Read More >>"> Simbiosis Mutualisme seri 1 (Bagian 4. Ridho Bokap Nyokap itu...) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Simbiosis Mutualisme seri 1
MENU
About Us  

Lemas gue berjalan dari masjid, di belakang Bokap yang asik ngobrol sama Pak Rt. Mereka berdua jalan bareng dan gue dilupakan, haaaa...gue pun semakin lemas berjalan. Sejenak gue nengok ke belakang melihat beberapa orang yang baru keluar dari masjid masih di jalanan dan sejenak juga gue alihkan mata gue ke kanan jalan. Terlihat seorang cewek berhijab berjalan di tepi jalan sebelah kanan. Dia memakai kerudung putih dan membawa mukena. Dia juga memakai kaos kaki, walaupun pakai sandal jepit. Nggak ada kulit yang kelihatan, kecuali wajah sama telapak tangannya. Sejenak cewek itu menoleh, trus cepat menundukkan pandangan dan berjalan cepat. Sigap gue ikut juga cepat berjalan, sementara kedua mata gue masih mengikuti ke mana dia pergi.

“Deni. Kamu mau ke mana!” Suara Bokap keras.

Gue kaget sambil sedikit menoleh dan bilang “Ya Deni mau pulanglah...mau ke mana lagi...” 

“Trus kenapa kamu malah ke sana! Rumah kamu kan di sini.” Suara Bokap tegas.

Mendadak gue berhenti melangkah dan sejenak melihat sekeliling. Setelah itu gue melihat Bokap di depan pagar rumah, jauh di belakang gue. Gue baru sadar kalo gue udah melewati rumah Bokap.

Astaghfirullah haladziiim...kenapa gue bisa kebablasan ya...” Ucap gue pelan sambil menggaruk kepala.

“Deni. Cepat masuk, sebelum Bapak kunci pagarnya.” Suara Bokap tinggi.

“O iya iya iya, Deni masuk.” Gue cepat lari.

Setelah gue masuk ke halaman rumah, Bokap cepat mengunci pintu pagar dari besi. Gue nggak segera masuk ke dalam rumah, tapi sejenak kedua mata gue melihat jalanan, soalnya gue masih penasaran sama cewek manis tadi. Kenapa gue baru melihat dia kompleks ini? Apa dia baru tinggal di daerah sini?

“Kira-kira...di mana rumahnya ya?” Ucap gue pelan sambil celingukan ke jalan.

“He Deni, cepat masuk rumah. Cari siapa sih?! Celingukan seperti itu .”

“Iya iya Deni masuk sekarang.”

Gue cepat masuk ke dalam rumah, trus cepat juga ke kamar. Sebelum makan malam dan sebelum mengganti baju, gue tiduran di kasur sambil memikirkan wawancara di dua perusahaan tadi siang. Perusahaan kedua udah pasti menolak gue dan perusahaan pertama masih belum ngasih jawaban, tapi...kalo gue pakai ilmu feeling kayak Pak Roy, kayaknya...kemungkinan gue diterima di perusahaan pertama...kecil banget, dan bisa-bisa gue...ditolak lagi.

“Ehmm...gue harus cepet nyari lowongan lagi. Kayak yang pernah gue bilang sama Aldo, kalo ngirim surat lamaran itu, kayak ngirim kupon undian berhadiah. Jadi kirim sebanyak-banyaknya, pasti ada yang nyangkut.” Di ujung perkataan, suara gue tinggi. Trus gue ketawa.

“Emang layangan, pake nyangkut segala. Lo itu ada-ada aja Den.” Ucap gue pelan, trus menghela nafas panjang.

“Deni...makan dulu...” Suara Nyokap keras dari lantai satu.

Gue cepat ganti baju dan sejenak merapikannya, trus gue turun ke lantai satu. Nyokap, Bokap sama Vita udah duduk di depan meja makan. Gue menyusul cepat duduk di kursi kosong.

“Kita berdoa dulu, ayo angkat tangannya. Bismillahhirrohmannirrohim, Allahhumma bariklana fima rojaktana wakina adza bannar. Amiin.” Bokap mimpin doa.

Setelah itu Nyokap mengambilkan nasi buat Bokap lebih dulu, terus mengambil ayam bumbu cabe sama tahu goreng. Gue mau mengambil cukil nasi, eh malah si Vita yang nyerobot duluan. Gue pun menghela nafas panjang sambil menggelengkan kepala, tanda gue kesal.

“Kebiasaan! Maen serobot aja. Permisi dulu kek.” Celetuk gue sambil melirik Vita.

Vita cuma nyengir, trus sambil senyum dengan santai dia bilang “Maaf Kakakku yang ganteng...abis Vita udah lapar, seharian kan Vita lebih capek daripada Kak Deni.”

“Udah-udah, jangan berantem. Sini Deni, mana piring kamu. Biar Ibu ambilkan.” Di ujung perkataan Nyokap mengambilkan piring untuk gue.

“Tuh kan...Kak Deni tenang aja...nggak bakal kehabisan, makanya Kak Deni belakangan aja.” Kata Vita menyindir sambil melahap nasi.

“Sudah sudah sudah. Vita kalau makan itu jangan sambil ngomong, ditelan dulu baru ngomong.” Kata Bokap tegas.

“Iya Pak...”

“Oh iya Deni, gimana wawancara kamu?” Tanya Bokap.

“Pak, gimana sih. Katanya makan dulu baru ngomong. Kenapa Bapak ngomong sama Kak Deni?!” Tanya Vita dengan nada kesal.

“Tadi kan Bapak bilang, ditelan dulu baru ngomong. Bapak kan sudah menelan makanan di mulut Bapak, jadi Bapak boleh ngomong dong.” Jawab Bokap santai. Nyokap sama gue tersenyum lebar melihat si Vita langsung cemberut.

“Kira-kira peluang kamu diterima besar kecil?” Tanya Bokap.

“Ehmmm....nggak tahu Pak.” Di ujung perkataan gue nyengir. Bokap pun manggut-manggut, sementara Nyokap menghela nafas panjang.

“Mudah-mudahan...anak Ibu yang ganteng ini nggak diterima.” Celetuk Nyokap.

Gue kaget menoleh dan nggak berkedip melihat Nyokap.

“A...” Gue mau tanya, tapi si Vita resek mendahului tanya “Ibu kok bilang gitu? Bukannya setiap orang tua itu pasti mendoakan anaknya yang baik-baik. Kok doa Ibu jelek buat Kak Deni? Padahal selama ini yang Vita tahu...Ibu itu paling sayang Kak Deni, daripada Vita.” Di ujung perkataan Vita cemberut. Membuat Bokap tersenyum sambil makan. Sementara Nyokap nggak segera menjawab, tapi minum air dulu.

“Vita anak Ibu yang paling cantik dan Ibu sayang. Ibu selalu mendoakan yang baik, bahkan paling baik untuk kamu dan Kakak kamu. Tadi Ibu nggak berdoa jelek buat Kakak kamu, malah itu doa yang paling baik.” Di ujung perkataaan Nyokap tersenyum lebar.

“Vita masih nggak ngerti Bu.” Kata Vita sambil menggelengkap kepala.

“Deni juga. Mana ada doa bagus mendoakan anaknya supaya nggak diterima kerja, bener kan Pak.” Celetuk gue. Di akhir perkataan gue menoleh pada Bokap, tapi Bokap tetap nggak menjawab, seperti biasa Bokap cuma senyum-senyum sambil manggut-manggut dan mengunyah makanan.

“Nanti kalo Deni nggak keterima kerja gimana? Sia-sia dong kuliah Deni selama ini.” Suara gue lemes.

“Deni, asal kamu tahu nggak ada seorangpun Ibu di dunia ini yang berharap anaknya mendapatkan yang buruk. Dan ingat ridho Allah itu ada pada ridho orang tua, jadi kalau kamu nggak diterima kerja jangan salahkan Allah atau orang tua kamu.” Suara Nyokap tegas.

Mendadak gue semakin lemas setelah mendengar perkataan Nyokap, apalagi Nyokap nyebut nama Allah lagi. Haduuuh...alamat nih...kayaknya bakal susah perjuangan gue dapetin kerja.

“Kalo Deni nggak kerja, Deni jadi pengangguran dong? Masak lulusan Sarjana nganggur. Gimana kalo Deni kawin? Masak Deni harus tuker tempat sama istri Deni...” Suara gue lemes. Sementara semua orang di meja makan ini tersenyum lebar, cuma wajah gue yang bertambah lemas.

“Ibu nggak bilang kamu nggak boleh kerja. Kerja itu bagus, supaya nggak jadi orang males. Tapi kamu harus teliti dan hati-hati memilih pekerjaan, jantung kamu masih sering kambuh kalau terlalu capek.”

“Ooo Vita baru ngerti maksud doa Ibu tadi. Kalo gitu Vita dukung Ibu, Bapak juga kan?” Suara Vita tinggi dan di ujung perkataan Vita menoleh pada Bapak, tapi lagi-lagi Bokap cuma manggut-manggut dan tersenyum sambil melahap makanan. Membuat gue semakin kaget, soalnya semua kompakan nggak pingin gue kerja. Kayaknya wajah gue tambah pucat nih.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
When I Was Young
8239      1654     11     
Fantasy
Dua karakter yang terpisah tidak seharusnya bertemu dan bersatu. Ini seperti membuka kotak pandora. Semakin banyak yang kau tahu, rasa sakit akan menghujanimu. ***** April baru saja melupakan cinta pertamanya ketika seorang sahabat membimbingnya pada Dana, teman barunya. Entah mengapa, setelah itu ia merasa pernah sangat mengenal Dana. ...
CATCH MY HEART
2451      907     2     
Humor
Warning! Cerita ini bisa menyebabkan kalian mesem-mesem bahkan ngakak so hard. Genre romance komedi yang bakal bikin kalian susah move on. Nikmati kekonyolan dan over percaya dirinya Cemcem. Jadilah bagian dari anggota cemcemisme! :v Cemcemisme semakin berjaya di ranah nusantara. Efek samping nyengir-nyengir dan susah move on dari cemcem, tanggung sendiri :v ---------------------------------...
Run Away
6668      1494     4     
Romance
Berawal dari Tara yang tidak sengaja melukai tetangga baru yang tinggal di seberang rumahnya, tepat beberapa jam setelah kedatangannya ke Indonesia. Seorang anak remaja laki-laki seusia dengannya. Wajah blesteran campuran Indonesia-Inggris yang membuatnya kaget dan kesal secara bersamaan. Tara dengan sifatnya yang terkesan cuek, berusaha menepis jauh-jauh Dave, si tetangga, yang menurutnya pen...
Flowers
359      247     1     
Inspirational
Zahra, remaja yang sering menggunakan waktu liburnya dengan bermalas-malasan di rumah, menggunakan satu minggu dari libur semesternya untuk mengunjungi tempat yang ingin dikunjungi mendiang Kakaknya. Bukan hanya demi melaksanakan keinginan terakhir Kakaknya, perjalanan ini juga menjadi jawaban atas semua pertanyaannya.
Coldest Husband
1306      675     1     
Romance
Saga mencintai Binar, Binar mencintai Aidan, dan Aidan mencintai eskrim. Selamat datang di kisah cinta antara Aidan dan Eskrim. Eh ralat, maksudnya, selamat datang di kisah cinta segitiga antata Saga, Binar, dan Aidan. Kisah cinta "trouble maker dan ice boy" dimulai saat Binar menjadi seorang rapunsel. Iya, rapunsel. Beberapa kejadian kecil hingga besar membuat magnet dalam hati...
injured
1218      657     1     
Fan Fiction
mungkin banyak sebagian orang memilih melupakan masa lalu. meninggalkannya tergeletak bersama dengan kenangan lainya. namun, bagaimana jika kenangan tak mau beranjak pergi? selalu membayang-bayangi, memberi pengaruh untuk kedepannya. mungkin inilah yang terjadi pada gadis belia bernama keira.
CAFE POJOK
3199      1077     1     
Mystery
Novel ini mengisahkan tentang seorang pembunuh yang tidak pernah ada yang mengira bahwa dialah sang pembunuh. Ketika di tanya oleh pihak berwajib, yang melatarbelakangi adalah ambisi mengejar dunia, sampai menghalalkan segala cara. Semua hanya untuk memenuhi nafsu belaka. Bagaimana kisahnya? Baca ya novelnya.
Hati Yang Terpatahkan
1847      840     2     
Romance
Aku pikir, aku akan hidup selamanya di masa lalu. Sampai dia datang mengubah duniaku yang abu-abu menjadi berwarna. Bersamanya, aku terlahir kembali. Namun, saat aku merasa benar-benar mencintainya, semakin lama kutemukan dia yang berbeda. Lagi-lagi, aku dihadapkan kembali antara dua pilihan : kembali terpuruk atau memilih tegar?
Move on
63      42     0     
Romance
Satu kelas dengan mantan. Bahkan tetanggan. Aku tak pernah membayangkan hal itu dan realistisnya aku mengalami semuanya sekarang. Apalagi Kenan mantan pertamaku. Yang kata orang susah dilupakan. Sering bertemu membuat benteng pertahananku goyang. Bahkan kurasa hatiku kembali mengukir namanya. Tapi aku tetap harus tahu diri karena aku hanya mantannya dan pacar Kenan sekarang adalah sahabatku. ...
Glad to Meet You
249      190     0     
Fantasy
Rosser Glad Deman adalah seorang anak Yatim Piatu. Gadis berumur 18 tahun ini akan diambil alih oleh seorang Wanita bernama Stephanie Neil. Rosser akan memulai kehidupan barunya di London, Inggris. Rosser sebenarnya berharap untuk tidak diasuh oleh siapapun. Namun, dia juga punya harapan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Rosser merasakan hal-hal aneh saat dia tinggal bersama Stephanie...