"AKU PULANG.."
"Selamat datang"
Baru kali ini Ibu tidak marah-marah, pasti ada sesuatu deh. Batin Mysha saat melihat Ibunya yang hanya melewati dirinya berjalan menuju dapur. Seolah tak peduli ia hanya mengangkat bahunya kemudian berjalan memasuki kamarnya.
"Haaahh... lelahnya. Sebaiknya aku mandi dulu, kemudian makan, lalu tidur deh"
Sakura berjalan menaruh tasnya, membuka seluruh pakaiannya kemudian berjalan mengambil handuk dan alat mandi dan berjalan memasuki kamar mandi.
Setelah beberapa menit Mysha keluar hanya menggunakan handuk yang dilitkan kebadannya dengan rambut pendek sebahunya yang tergerai kebawah meneteskan air membasahi lantai yang ia lewati. Ia kemudian berjalan mengambik handuk kecil dan menggosokkannya ke rambutnya.
Tok...tokk...tokk..
Suara pintu membuat pergerakan menggosok rambutnya terhenti dan melihat kearah pintu. tanpa pikir panjang ia berjalan mendekat dan membukanya.
"Ada apa Ibu?"
"Cepat pakaian guru privat mu sudah disini!"
"Ckk...really, sekarang itu zamannya belajar bersama teman bu"
“Halahhh...mau zaman sekarang, zaman dulu ibu tidak peduli! Cepat siap-siap kemudian turun! Lagipula ibu yakin jika kau belajar bersama temanmu kamu bukannya belajar malah bergosip ria kan”
“Itu ti_”
Belum sempat Mysha mengutarakan pembelaan pada dirinya Ibunya sudah terlebih dahulu berlalu meninggalkannya yang sekarang dalam mode kesal. Lama berdiam dengan cepat ia menutup kembali pintu dan berpakaian dengan menggunakan baju lengan panjang yang kebesaran dan celana yang panjang mencapai kemata kakinya. Ia kemudian berjalan kearah pintu kamarnya membukanya dan berjalan kearah ruang tamu.
"Pak Adrian?"
Ucap sakura lirih bertanya pada dirinya sendiri saat melihat Adrian duduk di sofa ruang keluarganya. Adrian menolehkan kepalanya menghadap Mysha menatapnya dalam diam.sedangkan Mysha berjalan mendekat dalam keadaan heran sekaligus bingun.
"Apa yang Pak Adrian lakukan disini?"
"Dia yang akan menjadi gurumu sampai nilaimu Bagus"
Potong Ibu Mysha yang tiba-tiba datang dari arah dapur membawa sebuah gelas yang berisi kopi didalamnya tak lupa dengan cemilan. Ibu Mysha menaruh nampan yang berisi kopi dan cemilan itu dimeja depan Adrian. Kemudian menghadap Mysha yang masih berdiri ditempatnya semula.
"Apa yang kau lakukan? Gurumu sudah menunggu sedari tadi. Cepat kesini!!"
"BENARKAH PAK ADRIAN YANG AKAN MENGAJARKU. YUHUU...YUHUU....kalau begini mah aku juga mau!"
Teriak Mysha dengan semangat tak menghiraukan perkataan Ibunya tadi.
"Heeii...Mysha bisakah kau diam! Tentu dia yang akan mengajarmu memang siapa lagi, lagipula dia hanya tetangga kita. apa kau tidak suka dengannya?"
"Eehh...mana mungkin, tentu aku suka!"
Jelas Mysha berlari kemudian duduk tepat disamping Adrian sambil memberikan senyuman terbaiknya.
"Baiklah ibu mau kepasar dulu. Mysha belajarlah yang baik jangan buat susah Pak Adrian"
"Siap!"
Ibu Mysha kemudian berjalan keluar rumah hingga tak dapat dilihat lagi oleh kedua mata Mysha. Setelah ibunya tak terlihat lagi Mysha membalikkan badannya menghadap sang guru.
"Pak Adrian apa yang akan kita lakukan?"
"Belajar. Cepat pindah!"
Mysha mengerucutkan bibirnya sambil berjalan seberang meja depan Adrian kemudian mendudukkan dirinya dilantai dan jadilah sekarang mereka berhadapan namun dibatasi oleh meja yang berada didepannya masing-masing.
"Baiklah, kita mulai dari pelajaran yang belum kau mengerti"
"Hmmm.. Sebenarnya aku hampir semua mata pelajaran matematika kurang kumengerti tapi yang paling...paling tak mampu kumengerti adalah fungsi limit "
Adrian hanya menganggukkan kepalanya mengerti kemudian mengambil buku yang ada disampingnya dan membukanya, memperlihatkan kepada Mysha setelahnya mulai menjelaskan semua yang ada pada buku yang sedang mereka baca.
"Kau sudah mengerti?"
Tanya Adrian setelah beberapa menit dan menjelaskan semua materi yang tak dimengerti Mysha, mengangkat kepalanya dan menatap Mysha yang sekarang sedang menatapnya dengan intens.
"Aku bilang apa kau sudah mengerti?!"
Bukannya menjawab Mysha hanya terus menatap Adrian dengan senyuman tak jelasnya. Menopang wajahnya menggunakan kedua tangannya.
"Sensei merry to me"
Sepertinya otak gadis didepan Adrian sudah gesrek, sehingga bukannya menjawab sesuai dengan pertanyaan Adrian ia malah memberikan pernyataan yang mampu membuat Adrian yang mendengar perkataannya langsung tersenyum geli.
"Seharusnya kau bilang merry me bukan merry to me. Bodoh!"
"Terserah, itukan mulutku! Pak Adrian aku serius nih"
"Sudahlah, aku tadi bertanya apa kau sudah mengerti?"
"Aahhhh..hehehe.. Pak Guru bisa diulangi lagi?"
Mysha yang baru sadar ternyata sekarang ia sedang belajar dan kedapatan tak memperhatikan penjelasan Adrian sedari tadi hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sedangkan Adrian hanya dapat menghelah nafas kemudian kembali menjelaskan.
"Aku akan mengulanginya jadi kau harus dengarkan baik-baik dan pahami apa yang ku ucapkan"
Mysha hanya menganggukkan kepalanya saat mendengar perkataan Adrian. Berusaha untuk fokus dan memahami penjelasan yang akan diberikan oleh Adrian.
"Jadi Limit biasa digunakan untuk menyatakan batas. Artinya kita boleh mendekati batas tersebut tetapi tidak boleh mencapai batas tersebut. Misalnya, kendaraan tidak dapat digunakan jika bensinnya habis. Namun kita masih bisa menggunakan kendaraan ketika bensin mendekati habis. Limit menunjukkan kecenderungan nilai suatu fungsi jika batas tertentu didekati. Fungsi limit
artinya nilai x mendekati nilai a (tetapi x ≠ a) maka f(x) mendekati nilai L. Dan ini merupakan Sifat-Sifat Teorema Limit Fungsi. Suatu limit dikatakan ada jika limit tersebut memiliki limit kiri dan limit kanan yang sama. Limit kiri adalah pendekatan nilai fungsi real dari sebelah kiri yang dinotasikan limx→a−f(x) lim x→a−f(x) Sedangkan limit kanan adalah pendekatan nilai fungsi real dari sebelah kanan yang dinotasikan lim x→a+f(x) limx→a+f(x)Artinya, jika nilai lim x→a−f(x)=L limx→a−f(x)=L dan lim x→a+ f(x)=L limx→a+f(x)=L maka nilai
lim x→a−f(x)=lim x→a
f(x)=lim x→a+f(x)=L
limx→a−f(x)=limx→af(x)=limx→a+f(x)=L atau lim x→af(x)=L limx→af(x)=L"
Jelas Adrian panjang lebar pada Mysha, dan tidak mengetahui bahwa Mysha sedari tadi tidak memperhatikannya ia malah sibuk memandang Adrian yang sedang menunduk dan menunjuk setiap baris pada buku yang sedang dijelaskan pada Mysha.
"Kau sudah mengerti?"
Kembali Adrian bertanya dan langsung menatap Mysha dengan muka datarnya. Melihat reaksi Mysha sekarang ini membuat Adrian tau jika gadis tersebut memang sedari tadi tak memperhatikannya. Sehingga sekarang ia hanya bisa menampilkan muka bosan, malas sekaligus kesalnya.
"Haaah... Pak Adrian bisakah kita akhiri sampai sini dulu? Aku pusing melihat angka-angka pada buku itu. Ya...ya...ya.. lagipula seuatu yang terlalu dipaksakan itu tidak baik kan Pak?"
Mohon Mysha untuk menghentikan pelajaran hari ini. yah walaupun baru beberapa menit entah apa yang membuat gadis itu menyerah. Adrian tak bisa bayangkan apa yang dilakukan Mysha saat pelajaran dimulai. Baru menjelaskan sesingkat ini gadis itu sudah bosan lalu bagaimana dengan disekolah yang bisanya akan menghabiskan waktu 2 jam. Namun tak ingin ambil pusing Adrian hanya menyerah dan menyetujui perkataan Mysha. Dari pada tenaganya habis untuk hal sia-sia.
"Hah...baiklah" bangkit dari duduknya
"Ehh Pak Adrian mau kemana?"
Kata Mysha dengan cepat saat melihat Adrian yang bangkit dari duduknya.
"Pulang" Balas Adrian dengan datar kemudian berjalan menjauh dari Mysha menuju pintu utama.
"Siapa bilang Pak Adrian boleh pulang!! Pak Adrian harus temani aku jalan-jalan dong, sekalian kencan hehehe... "
"Aku tidak ada waktu untuk itu"
Adrian tetap berjalan kearah pintu keluar rumah Mysha. Melihat Adrian sudah mau keluar rumahnya dengan cepat ia berlari menghampiri Adrian dan menarik tangannya.
"Pak Adrian tunggu saja disini ya! Aku akan ganti baju dulu, sebentar saja kok! "
Setelah mengatakan hal itu Mysha kemudian berlari kearah kamarnya mengganti pakaiannya dengan kecepatan kilat dan kemudian berlari kearah Adrian dan menggandeng tangannya saat sampai di tempat dimana pemuda itu berdiri.
"Aku sudah selesai pak...baiklah ayo kita pergi!!"
"Lepaskan tangannku! Dan sudah kukatakan bahwa aku tidak punya waktu dan sama sekali tak ingin pergi menemanimu"
"Ook kita berangkat!!"
Tak memperdulikan perkataan Adrian, Mysha kemudian menarik paksa pemuda tersebut keluar rumahnya. Sedangkan yang ditarik sebenarnya bisa dengan mudah melepaskan dirinya tapi entah mengapa dirinya seakan ingin mengikuti kemana arah gadis itu akan pergi. Bersikap seolah sekarang ia sudah pasra dan tak bisa berbuat apa-apa lagi
***
"Gilang kau sedang apa?"
Ucap pemuda lain tepat disamping pemuda bernama Gilang itu. penasaran akan apa yang sedang dilihat oleh temannya itu akhirnya ia mengikuti arah pandang Gilang.
Saat melihat apa yang sedang Gilang pandang sedari tadi akhirnya ia mengerti apa yang membuat sahabtanya itu mengepalkan kedua tangannya marah. Pemuda yang dikenal bernama Brian kemudian tersenyum paham.
"Sepertinya tempatmu sedang diambil orang lain yaa?"
Tanya Brian yang sepertinya tak membutuhkan jawabanyya karena sekarang ia malah berjalan meninggalkan Gilang yang masih Setia berdiri ditempatnya menatap sinis pada kedua orang yang sedang membeli es krim.
"Wooii...kau tidak mau pergi? Yang lain sudah menunggu!!"
"Cihh.."
Gilang akhirnya pergi dari tempat itu dan memang sekarang ia sudah tidak mau melihat kedua orang yang terlihat seperti sepasang kekasih itu. Gilang sebenarnya ingin sekali berjalan kearah mereka merebut kembali seseorang yang sedang bersama pria lain. Namun apa daya dia bukanlah siapa-siapa gadis tersebut. Akhirnya Gilang hanya bisa berjalan menjauh tanpa berniat menolehkan kembali kepalanya.
Beralih ketempat dimana pusat pandangan Gilang tadi terlihat dua orang yang sedang duduk di kursi Taman sambil memakan es krim yang telah mereka beli. Dan kedua orang tersebut adalah Mysha dan Adrian.
"Pak Adrian pernah kesini? "
"Tidak"
"Benarkah..!! Waaahh...hidup Pak Adrian berarti kurang bahagia dulu ya kan?!"
Ucap Mysha spontan tanpa takut membuat perasaan orang disampingnya sakit dan memang ia tak berniat untuk membuat Adrian sakit hati atau sedih. Lama tidak mendapatkan jawaban dari Adrian akhirnya ia kembali mengeluarkan perkataannya.
"Baiklah aku akan menjadi orang pertama yang membuat Pak Adrian merasakan masa kecil yang bahagia"
Kata Mysha bersemangat. Ia kemudian menarik tangan Adrian dan membawanya kearah bianglala.
"Pak Adrian ayo kita naik itu! "
"Kau saja"
"Ayolah Pak Adrian"
"Tidak"
Sakura memasang muka sedihnya saat mendengar jawaban Adrian. Karena tidak dapat berbuat apa-apa lagi akhirnya Adrian kembali pasrah dan mengikuti keinginan gadis itu. Untuk saat ini biarlah ia memenuhi keinginan Mysha.
"Yeiiiii..."
Untuk sekian lama mereka bersenang-senang bersama walaupun kebanyakan hanya Mysha yang menikmatinya namun tak memungkiri bahwa Adrian pun ikut senang dan disinilah mereka sekarang berjalan menelusuri jalan raya yang terlihat sepi. Hari mulai tampak akan berganti malam.
"Haaa...lelah juga setelah menaiki seluruh wahana permainan disana ya tapi semuanya terbayar karena disana sangat menyenangkan. Bukankah begitu Pak?"
"Hnn"
"Hn itu apa Pak Adrian, iya atau tidak?"
"Iya"
Mysha menganggukan kepalanya mengerti sekaligus senang setelaht mendengar jawaban Adrian. Dan akhirnya mereka larut akan pikiran mereka masing-masing. Hingga akhirnya Mysha berlari kearah bunga yang dilihatnya dipinggir jalan dan mengambilnya kemudian kembali berlari kearah Adrian.
"Pak Adrian, lihat bunga ini. Ini adalah bunga matahari jika aku memandangnya hatiku lebih tenang, seperti saat aku menatap Pak Adrian hatiku akan tenang dan aku akan mengembangkan senyumku setiap hari. Karena sekarang Pak Adrian adalah penyemangat hidupku. "
Degh
Adrian yang mendengar perkataan terakhir Mysha membuatnya langsung teringat pada seseorang yang pernah ia sayangi. Seseorang yang menghilang tanpa jejak, seseorang yang seakan memberinya hukuman berat beberapa tahun ini.
"Karena kau adalah penyemangat hidupku. " perkataan itu langsung terngiang dalam kepala Adrian. Membuatnya hanya terus berjalan namun dengan tatapan kosong menghiraukan segalanya bahkan Mysha yang berada disampingnya.
"Pak Adrian tidak mau masuk dulu?"
"PAK ADRIAN!"
Karena tak ada jawaban dan adrian yang terus saja berjalan akhirnya membuat Mysha berteriak. Sedangkan Adrian yang mendengar teriakan Mysha langsung kaget dan berhenti berjalan.
"Pak Adrian baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja"
Mysha hanya menatap Adrian yang langsung pergi berjalan kearah rumahnya sendiri sambil melamun. Terus menatap heran Adrian hingga pemuda itu masuk kedalam rumahnya dan tak terlihat lagi oleh kedua mata Mysha. Untuk pertama kalinya Mysha merasakan aurah berbeda dari Adrian seolah pemuda itu berkata bahwa ia sedang sedih dan marah sekaligus rindu.
Ada apa dengan Pak Adrian? Apa aku salah bicara? Batin Mysha bertanya pada dirinya sendiri. Karena tidak mau berlarut-larut akan pikiran yang akan membuat ia pusing akhirnya Mysha hanya mengangkat bahu kemudian berjalan memasuki rumahnya.
ceritanya lucu bangettt...aku suka.
Comment on chapter Datangnya cinta?lanjutannya ditunggu terus