Loading...
Logo TinLit
Read Story - She Never Leaves
MENU
About Us  

Aku pamit dengan mama dan masuk kedalam mobil Ellena. Kaos monyet ini masih muat dibadanku meskipun sudah bertahun – tahun. Kami berangkat bersama menuju salah satu coffee shop kesukaan kami. Perjalanan kami terasa hening dan hanya diiringi oleh alunan musik ringan.

Kami sampai dan memesan 2 gelas coffee, long black untukku dan latte untuk Ellena, kami menghabiskan sore kami disana bertemankan sepiring kentang goring.

“Sharon, setelah tamat, mau lanjutin kuliah lagi ?” Ellena membuka pembicaraan.

“Kurasa tidak dulu, kamu bagaimana ?”

“Aku, tidak ingin pulang. Aku lebih nyaman seperti sekarang ini. karena rumahku terasa bukan seperti rumah bagiku. Yang ada dibenak orangtuaku hanyalah bagaimana mendapatkan uang yang banyak.” Ellena berbicara dengan tatapan kosongnya.

“El, aku tahu kok. Hidup ini tidak selalu berjalan sesuai yang kita inginkan kok. So, kenapa kamu tidak mencoba mengutarakan isi hatimu pada orangtuamu ? mungkin saja mereka mau mendengarkan.”

Ellena menatapku sambil menghela nafasnya. Dengan perasaan berat, akhirnya dia memberitahuku bahwa dia akan melanjutkan pendidikan ke master degree. Dan hal yang memberatkannya adalah dia akan melanjutkan perkuliahannya diluar negeri. Yang berarti dia akan meninggalkanku sendiri dikota ini. Aku terbayang kembali akan perpisahanku dengan Silvi. Binggung akan jawaban apa yang sebaiknya kuberikan padanya. Ingin mendukung sekaligus tidak ingin kehilangan. Aku tidak tahu apa yang sebaiknya kukatakan, sehingga diam menjadi jawabanku saat itu.

Ellena mengantarkanku pulang tanpa banyak berkata. Dia juga tidak meminta pendapatku akan keinginannya. Malam kelulusan kami terasa sangat aneh. Kutunggu hingga Ellena berlalu dan dengan lelahnya menaiki tangga kedalam rumah. Lampu depan masih menyala, tidak seperti biasanya. Kuraih kunci rumah yang berada ditasku dan perlahan masuk kedalam, takut membangunkan mama.

Ada sandal yang tidak kukenali dirak sepatuku. Rumahku juga masih terang, siapa tamu malam – malam begini, pikirku dalam hati. Aku melangkah masuk kedalam dan bisa kudengar pelan suara orang sedang mengobrol. Langkahku terhenti saat kulihat sosok yang sudah begitu lama aku rindukan. Silvi !

“Silvi !” teriakku begitu melihat dia sedang duduk didapur bersama mama.

Aku berjalan mendekatinya dan segera kupeluk dirinya dengan erat. Ada berjuta perasaan yang kusampaikan lewat pelukan erat kami. Seolah mimpi namun bukan. Sahabatku kembali pulang.

Silvi mengajakku bergabung bersama dia dan mama untuk makan malam bersama. Kulihat beberapa bungkusan makanan unik diatas meja, ada ayam, ikan dan juga sayuran serta snack. Mama makan dengan lahap. Kuambil nasi yang berada tidak jauh dari meja dan duduk bersama mereka. Kenangan lama saat makan nasi uduk bersama ketika lulus SMA kembali bermain indah dalam pikiranku saat ini. Kami menghabiskan makanan itu dengan lahap.

Silvi pamit tidak lama setelah kami menyelesaikan cucian kami didapur. Dia tidak menginap karena ingin menghabiskan waktu bersama keluarganya, dia juga tidak memberitahuku berapa lama dia berada disini. Kami tidak banyak bercerita, seolah berubah menjadi orang asing. Kubuka pintu belakang dan melihat Silvi berlalu tidak lama setelah dia pamit dengan mama.

“Ma, Silvi kok aneh ya.”

Mama tampak binggung akan pertanyaanku, dia berpikir sebentar sebelum akhiirnya mulai bercerita bahwa Silvi sebenarnya sudah merencanakan kepulangannya dihari kelulusanku. Dia sengaja tidak membalas pesanku sesering mungkin karena ingin membuat kejutan untukku. Mama yang awalnya merasa ini adalah hal wajar sebagai sahabat memilih untuk membantu Silvi dalam merencanakan kejutannya. Ya, mama silvi selalu singgah kerumah dan memberikan ponsel kepada mama untuk sedikit bercerita tentangku. Dia mencemaskanku karena aku hampir tidak memiliki waktu untuk diri sendiri, termasuk membalas pesan sesering biasanya. Aku tertegun sejenak mendengarkan cerita mama, bagaimana mungkin mama bisa menyimpan hal itu selama ini dariku.

Mama juga memberitahuku bahwa Silvi awalnya ingin datang keacara kelulusan, namun karena penerbangan pesawatnya yang tertunda, dia akhirnya baru bisa sampai kehotel tempat dimana acara kelulusanku dilaksanakan sedikit terlambat, dan kami sudah pergi dari sana. Melenceng dari perencanaan, ditambah kenyataan bahwa mama tidak memiliki ponsel, sehingga sangat sulit bagi Silvi untuk melacak keberadaan kami. Saat dia sampai kerumah, saat itulah dia melihat sebuah mobil kecil membawaku pergi dari rumah.

Silvi tidak mengirimkan pesan apapun padaku dan menunggu kepulanganku dirumah bersama mama. Dia memberitahu mama bahwa dia akan bekerja dikota besar dan tidak akan kembali lagi ke kota ini. Tujuannya pulang kali ini tidak hanya karena dia ingin memberikan kejutan kelulusan padaku, melainkan sebagai salam perpisahan juga. Dia tidak mengenal Ellena, namun dia mengaku bahwa dia bahagia saat mengetahui aku sudah memiliki teman yang tidak kalah baiknya dengan dia.

Perasaanku berkata bahwa dia pasti cemburu pada Ellena. Seharusnya dia memberitahuku bahwa dia ingin datang, aku tidak menyalahkan tujuannya untuk memberikan kejutan, namun jika dia marah karena aku pulang lebih cepat dari acara kelulusanku sehingga dia tidak bisa menemukanku disana, kenapa dia tidak meneleponku ? kenapa dia tidak memberitahuku bahwa dia menungguku pulang kerumah !

Kuraih jaket yang sudah kugantung dan pamit dengan mama, aku akan kerumah Silvi dan meminta penjelasan darinya. Perasaanku terasa sangat tidak enak, dan sedih. Bagaimana bisa dia menghilang tiba – tiba dan muncul tiba – tiba dan disaat yang tidak tepat juga bagiku. Kunyalakan motorku dan melaju dengan kencang menuju rumah Silvi.

Sebuah toko yang sudah tampak usang papan namanya masih berdiri dengan gagahnya didepanku saat ini. Toko yang selalu aku datangi dulunya demi mengajak temanku pergi, meskipun sudah tutup, pintu merahnya tetap menyala dengan terangnya. Kuparkirkan motorku didepan pintu toko tersebut, dan berpikir sejenak. Apakah aku menelepon Silvi atau langsung memanggil namanya. Kukeluarkan ponselku dan mulai mencari nama Silvi.

(bip.. bip)

Sebelum aku menelepon Silvi, panggilan masuk dari Ellena didalam ponselku. Ini sungguh saat yang tidak tepat bagiku. Kureject nomor tersebut dan menelepon Silvi. Panggilan pertamaku tidak diangkat olehnya, aku mencoba panggilan kedua dan sama, tidak ada jawaban. Apakah dia marah padaku. Jika kedatangannya kali ini adalah untuk yang terakhir kalinya, aku tidak ingin kami berpisah tanpa sepatah katapun, ataupun perpisahan kami dalam keadaan marah.

Kuketuk pintu besi yang berada didepanku dengan kuat, suaraku mulai membentuk namanya dan keluar dengan lantangnya. Buka plis, ini tidak akan menyelesaikan masalah. Pintaku dalam hati. Tidak ada jawaban sama sekali dari balik pintu besi tersebut, aku terus memanggil nama Silvi dan ponselku sibuk meneleponnya, sehingga telepon masuk dari Ellena selalu kureject tanpa kusadari. 30 menit berlalu sejak pertama kali aku sampai dirumahnya. Suaraku mulai memelan dan ponselku mulai kehabisan dayanya. Kuketik pesan kepada Silvi dengan kekesalan yang terpendam dalam hatiku, berkata betapa egois dirinya dan berbagai macam hal yang tidak pernah kukatakan padanya. tanpa berpikir apapun aku mengirimkan pesan tersebut padanya dan menyalakan motorku lalu pulang kerumah.

Aku sampai dirumah dan mematikan ponselku, kurebahkan badanku dengan lelahnya dan mulai menagis. Aku menagis tanpa alasan yang kuketahui. Kutarik selimutku menutupi semua badanku dan aku meringkuk layaknya anak kecil. Mama tidak mengangguku sama sekali, dia hanya melihatku masuk kedalam kamar dan menutup pintu dengan kuatnya. Pertanda bahwa aku ingin sendiri. Aku menagis sejadi – jadinya tanpa alasan yang jelas, hingga aku terlelap karena kelelahan.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
Similar Tags
Frasa Berasa
66778      7415     91     
Romance
Apakah mencintai harus menjadi pesakit? Apakah mencintai harus menjadi gila? Jika iya, maka akan kulakukan semua demi Hartowardojo. Aku seorang gadis yang lahir dan dibesarkan di Batavia. Kekasih hatiku Hartowardojo pergi ke Borneo tahun 1942 karena idealismenya yang bahkan aku tidak mengerti. Apakah aku harus menyusulnya ke Borneo selepas berbulan-bulan kau di sana? Hartowardojo, kau bah...
Kristalia
6710      1753     5     
Fantasy
Seorang dwarf bernama Melnar Blacksteel di kejar-kejar oleh beberapa pasukan kerajaan setelah ketahuan mencuri sebuah kristal dari bangsawan yang sedang mereka kawal. Melnar kemudian berlari ke dalam hutan Arcana, tempat dimana Rasiel Abraham sedang menikmati waktu luangnya. Di dalam hutan, mereka berdua saling bertemu. Melnar yang sedang dalam pelarian pun meminta bantuan Rasiel untuk menyembuny...
Enigma
1695      913     3     
Inspirational
Katanya, usaha tak pernah mengkhianati hasil. Katanya, setiap keberhasilan pasti melewati proses panjang. Katanya, pencapaian itu tak ada yang instant. Katanya, kesuksesan itu tak tampak dalam sekejap mata. Semua hanya karena katanya. Kata dia, kata mereka. Sebab karena katanya juga, Albina tak percaya bahwa sesulit apa pun langkah yang ia tapaki, sesukar apa jalan yang ia lewati, seterjal apa...
LELATU
239      209     0     
Romance
Mata membakar rasa. Kobarannya sampai ke rongga jiwa dan ruang akal. Dapat menghanguskan dan terkadang bisa menjadikan siapa saja seperti abu. Itulah lelatu, sebuah percikan kecil yang meletup tatkala tatap bertemu pandang. Seperti itu pulalah cinta, seringkalinya berawal dari "aku melihatmu" dan "kau melihatku".
Astronaut
6841      1763     2     
Action
Suatu hari aku akan berada di dalam sana, melintasi batas dengan kecepatan tujuh mil per detik
BAYANG - BAYANG JIWA
9450      2338     8     
Romance
Kisah aneh 3 cewek sma yang mempunyai ketidakseimbangan mental. Mereka tengah berjuang melewati suatu tahap yang sangat penting dalam hidup. Berjuang di antara kesibukan bersekolah dan pentingnya karir dengan segala kekurangan yang ada. Akankah 3 cewek sma itu bisa melalui semua ujian kehidupan?
ALVINO
4635      2049     3     
Fan Fiction
"Karena gue itu hangat, lo itu dingin. Makanya gue nemenin lo, karena pasti lo butuh kehangatan'kan?" ucap Aretta sambil menaik turunkan alisnya. Cowo dingin yang menatap matanya masih memasang muka datar, hingga satu detik kemudian. Dia tersenyum.
Hunch
39600      5559     121     
Romance
🍑Sedang Revisi Total....🍑 Sierra Li Xing Fu Gadis muda berusia 18 tahun yang sedang melanjutkan studinya di Peking University. Ia sudah lama bercita-cita menjadi penulis, dan mimpinya itu barulah terwujud pada masa ini. Kesuksesannya dalam penulisan novel Colorful Day itu mengantarkannya pada banyak hal-hal baru. Dylan Zhang Xiao Seorang aktor muda berusia 20 tahun yang sudah hampi...
Love and your lies
5746      1398     0     
Romance
You are the best liar.. Xaveri adalah seorang kakak terbaik bagi merryna. Sedangkan merryna hanya seorang gadis polos. Dia tidak memahami dirinya sendiri dan mencoba mengencani ardion, pemain basket yang mempunyai sisi gelap. Sampai pada suatu hari sebuah rahasia terbesar terbongkar
SHEINA
359      256     1     
Fantasy
Nothing is Impossimble