Read More >>"> Strawberry Doughnuts (Merah Muda) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Strawberry Doughnuts
MENU 0
About Us  

Namaku Adrian. Biasa dipanggil Rian. Baru saja sampai rumah, di daerah Sarijadi. Beres pulang kerja.

Aku hanya seorang karyawan biasa di suatu kantor konsultan.

Baru beres proyekan. Punggung dan pundak pada mengeluh pegal-pegal tapi karena dibayar jadi sehat lagi.

Kebiasaanku sejak SMA adalah ngecek layar HP walaupun gak ada notifikasi masuk. Lock terus unlock lagi.

Di depan leptop, aku membuka aplikasi Line. Lihat-lihat timeline.

Ada post dari sebuah OA yang inisialnya DS. Postingan itu sedikit menarik. Dia menanyakan kepada para adders-nya tentang kisah roman yang pernah dialami.

Sekarang aku sedang tidak ada kerjaan. Dari pada diem di depan leptop. Lebih baik aku menulis sesuatu.

Aku ingin menceritakan sebuah kisah sebelum tidur pulas malam ini.

Hmmm, apa ya? Oh.

Jika kalian ditanya kapan masa-masa kalian yang paling bahagia. Apa yang akan kalian jawab?

Bagi anak SMA mungkin akan berkata, “Saat SMP”.

Bagi yang sudah berkuliah mungkin akan menjawab, “Saat SMA.”

Bagi yang sudah bekerja, bisa jadi akan menjawab “Saat kuliah” atau “Saat SMA”.

Kebanyakan dari kalian pasti akan berfikir mundur. Begitu juga dengan diriku.

Aku sendiri akan menjawab “Kapanpun saat bertemu dengan dia.”

Bagi kalian mungkin cerita ini biasa. Tapi untuku. Ini adalah kisah paling romantis selama masa hidup. Aku sama sekali tidak bisa lupa kejadian tahun itu, bulan itu, hari itu, detik itu.

Saat mengingatnya, diri ini menjadi tenang.

Dia adalah orang yang benar-benar aku rindu.

Ketidaksengajaan mempertemukan kita.

Dulu aku menganggap kebetulan seperti ini hanya ada di film-film drama saja. Walaupun aku mengalaminya langsung. Aku sendiri masih tidak percaya.

Haaa, andai saja Thomas Alfa Edison sama Albert Einstein masih hidup setengah abad lagi, mungkin menjelajahi waktu bukan sesuatu yang mustahil.

Sambil ngucek-ngucek mata. Aku bingung mau mulai cerita darimana.

Oh. Mungkin dari tahun saat kita pertama bertemu.

 

*****

 

Bandung, 2011.

 

Saat itu aku sudah kelas 12 SMA. Sedangkan dia kelas 10 SMA. Kita bersekolah di SMA yang sama.

Bel sekolah berbunyi.

Kita awalnya cuma papasan depan kelasku. Aku liat dia tapi dia nggak liat balik.

Setiap istirahat sekolah. Dia terlihat melewati depan kelasku. Jika sehari dua kali waktu istirahat, berarti dalam sehari aku melihatnya empat kali.

Di kelas, aku duduk di bangku paling belakang tepat di sebelah jendela. Kebetulan kaca jendela di sebelahku tidak ada cat penghalangnya.

Bening seperti akuarium. Dari luar orang-orang dapat langsung melihatku. Awalnya itu sungguh mengganggu. Rasanya seperti tidak ada kaca pada jendela ini. Tapi karena sudah terbiasa, aku tidak perduli lagi.

Aku melihat gadis ini setiap jam istirahat. Hampir setiap hari dia mengenakan jaket berwarna merah muda. Menurutku itu adalah ciri khas yang membuat mataku selalu tertuju padanya.

Awalnya aku memandangnya biasa aja. Tidak ada yang spesial. Badannya gak seksi, tinggi juga kurang. Tapi pada suatu hari, secara tidak sengaja, mata kami saling kontak. Saat melihatnya. Rasanya ada yang bergejolak di hati.

Sempat penasaran siapa dia.

Aku tidak tahu harus kemana mencari tahunya.

Langsung bertanya? Aku bukan tipe orang yang berani kenalan langsung dengan perempuan.

Aku takut saat aku menyapa dan berkenalan dengannya, aku di cap sok kenal, tukang caper dan lain-lain. Intinya aku takut ditolak.

Aku mengurungkan niat.

 

*****

 

Pulang sekolah, aku langsung pergi ke ruang OSIS. Dulu aku adalah salah satu anggota pengurus organisasi itu. Tapi udah pensiun. Udah kelas dua belas.

Rapat? Tidak. Aku hanya nongkrong dengan teman-teman dan adik kelas disana.

Sempat terpikir olehku untuk menanyakan siapa gadis itu.

“Eh, kalian tau...”

“Kenapa kang?”

Tapi anak-anak ini biang gosip. Aku yakin jika menceritakan pada mereka. Besoknya akan menjadi trending topik.

Lagi pula aku tidak tau harus bertanya apa. Tidak banyak yang ku tahu tentang dia. Hanya kacamata, kurang tinggi dan matanya bikin deg-degan.

Lebih baik tidak usah ditanya.

Hari sudah sore. Lebih baik aku pulang, sebelum kehabisan angkot.

 

*****

 

Jaman dulu paket data terhitung mahal untuk anak SMA. Di rumah, aku menggunakan internet hanya untuk chatting-an saja. Sesekali hanya mebuka somed.

Waktu itu jaman-jamannya fesbuk. Belum ada instagram. Chattingan pun menggunakan applikasi yahoo messenger.

Teman chatting-anku tidak banyak. Obrolannya pun hanya sebatas tugas sekolah.

Aku pun bosan dan ketiduran.

 

*****

 

Aku bangun pagi. Aku bingung, biasanya tiap bangun tidur suka lupa tadi mimpi apa. Tapi hari ini beda, walaupun samar, aku ingat ada gadis jaket merah muda itu di mimpiku. Rasanya berkesan.

Besoknya pun begitu. Semakin hari semakin sering dia hadir dalam mimpiku.

Kalo sudah sampai kebawa mimpi begini tandanya sudah tidak sehat.

Bahkan dia sering tiba-tiba muncul dalam lamunanku.

Aku harus gimana?

Saat jam istirahat aku melihat dia lagi di kelas.

Semakin lama ku pandang, tampaknya ada yang lain darinya.

Lama-lama dia semakin manis.

Detak jantungku semakin tidak karuan saat melihatnya.

Sekarang aku benar-benar ingin tahu lebih banyak tentang dirinya.

Akhirnya aku mengambil inisiatif. Masih takut untuk berkenalan dengannya, akhirnya aku hanya mengikutinya sampai dia kembali ke kelasnya.

Setidaknya sekarang aku tahu kelasnya. X-5.

Beberapa hari pun berlalu. Aku masih selalu melihatnya.

Sampai suatu hari, aku melihat senyumnya. Dia tersenyum kepada temannya yang membelakangiku.

Aku malah tersipu malu. Berharap senyuman itu ditujukan padaku.

Sepertinya aku sudah mulai suka padanya.

Rasa penasaran sudah mulai memuncak.

Temanku yang benar-benar teman di kelas ini mungkin hanya sekitar delapan atau sembilan orang. Namun saat kutanyai mereka, tidak satupun dari mereka yang tahu.

Aku tidak tahu harus bertanya pada siapa.

 

*****

 

Sore hari sepulang sekolah. Aku memutuskan masuk ruang BK untuk mengobrol dengan guru BK tentang si dia. Tapi aku bilangnya bukan gara-gara suka.

Aku bilangnya. "Bu, itu yang biasa pakek jaket merah muda, yang badannya kecil, pake kacamata. Ibu tau gak siapa?"

"Yang mana?"

"Itu bu yang kelas X5." Kebetulan aku tahu siapa guru BP di kelas X5. Dia adalah Bu Engkai. Aku mengenalnya. Beliau juga merupakan guru BK-ku saat aku masih kelas sepuluh.

"Oh itu. Namanya Nadya. Kenapa memangnya?"

Sepontan aku mencari-cari alasan yang mungkin masuk di akal. Aku mengeluarkan buku tulis yang ada di dalam tas. "Nggak Bu, tadi bukunya ketinggalan. Saya mau balikin, tapi udah pulang orangnya." (Padahal bohong).

"Yaudah, simpen disini aja besok ibu kasih."

"Duh, jangan deh, Bu, kasihan dia. Kayaknya tugas di buku ini harus dikumpulin besok. Biar saya saja yang balikin, Bu. Tapi saya gak tahu alamat rumahnya." Ujarku pura-pura panik.

"Oh gitu. Ya udah ini alamatnya." sambil ngasih kertas biodata. “Kebetulan tadi di kelas pada disuruh ngisi form minat bakat buat penjurusan kelas sebelas nanti.” Lanjut beliau.

Dulu di SMA-ku saat kelas sepuluh, para siswa disuruh mengisi lembar biodata, minat dan bakat untuk memilih jurusan kelas sebelas kelak. Lembar itulah yang aku lihat sekarang.

Tidak hanya mencatat alamat, Akupun mencatat nomor HP dan nama lengkapnya. Namanya benar-benar bagus. Sumpah.

Nadya Sekar Rahayu.

“Ohh... Jalan Budi nomor 12 ya.” Ujarku basa-basi.

“Kamu tahu itu dimana?”

“Di Cimahi, kan Bu?” Aku asal tebak. Aku hanya lihat TTL-nya bertuliskan Kota Cimahi.

“Iya daerah Ciawitali.”

“Ohh deket rumah atuh itu mah, Bu.” Sebenarnya aku belum pernah pergi ke Kota Cimahi.

“Tahu kan?”

“Gampang lah, Bu. Hahaha”

Setelah aku mendapatkan informasi yang aku butuhkan. Aku pulang dengan tenang.

 

*****

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sahara
20796      2930     6     
Romance
Bagi Yura, mimpi adalah angan yang cuman buang-buang waktu. Untuk apa punya mimpi kalau yang menang cuman orang-orang yang berbakat? Bagi Hara, mimpi adalah sesuatu yang membuatnya semangat tiap hari. Nggak peduli sebanyak apapun dia kalah, yang penting dia harus terus berlatih dan semangat. Dia percaya, bahwa usaha gak pernah menghianati hasil. Buktinya, meski tubuh dia pendek, dia dapat menja...
Love vs Ego
8169      1759     1     
Fan Fiction
WATTPAD PUBLISHED STORY(MsJung0414) Choi Minho merupakan seorang pangeran vampire yang membuat keresahan didalam keluarganya dan klan vampire karena keganasannya. Untuk mengatasi keganasannya ini, keluarganya pun menyuruh Minho untuk mendekati seorang gadis pemilik kekuatan supranatural yang bisa mengembalikan Minho menjadi normal dan membawa keuntungan besar untuk bangsa vampire. Berha...
Hati Yang Terpatahkan
1949      884     2     
Romance
Aku pikir, aku akan hidup selamanya di masa lalu. Sampai dia datang mengubah duniaku yang abu-abu menjadi berwarna. Bersamanya, aku terlahir kembali. Namun, saat aku merasa benar-benar mencintainya, semakin lama kutemukan dia yang berbeda. Lagi-lagi, aku dihadapkan kembali antara dua pilihan : kembali terpuruk atau memilih tegar?
A & O
1512      707     2     
Romance
Kehilangan seseorang secara tiba-tiba, tak terduga, atau perlahan terkikis hingga tidak ada bagian yang tersisa itu sangat menyakitkan. Namun, hari esok tetap menjadi hari yang baru. Dunia belum berakhir. Bumi masih akan terus berputar pada porosnya dan matahari akan terus bersinar. Tidak apa-apa untuk merasakan sakit hati sebanyak apa pun, karena rasa sakit itu membuat manusia menjadi lebih ma...
Story Of Me
3514      1314     6     
Humor
Sebut saja saya mawar .... Tidaak! yang terpenting dalam hidup adalah hidup itu sendiri, dan yang terpenting dari "Story Of me" adalah saya tentunya. akankah saya mampu menemukan sebuah hal yang saya sukai? atau mendapat pekerjaan baru? atau malah tidak? saksikan secara langsung di channel saya and jangan lupa subscribe, Loh!!! kenapa jadi berbau Youtube-an. yang terpenting satu "t...
Survival Instinct
262      216     0     
Romance
Berbekal mobil sewaan dan sebuah peta, Wendy nekat melakukan road trip menyusuri dataran Amerika. Sekonyong-konyong ia mendapatkan ide untuk menawarkan tumpangan gratis bagi siapapun yang ingin ikut bersamanya. Dan tanpa Wendy sangka ide dadakannya bersambut. Adalah Lisa, Jeremy dan Orion yang tertarik ketika menemui penawaran Wendy dibuat pada salah satu forum di Tripadvisor. Dimulailah perja...
Sweet Sound of Love
476      314     2     
Romance
"Itu suaramu?" Budi terbelalak tak percaya. Wia membekap mulutnya tak kalah terkejut. "Kamu mendengarnya? Itu isi hatiku!" "Ya sudah, gak usah lebay." "Hei, siapa yang gak khawatir kalau ada orang yang bisa membaca isi hati?" Wia memanyunkan bibirnya. "Bilang saja kalau kamu juga senang." "Eh kok?" "Barusan aku mendengarnya, ap...
Sekilas Masa Untuk Rasa
3614      1169     5     
Romance
Mysha mengawali masa SMAnya dengan memutuskan untuk berteman dengan Damar, senior kelas dua, dan menghabiskan sepanjang hari di tribun sekolah sambil bersenda gurau dengan siapapun yang sedang menongkrong di sekolah. Meskipun begitu, Ia dan Damar menjadi berguna bagi OSIS karena beberapa kali melaporkan kegiatan sekolah yang menyimpang dan membantu kegiatan teknis OSIS. Setelah Damar lulus, My...
Sejauh Matahari
511      309     2     
Fan Fiction
Kesedihannya seperti tak pernah berujung. Setelah ayahnya meninggal dunia, teman dekatnya yang tiba-tiba menjauh, dan keinginan untuk masuk universitas impiannya tak kunjung terwujud. Akankah Rima menemukan kebahagiaannya setelah melalui proses hidup yang tak mudah ini? Happy Reading! :)
Shut Up, I'm a Princess
725      484     1     
Romance
Sesuai namanya, Putri hidup seperti seorang Putri. Sempurna adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupan Putri. Hidup bergelimang harta, pacar ganteng luar biasa, dan hangout bareng teman sosialita. Sayangnya Putri tidak punya perangai yang baik. Seseorang harus mengajarinya tata krama dan bagaimana cara untuk tidak menyakiti orang lain. Hanya ada satu orang yang bisa melakukannya...