Sampai aku kelas 11, semuanya masih sama. Masih menghitung harimu di sana dengan lembaran kertas yang berbeda karena sudah tahun kedua. Masih juga memberikan senyum pada gang rumahmu yang tak bertuan. Masih menyimpan rasa denganmu yang entah sampai kapan akan pergi. Selama 1 tahun lebih ini, aku merasa bahwa kamu itu hanya halusinasiku. Kamu hanya cowok yang ada dalam mimpiku. Foto di binder dan bingkai kamar, siapa ini? Editan mungkin. Saking tak pernahnya aku bertemu denganmu, sampai-sampai aku tidak yakin kalau kamu adalah nyata. Aku bertanya pada teman-temanku apakah mereka percaya kalau kamu itu nyata, padahal mereka tidak pernah melihatmu. Pastinya mereka percaya karena aku sering cerita. Namun, aku tanya lagi, bagaimana jika semua yang aku cerita itu bohong. Sebenarnya semua ini hanya khayalanku saja. Kamu bukanlah orang nyata. Kalau kamu nyata, mengapa aku tidak pernah melihatmu lagi? Terlalu sering memimpikan kamu sampai-sampai aku bersugesti kalau kamu benar-benar hanyalah mimpi.
Ketika kelas 11, aku hanya sendiri. Temanku adalah Selly dan Lina. Teman sebangkuku, entahlah aku dan dia hanya sebatas teman yang duduk di meja yang sama, selebihnya tidak mengenal apapun. Seumur hidup, baru saat ini saja teman sebangkuku tidak ‘mengenal’ku. Namun, dia tau kamu. Ya bagaimana dia gak tau kalau setiap hari aku membuka binder terpampang jelas fotomu. Aku sudah tidak menyukai Lukas. Apa aku bilang, kalau sudah naik kelas juga lupa. Sekarang yang aku sukai adalah Atha. Nothing special for him, forget it. Juga adik kelas yaitu Vali. Vali itu mirip sama Praz, Praz adalah adik kelas SMP angkatan 2017 yang mirip denganmu. Seperti silogisme A=B, B=C, berarti A=C, HAHA. Vali=Praz, Praz=Araz, Vali=Araz. Hmm, gak jauh-jauh ya.
Kelas 11 itu adalah masa yang cukup spesial bagiku di eskul, bukan di kelas. Aku sedang aktif-aktifnya di eskul sinematografi. Meskipun sempat ada masalah, tetapi akhirnya aku terpilih menjadi wakil ketua umum, yang menjadi ketuanya adalah teman sebangkuku sendiri ketika kelas 9, Eca. Namun, guru-guru taunya aku yang menjadi ketua, teman-teman juga, soalnya kalau ada apa-apa, pasti namaku yang disebutkan. Entahlah, akhirnya Eca menyuruhku menjadi ketua film, sedangkan dia tetap jadi ketua umum. Jadi, sebenarnya tidak ada wakil ketua. Tanggung jawabku adalah ketika proses pembuatan film dari awal sampai akhir. Ketika awal kelas 11, aku pernah menang juara 1 lomba film pendek di sekolah Natia. Aku maju ke depan lobi sehabis upacara. Bangga, tetapi kamu tidak bisa melihatku. Coba saja aku seperti ini ketika SMP, mungkin kamu sering melihatku. Iya, aku cari perhatian padamu, tetapi dengan cara yang baik. Bukan sekedar lewat-lewat di depan kelasmu, selalu mengirim pesan padamu, atau bahkan bikin drama-drama yang membuatmu melihat ke arahku. Seperti ini kan jauh lebih baik. Namun, kenyataannya kamu tidak melihatku. Setiap sekolah mengikuti lomba film, pasti aku yang ditunjuk sebagai perwakilannya. Aku ikut FLS2N tahun 2016 dan 2017, sayangnya 2017 tidak ada film, jadi aku ditunjuk untuk ikut desain poster putri. Aku juga membuat film tentang LDR, tetapi temanya tahun 70-an. Di grup sinematografi angkatanku dan angkatan 2019, aku lagi berbicara tentang LDR karena temanya itu. Lalu Rifan menyauti tentang kamu, satu grup jadi tau deh. Ya aku pikir, biasa saja. Mereka gak ada yang kenal. Eh, ternyata ada adik kelas yang namanya Anis, dia adalah teman dekat Devi sejak SMP. AKU PANIK. Aku langsung pc dia. Lalu dia balas ‘Santai aja kak.’. Terus dia ikut muncul di grup dan bilang kamu bakalan pulang ke Indo pada bulan Juni tahun kemarin. Huft, hoax!
Setiap aku membuat film sinematografi, biasanya latar tempatnya adalah di rumahku karena rumahku sudah dijadikan basecamp oleh teman-teman eskulku. Karena di rumahku, pasti scene kamar selalu memakai kamarku. Jika kamu lihat dengan jeli, sebenarnya di belakang kasurku itu ada tumblr light yang dipasangkan foto-foto. Dua foto di tengah itu adalah fotomu yang selalu ‘bocor’ di kamera. Untung selama ini tidak ada yang menyadari, haha. Waktu itu, aku juga membuat film semi-dokumenter dengan saudaraku. Ketika ia memegang album foto, ia tak sengaja membuka bagian halaman belakang dan memperlihatkannya ke kamera. Itu adalah fotoku dan kamu saat wisuda. Bodohnya lagi, video itu dibagikan ke grup keluarga. Untung lagi, tidak ada yang menyadari, HAHA. Memang hanya aku yang menyadari keberadaanmu, meskipun kamu tak berada di sekitarku.
nice story :)
Comment on chapter Prolog