Foto mahasiswi-mahasiswi baru telah terpampang jelas di layar laptop salah satu dari gerombolan itu. Semuanya mendekat dan berdesakan ingin melihat bagaimana paras-paras cantik adik tingkat mereka. Meninggalkan cangkir-cangkir kopi yang hampir tandas dan isinya yang mulai dingin. Selanjutnya mereka akan berseru, tertawa, dan berbicara panjang lebar tentang apa yang mereka lihat. Kehebohan itu terasa tidak berimbang jika melihat salah seorang dari mereka yang sedari tadi hanya diam sambil memutar-mutar cangkir kopinya. Hanya sesekali saja ia menyahut dan bersuara ketika pertanyaan dilayangkan padanya.
“Ini dia ratunya. Dia yang paling cantik. Sangat cantik. Tapi sayangnya...” suara si kurus yang masih memakai baju panitia ospek fakultas itu menggantung dan membuat pria-pria disekelilingnya menghujaninya dengan tatapan penasaran. “Sayangnya, dia buta. Cacat!”
Semuanya berseru kecewa, tak sedikit pula yang berteriak kasihan. Tapi di antara mereka semua, hanya pria yang sedari diam itu saja yang sekilas melirik pada potret mahasiswa buta di layar laptop. Lantas ia tersenyum, nampaknya perempuan berambut sebahu yang sedang tersenyum manis dengan mata kosong berwarna abu-abu itu telah menarik atensinya.
“Ah, pasti nanti merepotkan kalau jadi pacar, benarkan Will?”
Mahasiswa bernama William itu tersenyum tanpa memberi jawaban apapun. Kemudian ia berdiri, berpamitan keluar untuk mencari udara segar. Di depan cafe, William mengeluarkan ponselnya dan menghubungi dosen pembimbingnya yang tak lain adik Ayahnya sendiri.
“Halo”
“Ya, Will. Ada apa?”
“Aku sudah memikirkannya, aku tidak jadi cuti semester tiga”
“Kenapa? Datanya sudah naik ke kemahasiswaan, Will”
“Tidak apa-apa. Hanya saja... sepertinya aku telah menemukan hal yang menarik di kampus”
“Benarkah? Hmmm, baiklah. Akan kuurus”
Setelah sambungannya diputus, William berbalik. Ia berjalan masuk ke dalam cafe lagi. Di tengah langkahnya, ia menghela nafas panjang dan bergumam, “Menarik” dan sebuah seringai terkembang sepurna pada bibirnya.
Nice. Cuma mungkin ada beberapa kata yang aslinya bukan typo, tapi salah eja. Misalnya : mencegat bukan menyegat dan perangai bukan peringai. Ganbatte!!
Comment on chapter BAB 1