Read More >>"> She Never Leaves (Best Friend(2)) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - She Never Leaves
MENU
About Us  

Aku pamit dengan mama dan masuk kedalam mobil Ellena. Kaos monyet ini masih muat dibadanku meskipun sudah bertahun – tahun. Kami berangkat bersama menuju salah satu coffee shop kesukaan kami. Perjalanan kami terasa hening dan hanya diiringi oleh alunan musik ringan.

Kami sampai dan memesan 2 gelas coffee, long black untukku dan latte untuk Ellena, kami menghabiskan sore kami disana bertemankan sepiring kentang goring.

“Sharon, setelah tamat, mau lanjutin kuliah lagi ?” Ellena membuka pembicaraan.

“Kurasa tidak dulu, kamu bagaimana ?”

“Aku, tidak ingin pulang. Aku lebih nyaman seperti sekarang ini. karena rumahku terasa bukan seperti rumah bagiku. Yang ada dibenak orangtuaku hanyalah bagaimana mendapatkan uang yang banyak.” Ellena berbicara dengan tatapan kosongnya.

“El, aku tahu kok. Hidup ini tidak selalu berjalan sesuai yang kita inginkan kok. So, kenapa kamu tidak mencoba mengutarakan isi hatimu pada orangtuamu ? mungkin saja mereka mau mendengarkan.”

Ellena menatapku sambil menghela nafasnya. Dengan perasaan berat, akhirnya dia memberitahuku bahwa dia akan melanjutkan pendidikan ke master degree. Dan hal yang memberatkannya adalah dia akan melanjutkan perkuliahannya diluar negeri. Yang berarti dia akan meninggalkanku sendiri dikota ini. Aku terbayang kembali akan perpisahanku dengan Silvi. Binggung akan jawaban apa yang sebaiknya kuberikan padanya. Ingin mendukung sekaligus tidak ingin kehilangan. Aku tidak tahu apa yang sebaiknya kukatakan, sehingga diam menjadi jawabanku saat itu.

Ellena mengantarkanku pulang tanpa banyak berkata. Dia juga tidak meminta pendapatku akan keinginannya. Malam kelulusan kami terasa sangat aneh. Kutunggu hingga Ellena berlalu dan dengan lelahnya menaiki tangga kedalam rumah. Lampu depan masih menyala, tidak seperti biasanya. Kuraih kunci rumah yang berada ditasku dan perlahan masuk kedalam, takut membangunkan mama.

Ada sandal yang tidak kukenali dirak sepatuku. Rumahku juga masih terang, siapa tamu malam – malam begini, pikirku dalam hati. Aku melangkah masuk kedalam dan bisa kudengar pelan suara orang sedang mengobrol. Langkahku terhenti saat kulihat sosok yang sudah begitu lama aku rindukan. Silvi !

“Silvi !” teriakku begitu melihat dia sedang duduk didapur bersama mama.

Aku berjalan mendekatinya dan segera kupeluk dirinya dengan erat. Ada berjuta perasaan yang kusampaikan lewat pelukan erat kami. Seolah mimpi namun bukan. Sahabatku kembali pulang.

Silvi mengajakku bergabung bersama dia dan mama untuk makan malam bersama. Kulihat beberapa bungkusan makanan unik diatas meja, ada ayam, ikan dan juga sayuran serta snack. Mama makan dengan lahap. Kuambil nasi yang berada tidak jauh dari meja dan duduk bersama mereka. Kenangan lama saat makan nasi uduk bersama ketika lulus SMA kembali bermain indah dalam pikiranku saat ini. Kami menghabiskan makanan itu dengan lahap.

Silvi pamit tidak lama setelah kami menyelesaikan cucian kami didapur. Dia tidak menginap karena ingin menghabiskan waktu bersama keluarganya, dia juga tidak memberitahuku berapa lama dia berada disini. Kami tidak banyak bercerita, seolah berubah menjadi orang asing. Kubuka pintu belakang dan melihat Silvi berlalu tidak lama setelah dia pamit dengan mama.

“Ma, Silvi kok aneh ya.”

Mama tampak binggung akan pertanyaanku, dia berpikir sebentar sebelum akhiirnya mulai bercerita bahwa Silvi sebenarnya sudah merencanakan kepulangannya dihari kelulusanku. Dia sengaja tidak membalas pesanku sesering mungkin karena ingin membuat kejutan untukku. Mama yang awalnya merasa ini adalah hal wajar sebagai sahabat memilih untuk membantu Silvi dalam merencanakan kejutannya. Ya, mama silvi selalu singgah kerumah dan memberikan ponsel kepada mama untuk sedikit bercerita tentangku. Dia mencemaskanku karena aku hampir tidak memiliki waktu untuk diri sendiri, termasuk membalas pesan sesering biasanya. Aku tertegun sejenak mendengarkan cerita mama, bagaimana mungkin mama bisa menyimpan hal itu selama ini dariku.

Mama juga memberitahuku bahwa Silvi awalnya ingin datang keacara kelulusan, namun karena penerbangan pesawatnya yang tertunda, dia akhirnya baru bisa sampai kehotel tempat dimana acara kelulusanku dilaksanakan sedikit terlambat, dan kami sudah pergi dari sana. Melenceng dari perencanaan, ditambah kenyataan bahwa mama tidak memiliki ponsel, sehingga sangat sulit bagi Silvi untuk melacak keberadaan kami. Saat dia sampai kerumah, saat itulah dia melihat sebuah mobil kecil membawaku pergi dari rumah.

Silvi tidak mengirimkan pesan apapun padaku dan menunggu kepulanganku dirumah bersama mama. Dia memberitahu mama bahwa dia akan bekerja dikota besar dan tidak akan kembali lagi ke kota ini. Tujuannya pulang kali ini tidak hanya karena dia ingin memberikan kejutan kelulusan padaku, melainkan sebagai salam perpisahan juga. Dia tidak mengenal Ellena, namun dia mengaku bahwa dia bahagia saat mengetahui aku sudah memiliki teman yang tidak kalah baiknya dengan dia.

Perasaanku berkata bahwa dia pasti cemburu pada Ellena. Seharusnya dia memberitahuku bahwa dia ingin datang, aku tidak menyalahkan tujuannya untuk memberikan kejutan, namun jika dia marah karena aku pulang lebih cepat dari acara kelulusanku sehingga dia tidak bisa menemukanku disana, kenapa dia tidak meneleponku ? kenapa dia tidak memberitahuku bahwa dia menungguku pulang kerumah !

Kuraih jaket yang sudah kugantung dan pamit dengan mama, aku akan kerumah Silvi dan meminta penjelasan darinya. Perasaanku terasa sangat tidak enak, dan sedih. Bagaimana bisa dia menghilang tiba – tiba dan muncul tiba – tiba dan disaat yang tidak tepat juga bagiku. Kunyalakan motorku dan melaju dengan kencang menuju rumah Silvi.

Sebuah toko yang sudah tampak usang papan namanya masih berdiri dengan gagahnya didepanku saat ini. Toko yang selalu aku datangi dulunya demi mengajak temanku pergi, meskipun sudah tutup, pintu merahnya tetap menyala dengan terangnya. Kuparkirkan motorku didepan pintu toko tersebut, dan berpikir sejenak. Apakah aku menelepon Silvi atau langsung memanggil namanya. Kukeluarkan ponselku dan mulai mencari nama Silvi.

(bip.. bip)

Sebelum aku menelepon Silvi, panggilan masuk dari Ellena didalam ponselku. Ini sungguh saat yang tidak tepat bagiku. Kureject nomor tersebut dan menelepon Silvi. Panggilan pertamaku tidak diangkat olehnya, aku mencoba panggilan kedua dan sama, tidak ada jawaban. Apakah dia marah padaku. Jika kedatangannya kali ini adalah untuk yang terakhir kalinya, aku tidak ingin kami berpisah tanpa sepatah katapun, ataupun perpisahan kami dalam keadaan marah.

Kuketuk pintu besi yang berada didepanku dengan kuat, suaraku mulai membentuk namanya dan keluar dengan lantangnya. Buka plis, ini tidak akan menyelesaikan masalah. Pintaku dalam hati. Tidak ada jawaban sama sekali dari balik pintu besi tersebut, aku terus memanggil nama Silvi dan ponselku sibuk meneleponnya, sehingga telepon masuk dari Ellena selalu kureject tanpa kusadari. 30 menit berlalu sejak pertama kali aku sampai dirumahnya. Suaraku mulai memelan dan ponselku mulai kehabisan dayanya. Kuketik pesan kepada Silvi dengan kekesalan yang terpendam dalam hatiku, berkata betapa egois dirinya dan berbagai macam hal yang tidak pernah kukatakan padanya. tanpa berpikir apapun aku mengirimkan pesan tersebut padanya dan menyalakan motorku lalu pulang kerumah.

Aku sampai dirumah dan mematikan ponselku, kurebahkan badanku dengan lelahnya dan mulai menagis. Aku menagis tanpa alasan yang kuketahui. Kutarik selimutku menutupi semua badanku dan aku meringkuk layaknya anak kecil. Mama tidak mengangguku sama sekali, dia hanya melihatku masuk kedalam kamar dan menutup pintu dengan kuatnya. Pertanda bahwa aku ingin sendiri. Aku menagis sejadi – jadinya tanpa alasan yang jelas, hingga aku terlelap karena kelelahan.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
Similar Tags
Persapa : Antara Cinta dan Janji
7242      1764     5     
Fantasy
Janji adalah hal yang harus ditepati, lebih baik hidup penuh hinaan daripada tidak menepati janji. Itu adalah sumpah seorang persapa. "Aku akan membalaskan dendam keluargaku". Adalah janji yang Aris ucapkan saat mengetahui seluruh keluarganya dibantai oleh keluarga Bangsawan. Tiga tahun berlalu semenjak Aris mengetaui keluarganya dibantai dan saat ini dia berada di akademi persa...
in Silence
421      293     1     
Romance
Mika memang bukanlah murid SMA biasa pada umumnya. Dulu dia termasuk dalam jajaran murid terpopuler di sekolahnya dan mempunyai geng yang cukup dipandang. Tapi, sekarang keadaan berputar balik, dia menjadi acuh tak acuh. Dirinya pun dijauhi oleh teman seangkatannya karena dia dicap sebagai 'anak aneh'. Satu per satu teman dekatnya menarik diri menjauh. Hingga suatu hari, ada harapan dimana dia bi...
Koma
17308      2904     5     
Romance
Sello berpikir bisa menaklukkan Vanda. Nyatanya, hal itu sama halnya menaklukkan gunung tinggi dengan medan yang berbahaya. Tidak hanya sulit,Vanda terang-terangan menolaknya. Di sisi lain, Lara, gadis objek perundungan Sello, diam-diam memendam perasaan padanya. Namun mengungkapkan perasaan pada Sello sama saja dengan bunuh diri. Lantas ia pun memanfaatkan rencana Sello yang tak masuk akal untuk...
Benang Merah, Cangkir Kopi, dan Setangan Leher
225      182     0     
Romance
Pernahkah kamu membaca sebuah kisah di mana seorang dosen merangkap menjadi dokter? Atau kisah dua orang sahabat yang saling cinta namun ternyata mereka berdua ialah adik kakak? Bosankah kalian dengan kisah seperti itu? Mungkin di awal, kalian akan merasa bahwa kisah ini sama seprti yang telah disebutkan di atas. Tapi maaf, banyak perbedaan yang terdapat di dalamnya. Hanin dan Salwa, dua ma...
The Twins
4061      1400     2     
Romance
Syakilla adalah gadis cupu yang menjadi siswa baru di sekolah favorit ternama di Jakarta , bertemu dengan Syailla Gadis tomboy nan pemberani . Mereka menjalin hubungan persahabatan yang sangat erat . Tapi tak ada yang menyadari bahwa mereka sangat mirip atau bisa dikata kembar , apakah ada rahasia dibalik kemiripan mereka ? Dan apakah persahabatan mereka akan terus terjaga ketika mereka sama ...
The Red Eyes
21552      3007     4     
Fantasy
Nicholas Lincoln adalah anak yang lari dari kenyataan. Dia merasa dirinya cacat, dia gagal melindungi orang tuanya, dan dia takut mati. Suatu hari, ia ditugaskan oleh organisasinya, Konfederasi Mata Merah, untuk menyelidiki kasus sebuah perkumpulan misterius yang berkaitan dengan keterlibatan Jessica Raymond sebagai gadis yang harus disadarkan pola pikirnya oleh Nick. Nick dan Ferus Jones, sau...
Weak
217      171     1     
Romance
Entah sejak kapan, hal seromantis apapun kadang terasa hambar. Perasaan berdebar yang kurasakan saat pertama kali Dio menggenggam tanganku perlahan berkurang. Aku tidak tahu letak masalahnya, tapi semua hanya tidak sama lagi. Kalau pada akhirnya orang-orang berusaha untuk membuatku menjauh darinya, apa yang harus kulakukan?
Simplicity
9329      2239     0     
Fan Fiction
Hwang Sinb adalah siswi pindahan dan harus bertahanan di sekolah barunya yang dipenuhi dengan herarki dan tingkatan sesuai kedudukan keluarga mereka. Menghadapi begitu banyak orang asing yang membuatnya nampak tak sederhana seperti hidupnya dulu.
Why Joe
1094      565     0     
Romance
Joe menghela nafas dalam-dalam Dia orang yang selama ini mencintaiku dalam diam, dia yang selama ini memberi hadiah-hadiah kecil di dalam tasku tanpa ku ketahui, dia bahkan mendoakanku ketika Aku hendak bertanding dalam kejuaraan basket antar kampus, dia tahu segala sesuatu yang Aku butuhkan, padahal dia tahu Aku memang sudah punya kekasih, dia tak mengungkapkan apapun, bahkan Aku pun tak bisa me...
Balada Cinta Balado
14542      2757     19     
Humor
"Hidup atau dilahirkan memang bukan pilihan kita, tapi dalam HIDUP KITA HARUS MEMILIKI PILIHAN". Mungkin itu adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan kehidupanku sekarang ini. Kehidupan yang sangat Liar Binasa menyedihkan. Aku sering dijadikan bahan bertema kehidupan oleh teman dan juga keluargaku sendiri. Aku tidak pernah menyangka rencana kehidupanku yang sudah disiapkan dengan ...