Read More >>"> Persapa : Antara Cinta dan Janji (Episode 2 - Persiapan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Persapa : Antara Cinta dan Janji
MENU
About Us  

“Namamu Icha kan ?”. Selama tiga tahun Abi bersamanya, untuk pertama kali melihat Aris seperti itu. Seluruh kelas terdiam melihat kearah Aris, begitu pula Kuwaka yang nampak terkejut. Selama ini Kuwaka yang telah tinggal bersama dengan Icha, tidak pernah melihatnya bertemu dengan Aris.

“Iya namaku Icha”. Mata Aris berbinar-binar dan tersenyum lebar, dengan semangat dia berjalan mendekati Icha yang berada di sebelah Bu Chitra.

“Apa kamu masih mengingatku ? Meski ada perubahan pada rambutku”. Dengan memegang rambut putihnya.

Seluruh kelas serasa hanya ada mereka berdua, itulah yang dirasakan oleh Aris. Para murid yang melihat itu masih menunggu yang akan terjadi selanjutnya, karena tidak hanya Abi, seluruh murid kelas A dan bahkan Bu Chitra terkejut melihat Aris bersemangat seperti itu. Seisi ruangan terfokus menanti jawaban dari Icha.

“Maaf aku belum mengenalmu, aku rasa ini pertama kalinya kita bertemu”. Seluruh kelas langsung ramai dengan gelak tawa mendengar itu. Awalnya banyak yang mengira Icha akan mengenal Aris, karena Aris sampai melakukan hal yang belum pernah dia lakukan selama ini.

“Ini aku Aris”. Jelas Aris dengan ekspresi sedih.

“Aku Mahawira Icha, salam kenal, Aris”. Terlihat jelas rasa kecewa menghiasi wajahnya.

“Kalau begitu Aris, silahkan kembali ketempat dudukmu, aku akui keberanianmu untuk melakukan perkenalan secara pribadi”. Kata Bu Chitra dengan nada sedikit mengejek. Setelah menganggukan kepala, Aris kembali ketempat duduknya sambil berjalan dengan malas seperti biasa.

 “Aris apa yang kamu pikirkan sampai melakukan hal seperti itu. Aku kira kamu akan melakukan pertemuan yang mengejutkan seluruh kelas, lalu seiring berjalannya waktu hubungan kalian semakin mendekat dan pada akhirnya…”. Kata Abi dengan nada khasnya.

“Haahhhh”. Aris hanya menghembuskan nafas tanpa menghiraukan perkataan Abi. Dengan maslas Aris kembali tidur di atas mejanya.

“Ada apa Aris ? Aura menyedihkanmu semakin terasa kali ini ?”.

“Tidak ada apa-apa”. Abi nampak kebingungan dengan sikap aneh teman satu kamarnya saat ini, mulai dari tiba-tiba dengan semangat menghampiri murid baru sampai Aura mengerikan yang Abi rasakan saat keributan tadi pagi.

“Dengar mulai hari ini kalian akan mendapat teman baru, Icha perkenalkan sekali lagi tentangmu”. Bu Chitra memberikan isyarat dengan tangannya agar Icha memperkenalkan diri sekali lagi.

“Namaku adalah Mahawira Icha, aku berasal dari keluarga Mahawira dan kebetulan aku merupakan kerabat jauh dari Kuwaka”. Seketika seluruhkelas mengalihkan pandangan kearah Kuwaka.

“Aku berusia 17 tahun, lalu impianku adalah mengembalikan masa kejayaan Mahawira, apa ada yang ingin ditanyakan”. Sontak Aris kembali berdiri, keringat dingin membasahi wajahnya, dengan menggertakkan giginya Aris menatap tajam kearah Icha.

“Aris ada apa ? Apa ada yang ingin kamu tanyakan kepadaku ?”. Icha membalas tatapan tajam Aris dengan sebuah tatapan tajam pula.

“Tidak lupakan saja”. Aris kembali duduk dan menjatuhkan kepalanya di atas meja.

“Kalau begitu Icha kamu boleh duduk dibangku kosong belakang Aris”. Kata Bu Chitra.

“Baik”. Icha berjalan menuju tempat duduknya dengan menatap tajam kearah Aris yang sedang tertidur.

“Baiklah karena ini hari pertama di kelas tiga ini aku tidak memberikan materi pelajaran. Aku hanya memberitahu kalian beberapa hal. Pertama seperti yang kepala akademi katakana, tujuan akhir kalian segera tercapai, kalian akan menjadi seorang persapa. 2 tahun kalian telah belajar bagaimana bersikap untuk menjadi seorang persapa, dan pada tahun ini kalian akan dilatih cara menggunakan kekuatan kalian sebagai persapa. Tapi, sebelum itu kalian harus melakukan pemanggilan terlebih dahulu”. Ditengah Bu Chitra berbicara, murid yang baru saja pindah yaitu Icha mengangkat tangan.

“Ya silahkan”. Icha berdiri dari duduknya.

“Saya sudah melakukan pemanggilan 2 tahun lalu, jadi saya tidak perlu melakukan pemanggilan lagi”. Seluruh kelas memandang dengan tatapan kagum kearah Icha, pemanggilan yang seharusnya dikuasai saat usia menginjak 17 tahun tapi Icha berhasil melakukan pemanggilan pada usia 15 tahun.

 “Kalau begitu Icha, kamu hanya perlu menunjukan hewan mitologimu itu besok”.

“Baik”. Icha kembali duduk, tak lama salah seorang murid mengangkat tangannya dan langsung berdiri.

“Kapan ritual pemanggilan itu dilakukan ?”.

“Besok Ritual Pemanggilan akan dilakukan besok di aula. Sebelum waktu ritual pemanggilan dilakukan ada baiknya kalian menguatkan tekad serta kemauan untuk mencapai tujua hidup kalian, mengerti ?”. serentak seisi ruangan menjawab “Mengerti”.

“Aku akan pergi, setelah itu terserah kalian mau melakukan apa tapi jangan melakukan hal yang melanggar peraturan”. Kata Bu Chitra dengan menatap tajam kearah Aris, Kuwaka dan Surya. Lalu dia pergi meninggalkan kelas.

Kelas terasa hidup kembali, para murid mulai ramai membicarakan tentang Ritual yang akan dilakukan besok pagi. Ada juga beberapa dari mereka yang tidak terlalu memusingkan tentang Ritual itu, dan memilih untuk melakukan yang mereka sukai. Seperti yang dilakukan Aris, meski banyak murid laki-laki yang menghampiri Icha yang berada dibelakang bangkunya dia tidak terlihat seperti tadi. Aris berdiri dari duduknya dan berjalan keluar kelas dikuti Abi dibelakangnya.

Icha yang penasaran bagaimana Aris mengetahui namanya, menghampiri Aris dan Abi meski banyak laki-laki yang berada disekelilingnya. Saat berada dilorong kelas Aris dan Abi berjalan lamban, mengerti hal itu Icha berlari dan menghentikan mereka.

“Tunggu”. Abi berhenti dan melihat kearah belakang tidak seperti Aris.

“Bagaimana kamu mengetahui namaku ?”. Tanya Icha, Abi yang juga penasaran dengan hal itu hanya diam menunggu jawaban Aris.

 “Seharusnya kamu tidak perlu menanyakan kenapa aku mengenalmu tapi kenapa kamu lupa kepadaku”. Kata Aris membuat Icha dan Abi yang mendengarnya terlihak kaget.

“Apa maksudmu ?”.

“Terlebih sekarang kamu termasuk keluarga Mahawira, kamu tahu sendiri bukan Mahawira itu seperti apa”. Icha dan Abi semakin penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya.

“Jika kamu seperti ini, maka maaf aku tidak lagi mengenalmu, lupakan saja jika aku mengetahui namamu”. Dengan mata yang berkaca-kaca Aris meninggalkan Icha didalam kebingunannya yang telah dia buat, didalam kelas banyak murid kelas A yang melihat kejadian itu semakin membenci Aris.

“Aris apa maksudmu mengatakan hal yang membingungkan seperti tadi. Ini bukan dirimu yang biasanya, apa yang terjadi ?”. Abi menyejajarkan posisinya dengan Aris yang nampak seperti akan meneteskan air mata. Aris hanya diam saja dan terus berjalan keluar gedung pembelajaran.

“Aris ada apa ? Kita sudah lama berteman jadi tidak perlu ragu untuk membicarakan masalahmu”. Abi mencoba agar Aris mau bercerita.

Dijalan menuju asrama sangat sunyi tidak ada satupun murid yang melewati jalan itu, mungkin karena jam pelajaran masih berlangsung. Aris berhenti berjalan dan melihat kearah langit, Abi yang berada di depannya melihat kearahnya.

“Abi apa yang kamu rasakan jika kamu memiliki teman masa kecil yang sangat dekat denganmu dan berjanji untuk selalu bersama, lalu kamu pergi meninggalkannya dan saat bertemu lagi dia melupakanmu. Apa yang kamu rasakan ?”. Tiba-tiba Aris menyanyakan hal yang menurut Abi aneh.

“Entahlah aku tidak memiliki teman masa kecil seperti itu, tapi kemungkinan besar pasti rasa sedih yang aku rasakan”

“Jadi ini rasa sedih”. Aris memegang dadanya yang terasa sesak.

“Ada apa ?”. Abi mendekati Aris yang terlihat sangat sedih.

“Tidak apa-apa”. Aris tersenyum kearah Abi.

“Apa kamu yakin ?”. Abi memastikan tapi Aris hanya tersenyum dan pergi menuju Kamarnya diasrama.

Didalam kelas A masih banyak murid yang memilih untuk tetap disana dan mempelajari yang telah mereka sudah pelajari sebelumnya seperti tata cara menjadi persapa, cara berntindak, cara menentukan pilihan dalam persapa. Tapi sebagian besar mereka mengerumuni Icha.

“Seharusnya Aris di beri pelajaran karena telah berbicara seperti itu”.

“Iya kamu benar tidak hanya suka menyendiri dan suka tidur waktu pelajaran dia bahkan mempermalukan seorang bangsawan”.

Banyak dari mereka yang mencaci Aris karena melihat dan mendengar apa yang terjadi di lorong depan kelas. Icha hanya diam ditengah keributan yang terjadi disekitarnya.

“Icha kamu tidak perlu memikirkan apa yang dikatakan oleh Aris”. Tiba-tiba suara dibalik kerumunan terdengar, Icha tidak tahu dari siapa suara itu. Para kerumunan memberi jalan pada orang itu, seorang murid mendekati Icha melewati jalan yang telah diberikan oleh kerumunan.

“Dia hanya orang bodoh yang suka tidur dan tidak pernah melakukan hal dengan serius”. Surya dia adalah murid yang diberikan jalan oleh kerumunan.

“Siapa kamu ?”. Tanya Icha.

“Aku adalah Surya, Raden Surya salam kenal”. Surya mengajak Icha bersalaman sebagai tanda pertemanan. Icha menerima itu dengan menjabat tangan Surya.

“Apakah Aris sering melakukan hal seperti tadi pagi, seperti tadi ?”. Tanya Icha kepada Surya.

“Tidak ini baru pertama kali aku melihat Aris seperti itu”.

“Begitu ya”.

“Maukah kamu aku ajak berkelling di akademi ini agar kamu lebih mengenal akademi ini, terlebih aku dengar dari Kuwaka kamu akan diasrama”. Surya tersenyum kearah Icha.

“Baiklah”. Icha menyujutinya, dia berdiri dan meninggalkan murid yang telah mengerumuninya sejak tadi.

Mereka menyusuri lorong-lorong kelas, memperhatikan setiap sudut bangunan yang mereka lewati, saling membalas canda membuat orang yang melihatnya akan merasa iri, dari kejauhan Abi melihat mereka berdua terlihat akrab dan berfikir beruntung Aris tidak melihat hal itu.

“Bagaimana akademi ini ?”. Tanya Surya sambil meminum minuman yang dia pesan dari salah satu stand kantin.

“Banyak hal menarik di akademi ini, terutama pada penataan kantin ini”. Icha memperhatikan keadaan kantin yang sedang ramai murid yang berjalan diarea kantin.

“Icha, bolehkah aku mengenalmu lebih dalam ?”. Icha tersenyum manis kearah Surya.

“Tentu saja, aku terlahir dari keluarga Mahawira yang telah kehilangan masa kejayaannya setelah keturunannya mengalami penurunan kemampuan dalam pemanggilan makhluk mitologi ataupun kemampuan mengendalikan kekuatan makhluk mitologi, jadi 3 tahun lalu aku mempelajari cara melakukan pemanggilan agar dapat mewujudkan makhluk mitologi yang kuat, 1 tahun kemudian aku telah dapat mewujudkan makhluk mitologi yang tergolong kuat. Setelah itu aku mempelajari cara menggunakan kekuatan makhluk itu agar dapat aku kuasai sepenuhnya tanpa harus lepas kendali. Setelah dirasa cukup ayah mendaftarkanku di akademi ini agar aku dapat sertifikat persapa dari akademi persapa terbaik dikerajaan. Dengan itu aku dapat masuk kedalam persapa kerajaan dan mengembalikan kejayaan keluarga Mahawira”. Icha memegang erat gelas yang ada didepannya, sambil melihat sebuah simbol angin di punggung tangan kanannya.

“Kenapa kamu mempelajari cara pemanggilan dan mengendalikan makhluk mitologi 3 tahun lalu ? Kenapa tidak dilakukan lebih awal agar kemampuanmu lebih terasah ?”.

“Entahlah aku tidak terlalu dapat mengingat kejadian yang terjadi sebelum aku mempelajari pemanggilan dan pengendalian. Tapi kata ayah aku mengalami kecelakaan saat proses pembelajaran dan membuat ingatanku sedikit buram”.

Keramaian kantin perlahan menghilang sejak tanda jam istirahat berakhir, meja dan kursi yang telah disediakan akademi agar para murid dapat memakan pesanannya terlihat lenggang, hanya ada beberapa murid yang tidak berajak dari tempatnya makan. Surya yang telah kehabisan obrolan dengan Icha hanya duduk terdiam melihat piring kosong di atas meja makannya.

“Baiklah terimakasih telah mengajakku berkeliling di akademi, aku akan mempersiapkan diri untuk melakukan pemanggilan besok”. Belum sempat Surya membalas perkataannya Icha pergi meninggalkan Surya di kantin yang telah sepi. Surya yang tidak ada urusan lagi di kantin dengan cepat menghabiskan minumannya dan ingin segera kembali ke kamarnya diasrama.

“Surya…”. Seseorang memanggilnya saat dia berdiri dari tempat duduknya dan membuatnya tersentak, Surya menoleh kearah suara itu berasal.

“Kuwaka, mau kemana ?”. Surya menghampiri Kuwaka yang sedang berdiri cukup jauh darinya.

“Aku mau kembali ke kamar”.

Mereka berdua berjalan keluar kantin bersama, dengan seragam yang tidak sesuai dengan peraturan mereka berdua berjalan kearah asrama putra yang berada di sebelah barat akademi. Matahari pada siang itu terasa sangat panas seperti ingin membakar kulit mereka, hanya beberapa murid kelas 3 yang dapat dilihat Surya berjalan dibawah sinar matahari yang panas. Kuwaka melihat keatas dan menggunakan tangannya untuk menghalangi cahaya matahari mengenai matanya secara langsung.

“Surya apa kamu berfikir untuk menjadikan Icha sebagai kekasihmu ?”. Tanya Kuwaka.

“Mungkin saja, dilihat dari wajahnya dia wanita yang manis dan cantik terlebih sikapnya yang sangat baik itu membuatku ingin mendapatkannya”. Surya tersenyum kearah salah satu pohon ditaman.

“Tapi menurutku sebaiknya kamu jangan pernah mendekatinya lebih dari ini”.

“Kenapa ?”. Surya kebingungan saat melihat wajah Kuwaka yang nampak ketakutan. Untuk pertama kalinya Surya melihat Kuwaka ketakutan kerena seorang perempuan. Kuwaka adalah seorang murid yang sangat tangguh dalam hal bela diri dan suka berkelahi dengan murid yang dianggapnya kuat hanya untuk menguji kemampuannya, sekarang dia terlihat ketakutan hanya karena seorang perempuan, terlebih perempuan itu adalah kerabat jauhnya.

“Dia bersikap baik seperti itu hanya sebagai kedok agar dia dapat di percaya oleh banyak murid dan mendapat dukungan dari mereka, agar saat dia mengalami kesulitan dalam jalannya menjadi seorang persapa kerajaan dia dapat memanfaatkan mereka untuk menyingkirkan masalah itu”. Sontak Surya tidak percaya dengan yang dikatakan Kuwaka, seorang gadis manis dan cantik memiliki sifat asli yang seperti itu.

“Dia sebenarnya adalah orang yang dingin dan sangat menakutkan. Jujur saja jika aku disuruh untuk melawannya lebih baik aku melarikan diri daripada harus melawannya. Dia adalah orang yang tidak memiliki perasaan, dia mungkin melakukan apapun agar tujuannya tercapai dan menyingkirkan semua yang menghalanginya”. Lanjut Kuwaka.

“Apa kamu yakin Icha adalah seorang yang seperti itu ?”. Surya tidak percaya dengan yang dikatakan oleh Kuwaka.

“Apa kamu tidak mempercayai orang yang telah mengenalnya selama 3 tahun terlebih kami tinggal dirumah yang sama ?”. Kemungkinan besar Icha seperti yang telah Kuwaka jelaskan, karena mereka telah tinggal dirumah yang sama selama 3 tahun terakhir ini. Tapi ada kemungkinan kalau dia berbohong, Kuwaka dan Icha adalah kerabat jauh, jadi ada kemungkinan mereka tidak ada hubungan darah sehingga Kuwaka dapat menjadikan Icha sebagai kekasihnya.

“Tidak, mungkin saja ada hal lain yang kamu rencanakan”

“Terserah kamu, yang penting aku sudah memperingatkanmu”. Kuwaka hanya tersenyum mendengar keputusan dari Surya. Mereka akhirnya sampai disebuah bangunan yang cukup besar terdiri dari 2 lantai dan dikelilingin oleh pagar besi. Di gerbang terdapat sebuah ruang yang seperti pos jaga para persapa keamanan.

“Lalu ada urusan apa kamu ke asrama putra ? Apa kamu memiliki masalah dengan salah satu penghuninya ?”. Tanya Surya.

“Kamu bodoh ya ? Yang ada aku akan ditangkap oleh persapa keamanan asrama. Mulai sekarang aku tinggal di sini”. Surya berhenti dan berteriak karena keterkejutannya. Kuwaka selama 2 tahun selalu berangkat dari rumah dan selalu mendapatkan kebebasan untuk melakukan apapun dirumahnya, sekarang pindah keasrama sekolah yang malah menghilangkan kebebasannya karena harus mematuhui aturan yang ada, meski hanya satu tahun Surya merasa Kuwaka tidak akan betah tinggal didalam asrama.

“Kamu berada di kamar berapa aku berada di kamar 102 di lantai 2. Kamu kamar berapa ?”.

“Aku berada di kamar 34 di lantai satu”. Surya adalah penghuni asrama sejak kelas satu, dan dia juga yang telah membantu Kuwaka saat dia memiliki masalah dengan murid penghuni asrama Suryalah yang telah membantunya agar dapat menyelesaikan masalah didalam asrama, karena waktu itu Kuwaka bukan seorang penghuni asrama persapa keamanan tidak dapat menghukumnya tapi karena sekarang Kuwaka adalah seorang penghuni maka dia dapat di hokum kapanpun saat dia ketahuan melakukan pelanggaran.

“Andai saja kita dapat satu kamar mungkin akan lebih menyenangkan”. Kuwaka melihat kearah pos penjagaan.

“Kalau itu biar aku yang mengurusnya nanti, untuk sekarang aku ada perlu untuk mendekati Icha”. Surya meninggalkan Kuwaka sambil melambaikan tangannya dan menuju asrama putri.

Didalam kamar Icha sedang duduk bersila dengan tangan yang ditumpangkan di atas lutut, sambil memejamkan mata mulut Icha mengucapkan sebuah mantra untuk menambah kapasitas mana dalam tubuhnya. Lingkaran sihir yang mengelilinginya menyala menandakan ritual yang dia lakukan berjalan lancar.

Kapasitas mana merupakan syarat kedua setelah tekad agar seorang persapa dapat memanggil makhluk mitologi yang kuat. Karena semakin kuat makhluk mitologi maka mana yang diperlukan untuk memanggilnya semakin besar, begitu pula dengan penggunaan kekuatan makhluk mitologinya. ada banyak persapa yang memiliki tekad yang kuat namun kapasitas mana mereka, sedikit sehinga makhluk mitologi yang mereka panggil terbilang biasa-biasa saja bahkan beberapa termasuk lemah.

Sebuah ketukan pintu terdengar diikuti oleh suara yang memanggil namanya, cahaya yang terpancar dari lingkaran sihir yang dia buat sedikit meredup karena Icha kehilangan sedikit fokusnya karena suara pintu itu. Suara ketukan pintu terdengar sekali lagi, Icha mencoba untuk tidak menghiraukannya dan kembali memfokuskan fikirannya untuk ritual penambahan kapasitas mana.

Sekali lagi pintu kamarnya diketuk oleh seorang dari luar, Icha menhela nafas panjang dan membuka matanya. Cahaya dari lingkaran sihirnya sekarang benar-benar hilang tanpa jejak. Icha berdiri dari duduknya dan mendekati pintu kamar.

“Siapa ?”. Icha menanyakan siapa yang mengetuk pintu kamarnya.

“Ini aku Surya”. Icha membuka pintu kamarnya yang sudah dikuncinya.

“Bagaimana bisa kamu masuk keasrama putri ?”

“Ini masih siang jadi murid laki-laki masih diperbolehkan berkunjung ke asrama putri tapi dilarang untuk masuk kedalam kamar, saat dilangit muncul mega merah murid laki-laki dilarang masuk keasrama putri, itu adalah peraturannya”. Icha menganggukan kepalanya, dia baru mengetahui peraturan itu, dia mengira murid laki-laki dilarang masuk keasrama putri.

“Lalu ada apa ?”.

“Aku ingin menunjukanmu sesuatu”

“Menunjukan apa ?”.

“Ini kejutan, yang pasti kamu ikut aku dulu”.

Surya menarik tangan Icha sampai membuatnya hampir terjatuh, sambil berlari Surya berharap apa yang ditunjukannya nanti membuat hubungannya dengan Icha semakin dekat. Mereka terus berlari sampai di belakang akademi.

“Ini aku ingin menujukanmu ini, sebenarnya aku ingin menunjukanmu nanti tapi jika aku menunjukannya nanti aku ragu dapat mengajakmu karena peraturan asrama”.

Mata Icha melebar tidak menyangka Surya menunjukan itu. Sebuah hamparan pohon yang sangat luas terlihat dari ketinggian, dengan gunung yang terlihat dari kejauhan membuat Surya yang menunjukan itu merasa dapat membuat Icha kagum. Benar saja saat melihat Ekspresi Icha, Surya tersenyum karena apa yang dia rencanakan berjalan.

“Bagaimana bagus bukan pemandangan ini”. Akademi ini berada di perbukitan daerah pinggiran kerajaan, dan dibelakang akademi ini terdapat tebing yang curam serta tinggi yang dibawahnya adalah hutang yang sangat luas yang belum pernah dijelajahi oleh persapa kerajaan, sehingga dijadikan akademi sebagai hutan latihan.

“Disini aku se-“. Belum selesai Surya menyelesaikan kalimatnya, sebuah pukulan mendarat dipipinya membuatnya jatuh tersungkur.

“Kenapa kamu memukulku ?”. Kata Surya sambil memegang pipinya.

“Aku meninggalkan ritualku hanya untuk melihat ini”. Icha sangat marah akan hal itu, tangannya mengepal dengan sangat kuat, angin terlihat disekitar tubuh Icha membuat rumput serta daun pohon disekitarnya beterbangan, karena kencangnya angina yang ada di sekitar Icha.

Surya yang melihat itu nampak sedikit takut, dia tahu kalau angin yang ada disekitar Icha adalah kekuatan dari makhluk mitologi yang dia wujudkan 2 tahun lalu. Surya yang masih belum melakukan pemanggilan, sangat ragu dia dapat menghindari setiap serangan yang Icha lancarkan.

“Icha maaf aku tidak tahu kalau kamu sedang melakukan ritual”. Kata Surya mencoba agar Ichatidak menyerangnya.

“Aku ingin mengatakannya tapi kamu menarik tanganku sampai membuatku ingin terjatuh karena tarikanmu”. Wajah Icha terlihat sangat menyeramkan. Icha mengangkat tangannya dan jari tulunjuknya dia arahkan ke langit, lalu angin yang menyelimuti tubuh Icha berputar perlahan kearah jari telunjuknya dan membuat sebuah lingkaran angin.

“Icha tenanglah”. Surya sudah nampak ketakutan melihat lingkaran angin yang ada di jari telunjuk Icha.

“Jika kamu ingin membuatku tenang sudah telambat, kamu telah mengganggu ritualku hanya untuk menunjukan hal yang tidak berguna”. Icha jari telunjuk Icha yang tadinya menunjuk kearah langit berubah menunjuk kearah Surya. Seketika lingkaran angin yang ada diatasnya menuju kearah Surya, Surya yang menyadari hal itu mencoba menghindar dan sebuah ledakan terdengar keras. Surya beruntung dapat menghindari serangan itu meski lengan kirinya terkena serangan itu, saat Surya terperangah meilihat kerusakan yang terjadi ke pagar akademi yang terkena serangan Icha. Pagar yang berdiri kokoh dibelakangnya tadi telah hancur hanya karena lingkaran angin itu.

“Kamu hebat juga dapat menghindari seranganku”. Icha perlahan mendekati Surya, tapi saat Icha mendekat sebuah suara terdengar dan membuat Icha mengurungkan niat untuk menyerang Surya.

“Kali ini aku memaafkanmu tapi lain kali jika kamu melakukan hal yang sama aku tidak akan ragu membunuhmu”. Icha berbalik agar tidak ada orang lain yang melihatnya, tapi saat Icha akan pergi dia menoleh kearah Surya.

“Jangan pernah beritahu siapapun tentang ini”. Dengan cepat Icha terbang dengan dibantu oleh kekuatan anginnya, tak lama seorang persapa keamanan datang menghampiri Surya.

“Kamu tidak apa-apa ?”. Kata persapa tersebut.

“Aku baik-baik saja”. Surya melihat kearah dimana Icha pergi meninggalkannya. Dia masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya, seorang perempuan manis dan cantik memiliki sisi gelap yang bahkan tidak aka nada yang mempercayai itu.

“Ayo keruang kesehatan lenganmu perlu dirawat”.

“Baik”. Tapi surya akhirnya mempercayai apa yang dikatakan oleh Kuwaka, dan karena hal ini Surya ingin membalas perbuatan Icha sampai membuatnya bersujud untuk meminta maaf kepadanya. Surya berjalan dibelakan persapa keamanan menuju ruang kesehatan akademi.

Didalam asrama putra kamar nomor 57 dilantai satu, Abi sedang melakukan ritual yang sama seperti Icha, yaitu ritual penambahan kapasitas Mana. Abi sangat antusias dengan ritual pemanggilan besok, tidak seperti Aris yang saat ini sedang tidur dengan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut putih.

Ditengah ritual berlangsung, suara bendah jatuh membuat focus Abi sedikit buyar tapi Abi masih dapat melanjutkan ritualnya. Tak lama berselang suara benda jatuh terdengar lagi tapi kali ini bukanlah benda kecil melainkan benda yang cukup besar sampai membuat Abi menghentikan ritualnya. Saat menoleh ke sumber suara, ternyata suara itu berasal dari Aris yang terjatuh dari tempat tidurnya.

“Yang benar saja, setelah jatuh dari tempat tidur dan mengganggu ritualku kamu masih tertidur”. Abi memandang Aris dengan tatapan sinis. Abi kembali duduk bersila ditengah lingkaran sihir yang dia buat tadi dan melanjutkan Ritualnya. Abi memejamkan matanya mengumpulkan kembali focus yang sempat hilang, tapi saat fokusnya sudah sepenuhnya kembali, Aris sekali lagi mengganggunya dengan menarik baju Abi. Abi yang tidak tahan dengan itu menghentikan Ritualnya dan berdiri menghadap Aris yang telah terbangun dari tidurnya.

“Bisa tidak kamu jangan ganggu aku saat aku sedang melakukan ritual”. Abi menekuk jari tangannya seolah memberikan peregangan untuk tangannya agar siap memukul.

“Kamu sedang melakukan ritual ya ? Maaf, lanjutkan saja ritualmu”. Aris naik ketempat tidur sambil menutupi tubuhnya dengan selimut dia kembali tidur. Abi yang merasa geram dengan perilaku Aris langsung menarik selimut dan menarik kerah bajunya.

Tapi, saat dia akan memukul Aris, Abi melihat mata Aris yang sedikit bengkak dengan jejak air mata yang masih terlihat disekitar matanya. Mengetahui hal itu Abi melepas kerah baju Aris, dan duduk disamping teman satu kamarnya sejak kelas satu itu.

“Ada apa ?”. Tanya Abi tapi Aris hanya duduk sambil menundukan kepalanya.

“Apa karena murid baru bernama Icha itu ?”. Aris mengangguk.

“Tak apa ceritakan padaku, beritahu semua yang ada di hatimu saat ini”. Dengan mata yang masih bengkak, Aris melihat kearah Abi.

“Tidak apa-apa, aku hanya teringat masa lalu”. Aris tersenyum sambil mengusap air mata yang masih membekas di matanya. Abi yang masih merasa ada yang ganjal pada tingkah Aris hari ini masih ingin mengetahui sesuatu.

“Aris, bagaimana kamu bisa mengenal Icha ?”.

“Dia sangat mirip dengan seorang yang lama aku kenal dan entah kebetulan apa tidak mereka memiliki nama yang sama juga”.

“Jadi intinya kamu mengira Icha adalah teman lamu, begitu ?”. Aris menganggukan kepalanya, Abi mengerti perasaan yang dirasakan oleh Aris saat ini karena Aris adalah orang yang paling peduli dengan orang disekitarnya. Meski murid lain mengenal Aris sebagai murid malas yang beruntung dapat masuk kedalam kelas A, tapi selama dia berada diakademi ini, Aris selalu membalas perbuatan buruk yang dilakukan oleh murid dari keluarga bangsawan. Dan Abi mau menjadi temannya karena Aris yang telah membantunya saat dia akan dipermalukan waktu kelas 1 dulu.

“Icha itu bukanlah orang yang kamu kenal dia orang yang berbeda, tapi jika kamu memang teringat temanmu itu saat melihat Icha, lebih baik kamu bersikap baik kepadanya”. Senyuman terlihat diwajah Aris, tapi itu bukanlah sebuah senyum kebahagiaan melainkan sebuah senyuman untuk menutupi kesedihan yang dia rasakan.

“Kamu benar, dia bukanlah Icha yang aku kenal. Karena itu, lebih baik aku menjauhinya, karena jika aku dekat dengannya itu hanya akan mengingatkanku pada masa lalu dan itu membuatku sakit”. Mata yang berkaca-kaca yang tampak menyedihkan memberitahu Abi lebih banyak daripada yang dikatakan Aris. Aris merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur dan tidak memperdulikan Abi yang duduk ditempat tidur dimana dia berbaring.

“Kamu itu jangan terlalu suram kalau jadi seorang pelajar, daripada kamu memikirkan Icha lebih baik kamu melakukan ritual penambahan kapasitas mana”. Abi berdiri dari duduknya dan berjalan menuju pusat lingkaran sihir.

“Tidak mau , aku lebih suka tidur dan bermimpi daripada harus membuang tenagaku untuk hal semacam itu”. Aris meraih selimut dan menggunakannya untuk menutupi seluruh tubuhnya.

“Terserah apa katamu”. Abi kembali melanjutkan ritualnya.

Abi berfikir apa yang dikatakan oleh Aris adalah kebohongan, dia sangat mengerti sifat dari temannya itu. Aris adalah seorang yang sangat peduli tapi dia tidak pernah menunjukan keperduliannya itu kepada orang lain karena Abi tahu kalau semakin banyak teman maka waktu untuk melakukan hobinya yaitu tidur akan berkurang karena harus meluangkan waktu itu untuk bersama temannya.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • defreeya

    judulnya cantik

    Comment on chapter Episode 1 - Bertemu
  • dede_pratiwi

    cant wait next episode!! :)

    Comment on chapter Episode 1 - Bertemu
Similar Tags
TAKSA
372      286     3     
Romance
[A] Mempunyai makna lebih dari satu;Kabur atau meragukan ; Ambigu. Kamu mau jadi pacarku? Dia menggeleng, Musuhan aja, Yok! Adelia Deolinda hanya Siswi perempuan gak bisa dikatakan good girl, gak bisa juga dikatakan bad girl. dia hanya tak tertebak, bahkan seorang Adnan Amzari pun tak bisa.
Beach love story telling
2758      1397     5     
Romance
"Kau harus tau hatiku sama seperti batu karang. Tak peduli seberapa keras ombak menerjang batu karang, ia tetap berdiri kokoh. Aku tidak akan pernah mencintaimu. Aku akan tetap pada prinsipku." -............ "Jika kau batu karang maka aku akan menjadi ombak. Tak peduli seberapa keras batu karang, ombak akan terus menerjang sampai batu karang terkikis. Aku yakin bisa melulu...
G E V A N C I A
923      519     0     
Romance
G E V A N C I A - You're the Trouble-maker , i'll get it done - Gevancia Rosiebell - Hidupnya kacau setelah ibunya pergi dari rumah dan ayahnya membencinya. Sejak itu berusaha untuk mengandalkan dirinya sendiri. Sangat tertutup dan memberi garis keras siapapun yang berniat masuk ke wilayah pribadinya. Sampai seorang cowok badboy selengean dengan pesona segudang tapi tukang paksa m...
Aku menunggumu
4536      955     10     
Romance
Cinta pertamaku... dia datang dengan tidak terduga entahlah.Sepertinya takdirlah yang telah mempertemukan kami berdua di dunia ini cinta pertamaku Izma..begitu banyak rintangan dan bencana yang menghalang akan tetapi..Aku Raihan akan terus berjuang mendapatkan dirinya..di hatiku hanya ada dia seorang..kisah cintaku tidak akan terkalahkan,kami menerobos pintu cinta yang terbuka leb...
Just a Cosmological Things
846      473     2     
Romance
Tentang mereka yang bersahabat, tentang dia yang jatuh hati pada sahabatnya sendiri, dan tentang dia yang patah hati karena sahabatnya. "Karena jatuh cinta tidak hanya butuh aku dan kamu. Semesta harus ikut mendukung"- Caramello tyra. "But, it just a cosmological things" - Reno Dhimas White.
Berawal dari Hujan (the story of Arumi)
1027      558     1     
Inspirational
Kisah seorang gadis bernama Arumi Paradista, menurutnya hujan itu musibah bukan anugerah. Why? Karena berawal dari hujan dia kehilangan orang yang dia sayang. Namun siapa sangka, jika berawal dari hujan dia akan menemukan pendamping hidup serta kebahagiaan dalam proses memperbaiki diri. Semua ini adalah skenario Allah yang sudah tertulis. Semua sudah diatur, kita hanya perlu mengikuti alur. ...
Warna Rasa
11296      2001     0     
Romance
Novel remaja
I'll Be There For You
1147      551     2     
Romance
Memang benar, tidak mudah untuk menyatukan kembali kaca yang telah pecah. Tapi, aku yakin bisa melakukannya. Walau harus melukai diriku sendiri. Ini demi kita, demi sejarah persahabatan yang pernah kita buat bersama.
My Soul
146      110     1     
Fantasy
Apa aku terlihat lezat dimatamu? Meski begitu,jiwaku hanya milikku bukan untuk siapapun. ---- -Inaya- Jika dikira hidupku ini sangat sempurna dan menyenangkan,memiliki banyak teman,keluarga dan hidup enak,tidak semua benar,aku masih harus bersembunyi dari para Soul Hunter,aku masih harus berlari dari kejaran mereka setiap saat,aku juga harus kabur dari setiap kejadian yang melibatkan So...
HOME
279      206     0     
Romance
Orang bilang Anak Band itu Begajulan Pengangguran? Playboy? Apalagi? Udah khatam gue dengan stereotype "Anak Band" yang timbul di media dan opini orang-orang. Sampai suatu hari.. Gue melamar satu perempuan. Perempuan yang menjadi tempat gue pulang. A story about married couple and homies.