Ku beri tahu satu hal.
Aku bisa melihat hantu.
Mereka ada di mana-mana. Mereka menyebar, tak mengelompok seperti makhluk sosialita. Mereka individu, dengan masalahnya masing-masing selama hidup. Yang terlebih utama, mereka memang ada. Nyata adanya.
Mereka memiliki wajah yang pucat. Mereka selalu terlihat kedinginan, dan muncul di saat-saat yang tak bisa dibayangkan. Kadang aku menyebutnya sebagai teka-teki yang tak terpecahkan. Waspadalah kepada para hantu. Kalian harus abai jika tak sengaja bertemu salah satu dari mereka. Jangan, jangan kasihan pada mereka! Jangan sekali-kalipun merasa kasihan kepada mereka. Kalian kasihan sekali, sama saja kalian cari mati.
Bisa saja itu kedok agar mereka bisa menganggumu. Memangnya kalian tahu apa? Apa pengetahuan kalian tentang para hantu melebihi besarnya pengetahuanku?
Jangan sombong bila kalian belum pernah mendengar bagaimana perjalanan hidupku dimulai ketika pertama kali melihat mereka. Dan aku bersumpah agar hal yang menimpa diriku, tak menimpa juga pada orang lain.
Bersyukurlah jika kalian hanya merinding atau tiba-tiba merasa dingin jika tak sengaja berpapasan dengan mereka. Karena sesungguhnya, ketika saatnya netra terbuka dan bisa melihat bagaimana wujud asli mereka, saat itu juga rasanya ingin mati.
Tapi ketakutan itu tak sepenuhnya berlaku untukku.
Entahlah. Aku juga tidak tahu bagaimana aku harus menyebutnya. Terkadang aku menyebutnya kutukan. Terkadang aku menyebutnya anugerah.
Yang jelas, gadis bernama Clara ini memiliki berlembar-lembar cerita yang tak biasa tentang hantu. Mungkin bisa menjadi petualangan, atau mungkin bisa menjadi potongan-potongan film. Mulai dari yang menakutkan, menjengkelkan, hingga menyedihkan. Diukur dari titik ini.