibilang kalo hati gue itu hati cincang spesial" kata Sean tanpa memberi kesempatan gue untuk bicara. Emang iya gue tahu seberapa sakitnya dia. Dan saat ini dia lagi meluapkan rasa sakitnya
"Se-" lagi lagi kata-kata gue di potong dia
"Gue ngga tahu sejak kapan gue jadi se egois ini, tapi gue mohon sama lo, tolong jangan cintain orang lain selain gue" kata Sean sambil menitihkan air mata.
Ini pertama kalinya gue melihat Sean meneteskan air mata buat cewek. Se sepesial itukah gue buat dia? Apa gue terlalu bodoh untuk mengharapkan cinta Semu nya William sampai sama sekali ngga melihat seorang Sean yang bener-bener sayang sama gue. Gue akan berusaha buat Cintain lo balik Sean, karena gue tahu bahwa cinta sepihak itu ngga enak~Batin gue
"Sean maafin gue karena udah lancang buat nyukain orang lain selain pacar gue sendiri" Kata gue sambil menghapus air mata di pipi Sean
"Kamu ngga salah! rasa Suka,Cinta, dan Sayang itu semua udah takdir dan pilihan hati. Kamu ngga punya andil untuk itu semua. Dan aku paham bahwa sampai sekarang hati kamu belum memilih aku"Kata Sean sambil menyingkirkan tangan gue dari pipinya
"Sekarang kamu tidur yah, besok Wanna One kan mau dateng. Jadi kamu harus terlihat cantik. Biar para Roti Sobek berjalan kamu, tertarik sama kamu" kata Sean sambil tertawa dan mengelus pucuk kepala gue
"Ih apaan si! ehm,,,, Sean kita itu manggilnya aku kamu atau gue lo sih?" tanya gue yang sadar bahwa dari tadi kita itu manggilnya campur campur
"Seketemunya" kata Sean sambil menyelimuti gue dan beranjak pergi sambil membawa mangkuk kosong. Dan setelah itu dia pun pergi ke kamar tamu untuk tidur. Dan kita semua tertidur...
Yg ini sudah memenuhi syarat untuk dikirim ke publisher. Coba aja thor kirim naskah nya kalo di acc kan royaltinya lumayan bisa untuk jajan. Tinggal revisi dikit trus masukin chapter pengungkapan kenapa Sean Dead udadeh selese. Tapi yg Cerita author yg baru jangan di stop. Itu juga menarik ko
Comment on chapter Cold Boy