Loading...
Logo TinLit
Read Story - Raha & Sia
MENU
About Us  

 

Jamkos. 

Suatu moment langka yang sangat dielu-elukan oleh sebagian besar manusia berseragam yang disebut siswa. Termasuk Sia, tentunya.

"Dih, Helen kenapa sih?  Dari tadi manyun aja kerjanya. Helen sakit?"

Helen terlihat tidak bersemangat hari ini. Entahlah apa yang menimpa gadis ber-gen kaukasoid itu. Yang pasti ia tidak seperti yang sudah-sudah, hari ini bibirnya rata. 

"Ini baksonya kenapa nggak dimakan?" Sia mengaduk-aduk mangkuk berkuah milik Helen yang sejak tadi menganggur tak dijamah. "Kalo nggak mau ya bilang, ntar Sia yang habiskan."

"Kalo makan aja lo nomor satu." Akhirnya Helen bersuara. Sia berdecih setelahnya. 

"Makan, deh. Ya? Lagian Heken ada masalah apa sih sebenarnya? Ayo cerita ke Sia Tadirana."

"Masa' curhat di kantin."

"Ya nggak papa."

"Ntar ada yang denger."

Sia menghela pendek. "Yaudah, di kelas. Tapi ini habisin dulu."

"Lo aja deh yang makan." 

"Beneran?" Tentu saja Sia tak keberatan. Ia pun menggeser mangkuk milik Helen hingga ada dua porsi sekaligus di depannya kini. Namun, air muka Helen masih tak berubah. Bahkan gadis itu semakin terlihat keruh.

"Si, gue tunggu di kelas, ya." Ucap Helen sebelum bangkit dari duduknya.

"Oke oke." Jawab Sia singkat. "Makasih ya Helen, makanannya. You are the best deh!"

"Sama-sama." Balas Helen. "Oh ya, itu belum gue bayar. Lo bayar lah sekalian. Kan, elo yang makan."

Sia tersedak.

 

- - 

 

"Oh haha jadi karena itu Helen mogok seharian ini?"

Helen baru saja menceritakan alasan kenapa wajahnya tertekuk kepada Sia. Sekarang, mereka berdua sudah di kelas. 

"Iya. Jadi udah 2 hari Clamora sakit." Imbuh Helen dengan sorot mata mengandai. Mengandai bahwa Clamora--kucing Persia miliknya itu ada di sini.

"GWS deh buat Clamora." Balas Sia, jujur saja lega karena ia pikir ada masalah serius yang menimpa Helen. Meskipun urusan Clamora adalah hal serius bagi Helen, sih. 

"Oh ya, Si. Kemarin, lo yakin Raha beneran bilang gitu?" Helen membuka topik baru.

"Hm. Kayaknya iya. Andai Sia nggak bilang stop, udah pasti deh dia bilang gitu. Haha."

Helen menyeka surai rambutnya ke belakang. "Kayaknya, Raha beneran suka sama lo."

"Gak peduli, sih." Sia mengendikkan bahu. 

Helen menghela napas pendek, ia menatap Sia lurus-lurus. "Si," panggilnya lalu.

"Hm?"

"Lo beneran nggak tertarik, sama dia?"

"Dia siapa?"

Helen menahan diri untuk tidak menggetok kepala sahabatnya itu. Lalu Helen berdecak. "Ya Raha. Masa' pak Ojan." 

"Dih, Helen jangan kualat. Ntar pak Ojan denger, Helen nggak dijemput lagi, lho."

"Si, apaan sih receh banget tauk. Mendingan lo jawab pertanyaan gue. Lo kenapa nggak tertarik sama Raha?"

"Hm. Kenapa ya?" Sia memicing, telunjuknya bergerak naik mengetuk-ngetuk dagunya yang lancip. "He isn't my type?"

"RIP that type, then." Helen memutar bola mata malas. "Raha tuh ganteng, Si. Blasteran, pula. Udah gitu mapan, baik, berwibawa, manly juga."

"Really? Kenapa Sia nggak mandang dia kek gitu, ya?"

"Ntar gue temenin lo periksa mata." Sela Helen yang mulai BT. "Kalo gitu tipe lo kek gimana, gue mau denger."

"Ya Sia mah nggak muluk-muluk. Yang penting bisa nyaman sama dia."

"Kek gimana dah baru bisa nyaman?"

"Ya harus  baik, rajin menabung, disiplin, jujur, mandiri, good looking, top attitude, nggak posesif, nggak pelit, sayang orangtua, selalu ngajakin makan, romantis, mau mengalah, bisa diperca-"

"Katanya nggak muluk-muluk. Bangke." Helen menyetop kalimat-kalimat Sia dengan helaan napasnya. 

Sore harinya, mereka singgah di perpustakaan daerah. Sebenarnya Sia ogah, mana mau ia membaca. Tapi Helen yang minta, jadi sebagai sahabat yang baik tentu saja Sia terima. Tapi dengan satu syarat.

"Helen lama banget ih nyari bukunya."

"Bawel lo ah."

"Lapar, nih. Helen jangan lupa ya, tadi katanya mau traktir Sia makan?"

Nah. Itulah syaratnya. 

Helen tak menggubris kemudian kembali memilah buku saduran yang tersusun rapih di atas rak. Beberapa menit kemudian, mereka keluar dari tempat itu dengan Helen yang sudah menemukan novel yang dicarinya tadi.

"Yaudah. Makan dimana nih?" Helen memasukkan bukunya ke dalam tas.

"Starbuck deh. Oh, bukan, bukan. Kfc Rumah Kopi? Di resto ma-"

"Si, jangan aneh-aneh." Helen melihat isi dompetnya sebentar, lalu meringis melihat hanya ada dua lembar uang di sana. "Ini tuh lagi tanggal tua." 

Dan ujung-ujungnya, Helen hanya membawa Sia ke rumahnya, memakan masakan bibi.

Di depan meja makan, sebenarnya Sia tak kerasan. Kalau begini, apa bedanya makan di rumah sendiri? Pupus sudah harapannya ditraktir makan di tempat ternama.  "Dasar bule kere,"

"Makan aja Si. Nggak usah nyerocos." 

Sia melihat ada seekor kucing yang melintas. "Itu Clamora, kan?"

"Mana?" Helen mengikuti arah pandang Sia. "Oh, iya."

"Katanya sakit?"

"Kayaknya udah sembuh. Hehe."

Sia mengernyit. Ia pun mengendik berusaha tak peduli dan kembali menyuap makanan ke dalam mulutnya.  

Sementara Helen terlihat temaram lagi, wajahnya kembali keruh. Entahlah ada apa dengan gadis itu. Yang pasti Sia mulai ragu kalau Clamora adalah penyebabnya.

Ponsel Sia berdering. 

Namun di-reject.

"Angkat aja, Si." Suruh Helen melihat Sia menolak panggilan itu tanpa melihat dulu siapa pemanggilnya. "Kali aja penting."

"Nggak deh. Kan, Sia-nya lagi makan." Sia tetap pada makanannya.

Dan, ponselnya berdering kembali. Namun masih sama, Sia enggan diganggu. Di dering kelima, akhirnya dengan setengah malas Sia pun merogoh saku seragamnya, mengeluarkan ponsel dan membaca dulu itu panggilan dari siapa.

Kemudian matanya membulat, "ASTAGA PANGGILAN DARI BUNDA!"

"Mampus lo udah nge-reject." Helen terkekeh.

"Ha-halo, bunda?"

"KURANG AJAR KAMU, YA? PANGGILAN BUNDA DITOLAK! MAU BUNDA NGGAK KASIH JAJAN KAMU?"

"A-ampun bun. Tadi Sia lagi-"

"JANGAN ALASAN! BUNDA TAHU KAMU SUDAH PULANG SEKOLAH! KELUYURAN DIMANA KAMU, ANAK?"

Sia mengusap-usap daun telinganya, suara bundanya di seberang sana benar-benar memekakkan telinga. "INI KASIAN TEMEN KAMU UDAH DI SINI DARI TADI."

"T-Temen?" Sia mengerjap. "Teman siapa, bun?"

"Namanya Raha."

"APA BUND?!" Sia terkesiap. Mulutnya nyaris terbuka sempurna. 

"Iya buruan pulang. Awas kalo kelamaan!"

"I-iya bunda."

Panggilan terputus. 

Sia tak tahu lagi apa yang harus keluar dari bibinya setelah ini. Seluruh isi kepalanya beralih pada seorang pria yang katanya sudah menunggu sedari tadi.

"Kenapa, Si?" Tanya Helen.

"Ng? It-itu.." 

Persetan! Sia tidak punya waktu bertele-tele. Ia harus segera pulang, menemui si Raha-Raha itu lalu mengusirnya pergi! Buru-buru Sia meneguk habis air di gelasnya lalu berpamitan pada Helen. "Hel, Sia duluan ya?"

"Tapi makanannya belum habis, loh?"

"Emergency!"

"Hah? Ok-oke deh." Jawab Helen setengah heran menyaksikan Sia berlari keluar dari rumahnya.

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kalopsia
775      560     2     
Romance
Based of true story Kim Taehyung x Sandra Sandra seharusnya memberikan sayang dan cinta jauh lebih banyak untuk dirinya sendiri dari pada memberikannya pada orang lain. Karna itu adalah bentuk pertahanan diri Agar tidak takut merasa kehilangan, agar tidak tenggelam dalam harapan,  agar bisa merelakan dia bahagia dengan orang lain yang ternyata bukan kita.  Dan Sandra ternyata lupa karna meng...
Renata Keyla
6837      1583     3     
Romance
[ON GOING] "Lo gak percaya sama gue?" "Kenapa gue harus percaya sama lo kalo lo cuma bisa omong kosong kaya gini! Gue benci sama lo, Vin!" "Lo benci gue?" "Iya, kenapa? Marah?!" "Lo bakalan nyesel udah ngomong kaya gitu ke gue, Natt." "Haruskah gue nyesel? Setelah lihat kelakuan asli lo yang kaya gini? Yang bisanya cuma ng...
My X Idol
15963      2525     5     
Romance
Bagaimana ya rasanya punya mantan yang ternyata seorang artis terkenal? Merasa bangga, atau harus menutupi masa lalu itu mati-matian. Seterkenal apapun Rangga, di mata Nila ia hanya mantan yang menghilang ketika lagi sayang-sayangnya. Meski bagi Rangga, Nila membuat hidupnya berwarna. Namun bagi Nila, Rangga hanya menghitam putihkan hatinya. Lalu, apa yang akan mereka ceritakan di kemudian hari d...
Petualang yang bukan petualang
2126      948     2     
Fantasy
Bercerita tentang seorang pemuda malas bernama Ryuunosuke kotaro yang hanya mau melakukan kegiatan sesuka kehendak nya sendiri, tetapi semua itu berubah ketika ada kejadian yang mencekam didesa nya dan mengharuskan dia menjadi seorang petualang walupun dia tak pernah bermimpi atau bercita cita menjadi seorang petualang. Dia tidaklah sendirian, dia memiliki sebuah party yang berisi petualang pemul...
Fusion Taste
197      173     1     
Inspirational
Serayu harus rela kehilangan ibunya pada saat ulang tahunnya yang ke lima belas. Sejak saat itu, ia mulai tinggal bersama dengan Tante Ana yang berada di Jakarta dan meninggalkan kota kelahirannya, Solo. Setelah kepindahannya, Serayu mulai ditinggalkan keberuntunganya. Dia tidak lagi menjadi juara kelas, tidak memiliki banyak teman, mengalami cinta monyet yang sedih dan gagal masuk ke kampus impi...
Bukan Kamu
15437      2420     7     
Romance
Bagaimana mungkin, wajahmu begitu persis dengan gadis yang selalu ada di dalam hatiku? Dan seandainya yang berada di sisiku saat ini adalah kamu, akan ku pastikan duniaku hanyalah untukmu namun pada kenyataanya itu bukan kamu.
Untuk Navi
1193      657     2     
Romance
Ada sesuatu yang tidak pernah Navi dapatkan selain dari Raga. Dan ada banyak hal yang Raga dapatkan dari Navi. Navi tidak kenal siapa Raga. Tapi, Raga tahu siapa Navi. Raga selalu bilang bahwa, "Navi menyenangkan dan menenangkan." *** Sebuah rasa yang tercipta dari raga. Kisah di mana seorang remaja menempatkan cintanya dengan tepat. Raga tidak pernah menyesal jatuh cinta den...
CINLOV (KARENA CINTA PASTI LOVE)
16784      2083     4     
Romance
Mala dan Malto dua anak remaja yang selalu memperdebatkan segala hal, Hingga akhirnya Valdi kekasih Mala mengetahui sesuatu di balik semua cerita Mala tentang Malto. Gadis itu mengerti bahwa yang ia cintai sebenarnya adalah Malto. Namun kahadiran Syifa teman masa kecil malto memperkeruh semuanya. Kapur biru dan langit sore yang indah akan membuat kisah cinta Mala dan Malto semakin berwarna. Namu...
Tasbih Cinta dari Anatolia
87      83     1     
Romance
Di antara doa dan takdir, ada perjalanan hati yang tak terduga… Ayra Safiyyah, seorang akademisi muda dari Indonesia, datang ke Turki bukan hanya untuk penelitian, tetapi juga untuk menemukan jawaban atas kegelisahan hatinya. Di Kayseri, ia bertemu dengan Mustafa Ghaziy, seorang pengrajin tasbih yang menjalani hidup dengan kesederhanaan dan ketulusan. Di balik butiran tasbih yang diukirny...
When Heartbreak
2561      958     0     
Romance
Sebuah rasa dariku. Yang tak pernah hilang untukmu. Menyatu dengan jiwa dan imajinasiku. Ah, imajinasi. Aku menyukainya. Karenanya aku akan selalu bisa bersamamu kapanpun aku mau. Teruntukmu sahabat kecilku. Yang aku harap menjadi sahabat hidupku.