SHE IS…
"Your greatness is you can turn the world's eyes to you."
- Ariasanny -
***
Berita kepindahannya sudah merebak seantero sekolah. Siapa yang tidak tahu mengenai desas desus si murid baru. Cantik, mata bulat cemerlang, keturunan campuran Indonesia-Jepang. Ia lebih terlihat seperti artis dari negeri sakura.
Menurut isu, gadis itu menjadi murid baru di kelas X-3. Karena itulah keadaan kelas riuh ramai. Membayangkan ini itu tentang wanita pindahan dari Sapporo tersebut. Heboh, bahkan sebelum langkah kakinya memasuki kelas.
Di pelajaran kedua, gadis itu benar-benar datang. Desas desus itu benar. Senyumnya sangat luar biasa. Ia punya kombinasi lesung pipi, gingsul, serta bola mata hitam legam nan jernih. Tinggi badannya terbilang mungil dengan bahu kecil dan rapuh.
Ia menyebutkan namanya, Feya Ryuuna. Golongan darah O.
Entah kenapa ia menyisipkan golongan darah di bagian perkenalan. Tapi sebuah artikel menyebutkan orang Jepang terkadang menilai karakter seseorang berdasarkan golongan darah. Dan pada beberapa orang, ini jadi kebiasaan untuk mengenali orang lain. Dari artikel itu disebutkan golongan darah O punya sifat riang dan mudah ditebak.
Si murid baru berjalan mantap saat wali kelas mempersilahkannya duduk di bangku yang kosong. Sialnya bangku itu adalah di samping bangku Sanny. Hanya di sana yang kosong.
Kontan Sanny menggeserkan kursi menjauhi calon tempat duduk si murid baru, yang membuat seluruh mata serempak menoleh padanya.
Jujur saja, Sanny tidak suka membagi tempat duduk dengannya. Hal itu tergambar jelas dari gestur tubuhnya. Tapi, ia tidak mungkin protes karena kursi itu bukan miliknya. Semua orang punya hak duduk di sana.
BUK! Bahkan duduk pun gadis itu heboh hingga menimbulkan bunyi.
Kemudian, ditawarkannya senyum dengan lesung pipi mencuat pada Sanny.
Ia tidak menjulurkan tangan, seolah tahu Sanny akan terganggu dan abai. Ia hanya menundukkan kepala dan tersenyum, lalu menunjukkan sederet gigi rapi.
"Watashi wa Feya Ryuuna desu!"[1] ucapnya, dengan logat Jepang yang kental.
Sanny hanya diam, enggan berkomentar.
"Eeto~ apa golongan darahmu?" kali ini ia memasang senyum yang mirip seperti bocah berumur lima tahun. Ia mencondongkan badan pada Sanny dan menunjukkan wajah sangat penasaran, tidak peduli dengan banyak mata yang memperhatikan mereka, termasuk wali kelas.
Sanny malas berbasa-basi, makanya ia lontarkan jawaban dengan sinis.
"Kamu, bisa diam engga?"
Gadis bernama Feya itu kehilangan senyum di wajahnya. Sekarang ia merengut hampir menangis. Namun... sedetik kemudian ia melengkungkan bibirnya lagi. Kali ini lebih sumringah. Kalau saja Sanny seorang pria mungkin ia akan jatuh cinta pada senyum semacam itu.
"Wakarimashita[2], golongan darahmu pasti B," sahutnya lagi.
Sanny tidak habis pikir. Gadis ini keras kepala atau tidak paham maksud perkataannya. Ia menyenggol lengan Sanny sebelum pandangan matanya fokus pada wali kelas yang mulai berkoar-koar tak jelas.
Sadar atau tidak, sosoknya kelihatan berkilau. Kulit putih susunya mengingatkan Sanny pada susu vanilla kesukaan di waktu kecil. Sekaligus mengingatkan pula bahwa di waktu SMP rambutnya pernah disiram susu vanilla yang ia bawa. Sanny di-bully, dijauhi, dan sejak itu Sanny jadi tidak punya teman. Bahkan tidak ada yang mau duduk sebangku dengannya.
Lucu memang, karena teman sebangkunya yang pertama justru gadis yang meributkan golongan darah. Juga gadis yang menggigiti tutup pulpen saat ditanyai pertanyaan yang membuatnya bingung. Pertanyaan itu muncul dari seorang laki-laki di depan bangku mereka.
"Kamu punya pacar?"
"Ano... apa pacar itu sesuatu yang bisa dimakan?"
"..."
***
FIN
[1] Namaku Feya Ryuuna
[2] Aku mengerti
Pembaca yang baik harap tinggalkan jejak ya
Terima kasih
Liani April
Arigatou @dede_pratiwi
Comment on chapter Prolog