Ia tidak mungkin menutup hati untuk selamanya, ia hanya membutuhkan waktu untuk menyembuhkan luka yang sempat ada di hatinya.
***
Cia menatap Alden menuntut penjelasan membuat laki-laki tua itu menghela napas berat. Dia takut putrinya itu tersinggung karena keputusan yang dia buat bersama Glenn.
“Jelasin semuanya, Dad. Aku enggak mungkin ngerti kalau Dad cuma diam aja,” ucap Cia.
“Oke, kamu dengar baik-baik, ya. Dad dan Om Glenn sudah membuat kesepakatan sejak lama. Kami enggak akan maksa kalian untuk mengikuti keputusan kami. Kami berniat menjodohkan kalian berdua,” ucap Alden membuat David maupun Cia membelalakkan mata mereka tidak percaya.
Mereka berdua tidak mengerti dengan jalan pikiran kedua orang tua mereka, terutama Cia. Mengapa Alden ingin menjodohkannya dengan orang yang bahkan ia tidak kenali sama sekali? Ia tertawa dalam hati ketika sebuah alasan melintas di benaknya. Ia yakin Alden takut bahwa ia trauma berhubungan dengan laki-laki karena masa lalunya.
Alden terlalu mengkhawatirkannya dan ia sangat tidak suka akan hal itu. Bukan … bukan ia tidak berniat mencari pacar, hanya saja ia terlalu takut untuk merasakan pahitnya cinta untuk kedua kali. Ia membutuhkan waktu untuk mengobati luka yang menganga.
“Jangan berpikir kalau semua ini ada sangkut pautnya sama masa lalu kamu, Cia. Kami sudah lama membuat kesepakatan ini, cuma sekarang baru sempat membahas perjodohan ini ke kalian. Kalian bisa coba jalani dulu, kalau emang tidak cocok, perjodohannya batal,” jelas Alden.
Cia mengembuskan napas perlahan sebelum memejamkan matanya. Apakah dengan menjalani perjodohan ini, hidupnya akan berubah? Apakah laki-laki itu adalah orang yang tepat? Dan apakah dia sudah siap untuk membuka lembaran baru.