Loading...
Logo TinLit
Read Story - Shinta
MENU
About Us  

gadis berambut panjang itu sedang duduk di pinggir kasurnya. menatap kulit tangannya yang kini sudah tak mulus lagi. ia mengusapnya perlahan-lahan, merasakan sisik-sisik ikan tumbuh lagi. sebelumnya Nami yang merupakan pembantunya, telah mengoleskan banyak cream untuk menghilangkan sisik itu. tapi hasilnya hanya sementara. mata Shinta menatap sayu ke arah luar jendela. melihat langi-langit yang berwarna merah ke kuningan. hari telah berganti lagi, tapi ia belum juga mendapat jawaban, untuk apa ia bersyukur untuk hidup sebagai seekor monster di dunia manusia.

"Shinta.. mau saya olesi lagi ?" Nami tiba-tiba masuk ke kamarnya dengan menggegam botol cream di tangannya. Shinta hanya mengangguk untuk merespon. Nami pun melakukan pekerjaanya. berlahan-lahan mengoloesi sisik dengan benda kental itu.

bagi Shinta, Nami sudah ia anggap sebagai kakak. jadi tak jarang Shinta juga meniru perilaku Nami. tapi sejak Shinta berumur 17 tahun. Nami memintanya untuk mencari jati dirinya sendiri. Shinta yang polos, ia tak tau apa yang harus ia lakukan. dalam pikiran gadis berambut panjang ini hanya terdapat bagaimana cara berperilaku baik dengan teman-teman dan mendengarkan perintah ayahnya untuk hidup sebagai manusia normal.

Shinta tau, jika ia keluar dengan sisik di sekujur tubuhnya seperti sekarang, teman-temannya pasti akan menghindarinya. sesuatu yang aneh dan tak wajar, tak sepantasnya hidup di dunia manusia. begitu pikirnya. ia juga tak pernah bertemu dengan manusia normal selain Nami.

Shinta termenung, mengingat bahwa ia terlahir dengan kondisi yang sama seperti ayahnya.

"Nami, apa ibu punya sisik ?" Shinta mengambil sedikit cream dan mengoleskannya di pipi.

"tidak.. Nona Fera tak memiliki sisik"

"jadi ini salah ayah ?"

"kenapa anda berkata begitu ?"

"aku benci diriku, berarti aku membenci ayah. aku hidup di waktu yang salah saat ayah mempunyai kutukan. coba saja aku hidup saat ayah tak punya kutukan. aku gak bakalan begini kan ?" tanya Shinta polos.

"tidak juga,, "

"kenapa ? apa aku dijadikan sebagai bahan uji coba terus aku bersyukur dengan kondisi ku sekaran ?"

"anda memang harus mensyukuri setiap hal yang telah anda dapatkan."

"tapi aku aneh Nami, aku tidak mirip manusia normal. aku punya kekuatan yang bisa menyakiti siapa pun." Nami berhenti mengolesi bagian lengan dan kaki Shinta. ia menarik tangan Shinta dan mengolesinya di telapak lengan gadis tersebut.

"Nami.. aku juga ingin jadi manusia normal.aku ingin jadi seperti ibu, seperti dirimu, seperti orang-orang di televisi. dengan hidup tak bergantung pada kekuatan yang dianggap semu oleh manusia."

"jangan jadi manusia normal. mereka itu lemah"

"mereka tidak terlihat begitu. hidup mereka bahagia. hanya ada sedikit masalah, mereka bisa selesaikan. lalu mereka... mereka... hidup bahagia"

"pfttt...itu hanya sementara saja"

"apa maksud mu ?" Shinta memiringkan kepalanya tak mengerti dengan ucapan Nami. di sisi lain Shinta tau jika Nami berniat untuk tertawa meledeknya. tapi Nami terus saja menahan-nahannya agar tidak terlalu keras.

"apa yang lucu ?" tanya Shinta lagi.

"maaf, tapi otak mu terlalu sempit Nona."  Nami menyelesaikan kegiatan oles-mengeloesnya. ia berdiri, lalu membersihkan tangannya dengan sapu tangan.

"otak ku....sempit ?. tapi kata ayah di dalam kepala ada ruangnya kok."

"nona.. belajarlah untuk membaca buku-buku yang ada di perpustakaan. dengan begitu kau akan mengerti ucapan saya" Nami berjalan keluar. meninggalkan Shinta yang menatap penasaran.

"Nami tunggu !!!" Shinta mencoba menyusul Nami tapi ia tak bisa, karena harus menunggu sampai creamnya kering. 

kini Shinta hanya menunduk. memikirkan perkataan Nami. mungkin Nami ada benarnya. ia tak tau apa-apa. ia mungkin hanya tau sedikit. berikutnya, Shinta merencanakan sesuatu agar bisa lebih dekat dengan seorang manusia normal yang bisa membantunya.

tapi ia berpikir lagi, apa ia harus mempercayai setiap perkataan yang manusia normal ucapkan ?

Shinta melirik 3 tumpukan buku di dekat tempat tidurnya, ia mengambil salah satunya. Shinta melihat sebuah catatan kecil diatas tumpukan buku itu.
 

jangan selalu mengurung diri.

aku telah memilihkan buku yang akan membantumu jadi lebih dewasa.

sisanya akan ku berikan nanti.

berpikirlah dengan sudut pandang yang berbeda, sayang.

PAPA
 

Shinta terdiam. ia pun melakukan perintah dari catatan itu, dari pada itu ia tidak tau cara berinteraksi dengan manusia sampai ia menerapkan saran Nami padanya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Balada Cinta Balado
15822      3175     19     
Humor
"Hidup atau dilahirkan memang bukan pilihan kita, tapi dalam HIDUP KITA HARUS MEMILIKI PILIHAN". Mungkin itu adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan kehidupanku sekarang ini. Kehidupan yang sangat Liar Binasa menyedihkan. Aku sering dijadikan bahan bertema kehidupan oleh teman dan juga keluargaku sendiri. Aku tidak pernah menyangka rencana kehidupanku yang sudah disiapkan dengan ...
Nobody is perfect
13752      2479     7     
Romance
Pada suatu hari Seekor kelinci berlari pergi ingin mencari Pangerannya. Ia tersesat, sampai akhirnya ditolong Si Rubah. Si Rubah menerima si kelinci tinggal di rumahnya dan penghuni lainnya. Si Monyet yang begitu ramah dan perhatiaan dengan si Kelinci. Lalu Si Singa yang perfeksionis, mengatur semua penghuni rumah termasuk penghuni baru, Si Kelinci. Si Rubah yang tidak bisa di tebak jalan pikira...
Di Balik Jeruji Penjara Suci
10096      2134     5     
Inspirational
Sebuah konfrontasi antara hati dan kenyataan sangat berbeda. Sepenggal jalan hidup yang dipijak Lufita Safira membawanya ke lubang pemikiran panjang. Sisi kehidupan lain yang ia temui di perantauan membuatnya semakin mengerti arti kehidupan. Akankah ia menemukan titik puncak perjalanannya itu?
A Story
306      245     2     
Romance
Ini hanyalah sebuah kisah klise. Kisah sahabat yang salah satunya cinta. Kisah Fania dan sahabatnya Delka. Fania suka Delka. Delka hanya menganggap Fania sahabat. Entah apa ending dari kisah mereka. Akankah berakhir bahagia? Atau bahkan lebih menyakitkan?
Summer Rain
217      174     0     
Fan Fiction
Terima kasih atas segala nya yang kamu berikan kepada aku selama ini. Maafkan aku, karena aku tak bisa bersama dengan mu lagi.
AVATAR
7978      2247     17     
Romance
�Kau tahu mengapa aku memanggilmu Avatar? Karena kau memang seperti Avatar, yang tak ada saat dibutuhkan dan selalu datang di waktu yang salah. Waktu dimana aku hampir bisa melupakanmu�
An Hourglass from the Opus Kingdom
481      278     3     
Science Fiction
When a girl, rather accidentaly, met three dwarfs from the Opus Kingdom. What will happen next?
Stuck In Memories
15726      3218     16     
Romance
Cinta tidak akan menjanjikanmu untuk mampu hidup bersama. Tapi dengan mencintai kau akan mengerti alasan untuk menghidupi satu sama lain.
Benang Merah, Cangkir Kopi, dan Setangan Leher
268      218     0     
Romance
Pernahkah kamu membaca sebuah kisah di mana seorang dosen merangkap menjadi dokter? Atau kisah dua orang sahabat yang saling cinta namun ternyata mereka berdua ialah adik kakak? Bosankah kalian dengan kisah seperti itu? Mungkin di awal, kalian akan merasa bahwa kisah ini sama seprti yang telah disebutkan di atas. Tapi maaf, banyak perbedaan yang terdapat di dalamnya. Hanin dan Salwa, dua ma...
10 Reasons Why
2458      1069     0     
Romance
Bagi Keira, Andre adalah sahabat sekaligus pahlawannya. Di titik terendahnya, hanya Andrelah yang setia menemani di sampingnya. Wajar jika benih-benih cinta itu mulai muncul. Sayang, ada orang lain yang sudah mengisi hati Andre. Cowok itu pun tak pernah menganggap Keira lebih dari sekadar sahabat. Hingga suatu hari datanglah Gavin, cowok usil bin aneh yang penuh dengan kejutan. Gavin selalu pu...