Loading...
Logo TinLit
Read Story - Reach Our Time
MENU
About Us  

Hal diluar akal logis bisa saja dilakukan jika seseorang dihadapkan dengan masalah yang lebih berat dari dugannya. Di saat seperti ini, peran orang disekitarnya sangat dibutuhkan. Namun, bagaimana jadinya jika dia seorang diri. Lagi-lagi terbentur pada hati kecilnya merespon. Bisakah suara hati itu kuat atau lemah.

 

"Jadi semuanya 35.000 neng!" ujar seorang wanita paruh baya pemilik warung makan yang letaknya tak jauh dari rumah Raisha. Ia pun memberikan uang pas pada pemilik warung, sebagai gantinya dua bungkus tumisan sayur, dua ikan bandeng berkuah dan gorengan sudah berada di tangannya.

Suara dering panggilan smartphone sudah berbunyi hampir 5 kali. Raisha mulai merasa terusik dengan panggilan tersebut. Dia langsung menyambar panggilan Dio.

"Apa?" jawab Raisha.

"Gua udah nungguin lo hampir 30 menit yah!" ketus Dio yang mengingatkannya atas janji yang telah dibuat semalam.

Raisha langsung melihat jam di layar smartphonenya yang menunjukkan pukul 13.45 WIB.

"Lo dimana?" tanya Raisha.

"Gua udah di depan rumah lo! Cepetan keluar!"

Dio langsung mematikan panggilannya. Biasanya ia memang tak sering memanggil Raisha ketika bertandang. Melainkan menghubunginya langsung. Ini memang sudah menjadi peraturan wajib dari Raisha. Karena, Raisha sedikit tidak suka jika dipanggil namanya dengan suara keras dari luar rumah.

Janji dengan Dio pun hampir saja terlupa. Padahal saat itu ia tak ingin melakukan apa-apa. Mau tak mau Raisha mulai mempercepat langkahnya, ia hanya tak ingin membatalkan janji tersebut karena ada masalah yang kini dihadapinya.

Setelah beberapa menit, akhirnya ia sampai di rumah. "Ck...lama banget! Bilang kek kalau lagi keluar!" ketus Dio.

"Bentar gua pamit dulu!" ujar Raisha sambil berjalan memasuki rumah.

"Gua gak diajak masuk dulu gitu?"

Raisha tak menggubris perkataan Dio. Ia hanya tak ingin Dio dianggap bapaknya sebagai teman akrabnya yang ujung-ujungnya akan disodor jadi pacarnya.

"Pak, Ica mau ngerjain tugas dulu sama temen diluar." ujar Raisha setelah menyajikan lauk pauk yang telah dibelinya. Wahyu pun menyetujuinya.

"Lah, temen kamu gak diajak masuk dulu! Bapak kan juga pengen tau," harap Wahyu.

"Itu bukan siapa-siapa kok pak. Kalau waktunya pas Ica kenalin yah!"

Wahyu pun sedikit menunjukkan kejengkelannya, namun itu tak merubah pikiran Raisha. Raisha pun keluar, setelah mengambil tas laptopnya terlebih dahulu. Raisha langsung menaiki motor matic merah Dio.

"Gua laper, belum sempet makan!" ujar Raisha. Dio langsung melajukan motornya.

Mall yang cukup terkenal di Bekasi, menjadi tujuan Dio. Sesampainya di tempat parkir, Raisha langsung melepas helm dan berjalan meninggalkan Dio yang masih sibuk dengan diri dan motornya.

"Ck, ninggalin lagi!" gerutu Dio.

"Mana tuh anak lagi?" batin Dio sambil menelisik setiap orang. Tak beberapa lama mencari, dia langsung melihat langkah kaki Raisha yang langsung memasuki toko ramen cukup terkenal.

"Tau aja tempat yang enak buat gerogotin kantong gua," batin Dio.

Dio hanya terdiam melihat Raisha makan semangkok ramen dengan lahapnya. 

"He! Lo gak takut beasiswa lu dicabut?" tanya Dio membuka keheningan. Raisha tak menanggapi dan terus menyeruput ramennya.

"Katanya Vinka bakal ngomong ke ketum (ketua umum HIMA) masalah ini. Entah lo bakal dikeluarin atau dimainin (berhubungan dengan menjadi koordinator acara mendadak, lalu dibully dengan para alumni dan kating)" tutur Dio. Raisha hanya tak mau menanggapi, karena bingung dengan apa yang harus dilakukannya.

Setelah itu, mereka langsung bertolak ke kedai kopi. Masing-masing memberikan minuman yang dipilihnya. Akhirnya, pelayan langsung mengantarkan ice cappucino milik Raisha dan ice americano milik Dio ke hadapan mereka masing-masing.

"Makasih mbak" ujar Dio.

Mereka pun mulai mengerjakan masing-masing tugas yang memang dari awal sudah dibagi sama rata.

"Ca, diagram flowchart projectnya coba gua minta lagi, gua lupa simpennya dimana." ujar Dio sambil memberikan flashdisk. Raisha pun menurut.

"Ca, ini bukan flowchart yang gua minta. Flowchart sistem web bokap gua Ca!"

Raisha pun mulai menyalin ulang file yang diminta dari laptopnya. Mata sayu Raisha akhirnya tertangkap oleh pandangan Dio. Sedari tadi ia memang kurang memperhatikan raut wajah Raisha. Kini ia mulai merasa khawatir, namun gengsi mengalahkan dirinya untuk bersikap acuh. Dan akhirnya, tak ada perbincangan hangat yang terjalin.

Sejenak Dio pun melemaskan sendi-sendi jarinya dan mulai melihat arloji di pergelangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.17 WIB, Dio pun akhirnya mengakhiri pertemuan tersebut. Mereka pun merapikan segala perangkat yang ada.

Dio sedikit melirik keadaan Raisha. Raut wajahnya pun masih terlihat sayu, diperparah dengan lingkar hitam di bawah matanya. Pandangannya terlihat kosong. Perasaan Dio mulai sedikit goyah. Ia pun mulai bertanya keadaan Raisha. Namun, Raisha berkata tidak memiliki masalah yang berarti.

Langkah kaki mereka pun terhenti di depan lift. Mereka bersama dengan beberapa orang lainnya menunggu hingga pintu lift terbuka.

"Yo, nanti gua pulang sendiri aja. Gua mau ke suatu tempat." pinta Raisha. Dio pun mengangguk tanda mengerti. Tak ada pengelakkan dari dirinya. Raisha pun kemudian menundukkan wajahnya.

Pintu lift pun sampai di lantai dasar. Raisha pun keluar dari lift, sedang Dio masih berada dalam lift melanjutkan perjalanan ke lantai basement tempat parkir. Tak ada tanda perpisahan berarti dari keduanya.

Kekhawatiran Dio masih menjalar dalam pikirannya, namun ia mulai menyadarkan diri bahwa tak ada hal yang tengah dipikirkan Raisha. Dan berpikir Raisha hanya lelah saja.

************

Pikiran Raisha kini berkecamuk. Mencari jalan untuk keluar dari masalah keuangannya. Mulai dari jalan pikiran baik hingga buruk menjalar dalam otaknya. Ia pun sengaja mengistirahatkan diri di tempat santai yang disediakan dalam gedung Mall tersebut.

"Kalau gua hanya menunggu keajaiban, mungkin akan lama. Minta bantuan temen, gak ada orang yang deket sama gua. Minta bantuan dengan saudara, mungkin bisa. Tapi ujungnya pasti harus balas budi. Itu juga berlaku sama tetangga. Kalau gua berhenti kuliah, bapak gak kasih izin. Apa gua harus mengakhiri diri? Ah, itu pilihan pecundang. Trus, gua harus gimana?"

Raisha pun membuka laptopnya kembali. Mumpung masih terkoneksi dengan wifi gratis yang sengaja disediakan pihak mall.

Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya terkait dark web. Entah, pikiran yang membuat Raisha menjadi penasaran seketika. Terkenal dengan mesin pencari duit cepat dalam ranah dunia maya. Situsnya pun bisa terbilang gratis dan menarik perhatian Raisha untuk berselancar di dalamnya.

Dengan seketika, Raisha mulai mendaftarkan diri di sebuah situs yang bergerak di bidang bisnis penjualan. Namun, ia perlu melakukan sesuatu hal agar admin dapat menerima persetujuan.

Ibarat syarat yang perlu dipenuhi sebelum menjadi anggota. Yaitu dengan meretas smartphone seseorang siapapun, namun orang tersebut harus berpenghasilan tinggi. Sehingga si admin bisa mendapatkan informasi rekeningnya.

Raisha menutup laptopnya dengan segera. Tangannya sedikit mengigil ketakutan. Kepalanya menoleh ke arah kanan dan kiri, takut-takut diawasi. Ia pun segera menggenggam laptopnya dengan tangan kanan, dan mulai beranjak dari tempat duduknya.

Ia masih belum menyetujui persyaratan tersebut. Meretas smartphone mungkin itu hal mudah yang bisa dilakukan Raisha. Namun, ia masih takut dengan resiko yang akan diterimanya kelak.

Langkah kaki Raisha bergerak agak cepat. Tangan kirinya sengaja menarik tudung hoodie hingga kepalanya terbenam kedalam tudung tersebut. Wajahnya menunduk, takut dicurigai. Pikirannya masih terbayang dengan perintah si admin. Ia tak ingin melakukannya, namun saat ini ia harus mendapatkan uang banyak dalam waktu cepat.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
Similar Tags
Tentang Hati Yang Mengerti Arti Kembali
859      536     5     
Romance
Seperti kebanyakan orang Tesalonika Dahayu Ivory yakin bahwa cinta pertama tidak akan berhasil Apalagi jika cinta pertamanya adalah kakak dari sahabatnya sendiri Timotius Ravendra Dewandaru adalah cinta pertama sekaligus pematah hatinya Ndaru adalah alasan bagi Ayu untuk pergi sejauh mungkin dan mengubah arah langkahnya Namun seolah takdir sedang bermain padanya setelah sepuluh tahun berlalu A...
To The Girl I Love Next
410      288     0     
Romance
Cinta pertamamu mungkin luar biasa dan tidak akan terlupakan, tetapi orang selanjutnya yang membuatmu jatuh cinta jauh lebih hebat dan perlu kamu beri tepuk tangan. Karena ia bisa membuatmu percaya lagi pada yang namanya cinta, dan menghapus semua luka yang kamu pikir tidak akan pulih selamanya.
Akhi Idaman
1232      766     1     
Short Story
mencintai dengan mendoakan dan terus memantaskan diri adalah cara terbaik untuk menjadi akhi idaman.
Asmara Mahawira (Volume 1): Putri yang Terbuang
6188      1243     1     
Romance
A novel from Momoy Tuanku Mahawira, orang yang sangat dingin dan cuek. Padahal, aku ini pelayannya yang sangat setia. Tuanku itu orang yang sangat gemar memanah, termasuk juga memanah hatiku. Di suatu malam, Tuan Mahawira datang ke kamarku ketika mataku sedikit lagi terpejam. "Temani aku tidur malam ini," bisiknya di telingaku. Aku terkejut bukan main. Kenapa Tuan Mahawira meng...
Gray Paper
548      315     2     
Short Story
Cinta pertama, cinta manis yang tak terlupakan. Tapi apa yang akan kamu lakukan jika cinta itu berlabuh pada orang yang tidak seharusnya? Akankah cinta itu kau simpan hingga ke liang lahat?
Semanis Rindu
17550      3287     10     
Romance
Aku katakan padamu. Jika ada pemandangan lain yang lebih indah dari dunia ini maka pemandangan itu adalah kamu. (Jaka,1997) Sekali lagi aku katakan padamu. Jika ada tempat lain ternyaman selain bumi ini. Maka kenyamanan itu ada saat bersamamu. (Jaka, 1997) Jaka. nama pemuda jantan yang memiliki jargon Aku penguasa kota Malang. Jaka anak remaja yang hanyut dalam dunia gengster semasa SM...
Angkara
1137      670     1     
Inspirational
Semua orang memanggilnya Angka. Kalkulator berjalan yang benci matematika. Angka. Dibanding berkutat dengan kembaran namanya, dia lebih menyukai frasa. Kahlil Gibran adalah idolanya.
Kejar Mika!
3580      1139     5     
Romance
Sudah bukan rahasia lagi kalau Pinky jatuh cinta setengah mati dengan Mikail Angelo, pemuda tampan paling populer di sekolahnya yang biasa dipanggil Mika. Jungkir balik dan jatuh bangun mengejar cintanya sedari SMP, yang ia dapat adalah penolakan. Lagi, lagi dan lagi. Pantang menyerah, Pinky berjuang keras demi bisa masuk SMA yang sama dengan pemuda itu. Dan ketika ia berhasil berada di ...
Moment
327      279     0     
Romance
Rachel Maureen Jovita cewek bar bar nan ramah,cantik dan apa adanya.Bersahabat dengan cowok famous di sekolahnya adalah keberuntungan tersendiri bagi gadis bar bar sepertinya Dean Edward Devine cowok famous dan pintar.Siapa yang tidak mengenal cowok ramah ini,Bersahabat dengan cewek seperti Rachel merupakan ketidak sengajaan yang membuatnya merasa beruntung dan juga menyesal [Maaf jika ...
Tenggelam dalam Aroma Senja
337      241     0     
Romance
Menerima, adalah satu kata yang membuat hati berat melangkah jika harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Menunggu, adalah satu kata yang membuat hati dihujani ribuan panah kerinduan. Apakah takdir membuat hati ikhlas dan bersabar? Apakah takdir langit menjatuhkan hukuman kebahagian? Entah, hanyak hati yang punya jawabannya.