Ucapan syukur mengawali ditulisnya novel ini. Walaupun ini naskah lama yang ditulis pada Desembar 2015, tetapi selama itu hingga tahun 2018 ini saya selalu memperbaikinya. Isi dalam novel ini menceritakan isi hati saya selama berjuang menulis naskah-naskah novel hingga saat ini, tetapi cerita dan tokoh-tokoh dalam novel ini hanyalah imajinasi saya. Tidak berniat menyinggung siapapun bila ada kesamaan cerita.
Mengawali dunia menulis tanpa tahu gaya menulis yang diinginkan, membuat saya terus belajar selama itu. Hingga saya mendapat kesimpulan, bahwa jangan membatasi imajinasi kita hanya karena kita tidak sama dengan yang lain atau belum menemukan gaya dalam menulis yang menjadi ciri khas kita. Menulis novel adalah perkara mempermainkan imajinasi dan kata. Jadi bukan pilihan yang bijak untuk menyerah dan mengikuti gaya menulis yang tidak sesuai dengan diri kita.
Dan pastikan diri kita banyak membaca. Bukan untuk meniru yang sudah ada, tetapi untuk menambah kekayaan bahasa yang akan kita gunakan untuk menulis. Dan yang paling penting, bagi saya kita harus punya tujuan dalam menulis. Lalu kita bungkus dengan cerita dan bahasa yang menarik.
Semoga yang saya tulis bisa membuat kita tertawa dan mendapat banyak maanfaat terutama keyakinan pada Islam (karena cerita dalam novel ini dibungkus dalam religi strory)