Tangan Rant semakin gemetar kuat, ia sudah tidak mampu lagi mencengkram stir. Tatapannya kosong melihat lumuran darah yang memenuhi seluruh tangannya. Perasaan takut menguasai dirinya sepenuhnya. Rasa sesal kini sudah tidak lagi berarti.
Mengingat setiap kejadian beberapa saat lalu yang telah terjadi kepada mantan pacarnya Vira. Rant tidak pernah menduga keputusan sepihak darinya untuk mengakhir hubungan mereka berakhir Vira yang berusaha bunuh diri.
“aku pergi rant, udah nggak ada artinya lagi aku hidup jika nggak ada kamu. Bye!”
setelah mendapat pesan singkat WhatsApp dari Vira, Rant langsung bergegas ke rumah mantan pacarnya itu. Setibanya di sana, kondisi rumah vira sangat gelap dan sepi dengan gerbang dan juga pintu rumah yang tidak terkunci membuat ia gemetar saat itu pula. Sekelebat pemikiran tentang bagaimana kondisi Vira, semakin memperburuk dirinya.
Benar saja, vira tidak main-main dengan perkataannya. Saat Rant memasuki kamar Vira, kondisi gadis itu sangat memprihatinkan. Vira sudah tidak lagi sadarkan diri dengan pergelangan tangan kiri yang berdarah dan juga tangan kanan yang masih memegang pisau buah.
Dangan rasa panik rant langsung saja menggopoh tubuh vira ke dalam mobil dan membawanya ke rumah sakit terdekat, agar langsung ditangani secepatnya.
Setibanya di rumah sakit dan memastikan Vira mendapatkan penanganan di UGD, Rant lalu pergi kembali ke mobil. Ia bersyukur vira tidak seperti yang ia pikirkan. Dokter hanya mengatakan bahwa kondisi gadis itu baik-baik saja kecuali pergelangan tangan yang yang butuh delapat jahitan, dan itu pun tidak serius yang bisa mengancam nyawa. Sayatan yang dilakukan vira tidak sampai mengenai urat nadi. Dan soal tidak sadarkan diri, itu hanya shok saja.
Rant, hanya menatap kosong tangannya yang masih berumuran darah mantannya itu. Ia bimbang harus berbuat seperti apa. Apakah ia harus mempertimbangkan Vira dan hubungan mereka, atau tetap pada putusannya mengakhiri hubungan ini.
nice prolog. cant wait next chapter. if you dont mind please check and like my story :)
Comment on chapter Prolog