Loading...
Logo TinLit
Read Story - High Quality Jomblo
MENU
About Us  

No word except I Love You.
--Laudito  Nugroho--

TERLIHAT, Laut yang sedang duduk di sofa ruang tengah rumahnya. Jarinya memegang stick play station dengan mata yang begitu fokus pada layar kaca di hadapannya. 
Di sisi lain, seorang wanita keluar dari kamar. Dia duduk tepat di samping Laut. Memperhatikan pria itu dengan seksama. Bagaimana pria itu sibuk dengan play station di hadapannya, dan bagaimana pria itu mengacuhkannya. 
Berbeda dengan Laut. Pria itu tak nyaman ditatap begitu. Membuat Laut berdecak dengan kesal dan enggan untuk melanjutkan kegiatannya, "Laut masih marah sama Mama?"
Tidak ada jawaban sama sekali yang keluar dari bibir Laut. Dia sibuk pada layar di depan sana. Tidak peduli dengan pertanyaan wanita di sampingnya itu. Laut marah, seharusnya perempuan itu paham.
"Laut masih benci ya sama Mama?" Perempuan itu menyandarkan kepalanya di sandaran sofa. Menghela napas putus asa. Ia tahu, kesalahannya berdampak besar untuk Laut. 
"Mama bikin Laut benci sama perempuan. Mama bikin Laut nggak bisa memberi kepercayaan sama perempuan mana pun." Sarkas Laut, dengan nada yang sangat marah.
Wanita setengah baya itu hanya tersenyum, senyum yang dipaksakan. Dia memang telah mengubah sudut pandang Laut pada wanita sejak usia putranya itu tepat berusia dua puluh empat tahun, "Mama tau, Mama paham. Mama minta maaf, Laut."
"Laut nggak nyangka bisa dilahirkan dari rahim orang seperti Mama. Mama seperti orang yang tidak punya harga diri, mau diobral sana-sini."
Kata-kata Laut berhasil menusuk perempuan itu. Karena Laut adalah putranya sendiri, dan laki-laki itu menyesal karena dia yang melahirkan, "Mama melakukan itu karena kesepian, Laut. Papa kamu sibuk bekerja keluar Kota."
"Sibuk bukan alasan untuk berkhianat, Ma. Apalagi, dengan orang yang seumuran dengan Laut. Laut malu, Ma.”
Sejenak hening, Laut masih sibuk dengan sticknya. Seolah-olah ia sudah ahli dengan benda yang ada dihadapannya, jadi ia tak terganggu bila ada yang mengajak ia bicara. Sementara wanita itu masih sibuk berfikir, mencari jalan keluar dari rasa canggung diantara mereka.
"Laut sudah punya pacar lagi?"
Laut terkekeh sinis, meski terselip senyum miris yang nyata di sana, "Apa Mama nggak lihat apa yang Mama lakukan? Bagaimana bisa Laut punya pacar?"
"Rani baik. Mama suka sama Rani. Kenapa kamu putus dengan Rani?" Wanita itu berbicara begitu karena hanya Rani satu-satunya perempuan yang pernah di ajak Laut datang ke rumah ini dan berkenalan dengan kedua orang tua Laut.
"Sama kayak Mama. Nggak punya harga diri, pengkhianat dan tidak pantas dicintai.”
Wanita itu membeku, “Jadi, kamu belum akan menikah?"
"Mama Laut sendiri saja seperti itu. Bagaimana pandangan para perempuan ke Laut? Laut nggak mau kena karma lagi, Ma. Cukup Rani. Itupun sudah terlalu sakit untuk Laut."
Dan Laut masuk ke dalam kamarnya. Dia keluar dan duduk di balkon kamar itu yang berada di lantai dua untuk menenangkan dirinya. 
Diambilnya sebatang rokok juga pematik. Lamat-lamat Laut menatap dua benda itu. Namun, melihat raut wajah gadis belasan tahun beberapa waktu lalu saat kecewa, membuat Laut merasa berdosa. Maka, saat itu ia memilih untuk membuang dua benda tersebut. Laut harus berhenti. Berhenti membunuh diri sendiri, berhenti mengecewakan orang yang dicintainya.

***


PANGGILAN  telepon di ponsel Ayunda berdering sangat nyaring. Gadis itu segera mengangkatnya. Tanpa menunggu lama, ada suara keras yang menguar dari sana. Zara meneriaki gadis itu dengan suara yang spektakuler.
Tentu saja, Ayunda langsung menjauhkan benda pipih itu dari jangkauan telinganya,  berusaha menyelamatkan pendengaran dari suara Zara.
"Lo dimana?? Gue sama anak-anak udah nunggu sampai pangeran datang dan melamar gue!"
"Ini OTW. Udah, nggak usah lebay. Pesenin dulu mi ayam Bu Yanti."
Setelah sambungan telepon putus, Ayunda segera menuju ke arah kantin. Menghiraukan tatapan siswa lain yang menatapnya dengan dahi berkerut. Memang salah, kalau jalan sendirian di sekolah? Mustahil kalau gue main sama anak di kelas.
Ayunda berjalan biasa, ia hanya mempercepat langkahnya agar segera sampai ke kantin sekolah. Namun di samping itu, seseorang menghalangi langkahnya. Ayunda tentu saja langsung berhenti. Kepalanya mencari akal agar bisa bebas dari orang-orang di depannya sekarang.
“Permisi."
"Tunggu!"
Ayunda menoleh, ia menatap ke arah tiga cewek tadi. Ada tiga orang, yang satu dengan rambut panjang tergerai, yang satunya rambut panjang diikat kuda, satunya lagi rambut pendek sebahu.
"Iya?"
"Ada hubungan apa lo, sama Pak Laut?"
Ayunda tersenyum. Begitu banyak ternyata orang yang menyukai Laut. Meski sifat pria itu terkesan buruk di banyak mata, namun hati tidak pernah bisa berbohong. Karena cinta bisa menutupi kesalahan orang itu di mata kita.
"Murid dan guru?" Jawab Ayunda dengan alis naik. 
Gadis berambut panjang tadi berdecak. Dan Ayunda dapat mengetahui nama melalui name-tag di seragam gadis itu. Loli. 
"Gue nggak suka lo deket sama Pak Laut."
Ayunda mengangguk, "Yaudah. Merem aja, beres kan? Sorry, gue buru-buru."
Sebelum Loli melakukan hal yang sama dengan Dissa beberapa bulan lalu, Ayunda memilih untuk menghindar. Ia berharap bahwa kejadian itu hanya akan terjadi selama satu kali saja. Ayunda juga tidak mau mendengar bahwa mereka meminta agar Ayunda menjauh dari Laut. Karena ia tidak akan bisa melakukannya.
Ayunda duduk di samping Wulan dan langsung makan mi ayam yang sudah tersedia, “Tadi gue ketemu sama fans nya Pak Laut. Gue dihadang. Ih kok segitunya banget sih. Gue aja dulu suka sama Kak Satya tapi gak gitu-gitu banget ke Stella."
Stella adalah pacar Satya, mereka resmi pacaran dua hari yang lalu. Tepat setelah Ujian Nasional kelas 12 dilaksanakan.
Wajah Vela yang baru saja menyesap lemonade pesanannya, kini menatap Ayunda panik. Ia meraih wajah Ayunda, memastikan tidak ada luka seperti dulu, “Tapi lo nggak diapa-apain kan?"
"Enggak," Ayunda mengibaskan tangan dan menjauh dari Vela, "Tapi kesel aja mereka lebay gitu."
Ayunda menoleh ke arah Wulan. Biasanya, gadis itu nggak suka jika ada salah satu dari mereka yang memainkan ponsel saat bersama-sama. Namun, kali ini justru Wulan yang sibuk memainkan ponselnya. Ini tidak biasa.
"Wul, lo nggak pa-pa?"
Wulan mengalihkan pandangan untuk menatap Ayunda. Gadis itu menggeleng dengan gugup, “Nggak. Lanjut aja makan lo."
"Emang gitu dari tadi. Dicuekin pacar, biasa."
Penjelasan Zara terdengar tenang. Namun Ayunda yang tidak biasa melihat Wulan seperti itu tetap saja ragu. Ayunda merasa ada yang tidak beres. 
"Oh ya, Ay. Taufan kayaknya mulai deket sama lo, ya?"
Tanpa melepas pandangan dari Wulan yang masih sibuk dengan ponselnya, Ayunda mengangguk, "Dia ngajakin gue nonton film horor, lusa. Soalnya gue pengen banget nonton tapi gak ada yang diajakin."
"Terus, lo terima?" Tanya Zara antusias, "Sumpah ya, gue kasian sama dia. Pacarnya dia itu nggak mau ngakuin. Kayak kelakuan sahabat lo yang satu ini "
"Gue?" Wulan menatap temannya satu-persatu, wajah Wulan menunjukkan ekspresi yang sangat tidak bersahabat, "Gue dilarang pacaran sama orang tua gue. Tahu sendiri kan? Mereka seperti apa."
“Gue terima. Soalnya udah nggak ada jalan lain. Kalian juga takut, kan?”

How do you feel about this chapter?

0 0 2 1 1 0
Submit A Comment
Comments (17)
  • Watermelon16543

    Greget parah 😘

    Comment on chapter BAGIAN SATU : Kamu, Aku, Kita Berbeda.
  • Ayuni912P

    @PauloCleopatra2339 Karena Author kweren! :D

    Comment on chapter END
  • Ayuni912P

    @Cantikalucu ya tapi kenyataan Pak Laut nggak sebaik Laudito Nugroho

    Comment on chapter END
  • Ayuni912P

    @DolphinLuluk Biarin abis Pak Laut jahat. Katanya Guru tapi gak patut digugu dan ditiru

    Comment on chapter END
  • PauloCleopatra2339

    Karakter Ayunda kenapa bisa unyu? Pak Laut juga emesss

    Comment on chapter BAGIAN SATU : Kamu, Aku, Kita Berbeda.
  • Cantikalucu

    Suka banget pasangan ini. Kalau nyata pasti gemesin ya???

    Comment on chapter SEMBILAN BELAS : Tulip Kuning
  • DolphinLuluk

    Emang ya si Ayunda, sopan santunnya kalau sama Laut suka ngawur. Itu gurumu Ayyyyy :D Gemazz

    Comment on chapter BAGIAN DUA : High Quality Jomblo
  • Ayuni912P

    @FANAMORGANA makasih lho haha

    Comment on chapter TIGA PULUH : Ayunda dan Ayah
  • Ayuni912P

    @Kia_kun katanya cinta itu harus diperjuangkan. Itu cara Rani memperjuangkan cintanya.

    Comment on chapter TIGA PULUH : Ayunda dan Ayah
  • Kia_kun

    Rani s egois....

    Ckckck....

    Ngak sadar sama apa yang udah dilakuin eh malah nambah rugi orang lain

    Comment on chapter TIGA PULUH DUA : Berpisah Itu Mudah
Similar Tags
Over panik
344      213     1     
Short Story
Kalian semua pasti pernah merasakan yang namanya panik. Gara gara kepanikan yang tidak terkontrol menciptakan perilaku yang kurang wajar.
Bayang Janji
584      410     2     
Short Story
Mawar putih saksi sebuah janji cinta suci
TRIANGLE
12338      1961     3     
Romance
"Apa pun alasannya, yang namanya perselingkuhan itu tidak bisa dibenarkan!" TRIANGLE berkisah tentang seorang gadis SMA bernama Dentara dengan cerita kesehariannya yang jungkir balik seperti roller coaster. Berasa campur aduk seperti bertie botts bean. Berawal tentang perselingkuhan pacar tersayangnya. Muncul cowok baru yang berpotensi sebagai obat patah hati. Juga seorang dari ...
Forgetting You
4173      1523     4     
Romance
Karena kamu hidup bersama kenangan, aku menyerah. Karena kenangan akan selalu tinggal dan di kenang. Kepergian Dio membuat luka yang dalam untuk Arya dan Geran. Tidak ada hal lain yang di tinggalkan Dio selain gadis yang di taksirnya. Rasa bersalah Arya dan Geran terhadap Dio di lampiaskan dengan cara menjaga Audrey, gadis yang di sukai Dio.
Lempar Kentut Sembunyi Pantat
636      339     4     
Short Story
”Kentut itu lebih kejam daripada pembunuhan.” Bener. Ibarat makan lalapan, kentut adalah petai. Enak, tapi setelahnya jadi petaka bagi orang-orang di sekeliling.
From Ace Heart Soul
592      358     4     
Short Story
Ace sudah memperkirakan hal apa yang akan dikatakan oleh Gilang, sahabat masa kecilnya. Bahkan, ia sampai rela memesan ojek online untuk memenuhi panggilan cowok itu. Namun, ketika Ace semakin tinggi di puncak harapan, kalimat akhir dari Gilang sukses membuatnya terkejut bukan main.
Enigma
1718      917     3     
Inspirational
Katanya, usaha tak pernah mengkhianati hasil. Katanya, setiap keberhasilan pasti melewati proses panjang. Katanya, pencapaian itu tak ada yang instant. Katanya, kesuksesan itu tak tampak dalam sekejap mata. Semua hanya karena katanya. Kata dia, kata mereka. Sebab karena katanya juga, Albina tak percaya bahwa sesulit apa pun langkah yang ia tapaki, sesukar apa jalan yang ia lewati, seterjal apa...
Si Cabai Nakal
513      327     5     
Short Story
Kira-kira, kenapa ya disebutnya si Cabai Nakal? Apakah ini berkisah tentang seonggok cabai?
Daybreak
4400      1837     1     
Romance
Najwa adalah gadis yang menyukai game, khususnya game MOBA 5vs5 yang sedang ramai dimainkan oleh remaja pada umumnya. Melalui game itu, Najwa menemukan kehidupannya, suka dan duka. Dan Najwa mengetahui sebuah kebenaran bahwa selalu ada kebohongan di balik kalimat "Tidak apa-apa" - 2023 VenatorNox
Satu Nama untuk Ayahku
8825      1856     17     
Inspirational
Ayah...... Suatu saat nanti, jikapun kau tidak lagi dapat kulihat, semua akan baik-baik saja. Semua yang pernah baik-baik saja, akan kembali baik-baik saja. Dan aku akan baik-baik saja meski tanpamu.