Read More >>"> Regrets (Proposal Bagian 2) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Regrets
MENU
About Us  

“Waktunya habis, silahkan kumpulkan kertas ulangan kalian! Jangan lupa soalnya dikumpulkan!” Ucap Bu Nana, Vina yang memang sudah selesai daritadi langsung mengumpulkannya. Vina merasa bersyukur kali ini dirinya bisa mengerjakan ulangan tersebut dengan lancar tanpa hambatan kayak jalanan Jakarta kalo lagi lebaran. Soalnya Bu Nana biasanya memberi soal yang cukup sulit saat ulangan, namun kali ini adalah keajaiban bagi Vina karena soal tersebut tidak sesulit biasanya.

Terlihat beberapa anak masih sibuk mengerjakan dan ada yang jalan – jalan kesana kemari buat nyalin jawaban. Bu Nana yang terlihat kesal pun akhirnya meninggalkan kelas begitu saja dan anak – anak pun sontak langsung ngejar Bu Nana. Vina yang biasa melihat pemandangan tersebut saat ulangan hanya tersenyum.

Akhirnya Vina pun memutuskan untuk ke kantin, karena dirinya memang belum sarapan dari pagi. Apalagi sehabis ulangan kimia yang membutuhkan banyak energi untuk berpikir. Vina yang baru melangkahkan kakinya keluar kelas mendadak berhenti ketika terdengar suara Angga memanggilnya. Dengan malas, akhirnya Vina menoleh ke arah Angga yang kini ada di belakangnya.

“Kenapa?” tanya Vina males, Vina heran kenapa ini orang selalu aja muncul di saat yang tidak tepat, dan selalu saja menghancurkan kebebasan gue dengan alasan urusan OSIS.

“Minta persetujuan kepseknya sekarang aja biar nggak ngaret.” Ujar Angga dan mau tidak mau Vina hanya mengangguk pasrah.

Dirinya memang paham kalau Angga tipikal orang yang ingin semuanya cepat selesai dan tentu saja harus sempurna. Akhirnya Vina berbalik menuju mejanya buat ngambil proposal kemarin yang tersimpan rapi di dalam tasnya. Saat Vina kembali berjalan menghampiri Angga, terlihat Angga tengah berbicara dengan seorang cewek yang kayaknya adik kelas.

“Kenapa Ga?” Tanya Vina, setelah Vina bertanya seperti itu adik kelas itu pun pergi meninggalkan Vina dan Guanlin.

“Lo fuluan aja tunggu di depan ruang kepsek. Nanti gue nyusul!” Ujar angga dan langsung pergi begitu saja dan meninggalkan Vina yang mendadak berdiri mematung di depan kelas.

“Sabar Vina, sabar.” Gumam Vina sambil mengelus dada dan kemudian berjalan dengan malas menuju ruang kepala sekolah.

Sesampainya di ruang kepala sekolah, Vina Cuma duduk di kursi yang kebetulan memang ada disitu. Sambil menunggu Angga, Vina hanya bisa memainkan proposal tersebut. Dimulai dari menjadikan proposal tersebut kupas sampai teropong. Untuk mengusir rasa bosannya, Vina akhirnya memainkan games di handphonenya. Bahkan sampai sudah terlewat lima level, Angga pun tak kunjung datang.

Bahkan saat mengecek handphonenya, tak ada tanda – tanda dari Angga mengirimkan pesan yang memberi tahu bawa sebentar lagi akan kesini atau membatalkan rencananya. Vina hanya bisa menghela napas. Dikira nunggu itu enak kali ya? Makanya Angga seenaknya dengan dirinya. Ah iya Vina lupa, Angga memang suka seenaknya.

“Cewek sendirian aja nih?” Sambil sesekali terdengar suara siulan, Vina yang mengenal suara itu hanya bersikap acuh tak acuh. Siapa lagi kalau bukan Tiara?

Kemudian Tiara menghampiri Vina dan duduk di sampingnya. Melihat Tiara yang lagi memegang minuman, Vina pun langsung mengambil minuman tersebut dan meminumnya hingga tersisa setengah. Sementara Tiara hanya menatap Vina dengan sedikit kesal.

“Haus bu?” Sindir Tiara kemudian saat mengetahui bahwa minumannya tinggal tersisa setengahnya.

“Salahhin aja Angga! Dia yang bikin gue haus karena nungguin dia.” Ujar Vina yang sebel dan Tiara yang udah nggak heran lagi Cuma ketawa.

“Kenapa lagi dah? Kayaknya tiada hari lo nggak kesel sama Angga?” tanya Tiara yang kemudian menyeruput habis minumannya.

“Ya gimana nggak kesel coba? Tadi ngajakkin ketemu kepsek buat minta persetujuan terus tiba – tiba bilang suruh duluan ntar dia nyusul, eh dianya nggak dateng – dateng.” ujar Vina sambil cemberut dan rasanya dirinya mau menginjak – injak proposal yang ada di pangkuannya sekarang juga.

“Persetujuan proposal kemaren? Emang mau ada acara apaan OSIS?” Tanya Tiara, Vina pun langsung menyerahkan proposal yang sedaritadi ada di pangkuannya dan menyuruh Tiara untuk membaca sendiri.

“Event nyebar surat cinta? Lah bukannya Valentine masih lama?” tanya Tiara saat membaca proposal yang Vina kasih. Vina pun cuma mengangguk malas.

“Buat cari dana, emang sengaja diadainnya sekarang. Soalnya kalo pas Valentine yang ada nggak akan disetujuin, kan dilarang juga yang kayak gitu.” Ujar Vina sementara Tiara hanya mengangguk – angguk kayak boneka gede yang ada di depan Hoka – Hoka Bento yang kepalanya kalo dimainin pasti ngangguk – ngangguk.

“Pinter juga ide ketua OSIS lu Vin.” Vina pun tak menjawab, bertepatan itu ada satu pesan masuk dari Riko, dan Vina pun langsung membaca pesan tersebut.

Vin kata Angga minta persetujuannya nanti aja istirahat kedua. Sorry baru ngabarrin soalnya batre hpnya Angga abis.

Selesai membaca pesan tersebut, Vina pun langsung berdiri meninggalkan Tiara yang masih sibuk baca proposal. Tiara yang heran langsung ikut bangun dan mengejar Vina yang sudah berjalan di depannya.

“Lah Vin kenapa?” tanya Tiara dan Vina pun tak menjawab. Dirinya langsung melangkahkan kakinya menuju ke kelas. Sesampainya di kelas Vina langsung menghampiri Angga yang ada di mejanya dan terlihat baru menyalakan handphonenya.

“Proposalnya ada di Tiara, ntar lo minta aja sendiri. Istirahat kedua gue mau makan laper!” Ujar Vina dengan nada ketus dan kemudian kembali ke mejanya. Sementara Tiara yang daritadi ada di belakang Vina pun menyerahkan proposalnya ke Angga.

“Lo sih! Ngambek kan anak orang.” Ucap Tiara yang turut menyalahkan Angga. Angga hanya terdiam dan melihat ke arah Vina. Vina yang menyadarinya hanya buang muka.

***

Istirahat kedua Vina pun langsung kabur ke kantin, yang jelas buat menghindar dari suruhan Angga. Bahkan Tiara pun langsung marah – marah, saat bel berbunyi Vina langsung menarik tangannya untuk keluar kelas. Walaupun pada akhirnya Vina tetap makan sendirian di kantin, karena Tiara bilang ingin berduaan sama pacarnya. Daripada Vina menjadi obat nyamuk, lebih baik dirinya makan sendirian. Namanya juga jomblo, jadi nggak usah heran lagi.

Vina pun menikmati makan siangnya yang syahdu dengan semangkuk bakso dan tak lupa es teh manis yang menemani dengan sedia. Jangan lupakan tangan kanannya yang sibuk memegang sendok, dan tangan kirinya yang sibuk memegang handphone sambil buka – buka Instagram.

“Lah Vin? Gue kira lo sama Angga.” Tiba – tiba Riko muncul duduk di depan meja Vina sambil membawa makannanya dan tak lupa kawanan rusuhnya yang malas Vina sebutkan satu persatu.

“Biarrin aja Angga sendirian, udah gede juga!” jawab Vina asal dan sedikit bete. Udah tau dirinya masih sebel sama Angga, masih aja Riko ngebawa – bawa nama Angga.

“Duhilah ibu negara lagi ngambek nih ceritanya sama bapak negara?”  ucap Naufal dan Vina langsung memasukkan bakso yang sudah dirinya tusuk sebelumnya dengan garpu ke mulut Naufal.

“Berisik!” Tentu saja Naufal tidak mau menyia – nyiakan kesempatan itu, dengan senang hati dirinya langsung diam dan mengunyah itu bakso.

“Mau dong disuappin sama Vina juga.” Bales Rizal dengan nada sedikit meledek

“Ntar ada yang marah bego!" Arif langsung menyenggol Rizal, sementara Vina hanya menatap Arif dan Rizal bingung.

“Harusnya tadi gue masukkin Instagram lambenya angkatan kita.” Ucap Yudha yang kemudian mengeluarkan handphonenya.

“OH LO ADMIN LAMBENYA?” Ucap Vina yang lumayan cukup kencang dan Naufal langsung ngebekep mulut Vina yang memang duduk bersebelahan.

“Diem Vin, nanti citra kita bisa terbongkar! Mending lo suappin gue lagi.” Ujar Naufal dengan muka – muka modus. Tanpa basa – basi Vina langsung menoyor kepala Naufal.

Kenapa makhluk – makhluk ganteng disini nggak ada yang bener semua?

Pada akhirnya Vina melanjutkan makannya yang tertunda dan cuma menyimak pembicaraan nggak jelas teman – temannya. Vina memang dekat dengan mereka, hal tersebut dikarenakan mereka juga termasuk temennya Kak Dio dan sering banget main ke rumah. Bahkan Vina sampai bosen melihat wajah – wajah mereka semua. Apalagi saat dirinya mengetahui bahwa mereka satu sekolah. Untungnya hanya Angga yang sekelas dengannya.

Walaupun kelakuannya luar biasa ajaib, tapi jangan salah kira fansnya banyak. Vina sendiri pun sebenenarnya heran juga, ya mungkin karena mereka lumayan ganteng. Dikarenakan Vina dekat dengan mereka, dirinya pun selalu menjadi korban fans – fansnya. Entah itu dititipin salam, minta ID LINE, titip kado dan sebagainya. Untung aja fansnya tidak brutal sampai ingin membully dirinya. Ya iyalah orang sebelumnya udah diancam juga sama makhluk – makhluk yang kini satu meja dengan dirinya.

“Gue balik duluan ya!” Ucap Vina pada akhirnya setelah selesai makan. Vina sendiri sebenarnya sudah tidak tahan daritadi.

Apalagi kalo bukan karena berisiknya makhluk – makhluk ajaib ini yang ngalahhin ibu – ibu lagi arisan. Selain itu Vina hanya cewek sendiri, masih mending kalau ada Tiara yang menemaninya. Masalahnya dirinya sudah dilihattin oleh tatapan – tatapan yang tidak mengenakkan menurutnya. Daripada dirinya harus menahan risih lebih lama, lebih baik dirinya minggat dari sini.

“Yah Vin, yaudah titip salam ku pada Aa Angga ya.” Ujar Naufal yang langsung ditoyor sama Arif.

“Geli bego!” komentar Riko dan Vina pun berterimakasih kepada Arif yang telah mewakilkan dirinya untuk menoyor Naudal.

“Udahlah Ko, gausah cemburu sama gue.” Ujar Naufal dan Vina langsung kabur meninggalkan perkumpulan makhluk – makhluk ajaib tersebut sebelum melihat drama menjijikan yang akan terjadi sebentar lagi.

Vina melangkahkan kakinya menuju kelas dan saat di depan ruang kepala sekolah dirinya tidak sengaja berpapasan dengan Angga yang baru saja keluar. Vina pun pura – pura tidak mengetahuinya dan lewat begitu saja di depan Angga.

“Vin!” Panggil Angga saat Vina sudah lewat beberapa langkah di depannya, dan mau tidak mau Vina pun menoleh tentu saja dengan ekspresi muka bete. Vina sendiri pun memang masih kesal dengan Angga.

“Ntar rapat, jadi jangan pulang dulu.” Ucap Angga dan langsung pergi begitu saja, tentu saja Vina langsung mendadak terdiam membisu di tempat.

“Sabar Vina, emang harus sabar kalo sama orang yang modelnya kayak Angga.” Vina hanya bisa mengelus dada dan kemudian berjalan kembali ke kelasnya dengan perasaan dongkol.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Renafkar
8327      1604     5     
Romance
Kisah seorang gadis dan seorang lelaki, yakni Rena dan Afkar yang sama-sama saling menyukai dalam diam sejak mereka pertama kali duduk di bangku SMA. Rena, gadis ini seringkali salah tingkah dan gampang baper oleh Afkar yang selalu mempermainkan hatinya dengan kalimat-kalimat puitis dan perlakuan-perlakuan tak biasa. Ternyata bener ya? Cewek tuh nggak pernah mau jujur sama perasaannya sendiri....
Awesome Me
2925      1040     3     
Romance
Lit Academy berisi kumpulan orang-orang mengagumkan, sebuah wadah untuk menampung mereka yang dianggap memiliki potensi untuk memimpin atau memegang jabatan penting di masa depan. Mereka menjadi bukti bahwasanya mengagumkan bukan berarti mereka tanpa luka, bukti bahwa terluka bukan berarti kau harus berhenti bersinar, mereka adalah bukti bahwa luka bisa sangat mempesona. Semakin mengagumkan seseo...
Stay With Me
158      131     0     
Romance
Namanya Vania, Vania Durstell tepatnya. Ia hidup bersama keluarga yang berkecukupan, sangat berkecukupan. Vania, dia sorang siswi sekolah akhir di SMA Cakra, namun sangat disayangkan, Vania sangat suka dengan yang berbau Bk dan hukumuman, jika siswa lain menjauhinya maka, ia akan mendekat. Vania, dia memiliki seribu misteri dalam hidupnya, memiliki lika-liku hidup yang tak akan tertebak. Awal...
My X Idol
14280      2214     4     
Romance
Bagaimana ya rasanya punya mantan yang ternyata seorang artis terkenal? Merasa bangga, atau harus menutupi masa lalu itu mati-matian. Seterkenal apapun Rangga, di mata Nila ia hanya mantan yang menghilang ketika lagi sayang-sayangnya. Meski bagi Rangga, Nila membuat hidupnya berwarna. Namun bagi Nila, Rangga hanya menghitam putihkan hatinya. Lalu, apa yang akan mereka ceritakan di kemudian hari d...
The Cundangs dan Liburan Gratis Pantai Pink
888      523     3     
Inspirational
Kisah cinta para remaja yang dihiasi fakta-fakta tentang beberapa rasa yang benar ada dalam kehidupan. Sebuah slice of life yang mengisahkan seorang pria aneh bernama Ardi dan teman-temannya, Beni, Rudi dan Hanif yang mendapatkan kisah cinta mereka setelah mereka dan teman-teman sekelasnya diajak berlibur ke sebuah pulau berpantai pink oleh salah seorang gurunya. Ardi dalam perjalanan mereka itu ...
The Puzzle
1027      601     4     
Fantasy
Banyak orang tahu tentang puzzle, sebuah mainan bongkar-pasang untuk melatih logika. Namun berbeda dengan puzzle yang dimiliki Grace, awalnya Grace hanya menganggap puzzle yang dimilikinya sama seperti puzzle yang dimiliki orang lain. Dia sering memainkan puzzle itu sejak kecil tapi setelah dia dewasa, puzzle itu mulai memunculkan teka-teki baginya. Grace heran saat ayahnya benar-benar menjaga pu...
Tenggelam dalam Aroma Senja
272      184     0     
Romance
Menerima, adalah satu kata yang membuat hati berat melangkah jika harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Menunggu, adalah satu kata yang membuat hati dihujani ribuan panah kerinduan. Apakah takdir membuat hati ikhlas dan bersabar? Apakah takdir langit menjatuhkan hukuman kebahagian? Entah, hanyak hati yang punya jawabannya.
ZANE
93      90     1     
Mystery
Mengisahkan tentang kehidupan Zane yang sedang berada di sekolah SMP-nya, mencoba untuk membunuh para pembully-nya karena terus mengganggunya. Karena hampir membunuh satu korban dan korban itu koma, ia pun terpaksa di pisahkan sekolah dengan kakaknya, dan di bawa ke sekolah menyeramkan dan itu cocok untuknya, tapi itu bagi mereka. Bagi Zane tidak karena yang ada ia akan semakin banyak memiliki...
Ujian Hari Kedua
561      317     1     
Short Story
Hei, kurasa kau terlalu sibuk menguras uang-uang kami. Jika iya, apakah kami mempunyai ruang untuk berkreasi disini? Aku terlalu muak dengan penjara yang kalian ciptakan. Aku tak mau menjadi seorang pengecut yang tunduk kepada orang yang bodoh. Aku pemberontak. Itu sebab aku lebih pintar dari kalian semua! -Kahar
Bottle Up
2533      1106     2     
Inspirational
Bottle Up: To hold onto something inside, especially an emotion, and keep it from being or released openly Manusia selalu punya sisi gelap, ada yang menyembunyikannya dan ada yang membagikannya kepada orang-orang Tapi Attaya sadar, bahwa ia hanya bisa ditemukan pada situasi tertentu Cari aku dalam pekatnya malam Dalam pelukan sang rembulan Karena saat itu sakitku terlepaskan, dan senyu...