3 bulan sudah dengan cobaan yang seperti itu aku masih bertahan. Wew, 3 bulan ya. Lama juga. Sampai akhirnya, ketika sudah mulai sibuk try out dan sibuk untuk persiapan ujian praktek... rasa itu muncul kembali. Kebayang gak sih, saat sibuk-sibuknya beraktivitas malah muncul lagi? Ketika waktu luang kemana? Sumpah ya, aku kesal sendiri. Waktu aku lagi sibuk-sibuknya, tiba-tiba rasa rindu itu datang. Yang aku ingat tuh waktu aku sedang ada 3 projek besar, yaitu FLS2N, Lomba Film Insomnia, dan Trailer Weeven Cup 8, tiba-tiba rasa rindu itu muncul. Aku gak ngerti kenapa orang-orang bilang ‘Sibukin diri biar lupa.’. Ini aku kurang sibuk apa? Seminggu begadang, pagi sampe siang bukannya mendengarkan pelajaran malah memahami konsep dan mencari ide baru untuk cerita, sore sampe malamnya di depan PC terus, sampe makan aja kalo inget. Lalu di selipan kesibukan itu ada kamu. Untuk apa kamu di situ? Ya, bagus sih. Ingat kamu jadi aku break sebentar, otakku istirahat sebentar dari bayang-bayang konsep dan ide cerita, tetapi batinku yang mulai bermain, sama saja. Mungkin mataku kering karena seharian di depan PC, jadi kamu berhasil membasahi mataku lagi agar tetap berada di batas normal. Ketika ujian juga gitu. Sedang menghitung gerak jatuh bebas, tiba-tiba berpikir kalau aku jatuh hati padamu tanpa ada perhitungan. Aneh kan? Ya memang. Ada-ada saja otakku. Belum lagi, ribut sama Aini. Aku terlalu membawa perasaan, tetapi Aini terlalu idealis.
Berbicara soal mimpi, 2 tahun sudah aku menuliskan mimpi-mimpiku setiap habis bangun tidur. Tahun ini juga ada, tetapi sangat jarang karena aku sudah jarang memakai buku sehari-hariku. Aku ingin mencoba ‘jalanin aja’. Pada tahun 2016, isi daily book tentang mimpi-mimpi yang aku tulis itu kurang lebih 45% tentang Lukas, 45% tentang kamu, Amerika, dan segala hal tentang kamu, sedangkan 10% random. Lalu pada tahun 2017, isi daily book yang aku buat kurang lebih 30% tentang Atha, 50% tentang kamu dan segala hal yang menyangkut kamu, sisa 20% random. Yang paling sering aku impikan pastinya adalah bertemu denganmu. Yang kedua itu balik lagi semasa SMP. Itu dua hal yang menyesakkan dada ketika bangun. Dua hal yang mungkin takkan terjadi. Ibarat aku memimpikan masa lalu yang tak bisa kembali dan memimpikan masa depan yang tak mungkin terjadi. Bagaimana aku tidak sesak ketika bangun kalau seperti ini.
Selama 1 tahun ini, aku les di salah satu tempat les. Sebenarnya, les itu hanya formalitas karena kayaknya aku cabut mulu, haha. Selama 1 tahun itu, aku hanya bersama temanku yang satu sekolah, namanya Nabila. Hanya kami berdua anak sekolah Weed, sisanya dari 1 sekolah yang sama, yaitu Gloomy. Kalau Nabila juga sedang malas, kami hanya bercerita, haha. Aku juga sering bercerita tentang Amerika di sana dan seseorang yang aku suka, tetapi tidak pernah menyebutkan namanya. Kami di sana ya hanya seperti itu saja. Kayaknya aku gak pernah menangkap pelajarannya. Duh, hancurlah sudah akhir masa sekolahku yang seperti ini. Tidak tahu 3 tahun belajar untuk apa jika pelajaran di kuliah sama sekali tak ada hubungannya dengan semua pelajaran yang aku pelajari di SMA. Di hari-hari terakhir masuk sebelum uprak, aku menemukan tulisan ‘Misguided 2015’ di papan tulis ketika baru balik dari Indomaret sambil mebawa makanan. Weedeeh, siapa yang menulis nama sekolah SMP-ku?
“Siapa nih yang nulis ini?” tanyaku keseluruh anak-anak di dalam kelas.
“Gua.” jawab Auta, memang nama dia seperti tidak asing, sih sejak awal aku masuk les.
“Siapa yang anak Misguided 2015?”
“Gua.”
“Lah? Gue juga anak Misguided 2015.”
“Lah? Gua juga.”
“Lah?”
HAHA, begitu saja seterusnya sampai kamu kembali lagi ke sini. Eaa, gak abis-abis dong.
“Kok bisa gak kenal? Lo kelas berapa? Gue dulu 99.”
“Gua 96.”
Hmm, pantas, berarti dia sekelas dengan Salina. Ya sudahlah, dia juga takkan mengenalmu. Untuk apa bertanya tentangmu.
Lalu, ada anak kelasan yang berbicara memakai bahasa Inggris, tetapi salah.
“Ye, gak usah sok-sokan pake bahasa Inggris. Gue bilangin temen gua yang di Amerika nih.” tegurnya.
Aku yang sedang makan roti tiba-tiba tersedak lalu langsung minum. Memangnya dia tau kamu?!
“Eh, emang lo tau?”
“Ya tau lah. Araz kan? Ya elah temen deket gua dia dari kelas 7. Kan sama-sama bilingual. Mama gua deket sama mamanya dia.”
“Masih sering kontakan?”
“Masih.”
AAAAA! Why why why. Dunia sempit sekali sih?! Dan mengapa bisa aku baru tau dia pernah satu sekolah denganku ketika sudah setahun bersama. Lagipula mengapa bisa dia dekat sama kamu, astaga. Duniaku benar-benar dikelilingi kamu.
Mau tanya-tanya sama dia, eh ternyata hari ketika aku tau dia teman dekat kamu, hari itu juga terakhir kita bertemu. Saat uprak, les libur. Maksudnya, aku meliburkan diri sendiri HAHA. Dia juga gak masuk-masuk sampai selesai UN. Lagi-lagi, memang ditakdirkan untuk tidak mengetahuimu lebih lanjut.
Hingga tiba saatnya ujian praktik. Mungkin aku kena karma menyia-nyiakan waktu 3 tahun yang salah jurusan ini kali ya, jadi semenjak ujian praktik sampai UN itu mimpi-mimpi tentang rumus sampai bangun pagi rasanya mau meledak. Untung gak sampe SBMPTN karena SBMPTN aku lintas minat, HEHE. Semua berjalan normal. Mungkin yang paling teringat adalah ujian praktik olahraga dan seni budaya karena itu merupakan kerja kelompok. Ketika Hari Sabtu seminggu sebelum ujian praktik, kelasku berkompromi untuk membagi jadwal latihan agar tidak ada yang bentrok. Paginya latihan senam, siangnya latihan seni budaya. Nah, aku sekelompok dengan Arbi, teman futsalmu ketika SMP. Karena kelompok seni budayaku tak tau harus latihan di mana, aku punya ide untuk latihan di ruko atas tempat gym punyamu. Aku tidak tau semenjak peninggalan papamu itu punya siapa, tetapi aku penasaran apa di dalamnya. Tadinya, teman-temanku tidak setuju karena biasanya studio itu mahal. Nah, aku tanya teman-temanku yang pernah di sana. Mereka bilang sekitar 50 ribuan per jam. Jika memang benar, niatnya kami akan menyewanya 2 jam. Aku akan membayar 1 jam pertama, lalu mereka patungan membayar jam keduanya. Sebelum itu, aku ingin memastikan lagi padamu, tetapi aku tak ingin bertanya padamu, jadi aku bertanya lewat Arbi. Alih-alih hanya bertanya tentang harga sewa ruko, Arbi malah memancingmu untuk curhat. Kamu sudah jawab lama, tetapi Arbi bilang padaku kamu belum menjawabnya. Ia memberitahuku 4 hari kemudian saat pulang sekolah, ketika semua sudah selesai latihan. Aku tak punya bukti apapun karena ponselnya saja masih dipegang olehnya. Pokoknya, yang aku ingat kamu takkan balik ke Indonesia meskipun 2 kakakmu ada di Indonesia. Kamu menemani mamamu di sana. Ya, pokoknya intinya gak balik dan gak pernah balik. Thanks to Arbi. Dia tau apa reaksiku setelah aku tau, jadinya ia memberitahuku 4 hari kemudian saat pulang sekolah agar selama KBM aku tidak memikirkan hal ini. Sudah tak perlu dibahas lagi betapa sedihnya aku ketika kamu bilang takkan pernah balik ke tanah tempat kamu lahir ini, setidaknya hanya untuk bertemu dengan teman-temanmu dulu. Lalu aku streplesin kertas setiap hari untuk apa? Janji kamu 3 tahun kan setelah lulus SMA? Ya, aku tau sih permasalahan izin tinggal. Kalau aku mengulang waktu, aku akan mindik-mindik ke rumahmu dan menghilangkan visamu agar tidak bisa berangkat, HAHA. Jahat ya. Ya sudah, mau bagaimana lagi. Itu memang sudah keputusanmu, aku bukan siapa-siapa yang berhak mengatur apa kemauanmu. Yang penting, itu adalah yang terbaik untukmu.
Selain ujian praktik olahraga adalah ujian praktik seni budaya. Ujiannya adalah menyanyi dan mengaransemen lagu. Dalam satu kali tampil, harus mengandung 3 lagu, yaitu lagu daerah, lagu betawi, dan lagu bebas. Sampai 2 minggu setelah kelompok dibuat, tak ada satu pun yang memilih lagu. Akhirnya aku yang memulai duluan. Aku benar-benar ngacak. Memilih lagu yang kira-kira semua tau, nadanya mudah, gampang diingat, dan bisa diaransemen. Aku menyarankan lagu daerahnya adalah Angin Mamiri. Lagunya simpel, liriknya hanya diulang-ulang, nadanya juga mudah, dan tidak pasaran, jadi tidak ada yang sama. Lagu betawinya adalah Hujan Gerimis karena semua lagu yang kami tau sudah dipakai di kelompok lain dan aku yang pertama memilih lagu yang ini sebelum dipilih kelompok lain yang belum dapat lagu. Nah, yang susah itu malah lagu bebasnya. Terlalu banyak pilihan. Yang pertama, sang gitarisnya menyarankan Gone, Gone, Gone – Phillip Phillips, tetapi tidak semuanya hafal. Lalu ganti lagi aku lupa sampai berapa kali ganti, tetapi terakhirnya aku menyarankan adalah lagu Andaikan Kau Datang karena semuanya hafal. Lalu, ketika aku sedang menghafal lirik-liriknya, aku merasa... ada persamaaan antara lagu betawi dan lagu bebasnya. Hujan Gerimis memiliki lirik “Eh jangan menangis aje, yang pergi jangan dipikirin.”, tetapi Andaikan Kau Datang memiliki lirik “Andaikan kau datang kembali, jawaban apa yang kan kuberi.”. Lagu kedua bilang lupain aja yang udah pergi, tetapi lagu ketiga bilang kalo pengen kamu kembali. Lalu, aku mencari tau makna lagu pertamanya. Ternyata, lagu Angin Mamiri itu mempunyai makna tentang kerinduan yang mendalam dari seorang perempuan kepada pujaan hatinya yang jauh di sana. ANNJJIIRRR. Kenapa bisa kayak gini coba? Ini benar-benar di luar dugaan. Boro-boro direncanain, menentukannya saja susah. Oh my God. Karena itu, teman-teman sekelompoku yang benar-benar ‘tidak tau’ tentangku akhirnya tau gara-gara ada Daus yang tiba-tiba celetuk “Jangan baper, Mi. Udah ikhlasin, dia udah di Amrik.”. Jadi semuanya tau deh gara-gara dia. Gak papa, aku jadi menjiwai di setiap liriknya. Apalagi ketika reff nada Andaikan Kau Datang yang diaransemen dengan lirik Angin Mamiri dan Hujan Gerimis. Ah, parah. Lirik lagu Andaikan Kau Datang saja sudah sangat menyentuh.
Terlalu indah dilupakan
Terlalu sedih dikenangkan
Setelah aku jauh berjalan
Dan kau kutinggalkan
Betapa hatiku bersedih
Mengenang kasih dan sayangmu
Setulus pesanmu kepadaku
Engkau kan menunggu
Andaikan kau datang kembali
Jawaban apa yang kan kuberi
Adakah cara yang kau temui
Untuk kita kembali lagi
Bersinarlah bulan purnama
Seindah serta tulus cintanya
Bersinarlah terus sampai nanti
Lagu ini kuakhiri
Terlalu menjiwai sampai-sampai setelah turun panggung mataku berkaca-kaca, hehe. But, big thanks for you. Nilai seni budayaku jadi 95 J. Ah, aku cengeng sekali nangis mulu. Gak papa deh, yang penting nilainya bagus, hehe.
Ketika uprak olahraga, ternyata saat itu juga pengumuman 50% SNMPTN. SBMPTN aja aku tak yakin mau ikut apalagi SNMPTN. Di saat teman-temanku heboh dengan itu, aku tak peduli. Malah aku sudah bilang pada mamaku untuk langsung daftar IKJ karena pasti tidak keterima. Nilaiku memang naik sih dari semester 1 sampai 5, tetapi ya standar-standar saja. Yang rata-ratanya 90 dari semester 1 sampai 5 hanya bahasa Inggris. Berbicara soal pelajaran bahasa Inggris, aku benar-benar tidak mengerti mengapa aku bisa seperti ini. Waktu SMP, aku les di LIA sampai ET-8, tetapi nilai rapotku biasa saja, 81, 82, 83, 84, paling besar ada sih 89, tetapi itu karena gurunya terlalu baik. Buktinya, saat ganti guru, nilaiku anjlok langsung 79. Namun, saat SMA ketika aku tau aku harus bisa bahasa yang kamu pakai sehari-hari di sana, aku mempelajarinya secara otodidak. Aku tidak diizinkan untuk les lagi. Pada semester awal, nilai bahasa Inggrisku memang langsung bagus, apalagi sastra Inggris yang semester 1 sudah kepala 9. Aku kira, itu karena sampingku adalah Sarah, dia jago bahasa Inggrisnya. Namun, kelas 11 dan 12, aku tak lagi sekelas dengannya, bahkan sudah ganti 3x ganti guru, tetapi nilaiku semakin menaik. Aku juga dipercaya oleh ketiga guru itu untuk membantu mereka dalam mengajari teman-temanku. Bahkan mahasiswa PPKT yang waktu itu juga bilang seperti itu, guru lesku juga. Araz, kali ini benar-benar nyata. Kalau kamu tidak ke sana, aku takkan seperti ini, yakin deh. Terima kasih.
Lanjut tentang pengumuman SNMPTN, aku dipaksa seorang temanku untuk melihatnya. Akhirnya aku melihatnya memakai ponsel temanku. Yang keluar adalah nama dan nomor, ya sudah, aku juga tak berharap. Tiba-tiba temanku berteriak kalau ini artinya aku masuk seleksi 50%. Aku? Masuk? HAHA, so impossible. Lalu aku disuruh bertanya pada Bu Ratu. Bu Ratu pun bilang selamat aku masuk kuota 50%. Aku belum percaya, tetapi aku sudah memberitahu mamaku. Ketika malam hari sebelum tidur dan sudah beberapa kali akau reload webnya, ternyata benar aku masuk. Uuuu, Alhamdulillah, semoga ini yang terbaik. Aku konsul lagi dengan Bu Ratu soal ini dan cerita kalau aku sempat tak percaya sampai seharian haha. Lalu, ia mengatakan padaku bahwa sebenarnya aku pintar, tetapi banyak masalah. Alhamdulillah dibilang pintar, tetapi mengapa harus ada kata banyak masalah... aku tidak pernah memikirkan masalah apa-apa sepertinya. Iya, aku memang tidak memikirkan masalah, tetapi Aini yang memikirkannya. That’s why waktu itu aku masuk rumah sakit dan dokter bilang banyak pikiran, sedangkan seingatku aku tak pernah memikirkan apapun HAHA.
Singkat cerita, persyaratan SNMPTN untuk bidang seni itu cukup sulit. Aku bedagang 3 hari lebih untuk membuat storyboard dan mengedit video karena menurutku, kedua itu adalah topik yang baru. Mengedit video yang dari awal sudah ada kesalahan ketika ambil gambarnya, soalnya terlalu gugup jadi shaking. Memutar otak untuk mendapatkan hasil yang bagus. Belum lagi harus bolak-balik ruang TU untuk meminta tanda tangan kepala sekolah. Di situ, aku bernazar jika lolos SNMPTN, aku puasa 3 hari, aku akan menraktir teman-temanku, dan mengirim pesan pada semua orang yang sudah membantuku selama ini, termasuk kamu. Namun, jalurku bukan di SNMPTN, hehe. Aku gak jadi bilang makasih, mungkin nanti kalau aku dapat negeri dengan jalur SBMPTN atau jalur lain.
Aku berulang tahun ke-18 saat US, huhu gak seru banget, nothing special. Di Line, ada notifikasi ulang tahun. Nah, aku sengaja membuat itu HANYA UNTUK KAMU, agar kamu bisa liat karena alasan tahun kemarin kamu gak ngucapin langsung adalah karena gak tau. Tiba-tiba, di sekolah ada yang nyeletuk kalau pake notifikasi itu hanya untuk cari perhatian untuk diucapin. Cowok kok mulutnya gitu ya? He. Iya, aku cari perhatian, tetapi hanya untuk kamu. Kalau aku bisa memilih, aku akan hanya menandai kamu yang mendapat notifikasi itu, sayang tidak bisa. Kamu juga tetap tidak mengucapkannya padaku. Natia mengucapkan selamat ulang tahun padaku sembari ingin bercerita, tetapi dia bilang abis US aja.
Selesai US, Natia mengirim pesan padaku lagi, ia ingin bercerita tentang kemarin saat masih masa-masa US. Aku kira, dia ingin bercerita tentang masalahnya, namun ternyata ia bercerita tentang kamu dan Amel. Ia mengirim voice note banyak sekali padaku. Tentunya aku menyimpan semua voice notenya. Ia bercerita tentang kamu dan Amel. Namun, ini sangat di luar dugaanku. Aku tidak tau ya, maaf bila salah tangkap atau apapun, tetapi ini kesimpulan voice note yang aku dapat dari Natia.
“Amel sama Araz udah free call-an gitu kan. Terus pas free call-an itu, Araz nanya ke Amel, Natia pernah cerita tentang Emira gak. Dia jawab enggak kan. Terus Araz tuh bilang Emira itu orang terniat yang pernah dia temuin. Pas SMP, dia mikirnya ini orang tuh kenapa kayak gini, ternyata pas dia udah di Amrik, dia nyadar gak ada orang yang kayak lo, Mi. Dia sadar gitu kalo lo selama ini emang bener-bener niat sama dia. Niat banget. Dia mikir kenapa pas SMP dia kayak gitu sama lo. Terus Amel nanya ke gue, tapi gue gak ceritain banyak, cuma bilang lo temen gue dari kelas 7 dan emang lo suka sama Araz dari awal banget. Terus Amel bilang lo itu dia versi niatnya. Araz bilang dia mau nunjukin kartu ucapan yang lo kirim ke Amrik ke Amel. Dia mau ngasih tau kalo lo itu emang orang yang terniat banget buat dia, tapi gak tau deh dikasih apa enggak. Pokoknya sekarang dia sadar gitu deh kalo gak ada orang kayak lo, dia sadar kalo lo emang bener-bener niat banget buat dia. Udah itu aja sih, Mi. Sebenernya gue tau minggu lalu pas masih US, tapi gue gak mau lo kepikiran jadinya gue kasih taunya abis US aja deh, hehe. Selesai!”
....
Do you realize now? Thanks you, at least you have realized when I’m still loving you, but maybe it’s not for a long time. I hope.
But, what?! Amel bilang dia adalah aku versi niatnya? AKU DARI MANA COBA?! Kamu mantannya, masih jauh lebih beruntung. Mau disama-samain? Yakin banget nih?
Okay, forget about that. Tujuanku sudah terpenuhi kan? Sekarang kamu udah sadar, so what next? Ya udah, jalanin aja semuanya. Sebentar lagi UN, aku hanya belajar UN seminggu sebelumnya. Sepertinya aku memang hanya bisa belajar ketika sudah mentok-mentok akhir deh. Ketika orang-orang membeli buku rangkuman, aku membuat buku rangkuman sendiri. Fisika dan matematika. Mengerjakan seluruh soal yang dikasih, try out try out yang kemarin hanya aku masukkan ke dalam lemari, juga soal-soal UN sebelumnya. Mulai saat itu, aku baru tau apa rasanya belajar dan jadi anak ambisius. Jika soal UN sesuai dengan kisi-kisi dan soal-soal TO juga soal-soal UN sebelumnya, aku yakin fisika dan matematikaku dapat 90 atau minimal 80 karena aku bisa megerjakan hampir seluruhnya di setiap soal. THENN, ketika hari H-nya, ternyata soalnya diganti J. Makasih loh, kemdikbud, makasih banget. Perkiraan nilaiku 90, ia memang 90, tetapi dikurang 32,5 J. Kuingin marah, tetapi apa daya aku hanyalah kelinci percobaan para menteri. Ya sudahlah, tidak terpakai juga kan. Saatnya fokus SBMPTN!
nice story :)
Comment on chapter Prolog