Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bad Wish
MENU
About Us  

Ginov bersemangat dan percaya diri mendatangi rumah Eriz. Tapi, senyumnya meredup ketika mengetuk pintu dan yang membukanya adalah Bu Riza. Dengan ekspresi yang amat tidak ramah, Ginov dipersilakan masuk dan ditinggal begitu saja di ruang tamu.
Andai teras rumahnya agak luas dan tidak sedang dihuni oleh kardus-kardus, Bu Riza memastikan Ginov tidak menyebarang ke dalam rumah.
Dua menit berselang setelah Bu Riza menghilang, Ginov mendengar kegaduhan. Firasatnya memburuk tiba-tiba. Apalagi saat terdengar sepintas suara Eriz yang marah-marah. Mungkin mereka lagi bertengkar, mungkin Eriz menolak menemuinya atau mungkin Bu Riza yang marah karena kehadirannya.
Pikiran Ginov tak bisa berhenti memikirkan prasangka-prasangka negative hingga akhirnya Eriz datang dengan muka yang lebih tidak bersahabat dari milik mamanya.
“Kok cemberut, habis tidur siang, ya?” Ginov berbasa-basi begitu Eriz duduk.
“Mau apa sih lu?” tanya Eriz, mengabaikan pertanyaan Ginov yang menurutnya buang waktu jika harus dijawab.
“Yeee, pakai nanya. Gue mau ketemu elu lah.”
Eriz menarik napas dan membuangnya dengan keras. “Sekarang udah ketemu, kan? Nah, lu pulang deh. Gue banyak kerjaan.”
“Dengerin sampai habis, dong. Gue mau ketemu elu terus ngajak elu keluar. Jauh-jauh ke sini, mana mungkin tujuan gue sesederhana tatap muka doang.”
“Gue banyak kerjaan, lu budek, ya?” Nada bicara Eriz memang santai tapi kata-kata yang dipilihnya begitu menusuk.
Ginov mendesah. Anehnya, sekejam apapun Eriz berkata-kata, ia tidak merasa tersinggung ataupun marah. Mungkin ini efek rasa bersalahnya. Ia merasa pantas menerima perlakuan itu.
“Kerjaan apa? Tugas sekolah? Nyuci baju? Beresin kamar? Gue bantuin sampai selesai. Asal lu mau pergi bareng gue hari ini,” ucapnya kali ini tanpa senyum. Meski menggelikan, Ginov sejujurnya serius ketika mengucapkan itu. Dan yang terpenting, dulu ia pernah melakukannya.
“Oh. Oke.”
Ginov membelalak. Perkiraannya, tidak seperti ini jawaban Eriz. ia sungguh tidak menyangka cewek itu membolehkannya membantu. Ah, firasat buruk itu kembali menghampiri. “Jadi gue mesti bantu apa?” tanyanya.
Eriz berdiri dan masuk ke dalam. Tak lama setelahnya, ia kembali dengan kardus yang isinya mencuat. Ginov menajamkan penglihatan dan langsung terbelalak kaget. Ia pun sontak berdiri.
Eriz meletakkan kardus di lantai, tepat di hadapan Ginov. “Bawa barang terkutuk ini ke halaman belakang.”
Ginov bergeming, menatap Eriz dan kardus bergantian. Kardus itu berisi boneka beruang yang dipaksa terlipat, novel-novel dari penulis best seller, dan album foto kebersamaan mereka yang Ginov hadiahkan dulu padanya.
“Kena…”
“Mau dibakar,” potong Eriz, seolah membaca isi kepala Ginov.
“Itu belinya pakai uang loh, Riz!” Ginov tanpa sadar mengeraskan suaranya. Barang-barang yang hendak dilenyapkan Eriz adalah bukti kebersamaan mereka. Sudah sepantasnya Ginov menyelamatkan barang itu.
Eriz berdecak. “Terus kenapa kalau pakai uang? Bukan uang gue juga. Mau bantu atau tidak, nih?” desaknya. “Katanya mau ngajak gue pergi. Buruan dibawa ke belakang.”
Ginov mengangkat kardus itu dengan muka masam. “Lain kali aja perginya, Kardus ini gue bawa pulang.”
“Heeei.” Eriz refleks menahan lengan Ginov saat cowok itu berbalik. “Pemilik barang itu gue. Jangan seenaknya diambil.”
Ginov melirik malas. Suasana hatinya benar-benar buruk. “Tapi gue yang ngasih, Riz. Kalau lu sudah nggak mau sama barang-barang ini, lebih baik dibalikin ke gue daripada dibakar. Di luar sana, banyak yang butuh.”
Eriz menurunkan tangannya. Sulit membantah karena ucapan Ginov yang terakhir memang benar.
***
“Kak!” Gina berlari di belakang Ginov saat kakaknya itu berlalu ke kamar membawa kardus.
Gina ikut masuk ke kamar Ginov. “Apaan nih?” tanyanya.
“Nggak usah banyak nanya.”
Ginov terduduk di tepi ranjang, mencoba mengatur napas yang tidak stabil akibat memendam kekesalan pada Eriz. Andai ia bisa marah-marah pada cewek itu semaunya seperti dulu, pasti melegakan. Sayang sekali, meski ia benar kali ini, tetap saja berat melampiaskan amarahnya.
Gina berjongkok, mengintip isi kardus lebih dekat. Ia mengarik boneka beruang ke luar dari sana. Senyumnya melebar ketika membaca yang disulam di lengan kanan boneka itu.
Erizia
“Kalau seorang cewek sudah balikin pemberian mantannya, itu artinya tak ada celah lagi untuk sang mantan di hatinya.” Gina berdiri, menghadap Ginov sambil memeluk boneka. “Kak Eriz sudah mantap untuk melupakan Kakak. Gina yakin.”
Kesal dengan kalimat tadi, Ginov merampas boneka di tangan Gina. “Lu masih bocah, belum tahu apa-apa soal hati.”
“Bukannya Kak Ginov yang belum tahu soal hati?” Gina mendengus, menendang kardus dengan kaki kanannya. “Kalau Gina jadi Kakak, Gina akan berhenti ngejar Kak Eriz.”
“Lu bodoh, makanya berpikiran begitu,” balas Ginov, emosi. Enak saja ia disuruh berhenti berjuang. Janur kuning belum melengkung, Eriz juga masih jomblo. Tapi bukan itu intinya.Ia sedang berusaha membuat Eriz berdiri di sampingnya dalam pemilihan Ketua OSIS nanti. Cinta? Itu hanya kedok.
Gina menggeleng-gelengkan kepala sambil melihat Ginov dengan tatapan lelah. “Bukan bodoh, tapi peka. Masa’ Kak Ginov nggak bisa lihat Kak Eriz sukanya sama siapa?”
Ginov menunduk, menatap tangannya yang menggenggam erat tangan boneka beruang. Mulutnya tidak dapat berkomentar lagi. Satu sosok mendadak muncul dalam kepalanya. Sosok itu adalah jawaban kenapa Ginov tidak ingin berhenti mengejar Eriz.
Rifan. Selamanya tidak akan pantas buat Eriz. Ginov bersikeras dalam hatinya.
Gina membuang napas lalu berkata, “Pelik. Untung gue nggak punya mantan.” Ia kemudian keluar, membiarkan Ginov sendiri dengan berbagai permasalahan hatinya yang tak kunjung selesai.

 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • alsaeida

    Gaya bahasanya aku suka banget. Enak banget dibaca ????

    Comment on chapter PROLOG
Similar Tags
My Universe 1
4132      1350     3     
Romance
Ini adalah kisah tentang dua sejoli Bintang dan Senja versiku.... Bintang, gadis polos yang hadir dalam kehidupan Senja, lelaki yang trauma akan sebuah hubungan dan menutup hatinya. Senja juga bermasalah dengan Embun, adik tiri yang begitu mencintainya.. Happy Reading :)
BAYANG - BAYANG JIWA
9288      2314     8     
Romance
Kisah aneh 3 cewek sma yang mempunyai ketidakseimbangan mental. Mereka tengah berjuang melewati suatu tahap yang sangat penting dalam hidup. Berjuang di antara kesibukan bersekolah dan pentingnya karir dengan segala kekurangan yang ada. Akankah 3 cewek sma itu bisa melalui semua ujian kehidupan?
Sebuah Musim Panas di Istanbul
403      290     1     
Romance
Meski tak ingin dan tak pernah mau, Rin harus berangkat ke Istanbul. Demi bertemu Reo dan menjemputnya pulang. Tapi, siapa sangka gadis itu harus berakhir dengan tinggal di sana dan diperistri oleh seorang pria pewaris kerajaan bisnis di Turki?
Haruskah Ku Mati
52603      5838     65     
Romance
Ini adalah kisah nyata perjalanan cintaku. Sejak kecil aku mengenal lelaki itu. Nama lelaki itu Aim. Tubuhnya tinggi, kurus, kulitnya putih dan wajahnya tampan. Dia sudah menjadi temanku sejak kecil. Diam-diam ternyata dia menyukaiku. Berawal dari cinta masa kecil yang terbawa sampai kami dewasa. Lelaki yang awalnya terlihat pendiam, kaku, gak punya banyak teman, dan cuek. Ternyata seiring berjal...
Berawal dari Hujan (the story of Arumi)
1116      602     1     
Inspirational
Kisah seorang gadis bernama Arumi Paradista, menurutnya hujan itu musibah bukan anugerah. Why? Karena berawal dari hujan dia kehilangan orang yang dia sayang. Namun siapa sangka, jika berawal dari hujan dia akan menemukan pendamping hidup serta kebahagiaan dalam proses memperbaiki diri. Semua ini adalah skenario Allah yang sudah tertulis. Semua sudah diatur, kita hanya perlu mengikuti alur. ...
FORGIVE
2073      736     2     
Fantasy
Farrel hidup dalam kekecewaan pada dirinya. Ia telah kehilangan satu per satu orang yang berharga dalam hidupnya karena keegoisannya di masa lalu. Melalui sebuah harapan yang Farrel tuliskan, ia kembali menyusuri masa lalunya, lima tahun yang lalu, dan kisah pencarian jati diri seorang Farrel pun di mulai.
ARABICCA
2885      1052     2     
Romance
Arabicca, seorang gadis penderita schizoid personality disorder. Selalu menghindari aktivitas sosial, menjauhi interaksi dengan orang lain, tertutup dan mengucilkan diri, terpaksa harus dimasukkan ke sekolah formal oleh sang Ayah agar dia terbiasa dengan aktivitas sosial dan berinteraksi dengan orang lain. Hal tersebut semata-mata agar Arabicca sembuh dari gangguan yang di deritanya. Semenj...
November Night
381      272     3     
Fantasy
Aku ingin hidup seperti manusia biasa. Aku sudah berjuang sampai di titik ini. Aku bahkan menjauh darimu, dan semua yang kusayangi, hanya demi mencapai impianku yang sangat tidak mungkin ini. Tapi, mengapa? Sepertinya tuhan tidak mengijinkanku untuk hidup seperti ini.
Sahara
22552      3383     6     
Romance
Bagi Yura, mimpi adalah angan yang cuman buang-buang waktu. Untuk apa punya mimpi kalau yang menang cuman orang-orang yang berbakat? Bagi Hara, mimpi adalah sesuatu yang membuatnya semangat tiap hari. Nggak peduli sebanyak apapun dia kalah, yang penting dia harus terus berlatih dan semangat. Dia percaya, bahwa usaha gak pernah menghianati hasil. Buktinya, meski tubuh dia pendek, dia dapat menja...
One Day.
535      357     1     
Short Story
It's all about One Day.