SBMPTN aku benar-benar menyebrang karena semua yang aku minati ada di IPS, hehe. Bego sih pas SMP. Cinta-cintaan mulu. Jadi salah jurusan kan tuh. Akhirnya, di tempat les aku ikut soshum. Ternyata masuk ke dalam situ sulit ya. Setiap hari namaku masih dicatat di saintek dan membuat teman sekelas berpikir aku cabut mulu, sedangkan di soshum namaku selalu tidak ada, jadi ketika absen aku selalu tunjuk tangan sebagai orang yang tak ada dalam absen. Aku benar-benar berkamuflase menjadi anak IPS karena tak ada satu pun orang yang tau aku anak IPA, HAHA. Paling cuma 2 anak IPS yang sekolah di Weed. Mereka kaget pas liat aku, tetapi aku bilang jangan bilang siapa-siapa, nanti aku dihujat, hehe.
3 minggu belajar soshum, aku tambah merasa kalau aku benar-benar salah jurusan. Try out SBMPTN di lesku ada 5. TO pertama, aku dapat peringkat 10 selesku, juga satu-satunya anak IPA yang masuk 10 besar dan lulus di pilihan pertama. Itu pasti masih keberuntungan saja. Ya iyalah, hoki. Orang baru masuk udah TO, belum mengerti apa-apa, masih capcipcup, masih sotoy parah. Namun, TO selanjutnya aku benar-benar belajar, aku tak ingin TO tinggi karena hoki. TO kedua, aku dapat lebih tinggi lagi, jadi peringkat 4 selesku dan 129 tertinggi selesku seindonesia. Namun, TO ketiga turun banget jadi peringkat ke-18. Itu aku terlambat datang, lalu juga pulangnya terlalu buru-buru karena mau ketemuan. Ya, itu alasan saja, padahal emang lagi gak hoki aja HAHA. TO keempat aku genjot lagi, paling tinggi dari TO TO yang lainnya. Aku peringkat kedua selesku dan ke-73 selesku seindonesia. TO kelimaku turun, tetapi aku masih lulus di pilihan ketiga. Sombong? Hehe, ya enggaklah. Buat apa sombongin TO. TO tinggi belum tentu dapat SBMPTN, tetapi semoga aku dapat Ya Allah. Amiinn. Aku sudah kehilangan jati diri sebagai anak IPA, jati diriku sudah menjadi anak IPS.
Ketika bulan Ramadhan, sebenarnya ini ada di akhir, tetapi aku ingin menaruhnya di sini. Bulan Ramadhan adalah waktunya berkumpul dengan teman-teman lama. Aku ingin buka bersama denganmu, tetapi kamu lagi sahur di sana, hehe. Mau ajakin Lukas buka bersama, tetapi beda agama. Hmmm. Untuk pertama kalinya, aku ikut buka bersama dengan teman-teman SD. Terakhir kali bertemu dengan teman SD-ku, ketika mereka membajak ponselku sampai di-delcont sama kamu HAHA. Kami bertemu kembali dan membahas banyak hal selama 6 tahun tidak bertemu. Mereka saling bertanya siapa pacarnya sekarang atau siapa yang sedang disuka sekarang. Kamu mau tau aku jawab apa?
“Masih sama dengan apa yang aku ceritain ke kalian 6 tahun lalu.”
Semuanya terdiam.
“Emang masih satu sekolah?” tanya Safa sedikit ragu.
“Boro-boro satu sekolah, satu negara aja enggak.”
Semua mata terbelalak padaku.
“EMIRA LO GILA!!”
Iya, aku gila. Aku tau kok. Mereka sempat tak percaya mengapa aku bisa menyukaimu selama ini dengan jarak sejauh ini. Again, I dunno.
Di tempat bukber, semuanya sudah berkumpul. Lalu setelah buka bersama, kami sholat dan berfoto. Sebelumnya, ada satu cowok yang menarik dipandang, namanya Asqo. Pertamanya, aku hanya melihat dia dari jauh, hmm, lumayan. Namun, ketika kami sedang foto-foto, aku kedapatan tepat di belakangnya dan melihat ia dari jarak dekat. Kamu tau respon aku apa? DIA MIRIP BANGET SAMA KAMU! RAMBUTNYA! SUMPAH. Aku kirim fotonya ke teman-teman SMP-ku, mereka juga bilang mirip banget rambutnya. Wajahnya kalau dari samping juga mirip. Gila, itu pas aku foto di belakangnya, bukannya bahagia malah nangis! Aku merasa yang di depanku adalah kamu. Ini bukan Asqo atau siapalah itu, ini kamu, Raz! Mimi, Safa, dan Intan hanya menenangkanku karena mataku sudah mulai berkaca-kaca. Pertama mereka bilang aku hanya berhalusinasi, tetapi aku benar-benar mengeluarkan air mata, jadi mereka percaya kalau Asqo memang mirip denganmu. Sering sekali seperti ini, bukan hanya sekali. Waktu itu, ketika aku main ke rumah Sarah, ia punya adek. Dari samping adeknya mirip sama kamu, aku kaget banget pas liat dia. Aku kira aku halu lagi, ternyata benar aku halu. Dari samping memang lumayan mirip rambutnya saja, tetapi wajahnya berbeda. Mengapa aku sampai kaget seperti itu ya? Temanku juga pernah, namanya Danta, aku melihat dia dari jauh itu mirip denganmu, hanya saja badan dia lebih berisi. Terakhir, adik kelasku yang namanya Aldi. Dia benar-benar mirip denganmu, bahkan aku sampai salah manggil dan pernah menangis waktu aku sedang dekat dengannya. Pertama aku panggil dia dengan namamu, dia gak nengok karena itu bukan nama dia, tetapi dia sadar kalo aku sedang memanggilnya. Ia menghampiriku dan bertanya siapa Araz. Aku malah menyuruhnya mundur menjauhiku karena aku tak bisa menahan emosiku, itu kamu. Karena sudah terbiasa, kadang-kadang aku suka memanggilnya dengan namamu. Sama seperti ketika aku memanggil adik sepupuku yang namanya Aras. Sakit. Sakit sekali. Bahkan terkadang orang lewat yang memiliki rambut sepertimu saja aku langsung deg-degan sendiri. Awal aku suka dengan Mario Maurer, itu juga karena ketika di film Crazy Little Thing Called Love, dari samping dia mirip banget sama kamu. Terus aku stalkingin Instagramnya sampai aku suka dengannya. Araz tolong, kamu membuatku berhalusinasi. Jadi seperti ini kehidupan seorang Maladaptive Daydreamer, penuh halusinasi. Ya Allah, aku bingung harus apa. Araz, jika suatu saat kamu berubah pikiran untuk balik ke Indonesia walaupun hanya sejenak. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum padaku. Lalu senyuman itu akan aku simpan sebagai tanda aku pernah melewati masa ini. Aku hanya ingin menyelesaikan ‘masalah’ku denganmu seperti apa yang Bu Ratu bilang.
Oh iya, mamaku pernah bertanya tentang kamu. Gak ada angin, gak ada ujan. Tiba-tiba pas di mobil di bertanya padaku tentang temanku yang berada di luar negeri. Awalnya aku pura-pura lupa dan tidak ingat tentang itu, namun akhirnya dia meyakinkanku kalau aku pernah bercerita soal kamu. Padahal aku sendiri lupa kapan. Dia pernah tau aku suka sama kamu, dulu. Namun, kali ini mungkin dia lupa, padahal aku sudah menyebut namamu beberapa kali ketika menjelaskan. Di situ, aku berubah. Ketika awalnya aku pura-pura lupa dan tidak tahu apa-apa tentangmu, sampai akhirnya aku menjelaskan semua tentangmu yang aku tau. Gak seberapa sih, tetapi mungkin mamaku berpikir ‘Katanya temen doang, tapi kok tau semuanya?’ HAHAH.
“Dia lanjut di sana ya jadinya? Terus gimana? Gak balik dong?”
“Enggak, Ma. Enggak balik dan enggak akan balik. Dia di sana terus, gak akan ketemu lagi. Udah nyaman di sana dia, udah bahagia. Jadi gak akan ke Indonesia meksipun cuma bentaran.” YHA. Baper kan.
Di rumah langsung tutup kamar dan nyesek sendiri kenapa tiba-tiba mamaku bertanya tentangmu seperti ini coba. Mengingatkan saja.
Sebelum tes SBMPTN tanggal 8 Mei 2018, aku mendapat pengumuman SPAN-PTKIN pada tanggal 1 Mei 2018. Ceritanya, waktu itu teman-temanku pada mengisi biodata di BK, ya aku mah ikut-ikut aja. Aku gak tau itu biodata apa. Lalu, Bu Ratu mengirimkan PIN untukku, katanya ini untuk daftar SPAN-PTKIN. Aku bilang ke mama dan papaku, ternyata mereka jauh lebih setuju aku ikut ini karena ini UIN seluruh Indonesia dan hanya memakai jalur rapot. Aku mikirnya kalau SNMPTN aja gak diterima kan, apalagi ini. Pilihannya sangat terbatas. Karena aku pikir nilai bahasa Inggrisku paling tinggi, ya sudah aku pilih Pendidikan Bahasa Inggris saja. Andai saja ada pilihan psikologi, pasti aku pilih itu, sayangnya tidak ada. Mereka bilang aku tidak boleh ambil swasta dan tidak boleh ikut jalur mandiri. Ya aku setres dong, kesempatan aku cuma di SBMPTN. Oh iya, aku 2x mendaftar SBMPTN. Yang pertama, aku memilih TVF Unpad, Psikologi UNJ, dan Psikologi UIN, tetapi passing gradenya terbalik dan aku sangat mempunyai beban sehingga belajar juga tak tenang. Itu juga seminggu mikirnya karena aku gak boleh di luar kota. Ya sekalian aja bilang kalau mereka pengen aku milih UI. Susah banget bilangnya. Akhirnya, setelah konsul sana-sini dan sholat istikharah, 2 jam sebelum penutupan pendaftaran SBMPTN aku langsung ganti pilihan jadi TVF Unpad, TVF ISI-Yogyakarta, dan TVF Unej. HMM. Di luar zona aman semua tuh. Pertama gak boleh film dan kedua gak boleh di luar kota. Itu film semua dan di luar kota semua HAHA. Gak papa, kita memang harus memperjuangkan apa yang kita mau. Kalau memang ditakdirkan seperti itu, ya pasti akan jadi seperti itu. Yang penting, usaha dan doa dulu aja.
Ketika pengumuman SPAN-PTKIN, Alhamdulillah aku ketrima di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Aku langsung sujud syukur karena setidaknya aku punya cadangan bila SBMPTN tidak diterima. Tadinya, mama dan papaku tidak memperbolehkanku ikut SBMPTN lagi karena aku harus ujian keterampilan di Yogya, tetapi haruslah. Enak aja udah belajar capek-capek, merangkum satu buku dengan 89 bab dan mengerjakan satu buku full yang soalnya ada 980 soal selama 3 minggu. Ternyata kalau niat semuanya tak terasa ya. Ada hikmahnya juga sih salah jurusan, aku jadi tau kedua materi yang berlainan. Mulai dari nyusun rantai-rantai karbon dan OH menjadi struktur alkohol sampai sosialisasi dampak alkohol bagi remaja. Dari menghitung elastisitas karet putus sampai menghitung elastisitas harga pasar. Dari mengamati amoeba membelah diri sampai mengamati pithecanthropus erectus mencari makan. Dari menentukan gradien garis singgung sampai menentukan gradien sungai. Padahal ketika kuliah aku tak mempelajari itu semua.
Sesuai dengan janjiku ketika dapat negeri akan Line kamu, tetapi aku masih menunggu SBMPTN. Walaupun sebenarnya, aku seharusnya bilang makasih sekarang karena kamu yang telah memotivasiku belajar bahasa Inggris sampai dapat PTN jurusan bahasa Inggris, tetapi aku mau ketika SBMPTN saja. Soalnya yang aku mau kan jurusan di SBMPTN. Aku juga ikutan Beasiswa Pusbang FFTV IKJ. Ini beasiswa yang paling klop denganku dan sudah 2 tahun sudah aku menunggu. Tadinya sempat tak yakin mau minta izin, tetapi ternyata diizinkan, YAY! Kalau aku bisa dapat beasiswa gratis 4 tahun, uang kuliahnya bisa kali ya dipakai ke Amrik, HAHA (Yheaa, #dihujat). Apapun itu, pokoknya aku bersyukur apapun yang telah Allah berikan karena itu pasti yang terbaik untukku. Yang penting aku sudah mencoba segala kesempatan yang datang.
Wisuda SMA-ku tanggal 5 Mei 2018. Tadinya aku sudah berniat ingin foto dengan Lukas, sayangnya dia tidak ikut wisuda, entah apa alasannya. Dari awal, aku sudah bad mood, mau langsung pulang saja. Kurang pede juga dengan dandanan dan hak tinggi ini, takut terjatuh di tengah-tengah panggung. Malunya kan seumur hidup. Pokoknya, risih banget deh, malas foto-foto juga. Namun, semua keadaan yang membuatku tak nyaman berubah drastis ketika wakil kepala sekolah mengumumkan siswa-siswa berprestasi. Aku sih cuek saja sambil main ponsel, masih berpikir kapan harusnya aku mengirim pesan padamu untuk bilang makasih. Namun, tiba-tiba,
“Selanjutnya, siswa berprestasi di bidang non-akademik itu adalah... Emi... Emira Viani.” Semua mata memandangku, teman-teman meneriakkan namaku.
Di situ aku speechless, bingung harus apa. Lalu aku disuruh maju ke panggung. Di panggung ini hanya ada 4 siswa dan kepala sekolah. Aku dikalungi selempangan “Siswa Berprestasi Weed 2018”, diberi piagam, dan diberikan boneka dengan tulisan yang sama. Aku melihat mama dan papaku tersenyum dari bawah panggung. Terharu sekali aku, meskipun masih bingung mengapa aku bisa maju ke depan panggung seperti ini. Mungkin karena aku pernah menang sekali, dua kali sebenarnya, tetapi sekolah hanya tau satu. Mungkin juga karena setiap ada acara sekolah, formal maupun non-formal, aku selalu terlibat dalam mengurus dokumentasinya. Aku menjadi perwakilan di setiap lomba film, menjadi ketua panitia video tahunan sekolah, membantu panitia trailer Weeven Cup 8 (dianggapnya sih hanya membantu, padahal bertanggung jawab atas semuanya, ya. Ngeselin emang), dan aktif dalam kegiatan eskulku. Mungkin itu, tetapi aku jadi tidak enak dengan teman-teman sinematografi yang lain. Setidaknya, mereka juga ikut membantuku hingga seperti ini. Aku yakin kedua orang tuaku akan sangat menyesal jika kemarin tidak memperbolehkanku mengambil film.
Setelah turun panggung, akhirnya tersadar bahwa namaku sudah tercatat menjadi siswa berprestasi di sekolah ini, aku baru terharu dan bangga. Haha, dari tadi kemana aja coba. Sama aja kayak pas SNMPTN, gak nyangka dulu, setelah lama baru sadar. Akupun memutuskan untuk mengirim pesan padamu sekarang juga. Mungkin ini yang terakhir aku mengirim pesan padamu. Tak ada lagi yang ingin kusampaikan selain ini. Namun, ini sangatlah tidak mudah. Sebenarnya, setiap chat kamu pasti seperti ini. Bertanya dulu ke 10 teman sampai mereka setuju dengan pesan yang akan kukirim. Ketik, screenshot, hapus, kirim ke teman, begitu saja terus sampai 3 hari. Mengapa sangat sulit, sih? Mungkin sedikit trauma ketika dulu aku chat kamu tinggal chat lalu di-delcont sampai 9x. Sejak itu aku tak pernah chatting sama orang yang aku suka. Tidak pernah sama sekali. Paling mentok-mentok karena ada tugas kelompok. Itu juga kalau gak ada multichat, kalau ada multichat, ya aku chatnya di MC. Mengapa ada orang-orang yang sangat mudah mengirim pesan pada orang yang dia suka ya? Ini sulit banget loh, gak bohong. Perlu mental yang kuat dan jiwa yang sehat. Ada ya orang yang seenaknya chat dengan banyak orang sekaligus untuk tujuan modus. Padahal aku gak ada tujuan modus sama sekali. Aku cuma mau bilang makasih. Makasih udah jadi inspirasiku selama 6 tahun sampai aku jadi seperti ini. Bagaimana caranya? Ya Allah. Sekali saja. Semoga aku bisa memencet tombol kirim. Untuk terakhir kalinya.
“Raz.”
“Iya.”
Just 20 minutes. Padahal ketika awal aku memanggil namamu 5 tahun lalu, kamu hanya menjawab “?”, itu juga 2 jam aku nunggu. Everything has changed.
“Mau bilang makasih.”
“Makasih doanya dan makasih juga udah jadi inspirasi buat gue.”
“Semoga lo sukses terus yaa.”
“Makasih jugaa ya, Mi.”
“Terima kasih. Amiinnn lu jugaa yaa sukses di sanaa.”
“Iya, aminn, Raz.”
Unexpected answer! Kamu bilang makasih karena aku telah menjadikanmu sebagai inspirasiku. Araz, aku ingin tanya. Bagaimana sih rasanya disayangi oleh seseorang yang sampai benar-benar sayang? Karena seperti rasanya menyayangi seseorang yang benar-benar sayang.
Ada tidak ya, seseorang yang chatting dengan orang yang dia suka seperti ini? Bukan chat udah makan belum, apa kabar, dan bla bla bla bla, melainkan chat seperti ini. Saling mendoakan agar sama-sama sukses di jalan kita masing-masing. Mungkin banyak ya, orang yang chat seperti ini dengan orang yang di sayang, aku salah satunya.
8 Juni 2018, sekarang kamu yang graduation. Jikalau aku seberuntung Diana yang dapat pergi ke wisuda Dion di Amrik (The Difference), sayangnya itu hanya novel belaka. Baru bangun tidur, tiba-tiba Natia mengirimkan screenshot postingan Instagrammu. Aku yang baru saja bangun melihat postingan itu tuh... aduh. Langsung pusing kepalaku baru bangun tidur langsung dikasih gambar yang berat, haha. Congratulations, Araz! I’m proud of you! Aku sengaja belum menyukai fotomu, tetapi sudah aku simpan di galeri juga di saved Instagram, haha! Entah, kenapa ya. Setiap kamu posting foto, aku merasa minder. Aku bener-bener merasa aku adalah orang yang tidak tau diri untuk menyukai orang sepertimu. Segala hal yang aku lakukan selama ini hanyalah debu yang menempel pada kaca apartemen yang besar. Tiada berarti. Hanya sebagai sampah kecil tak berguna.
3 Juli 2018, pengumuman SBMPTN. Aku benar-benar pasrah dan hopeless. Mengapa? Karena UNPAD prodi Sosial dan Humanoria menduduki peringkat pertama terbanyak pendaftar, sebanyak 58 ribu. Belum lagi, rata-rata UNPAD SOSHUM juga masuk dalam daftar 10 peringkat tertinggi, yaitu mencapai 614. Kamu tau? Skor tertinggi TO SBMPTN aku aja pas segitu, sedangkan ini adalah rata-rata keseluruhan. Di situ, aku sudah benar-benar pasrah. Hanya berdoa dan menangis. Ketika yang lain panik dan deg-degan mau nanti-nantian aja buka webnya, aku malah mantengin di depan layar ketika menghitung mundur dari satu menit. Tanpa babibu langsung aku masukin nomor peserta dan tanggal lahir. Di otakku sudah terbayang-bayang ‘Mohon maaf’. Entahlah, aku di UIN juga Alhamdulillah banget kok, meskipun gak sesuai sama minat aku yang sebenarnya. Then, when the web opened, tulisan di sana adalah... ‘Selamat Anda dinyatakan lolos SBMPTN 2018 di Universitas Padjajaran jurusan Televisi dan Film’ Tediam. Speechless. Freeze. LALU MENANGIS SEJADI-JADINYA! It’s unbelievable! Bener-bener bersyukur banget, gak bisa ngabarin siapapun. Tangan rasanya langsung tremor. Oh my God, aku menyaingi 58 ribu orang tersebut! I’m so excited! Setelah tenang, nangisnya selesai, baru aku kabar-kabarin mama papa yang sedang di luar dan teman-teman lain. Gak percaya! Karena dari pagi udah nangis mulu saking hopelessnya, ternyata diterima dan itu benar-benar sesuatu yang unexpected! Gak lupa juga dong, aku ngabarin kamu. Aku mau buktiin ke kamu, mau bikin kamu bangga. Waktu itu kamu nanya aku kuliah di mana dan aku jawab di IKJ karena UNPAD terlalu tinggi, aku gak akan bisa. Namun, sekarang aku telah menggapainya. Jadi, aku bilang ke kamu dengan penuh kebahagiaan.
“Razz, gue keterima jurusan film di unpad hehee.”
“*emot tangan berdoa/berterimakasih*
Wahh selamat yaa Emiraa *emot bintang* *emot tepuk tangan* *emot tangan berdoa juga*
WOW! SO MANY EMOTICONS, RAZ! HAHAH! SO UNEXPECTED!
“Iya makasih Raz.”
“Sendirinya jdnya gimana?”
Padahal udah janji ya kalau waktu itu terakhir, apa boleh buat kalau ternyata kamu masih menjadi inspirasi terbesarku sampai saat ini.
“Gua maksutnya..?”
“Ohhh, gua udh keterima Alhamdulillah hehe.”
“Iya Alhamdulillah.”
Mau nanya di mana, tapi gak berani. Nanti disangka kepo. Emang kepo sih. Apa sih di hidup kamu yang enggak aku kepoin?
“Sukses terus ya Razz.”
“Iya lagi summer school sekarang setiap Kamis *emot lelah*.”
OMG, you used an emoticon again, haha. I’m so happy.
“Amin terima kasih lo juga ya Mi.”
“Wahaha semangat2.”
“Iya aminn.”
“Iyaaa huhu terima kasih.”
HUHU?! HAHA. You’re so cute as hell, Raz!
“Iya Raz.”
Ahhhh! Why are you so cute like this. Astaga, aku yakin malam ini tidak bisa tidur lagi. Oh iya, aku satu kampus loh sama Refa, terus jadinya kita chattingan hahaha. Semoga yang terbaik aja deh. Mau tanya kapan balik, tapi aku tau kamu gak akan balik ke sini. Seperti pertanyaan retoris, hehe. Tadinya aku mau publish dari bulan Mei langsung karena aku bikin ini hanya 9 hari, padahal aku kira bakal setahun dan publish pas tahun ketujuh haha. Aku menunggu pengumuman SBMPTN dulu. Untungnya penungguan ini tak sia-sia dan memberikan bahan inspirasi untuk menulis lagi.
nice story :)
Comment on chapter Prolog