Kuliah atau kerja?
Apabila kalian di hadapkan pada dua pilihan itu mana yang akan kalian pilih?
Aku tau betul jika keduanya adalah hal yang penting, tapi terkadang di beberapa keadaan salah satunya memiliki peran yang lebih penting dalam hidup, aku benar kan?
Dilema, mungkin seperti itu yang aku rasakan sekarang entahlah rasanya benar-benar membingungkan ketika di suruh memilih antara keduanya.
Hari itu aku di hadapkan akan dua pilihan dan ya pilihan itu adalah Kamu lebih milih untuk kerja atau kuliah? Tentu saja orang tuaku menginginkan anak-anaknya memiliki pendidikan setinggi mungkin, tapi aku tau bahwa keadaan ekonomi kami tak menentu dan hal itulah yang membuatku menjadi dilema untuk melanjutkan ke jenjang perkuliahan atau justru berhenti dan lebih memilih untuk bekerja?
Keadaan ekonomi kami memang tak selalu baik karena orang tuaku memiliki penghasilan yang tidak tetap di tambah lagi dengan kebutuhan-kebutuhan tambahan yang tanpa di duga tiba-tiba di butuhkan. Saat itu aku termenung di kamar dengan mukenah yang masih ku pakai selepas salat zuhur kala itu adalah dua jam sebelum pembayaran uang kuliah tunggal harus di bayarkan sebagai tanda daftar ulang dan orang tuaku belum memiliki uangnya.
Berbagai rasa berkecamuk dalam hatiku mulai dari rasa kesal, marah, dan kesedihan yang amat mendalam selepas salat hari itu aku termenung saat Ibuku tengah sibuk mencari pinjaman untuk membayar uang kuliah tunggal pertamaku dan saat melihatnya aku merasa nafasku terkecat, dadaku sesak hingga membuatku kesulitan untuk bernafas. Perasaan dimana aku hanya beban bagi mereka menyeruak begitu saja bahkan kala itu aku ingin mengatakan Aku tidak usah kuliah saja gak papa sayangnya kata-kata itu sama sekali tak keluar dari mulutku.
‘Ibu mau deh lihat anak Ibu nanti kerja pakai baju kantoran kayak anak-anak orang yang lain, makanya kamu belajar yang rajin ya Ibu mau punya anak yang pakaiannya rapi kayak pekerja-pekerja kantoran’
Sayangnya perkataan Ibu saat aku baru saja lulus SMA itu membuat aku semakin dilema dan berpikir bahwa kalau aku tidak kuliah otomatis keinginan Ibu tak akan terpenuhi dia tak akan melihat anaknya berpakaian rapi sepperti pegawai kantoran dan karena itu aku memilih untuk melanjutkan kuliah lalu setelahnya aku akan membuat keinginan Ibu menjadi kenyataan aku akan membuat dia dan Ayah tersenyum dengan bangga hanya karena aku.
Satu setengah jam sebelum bank tutup dan pembayaran berakhir Ibuku pulang dan dia memanggil lalu mengatakan bahwa ia mendapat uangnya kemudian memintaku untuk seggera membayarkan uangnya. Saat itu aku dapat melihat senyuman di wajahnya bukan senyum bahagia, tapi senyuman penuh kelegaan karena telah berhasil membuat anak satu-satunya dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
Aku bahagia tentu saja, tapi ada perasaan aneh di dalam hatiku entahlah bahkan aku tak bisa mendefinisikannya saat itu rasa bahagia, marah, kecewa, dan sedih bercampur menjadi satu hingga membuatku bingung akan itu semua. Namun di balik perasaan aneh yang tiba-tiba datang itu aku berjanji pada diriku bahwa aku akan membuat Ayah dan Ibu tersenyum dengan penuh kebanggaan kepada aku.
‘Saat itu aku hanya percaya bahwa Allah akan selalu ada bersama hambanya’
Kalau aku sih mending kamu kuliah dulu sambil mencari beasiswa, sekarang mencari beasiswa mudah tinggal buka di google atau follow akun2 beasiswa di Instagram, FB dll... dulu aku merasakan hal yang sama dan setelah lulus kuliah mencari kerja pun begitu sulit. Kalau cuma lulusan SMA posisi dalam kerja juga begtu2 saja begitu pula dengan gajinya. kalau lulusan S1 meskipun agak sulit dapat kera setidaknya kamu bisa membuat pekerjaan... Saran juga, kamu punya bakat menulis kenapa tidak buat buku?
Comment on chapter Prolog