Loading...
Logo TinLit
Read Story - Gadis Kopi Hitam
MENU
About Us  

Malam itu, hujan turun ditengah keramaian kota Jakarta. Diantara semua yang berselimut dingin, hanya ada satu yang menikmati hangat. Satu itu adalah sebuah keluarga kecil dengan gadis kurang lebih berusia 4 tahun bersama ayah dan bundanya di atas jok sepeda motor. Memang betul, mereka hanya mengendarai sepeda motor, bukankah itu akan lebih terasa dingin daripada kendaraan beroda empat dengan kursi yang nyaman dan tertutup sehingga tidak terkena rintik hujan sekalipun. Tapi bagi gadis kecil itu, berada diantara pelukan ayah dan bundanya di atas sepeda motor adalah hal yang paling hangat dan nyaman meski sekalipun hujan terus datang keroyokan seperti para mahasiswa yang hobinya menuntut pemerintah.

Mungkin karena terlalu hangat dan nyaman, gadis itu terlelap. Pada akhirnya ia terbangun disebuah kamar yang menurutnya tak asing lagi; kamar nenek. Ia bertanya kepada neneknya, tentu saja neneknya menjawab dengan jujur karena anak kecil sekalipun berhak mendapatkan sebuah jawaban yang berbuah dari kejujuran. Kata neneknya, ayah dan bundanya pergi meninggalkannya di rumah nenek untuk tinggal bersama, karena ayah dan bundanya harus mencari uang sebanyak-banyaknya yang nantinya juga akan untuk gadis itu.

Sebenarnya ini untuk yang ketiga kalinya ayah dan bundanya ingin gadis itu pergi. Pertama, pada saat dikandungan bundanya, neneknya bilang gadis itu sudah mengalami masa yang sulit karena terus coba digugurkan oleh bundanya, baru menjadi janin saja sudah tidak diinginkan. Kedua, pada saat umurnya beberapa bulan, ia ditinggalkan disebuah gerobok rokok milik ayahnya, dan lalu nenek dan kakeknya menjemputnya, sungguh bayi malang yang terlelap bahagia karena ayahnya yang menaruhnya di gerobak itu. Dan yang ketiga adalah saat ini, bagaimana mungkin kali ini dirinya kalah dengan uang yang terus dicari oleh ayah dan bundanya.

Dalam diam, gadis itu terus mengumpat kata-kata kotor dihatinya. Menyumpahi ayah dan bundanya berulang kali dalam hidupnya. Bagaimana mungkin gadis sekecil itu sudah belajar mengumpat kata kotor dan menyumpahi orang tuanya sendiri. Malangnya gadis itu yang terus berulang kali tercebur dalam secangkir kopi hitam; gelap, pait, dan berampas.

Lalu tiba dimana suatu hari datang; ketika gadis itu sudah tumbuh besar dan duduk di sekolah dasar kelas 4 SD, bundanya datang kerumah nenek dan mengatakan akan tinggal bersamanya. Sungguh bahagianya hari itu, hari dimana ia sangat semangat mengerjakan pr dan menunjukan apa saja yang ia pelajari kepada bundanya. Walau demikian, bundanya tidak memperhatikan, ia tetap berusaha agar bundanya bisa bahagia melihat anaknya tumbuh dengan baik.

Lalu sampai akhirnya bundanya berkata, “ayahmu masuk penjara”. Tiga kata yang dikatakan bunda benaar-benar sugguh mengagetkan dan menyakitkan. Sejak itu, setiap seminggu sekali ia dan bundanya datang ke shelter dimana ayahnya ditahan untuk mengantarkan ayah makanan yang baik se  kaligus meredam rindu antara ayah dan bundanya. Sedangkan gadis itu tidak banyak bicara, karena berbicara akan membuat matanya berkabut.

Ruangan yang tidak lebih dari ukuran 7m x 12m itu bisa diisi oleh 40 sampai 60 orang yang diselimuti dinding tebal dan atap yang rendah serta hanya dipagari besi-besi yang berbaris bershaf didepannya, berlantaikan cor-an dari semen, dan berselimut dingin tebal, serta diiringi pesta nyamuk disetiap malamnya. Tempat itu adalah tempat dimana ayahnya tinggal untuk beberapa bulan.

Ayahnya bisa ditahan karena ketahuan menjalankan usaha perjudian bersama bundanya. Jadi selama ini uang untuk membiayai gadis itu adalah uang haram. Bundanya menceritakan bagaimana sulitnya bersembunyi sana sini agar tidak ketahuan, tetapi sialnya hari itu ayahnya dipergoki oleh Satpol PP dan bundanya berhasil lari dan pergi kerumah neneknya.

Waktu demi waktu telah berlalu, ayahnya telah bebas dari penjara bulan lalu, tapi tidak kunjung juga datang kerumah nenek. Gadis itu terus bertanya kepada bundanya, dan bundanya hanya menjawab seolah-olah tidak tahu. Belakangan ini bundanya terlalu banyak menghindarinya.

Pada saatnya tiba, ayahnya mengunjungi rumah neneknya yang ia tinggali. Amat teramat senang gadis itu pada hari itu. Namun baru saja akan menghampiri ayahnya, ayahnya membanting tumpukan uang berwarna merah di atas meja di hadapan bundanya. Gadis itu terkejut melihat bundanya menangis. Dan lalu kemudian ayahnya sendiri mentalak bundanya dihadapannya.

Sungguh hari yang sangat mengerikan, berama-lama ditunggu kesialan yang menjamu. Sakit hatinya dibuat oleh ayahnya, ia dan bundanya menangis berpelukan. Setiap pijakan langkah ayahnya meninggalkan ia dan bundanya terus disumpahi doa-doa yang kejam oleh gadis itu. Hari ini adahal hari yang takkan pernah terlupakan, hari dimana ia memutuskan untuk membenci ayahnya seutuhnya.

Seminggu setelahya, bundanya jatuh sakit. Tumor ganas, kata dokter. Sungguh hal yang sangat menyayangkan, membuat gadis itu dan neneknya mencari uang sebanyak-banyaknya untuk pengobatan bundanya. Neneknya mencucikan baju-baju atau hanya sekedar menjaga anak dari para tetangga agar diberi upah. Sedangkan gadis itu, pagi hari sebelum berangkat sekolah ia harus datang lebih pagi agar bisa membantu para pedagaang diseolahnya membuka dagangannya, pulang sekolah gadis itu membantu tukang bubur di belakang pasar untuk mencuci piring. Sampai dirumah ia harus membereskan rumah terlebih dahulu sebelum akhirnya harus mengerjakan PR dan terlelap tidur. Sungguh masa-masa yang sangat menyakitkan yang dialami oleh gadis itu.

Beberapa bulan berlalu, akhirnya gadis itu dan neneknya tidak usah terlalu banyak bekerja untuk mencari uang, tidak perlu lagi membayar tagihan rumah sakit, tidak perlu lagi menebus obat, tidur perlu lagi berhutang kepada tetangga. Karena bundanya telah berpulang kerumah tuhan.

Gadis itu ikhlas sepenuhnya akan kepergian bundanya, karena baginya hidup hanya akan melukai bunda dari dalam maupun luar. Hanya satu yang ia benci pada saat pemakaman bundanya, ayahnya tidak hadir dan malah ia mendengar bahwa ayahnya sedang menyiapkan pernikahan lagi bersama wanita lain.

Sungguh kasiannya gadis itu, tercebur dari secangkir kopi hitam yang satu dan kemudian tercebur lagi ke cangkir kopi hitam yang lainnya.

Sekarang hidupnya hanyalah bersama neneknya. Hari demi hari berjalan dengan baik. Ia tumbuh dengan baik dan menjadi mahasiswa semester akhir di suatu perguruan tinggi negeri di Jakarta. Hal yang membuatnya benci diantara sukses adalah neneknya bertambah tua dan sakit-sakitan.

Hingga pada akhirnya, saat ia wisuda kelulusannya, neneknya meninggalkannya. Ia merasa bersyukur karena neneknya meninggal sambil tersenyum melihatnya yang sudah tumbuh besar menjadi seorang sarjana hasil kerja keras neneknya untuk membiayainya.

Lalu pada akhirnya, gadis itu hidup sendiri dan terus merasa sendiri di tengah kota yang ramai ini. Sering sekali ia mengingat masa-masa sulitnya dahulu, saat ayah dan bundanya meninggalkannya, lalu bercerai, ayahnya menikah lagi, bundanya meninggal, neneknya meninggal. Semasa sekolah juga ia sering dijauhi oleh teman-temannya karena tidak bisa diajak pergi berjalan-jalan ya karena memang ia tidak punya uang. Ia juga dihakimi sebagai anak yang kurang kasih sayang karena hanya tinggal bersama neneknya, namun ia membantah bahwa kasih saying yang neneknya berikan sudahlah cukup, dan apa salahnya tinggal bersama nenek yang mengorbankan semua hal kepadanya daripada harus tinggal bersama ayahnya dan ibu tirinya yang belum tentu juga mau menerimanya.

Lalu suatu malam lampu dirumahnya padam. Ia menyalakan lilin sebagai sumber pencahayaan. Ditengah malam yang gelap, ingatan-ingatan buruk itu kembali pulang kerumah dan menyeraangnya secara berkeroyakan, membuatnya lelah dan tertidur. Tanpa sadar, si jago merah yang bersumber dari lilin yang lupa ia matikan melahap rumahnya, dan dirinya.

Dari beberapa korban yang meninggal hanya satu yang berbeda, ya tentunya gadis itu. Diantara semua korban hanya meninggal terbakar oleh api, sedangkan gadi itu meninggal terbakar oleh api dan juga terbakar kebencian pada hidupnya. Malangnya hidup gadis itu, tidak jauh dari sesuatu yng berwarna hitam. Kopi hitam dan kini jasadnya berwarna hitam.

Dari semua yang saya ceritakan tentang gadis itu, pasti kalian berpikir begitu menyedihkannya hidupnya. Namun manakah yang lebih menyedihkan antara gadis itu atau saya sebagai penulis yang menceritakan pahit hidupnya sebagai hiburan untuk para pembaca?

How do you feel about this chapter?

3 0 0 5 0 15
Submit A Comment
Comments (6)
  • Evelintampubolon

    i like this so much. very nice.

  • Verinfluences

    one of my favorite stories.

  • Pat

    Love this story

  • Hasbullah283

    Ceritanya bagus.
    Endingnya tidak seperti cerita lain yg biasanya happy ending, sungguh tak terduga.

  • Gb

    suka banget!

  • Arsyikur

    Penulis sungguh tau cara menaikkan turun kan mood pembaca, alur cerita rapih dan mudah dipahami. Kisah sang gadis yang pilu hidupnya terombang ambing antara kesedihan dan secercah kebahagian, terombang ambing bagaikan kopi yang sedang diaduk tetapi pada akhirnya menyisakan ampas yg amat sangat pahit

Similar Tags
My Last Moment
1433      808     29     
Short Story
Will Nicole know what her parents' biggest lie to her is?
Mama Tersayang
427      335     2     
Short Story
Anya, gadis remaja yang ditinggalkan oleh ayah yang amat dicintainya, berjuang untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan. Kini, ia harus hidup berdua dengan ibu yang tak terlalu dekat dengannya. Senang atau tidak, Anya harus terus melanjutkan hidup tanpa ayah. Yang Anya tidak sadari, bukan hanya ia yang kehilangan ayahnya, ibunya pun kehilangan suami, dan teramat mencintai dia, Anya, putri satu-sa...
Secarik Puisi, Gadis Senja dan Arti Cinta
1231      823     2     
Short Story
Sebuah kisah yang bermula dari suatu senja hingga menumbuhkan sebuah romansa. Seta dan Shabrina
Dear, My Brother
807      519     1     
Romance
Nadya Septiani, seorang anak pindahan yang telah kehilangan kakak kandungnya sejak dia masih bayi dan dia terlibat dalam masalah urusan keluarga maupun cinta. Dalam kesehariannya menulis buku diary tentang kakaknya yang belum ia pernah temui. Dan berangan - angan bahwa kakaknya masih hidup. Akankah berakhir happy ending?
Pesta Merah
509      362     1     
Short Story
Ada dua pilihan ketika seseorang merenggut orang yang kamu sayangi, yaitu membalas atau memaafkan. Jika itu kamu dan kamu dapat melakukan keduanya?, pilihan manakah yang kamu pilih?
Sosok Ayah
924      514     3     
Short Story
Luisa sayang Ayah. Tapi kenapa Ayah seakan-akan tidak mengindahkan keberadaanku? Ayah, cobalah bicara dan menatap Luisa. (Cerpen)
REASON
9610      2317     10     
Romance
Gantari Hassya Kasyara, seorang perempuan yang berprofesi sebagai seorang dokter di New York dan tidak pernah memiliki hubungan serius dengan seorang lelaki selama dua puluh lima tahun dia hidup di dunia karena masa lalu yang pernah dialaminya. Hingga pada akhirnya ada seorang lelaki yang mampu membuka sedikit demi sedikit pintu hati Hassya. Lelaki yang ditemuinya sangat khawatir dengan kondi...
Ending
5446      1408     9     
Romance
Adrian dan Jeana adalah sepasang kekasih yang sering kali membuat banyak orang merasa iri karena kebersamaan dan kemanisan kedua pasangan itu. Namun tak selamanya hubungan mereka akan baik-baik saja karena pastinya akan ada masalah yang menghampiri. Setiap masalah yang datang dan mencoba membuat hubungan mereka tak lagi erat Jeana selalu berusaha menanamkan rasa percayanya untuk Adrian tanpa a...
Mesin Waktu Ke Luar Angkasa
252      208     0     
Romance
Sebuah kisah kasih tak sampai.
Di Bawah Langit Bumi
3461      1485     87     
Romance
Awal 2000-an. Era pre-medsos. Nama buruk menyebar bukan lewat unggahan tapi lewat mulut ke mulut, dan Bumi tahu betul rasanya jadi legenda yang tak diinginkan. Saat masuk SMA, ia hanya punya satu misi: jangan bikin masalah. Satu janji pada ibunya dan satu-satunya cara agar ia tak dipindahkan lagi, seperti saat SMP dulu, ketika sebuah insiden membuatnya dicap berbahaya. Tapi sekolah barunya...