......
Sedalam cinta yang bersemi
Sedalam itu pula luka yang tercipta
Senja begitu rapuh dalam memilih
Tetap tinggal, atau pergi dengan kenangan yang terluka
.....
Pikirannya masih terpekur pada satu pijakan. Membuatnya sulit melangkah meski hanya sekedar melihat cinta baru yang siap menanti persinggahan. Bukannya menolak, hanya saja hati itu masih sama. Sulit berpindah meski sang empunya nama memaksa pergi meninggalkan botol kenangan itu teronggok di dalam ruang yang pekat, gelap.
Lily menatap lekat barisan pesan yang tersimpan di ponselnya. Sebegitu menariknya kah pesan-pesan itu ketimbang pertunjukan pentas seni di alun-alun kota?
Malam ini, harusnya ia tertawa. Bergandengan tangan seperti saat-saat sebelumnya kencan di malam minggu. Nyatanya, ia tak dapat membendung air mata itu untuk tetap tersimpan di dasar ruang matanya. Menyembunyikan gejolak amarah serta kecewa yang dirasakannya.
Lelah.
Ingin sekali ia pergi meninggalkan kota dengan segala kenangan yang tak dapat di hapusnya begitu saja. Namun ia sadar, ia tidak bisa. Lily terlalu pengecut hanya untuk melarikan diri dari usahanya melupakan. Ia sudah terlalu dalam tenggelam. Dalam cinta serta luka yang ia rasakan kini.
Isi ceritanya bagus kak indah , kak indah semangat terus untuk berkarya ya , jgn pernah takut untuk mencoba hal baru dan jgn pernah berhenti dan menyerah untuk menjadi lebih baik lagi . Good job kak indah ๐๐ป ku tunggu karya selanjut nya๐
Comment on chapter PROLOG