Siapa sih yang gak suka hujan? Banyak yang bilang bunyi percikan hujan bisa membuat pikiran tenang. Tapi berbeda dengan Fanny, gadis yang bernama lengkap Tifanny Lyta ini sangat membenci hujan. Pengalaman buruk dihidupnya banyak terjadi saat hujan. Contohnya kecelakaan mobil yang membuat kedua orang tuanya meninggal adalah karena licinnya jalanan membuat ban mobil tergelincir dan masuk ke jurang. Dan saat itu sedang hujan.
Sekarang Fanny tinggal bersama adik dari ibunya. Tante Pita, dia belum menikah makanya dia mau membawa Fanny kerumahnya untuk menemaninya. Tante Pita mempunyai usaha toko kue yang sudah bercabang dimana mana.
Kadang, sepulang kuliah Fanny sering mampir ke toko kue yang dimana Tante Pita selalu stay melihat karyawannya bekerja. Fanny juga sering membantu karyawan disana.
"FANNY!"
Uhuk..
Tante Pita dengan cepat menuang air kedalam gelas dan memberikannya pada Fanny.
"Siapa sih? Pagi pagi teriak?"
Fanny mengangkat bahunya "palingan orang iseng, Tan"
"FANNY!"teriaknya sekali lagi.
"Coba kamu lihat deh, kayaknya beneran nyariin kamu"
Fanny mengangguk lalu berdiri dan berjalan kearah pintu. Saat pintu dibuka, terpampanglah seorang laki laki yang duduk diatas motornya sambil tersenyum lebar.
"Ngapain sih teriak teriak? Lo mau gue digorok sama tetangga gara gara suara lo?"
Tapi senyuman lebar laki laki ini tidak hilang dari wajahnya walaupun Fanny sudah memberikannya caci maki.
"Gak! Buruan lo siap siap, gue tungguin. Kita berangkat bareng"
"Gue gak mau!"tolak Fanny mentah mentah lalu beranjak ingin masuk ke dalam lagi tapi lengannya ditahan oleh laki laki ini.
"Eh.. tunggu, ayolah, janji deh gue gak ngebut lagi dan gue udah siapin lo helm"
Fanny menatap tajam laki laki ini "awas aja ya kalo gue hampir jatuh lagi trus awas juga kalo rambut gue berantakan lagi"
Laki laki ini mengangguk sambil tersenyum yang makin lebar.
Fanny kembali masuk kedalam "Tan, aku pergi ya"pamit Fanny pada Tante Pita yang sedang memasukkan beberapa lembar kertas pesanan kue kedalam tasnya.
"Iya.. hati hati. Pulang nanti mau tante jemput?"
"Gak usah, Tan. Aku naik angkot aja"
Setelah berpamitan dengan Tante Pita, Fanny bergegas keluar. Sebelum itu perkenalkan dulu laki laki yang tadi teriak teriak nama Fanny.
Adrian Jovi, laki laki yang sudah berteman dengan Fanny sejak kecil bahkan mereka sekarang satu kampus dan satu jurusan. Sangat tidak mungkin kan kalau mereka berdua tidak saling suka? Sepertinya ini hanya berlaku pada Adrian. Sejak SMP Adrian sudah menyukai Fanny, tapi setelah perasaannya dinyatakan jawaban Fanny adalah "lo suka sama gue? Ad, kita udah lama temenan, gue cuma anggap lo sahabat. Lagian kan gue sering cerita sama lo kalo gue lagi suka sama orang" Siapa coba yang gak sakit digituin? Walaupun begitu Adrian masih tetap ingin mendapatkan hati Fanny selamanya.
"Pulang nanti, gue tunggu ditaman kampus ya? Ada yang mau gue omongin sama lo"
Fanny hanya mengangguk lalu memberikan helmnya pada Adrian.
"Ohya, hari ini gue mau bilang ke Alex kalo gue suka sama dia. Doa'in gue ya, supaya gue diterima"
Kalian pasti tau lah gimana hati Adrian sekarang. Adrian hanya bisa mengangguk sambil tersenyum paksa.
"Kalo gitu gue masuk kelas dulu, bye"
Alex adalah laki laki yang berhasil menghambil hati Fanny. Sebenarnya Fanny tidak terlalu kenal dengan Alex. Mereka saat SMA satu sekolah dan satu kelas, ya.. tapi tidak terlalu dekat. Hanya tau nama dan wajah. Bisa dibilang Fanny hanyalah penggemar rahasia.
Fanny berjalan menuju kelasnya sambil memegang surat yang sudah ia tulis kemarin untuk dikasih ke Alex.
Rencananya, pulang nanti Fanny akan kasih surat ini, karena Adrian ingin membicarakan sesuatu pada Fanny pulang nanti. Fanny harus ngasih surat ini sekarang, mumpung kelas belum dimulai.
Fanny sudah memutari kampus tapi tak terlihat sedikit batang hidung Alex. Jadi, mau tak mau Fanny harus menunggu saat pulang nanti.
💧
Jam kuliah telah berakhir, Adrian sudah duduk ditaman menunggu kedatangan Fanny. Tapi sudah 1 jam ia menunggu tak ada tanda tanda Fanny datang. Tidak mungkin kan kalau Fanny lupa? Tujuan Adrian saat ini adalah ingin menyatakan perasaannya 'lagi' pada Fanny.
Mungkin gagal lagi untuk saat ini melihat Fanny yang tak kunjung datang. Dan juga langit mulai gelap dan sebentar lagi air akan turun dari sana.
💧
Berbeda dengan Adrian, Fanny sekarang malah berjalan menyusuri trotoar dengan air mata yang mengalir dipipinya. Tapi sepertinya tidak akan ada yang tau kalau Fanny menangis karena ia sedang berjalan dan menangis di bawah hujan sekarang.
Alasannya adalah karena saat pulang tadi Fanny akan menjalankan aksinya. Dia mengikuti Alex sampai ke mobil dan saat Alex ingin membuka pintu mobil barulah Fanny memanggilnya.
Dengan perasaan gugup dan bicaranya jadi terbata bata, Fanny ingin memberikan surat cintanya.
Tapi, apa yang terjadi? Kaca jendela mobil Alex terbuka dan menampilkan sosok perempuan yang tidak lain adalah sahabat Fanny dulu saat SMP, sambil bilang "sayang, ayo, eh.. Fanny ya?" Siapa yang nggak kesel digituin? Fanny pun mengurungkan niatnya, karena dari omongan perempuan itu, mereka berdua sudah mempunyai hubungan mereka sendiri.
Dan.. ya, tepat saat itu beberapa rintik air jatuh ke tanah. Fanny jadi benar benar membenci hujan.
"Ya ampun Fanny?! Kok basah basah gini? Masuk dulu"kaget Tante Pita saat melihat keponakannya yang sudah basah kuyup masuk ke tokonya.
Tante Pita membalutkan handuk keseluruh badan Fanny dan membuatkannya secangkir teh hangat.
"Kamu kenapa? Kalo hujan teduhan dulu, jangan gini. Kamu ada masalah?"
Fanny menggeleng "nggak apa apa kok, Tan"
"Kita pulang 10 menit lagi ya, kalo kamu mau apa apa tinggal bilang, kau tehnya kurang minta lagi, kalo kamu laper makan aja roti roti disini, ya?"
Walaupun hanya keponakan perhatian Tante Pita sangat besar pada Fanny. Ia tidak segan memenuhi semua keperluan Fanny. Apapun yang Fanny mau selalu Tante Pita penuhi. Walaupun begitu Fanny tetap tau diri kok kalau ia tidak bisa terus terusan bergantung pada Tante Pita.
Dari tadi, Fanny hanya melamun sambil memainkam tehnya. Ia merasa ada sesuatu yang ganjal.
"Tan, aku ada janji gak sama tante?"
"Janji? Gak tuh"
"ADRIAN?!"
💧
Sudah belasan bahkan puluhan kali Fanny menghubungi Adrian. Tapi satupun tidak ada yang dijawab. Fanny takut kalau Adrian akan marah karena Fanny tidak datang ke taman tadi siang.
Sekarang Fanny hanya bisa mondar mandir dikamarnya sambil memegang ponselnya. Siapa tau pesannya dibalas oleh Adrian.
"Tuhkan dia beneran marah sama gue. Hujan sih, gue jadi gak bisa nemuin dia kan"
Sampai sore ini hujan belum berhenti, maka dari itu Fanny tidak bisa pergi ke rumah Adrian walaupun hanya berbeda beberapa blok.
"Fan, itu ada temen kamu diluar hujan hujan nan. Suruh masuk gih"
"Temen aku?"
"Iya"
Dengan cepat Fanny turun kebawah tapi sebelum itu ia mengintip lewat jendela.
"LOH?! ADRIAN?!"
Fanny membuka pintu dan teriak "ADRIAN LO NGAPAIN HUJAN HUJANAN? SINI"
"GAK MAU, KARENA LO GAK NEPATIN JANJI LO, GUE MAU LO YANG KESINI"
"HEH, LO KAN TAU GUE BENCI HUJAN"
Setelah itu tidak ada balasan teriak dari Adrian ia masih bertahan pada posisinya yang merentangkan tangannya dibawah hujan.
Fanny mengambil payung disamping pintu dan mengembangkannya.
"Ayo masuk, gue gak mau lama lama disini"ujar Fanny sambil memayungkan Adrian.
Entah sengaja atau tidak Adrian menyenggol lengan Fanny membuat payung yang ia pegang terlepas. Dan sekarang Fanny berusaha untuk masuk kedalam sebelum tubuhnya benar benar basah kuyup tapi Adrian selalu menahan Fanny untuk tidak masuk.
"Tunggu dulu, gue mau ngomong"
"Ngomong didalam aja, gue gak mau lama lama dibawah hujan"
"Gak, pokoknya disini"
Fanny menyerah ia hanya bisa menutup kepalanya menggunakan kedua tangannya "buruan ngomong"
"Gue suka sama lo"
Entah kenapa kali ini Fanny tidak dapat berkata kata setelah berkali kali Adrian menyatakan perrasaannya. Biasanya kalau dulu dulu Fanny langsung tertawa dan langsung menolak Adrian secara halus. Apa perasaan Fanny sudah berubah?
"Gue suka sama lo sejak kita SMP, gue gak tau apa yang buat lo selalu nolak gue, tapi jujur gue beneran suka sama lo dari hati gue yang paling dalam. Gue janji gue gak bakal selingkuh dan gue juga mau buktiin gak semuanya kejadian buruk dihidup lo terjadi saat hujan"
"Coba buktiin!"
Adrian berlutut lalu memegang kedua tangan Fanny "Buktinya, ya.. sekarang, dibawah hujan lo nemuin cowok yang cinta tulus sama lo"
Fanny tertawa kecil "emang buktinya apa kalo lo cinta tulus sama gue?"
"Buktinya gue rela hujan hujan demi lo sekarang. Mungkin tadi lo gak sadar kalo gue ngikutin lo kemana aja lo pergi. Termasuk saat lo mau nembak Alex, tapi ternyata dia udah punya pacar
Lo selalu nolak gue, alasan lo kalo kita tuh udah temenan lama. Menurut gue karena temenan lama itulah yang bikin gue tau semua tentang lo. Gue yang capek ngeliat lo selalu sakit hati gara gara cowok yang lo suka udah punya pacarlah atau lo ditolak lah. Mungkin saat lo ditolak, lo rasain apa yang gue rasain saat lo nolak gue. Dan gue gak pernah capek ngejar ngejar lo, sampai lo mau nerima gue"
Fanny terdiam, ia tidak percaya kalau Adrian akan menceritakan apa yang ia pendam selama ini. Dan.. Fanny juga baru menyadari kalau ditolak itu sakit. Mereka berdua sudah mengalaminya.
Fanny yang ditolak dengan orang yang tidak terlalu dekat saja sakit. Apalagi Adrian yang sudah menghabiskan bertahun tahun dengan Fanny.
"Eum.. maaf kalo gue bikin lo jadi kayak gini. Gue nolak lo bukan karena gue gak suka sama lo. Jujur dalam hati gue suka sama lo, tapi gue masih ingin mengenal lo lebih dalem dan alasan yang lain gue juga mau ngeliat sedalam apa persahabatan kita dan sedalam apa rasa suka lo sama gue. Dan, sekarang, dibawah hujan ini gue udah nemuin jawabannya.
Lo yang selalu ada ketika gue jatuh, lo yang udah bikin gue senang lagi ketika gue ditolak sama cowok, tanpa gue tau dalam hati lo, lo kayak gimana. Dan, ya.. gue juga suka sama lo"
Adrian tak mampu menahan senyumnya, dengan cepat ia memeluk Fanny, tanpa mereka sadari Tante Pita ternyata mengintip dari dalam.
"MAU DISANA TERUS SAMPE SAKIT?"
Fanny dan Adrian hanya cengengesan lalu berlari masuk kedalam.
"Nih keringin badan kalian"ujar Tante Pita sambil memberikan 2 buah handuk.
"Tante bikin teh dulu ya.."
"Gimana? Masih benci hujan nggak?"
Fanny menggeleng "nggak dong, itu semua karena lo. Akhirnya gue punya pengalaman bagus juga waktu hujan. Makasih ya"
"Apasih yang nggak buat lo? Semuanya juga gue lakuin"
Mereka pun tertawa lalu larut dalam obrolan mereka berdua yang tidak ada habis habisnya.
Thanks rain. Rain has taught me many things. Not always every rain we always have to be sad, there are times when rain brings happiness.