Read More >>"> High Quality Jomblo (BAGIAN TIGA BELAS : Kota Istimewa) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - High Quality Jomblo
MENU 0
About Us  

Jika ada orang yang tulus mencintaimu, itu hanya aku orangnya.
Jika ada orang lain yang bilang, berarti mereka tidak tulus.

-Laudito Nugroho-

-----

SORE itu, pukul 14:26. Jalanan di sepanjang Yogyakarta basah. Sisa air mata langit yang turun menggenang di jalanan. Meski begitu, tentu tak mengurangi segala aktivitas warga di sana. Terbukti dari banyaknya sapa ramah-tamah di luar sana, beberapa orang yang memakai payung sambil berjalan, kendaraan yang berlalu lalang.

Melihat hal itu membuat bibir gadis itu terukir. Walau bisa jadi itu hanya alasan yang dia buat. Mata itu nyatanya masih saja curi-curi pandang pada yang duduk di depan sana. Sang kopi yang asik bercengkerama namun matanya menatap Ayunda.

"Obralan banyak, lima belas ribuan yang pendek." Suara Dilla yang cempreng tak mengganggu Ayunda. Dia asik memandangi jalanan saja.

"Sok tau, lo yang jual?"

"Yang nyetor." Tawa membahana. Di depan sana, Pak Laut justru mengambil swa foto dengan murid-murid Akuntansi 1 yang kebetulan berada duduk di depan sana. Bahkan banyak yang duduk di belakang maju untuk ikut mampang di ponsel Pak Laut.

"Bentar ya, gue mau ke sana. Ayo, Dar."

"Nggak! Nggak! Mager. Lo aja."

"Halah nggak asik." Dara menjulurkan lidahnya.

Tak menunggu lama, bus sudah berjajar rapi di area parkiran Malioboro. Mesin dimatikan, semua murid dan guru yang tadinya ada di sana segera turun, menyebar ke seluruh penjuru Malioboro untuk membeli oleh-oleh atau cinderamata untuk keluarga.

Waktu yang diberi cukup longgar, guru-guru memberi kesempatan untuk siswa di sana selama 3 jam. Namun, Ayunda hanya cukup menghabiskan waktu 2 jam untuk berbelanja. Sisanya, ia gunakan untuk jalan-jalan dan mencari inspirasi di sini.

"Houwo.
Jangan, jangan kau menolak cintaku.
Jangan, jangan kau ragukan hatiku.
Putuskanlah saja pacarmu.
Lalu bilang I Love You, padaku.."

"Goblok, Mas. Niat ngamen ojo langsung nang reff. Nggak bisa menikmati." Suara seseorang yang membawa gitar menyikut lengan pria yang tadi bernyanyi di depan Ayunda. Sekarang, Ayunda sedang duduk di salah satu bangku yang ada di sana. Mengingat hari ini adalah hari kamis, tentu orang-orang banyak yang masih bekerja dan sekolah. Jadi, Malioboro bisa dibilang tidak ramai.

"Sadar diri aku. Raisa nyanyi." Pria itu mengulurkan bingkis permen. Sedangkan Ayunda langsung memasukkan uang sepuluh ribuan ke dalam sana.

"Makasih, Mba.."

Ayunda hanya tersenyum. Ia kembali menjatuhkan pandangan pada ponselnya. Mengetik lagi beberapa kalimat di sana hingga membentuk membentuk beberapa paragraf.

"Untuk Pak Laut yang aku sukai diam-diam," Senyum Ayunda mengembang. Merasa puas dengan apa yang dia tulis. Jadi, gadis itu langsung mempublikasikan karya barunya. 

Arloji yang melingkar di ponsel gadis itu membuat Ayunda tersenyum. Waktu masih banyak. Ayunda kembali melanjutkan perjalanan menikmati suasa Malioboro. Hingga ketika mata itu bertemu dengan suatu tempat yang menarik perhatiannya, gadis itu memutuskan untuk mengunjungi.

"Mari, Mba.. Mau pesan yang mana?" Sapa penjual itu dengan ramah.

Ayunda tersenyum lebar, “Vanila mix strawberry satu."

"Selamat menikmati.." Tidak butuh waktu lama, ice cream pesanan gadis itu sudah ada di tangan. Ayunda segera membayar dan keluar dari tempat itu sambil menikmati.

Terik matahari samar-samar menyala lagi. Memberi peluk kehangatan pada kota yang masih basah itu. Ayunda melahap benda kesukaannya tersebut dengan penuh hikmat, disambut rasa dingin yang meluber di seluruh ruang mulutnya.

Terlalu asyik menikmati ice cream, membuat Ayunda tidak fokus memandangi jalan. Dia sibuk fokus pada ice creamnya saja. Sampai pada saat Ayunda menghentikan langkah, ia merasakan seseorang menabrak tubuhnya dengan keras.

Ice cream itu jatuh, tetapi meninggalkan noda pada merah jambu baju yang Ayunda kenakan. Ayunda menoleh, matanya sedikit menyipit ke arah cowok dengan seragam putih abu-abu itu yang jauh lebih tinggi darinya.

Samudra, begitu yang tertulis di name-tag seragam sekolah cowok itu. Identitas yang membuat siapapun tahu bahwa laki-laki itu pasti anak SMA.

"Mas, kalau jalan lihat-lihat dong!"

"Lo yang berhenti di tengah jalan. Berani nyalahin gue?" Terlihat jelas bagaimana mata Satya cowok bernama Samudra itu. Awalnya, nyali Ayunda hampir menciut. Tapi api amarahnya kembali berkobar mengingat bajunya yang kotor.

"Nah, udah tau ada orang berhenti kenapa di tabrak?" Tak mau kalah dengan cowok SMA itu, Ayunda ikut bersuara. Mendebat cowok menyebalkan yang baru saja ditemuinya. Biasanya, orang kalau salah itu minta maaf, lha ini, merasa bersalah aja enggak.

"Nah, udah tau ini di tengah jalan masih aja main berhenti ditengah jalan." Ucap Samudra dengan nada yang lebih menjengkelkan, tapi berhasil membuat Ayunda mati kutu. Ayunda tak punya lagi pembelaan diri yang tepat untuk sekarang.

Melihat reaksi Ayunda yang diam, Samudra memilih pergi. Ia kembali ke parkiran dan bersiap menyalakan motornya. Tapi Ayunda buru-buru mendekat, “Eh tunggu dulu! Gue belum selesai," Ayunda meraih lengan Samudra.

Samudra berhenti, matanya menatap gadis itu dengan malas. Satu kata untuk Ayunda, brisik. Hal yang paling dibencinya, “Apa lagi?"

"Gimana dong baju gue?"

"Bukan urusan gue dong."

Ayunda cemberut. Cowok di depannya super menyebalkan, “Tapikan lo yang nabrak gue. Artinya, lo salah. Seenggaknya minta maaf kek! Nggak pantes banget cowok kayak lo sekolah di Kota yang penuh kesopanan ini." Dengus Ayunda sinis, napas gadis itu bahkan memburu hanya karna menahan kesalnya dengan mati-matian.

Sementara itu, Samudra justru mengeluarkan tiga lembar uang lima puluh ribuan dari dalam dompetnya. Dia meraih telapak tangan Ayunda dan meletakkan uang itu di sana, “Lo tanya baju lo gimana, kan? Tuh, buat beli lagi yang baru!" 

Kemudian, Samudra menaiki motornya yang terparkir di sana dan segera pergi. Meninggalkan Ayunda yang masih membulatkan mata dengan rasa kesal yang luar biasa. 

Ayunda meremas-remas uang dalam genggamannya lalu melempar asal, “Cowok rese!! Gue pengen lo minta maaf, lo pikir harga diri gue bisa diganti sama uang lo?"

Ayunda sibuk mengumpat dengan rasa kesalnya pada Samudra. Hingga dia tidak menyadari seseorang berdiri tepat di sampingnya. Laki-laki itu menaruh uang yang Ayunda lempar tadi dalam genggaman Ayunda kembali.

"Sayang kalau dibuang. Mending buat beli baju." 

Kalau kalian belum pernah melihat orang gila, kalian boleh menatap air wajah frustasi Ayunda sekarang. Nggak lucu, di saat dia sedang kesal, pria yang dicintai gadis itu justru datang dan tersenyum hangat sambil menenangkannya.

"Nggak segampang itu, Pak. Dia rese banget. Jelas-jelas dia salah. Tapi minta maaf aja enggak. Nggak punya tata krama gitu. Dia sekolah pasti banyak bolosnya!"

Laut tertawa mendengar penuturan Ayunda. Sedetik setelahnya, pria itu melepas jaket yang ia kenakan, menyampirkan pada kedua bahu Ayunda.

"Nggak mau? Kalau gitu, pakai ini aja. Simpan aja uangnya, lumayan buat beli kuota. Soalnya, nggak mungkin jugakan ketemu sama dia lagi?"

Ayunda masih saja cemberut. Dulu, di pertemuan pertama Laut salah namun bertanggung jawab. Sekarang, orang lain salah dan Laut juga yang bertanggung jawab. 

"Tapi ini bukan gara-gara Pak Laut. Pak Laut nggak perlu kayak gini." 

Ayunda melepaskan jaket Laut. Dia teringat jaket pertama Laut yang tidak dia kembalikan. Mau dikembalikan, udah terlanjur cinta sama pemiliknya. Buat kenang-kenangan aja. Jadi, Ayunda takut jika nanti jaket ini nggak kembali ke Laut dan almari Ayunda kebanyakan jaket Laut.

Namun, sebelum dilepaskan oleh Ayunda, Laut mencegahnya. Membiarkan jaket itu membungkus tubuh mungil Ayunda, “Tapi baju kamu kotor, apa mau saya cuciin?"

"Eh?"

Laut tertawa, dia juga ingat pertemuan pertama mereka dulu. Jika dipikir-pikir, Laut terlalu galak, “Saya mau nyuciin baju kamu, kan bonusnya surga dunia."

"Ah itu," Ayunda tertawa, dua pipinya merona. Dia merasakan seluruh darahnya memanas hingga sampai pada dua telinganya. Refleks, Ayunda mengeratkan jaket Laut di tubuhnya.

Mereka berdua beriringan di sepanjang perjalanan menuju parkiran. Lalu, terjadi dialog seperti ini.

Laut : Kayaknya hidup kamu sial banget ya? Kalau ketemu orang, pasti harus ketabrak dulu.
Ayunda : Iya? Jahat ah Pak Laut.
Laut : Bener, kan? Berapa kali saya nabrak kamu coba? Terus tadi juga ditabrak Samudra. Eh namanya kembar ya?
Ayunda : Iya kembar. Hobinya juga kembar sih, nabrak orang. Rese.
Laut : Rese ya?
Ayunda : Iya.
Laut : Yaudah, kalau gitu saya pergi aja.
Ayunda : Pak Laut.. Jangan pergi.

How do you feel about this chapter?

0 3 2 0 0 0
Submit A Comment
Comments (17)
  • Watermelon16543

    Greget parah 😘

    Comment on chapter BAGIAN SATU : Kamu, Aku, Kita Berbeda.
  • Ayuni912P

    @PauloCleopatra2339 Karena Author kweren! :D

    Comment on chapter END
  • Ayuni912P

    @Cantikalucu ya tapi kenyataan Pak Laut nggak sebaik Laudito Nugroho

    Comment on chapter END
  • Ayuni912P

    @DolphinLuluk Biarin abis Pak Laut jahat. Katanya Guru tapi gak patut digugu dan ditiru

    Comment on chapter END
  • PauloCleopatra2339

    Karakter Ayunda kenapa bisa unyu? Pak Laut juga emesss

    Comment on chapter BAGIAN SATU : Kamu, Aku, Kita Berbeda.
  • Cantikalucu

    Suka banget pasangan ini. Kalau nyata pasti gemesin ya???

    Comment on chapter SEMBILAN BELAS : Tulip Kuning
  • DolphinLuluk

    Emang ya si Ayunda, sopan santunnya kalau sama Laut suka ngawur. Itu gurumu Ayyyyy :D Gemazz

    Comment on chapter BAGIAN DUA : High Quality Jomblo
  • Ayuni912P

    @FANAMORGANA makasih lho haha

    Comment on chapter TIGA PULUH : Ayunda dan Ayah
  • Ayuni912P

    @Kia_kun katanya cinta itu harus diperjuangkan. Itu cara Rani memperjuangkan cintanya.

    Comment on chapter TIGA PULUH : Ayunda dan Ayah
  • Kia_kun

    Rani s egois....

    Ckckck....

    Ngak sadar sama apa yang udah dilakuin eh malah nambah rugi orang lain

    Comment on chapter TIGA PULUH DUA : Berpisah Itu Mudah
Similar Tags
Time Travel : Majapahit Empire
47426      4656     9     
Fantasy
Sarah adalah siswa SMA di surabaya. Dia sangat membenci pelajaran sejarah. Setiap ada pelajaran sejarah, dia selalu pergi ke kantin. Suatu hari saat sekolahnya mengadakan studi wisata di Trowulan, sarah kembali ke zaman kerajaan Majapahit 700 tahun yang lalu. Sarah bertemu dengan dyah nertaja, adik dari raja muda Hayam wuruk
Untouchable Boy
593      416     1     
Romance
Kikan Kenandria, penyuka bunga Lily dan Es krim rasa strawberry. Lebih sering dikenal dengan cewek cengeng di sekolahnya. Menurutnya menangis adalah cara Kikan mengungkapkan rasa sedih dan rasa bahagianya, selain itu hal-hal sepele juga bisa menjadi alasan mengapa Kikan menangis. Hal yang paling tidak disukai dari Kikan adalah saat seseorang yang disayanginya harus repot karena sifat cengengnya, ...
Kesya
10572      2581     5     
Fan Fiction
Namaku Devan Ardiansyah. Anak kelas 12 di SMA Harapan Nasional. Karena tantangan konyol dari kedua temanku, akhirnya aku terpaksa harus mendekati gadis 'dingin' bernama Kesya. Awalnya pendekatan memang agak kaku dan terkesan membosankan, tapi lama-kelamaan aku mulai menyadari ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh Kesya. Awal dari ancaman terror dikelas hingga hal mengerikan yang mulai ...
Distance
1680      658     4     
Romance
Kini hanya jarak yang memisahkan kita, tak ada lagi canda tawa setiap kali kita bertemu. Kini aku hanya pergi sendiri, ke tempat dimana kita di pertemukan lalu memulai kisah cinta kita. Aku menelusuri tempat, dimana kamu mulai mengatakan satu kalimat yang membuat aku menangis bahagia. Dan aku pun menelusuri tempat yang dimana kamu mengatakan, bahwa kamu akan pergi ke tempat yang jauh sehingga kit...
Invisible
661      418     0     
Romance
Dia abu-abu. Hidup dengan penuh bayangan tanpa kenyataan membuat dia merasa terasingkan.Kematian saudara kembarnya membuat sang orang tua menekan keras kehendak mereka.Demi menutupi hal yang tidak diinginkan mereka memintanya untuk menjadi sosok saudara kembar yang telah tiada. Ia tertekan? They already know the answer. She said."I'm visible or invisible in my life!"
Ojek Payung
482      349     0     
Short Story
Gadis ojek payung yang menanti seorang pria saat hujan mulai turun.
Somehow 1949
8954      2133     2     
Fantasy
Selama ini Geo hidup di sekitar orang-orang yang sangat menghormati sejarah. Bahkan ayahnya merupakan seorang ketua RT yang terpandang dan sering terlibat dalam setiap acara perayaan di hari bersejarah. Geo tidak pernah antusias dengan semua perayaan itu. Hingga suatu kali ayahnya menjadi koordinator untuk sebuah perayaan -Serangan Umum dan memaksa Geo untuk ikut terlibat. Tak sanggup lagi, G...
F.E.A.R
8617      1540     5     
Romance
Kisah gadis Jepang yang terobsesi pada suatu pria. Perjalanannya tidak mulus karena ketakutan di masa lalu, juga tingginya dinding es yang ia ciptakan. Ketakutan pada suara membuatnya minim rasa percaya pada sahabat dan semua orang. Bisakah ia menaklukan kerasnya dinding es atau datang pada pria yang selalu menunggunya.
Haruskah Ku Mati
34142      5408     65     
Romance
Ini adalah kisah nyata perjalanan cintaku. Sejak kecil aku mengenal lelaki itu. Nama lelaki itu Aim. Tubuhnya tinggi, kurus, kulitnya putih dan wajahnya tampan. Dia sudah menjadi temanku sejak kecil. Diam-diam ternyata dia menyukaiku. Berawal dari cinta masa kecil yang terbawa sampai kami dewasa. Lelaki yang awalnya terlihat pendiam, kaku, gak punya banyak teman, dan cuek. Ternyata seiring berjal...
NI-NA-NO
1392      640     1     
Romance
Semua orang pasti punya cinta pertama yang susah dilupakan. Pun Gunawan Wibisono alias Nano, yang merasakan kerumitan hati pada Nina yang susah dia lupakan di akhir masa sekolah dasar. Akankah cinta pertama itu ikut tumbuh dewasa? Bisakah Nano menghentikan perasaan yang rumit itu?