"Kharis, Seira, ayo ke sini" panggil Romy dengan senyum merekahnya.
Mendengar itu Krystal menghembuskan nafas leganya. Ia tak rela jika usahanya selama ini berakhir dengan sia-sia. Tapi.... bukankah pertunangan kakaknya itu masing satu minggu lagi? Ah... mungkin saja dipercepat, secara Khariskan hampir saja dijemput malaikat maut saat Seira tak ada.
"ayo pasang cincinnya"
Suara itu membuyarkan lamunan Krystal. Memaksanya kembali pada kenyataan dan mengarahkan pandangannya ke sepasang anak manusia yang saling memasang cincin di jari manis tangan kiri mereka. Saling bertuar pandang, dan saling bertukar senyum. Sungguh manis. Krystal ikut tepuk tangan saat acara tukar cincin selesai, dan tepukan bertambah riuh saat Kharis mencium kening Seira.
"Terimakasih, kalian sudah mau datang di acara ini. Saya sagat berterimakasih kepada kalian. Semoga kita kedepannya lebih bisa maju lagi, dan mohon bimbingannya" kata Kharis yang dilanjutkan dengan turun dari sana setelah mendapat anggukan dari Romy.
"ekhem... dan satu lagi. Saya secara resmi akan menyerahkan semua urusan perusahaan kepada Kharis. Mulai minggu depan, ia akan menjadi pemimpin baru kalian. Sekarang nikmatilah pesta ini, anggap sebagai pesta penyambutan pimpinan baru kita"
Setelah menyelesaikan penyambutan yang ada, Romypun turun, menghampiri istri dan putri semata wayangnya yang nampak berbincang dengan senangnya.
"hai bidadari-bidadarinya dad, kalian lagi bicaraain apa heum?" katanya sambil mencium pipi Dela dan juga Krystal.
"nggak, kita Cuma bicaraan butik mom yang mengeluarkan rancangan baru buat bulan ini" jawab Dela santai. Romy hanya membulatkan mulutnya.
"apa kalian tak lapar?"
"hem... ya sedikit"
"baiklah, ayo Krys.. kita makan dulu"
"kalian duluan saja, Krys belum lapar, dan bukankah dad ingin honeymoon lagi bersama mom, jadi gunakan ini sebagai awal" jawab Krystal sembari terkekeh geli.
"hahaha... kau benar rys, ayo sayang kita makan dulu, biar nanti dad yang suapin"
"ih... kalian ini, ini di pesta bukan di rumah, jadi jaga sikap kalian" jawab Dela berusaha senormal mungkin.
"iya deh... yang mulai merah. Udah sana-sana! Jadi obat nyamuk ntar aku kalau kalian di sininya kelamaan" jawab Krystal dengan nada setengah menggoda.
Setelah kepergian mereka, Krystal segera beranjak dari sana, berjalan ke arah meja minuman. Entah mengapa tenggorokkannya terasa kering sejak kehadiran Romy tadi. Ia mengambil minuman berwarna merah, yang ia ketahui sirup itu, tak disangka saat ia mulai meminumnya, malah ada suara mengejutkan dari belakang. Alhasil, minuman tadi tak jadi melewati kerongkongannya, hanya mampir sekilas di dalam mulutnya.
"isssh... kalian apaan sih, panggil baik-baik bisa kan?!" sungut Krystal saat melihat siapa yang mengagetinya. Sedangkan yang diomeli hanya nyengir tak jelas.
"hehehe... sorry Krys, nggak tau kalau lo lagi minum" jawab Lascrea santai.
"ada apa kalian manggil gue?"
"santai Krys, kita nggak bakalan jahilin kamu, kita Cuma mau nemenin kamu yang lagi kesepian aja" Kelvin langsung mengeluarkan dua jarinya kehadapan Krystal, saat tau gadis iu akan menjitaknya.
"kalau kalian sama gue di sini. Yang ada kalian jadiin gue obat nyamuk kalian! Bukan nemenin gue. Dasar!"
"Krys..." baru saja Kelvin ingin menjawabi, suara lirih itu sudah mendahuluinya.
Hingga akhirnya mereka mengarahkan pandangannya ke samping kiri Krystal. sedangkan Krystal hanya diam mematung, memandang tajam dan dingin ke arah depan. Sejenak ia mengambil nafas, lalu merubah ekspresinya untuk bertatap muka dengan laki-laki yang sudah dengan lancangnya memanggil namanya dengan nada seperti itu.
"ada apa ya?" kata Krystal dengan senyum ramahnya.
"Krys... aku mohon, aku bisa jelasin waktu di resto kemarin. Itu semua nggak seperti yang kamu pikir" tekan Gilang sambil mencoba meraih tangan Krystal. Namun semua itu gagal saat tangan Kelvin mencegah tangan Gilang.
"jangan berani-beraninya lo kontak fisik sama Krystal. Kalian udah nggak ada ikatan. Itukan yang lo inginkan selama ini" kata Kelvin tajam sembari menggenggam erat pergelangan tangan Gilang, mungkin jika Kelvin melepasnya, akan ada bekas merah di sana.
"lo jangan ikut campur"
"gue ikut campur karena sikap lo Gilang. Semuanya jadi ribet karena sikap lo" kata Kelvin dengan senyum miringnya.
"ya... Gilang benar, lo nggak usah ikut campur Kelvin. Ini masalah gue sama dia. Jadi lo tenang aja" jawab Krystal dengan santai, seolah tak ada hal yang terjadi kemarin.
Inilah Krystal si pengendali ekspresi.
"jadi, tuan muda Gilang Vans Katria, ada hal apa sampai membuatmu susah-susah untuk menemuiku?"
"Krys aku mohon, jangan seperti ini oke. Aku nggak mau pertunangan kita batal" Krystal hanya mencermati perkataan Gialang dengan melipat tangannya di dada.
"itu cewek lo datang, nyariin lo. Mending lo urusin dulu deh," kata Krystal sebelum beranjak dari sana. Namun baru selangkah ia meninggalkan tempat itu, ia berbalik lagi, dan berkata,
"oh ya...satu lagi tuan muda Gilang Vans Katria, kita tak akan melaksanaka ikatan pertunangan. Jadi gue bebas, dan lo bebas. Tak ada ikatan yang bisa mencegah apapun yang akan lo maupun gue lakukan."
Setelah itu Krystal kembali melanjutkan jalannya yang sempat tertunda tadi. Berjalan ke arah Kharis dan Seira yang sibuk menyalami tamu mereka. Ini cara pesta perusahaan. Tapi malah berubah jadi pesta pertunangan hufftt...daddy dan momynya itu sungguh luar biasa dalam mengadakan acara dadakan seperti ini.
"selamat ya kak, udah sukses buat adik tersayang kamu ini terkejut. Matanya dijaga, jangan sampai macet dirumah orang" kata Krystal sedikit menyindir.
"ck. Itu ucapan pedes amat neng, nggak tau masakan sambel sekilonya mommy?"
"nggak. Dan alhamdulillah mom nggak pernah masak sambel sekilo. Paling-pling maid di rumah yang buat" jawab Krystal enteng.
"isshh..." desis Kharis kesal.
"udah nggak usah ribut, kita makan aja gimana? Lapar aku" lerai Seira.
Setelah mendapat anggukan dari Krystal. mereka segera menuju meja makan, megambil makanan secukupnya dan memulai acara makan malam mereka.
*****
Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, dan hari berganti minggu. Selama itu pula Krystal menjalani hari-harinya hanya dengan membantu mommynya merancang busana, maupun datang ke resto hanya untuk memantau keadaan disana. Semua tampak membosankan baginya. Sudah seminggu ini pula Gilang tak lagi menghubunginya. Setelah apa yang ia katakan di acara pertunangan Kharis minggu lalu.
Jika ditanya apakah Krystal sudah melupakan Gilang, jawabannya adalah tidak. Ia tidak bisa melupakan Gilang setelah pertemuannya seminggu lalu. Bahkan rindu yang selama ini ia tekan, bertambah memuncak. Dan kini ia malas untuk menggerakan badanya.
"Kystal sore ini, kita terbang ke Singapur. Mom sama Dad ada beberapa meeting disana" jelas Romy.
"Bukankah dad, sudah berhenti? Kenapa masih menggurusi meeting? Bukankah kakak juga bisa menghadiri meeting itu? Krys males naik pesawat dad. Membosankan." Kata Krystal panjang lebar.
" Krystal sayang, Kharis tak bisa menghadirinya, dia ada jadwal lain yang lebih penting daripada pertemuan yang bakal dad temui. Dan dia tak bisa lagi mengatur jadwal untuk meeting di Singapura, karena memang pihak sana akan pergi ke NY selama sebulan. Jadi hanya nanti malam mereka mempunyai waktu. Kau mengerti?" Krystal hanya mengangguk menjawabi perkataan Romy. Ia sungguh malas untuk aktivitas hari ini.
"jam berapa kita akan terbang?"
"jam 3"
Krystal hanya mengangguk, kemudian beranjak menuju kamarnya, menyiapkan diri untuknya pergi.
Waktu liburnya tinggal satu minggu. Jadi ia bertekat untuk mengahabiskan satu minggunya itu di Singapur. Biarkan orang tuanya kembali terlebih dulu ke sini, ia hanya ingin menyendiri, mencoba kembali untuk melupakan kepingan-kepingan kenangannya bersama Gilang yang masih dengan setia melekat di otak pintarnya. Meskipun ia bersikap biasa saja saat bertemu dengan Gilang. Tapi itu sangat menyesakkan baginya.
*****
"Ngapain kamu bawa koper?"tanya Dela heran.
"sekalian liburan mom"
"kenapa nggak bilang dulu?"
"Kelamaan ntar kalau bilang dulu. Udah, kalian balik lagi kesini duluan aja. Krys mau liburan sendiri. Sekali-kali jelajah negri orang sendirian nggak papa kan?"
"Kalau kamu kenapa kenapa gimana Krystal... Kamu bahkan belum genap tujuh belas tahun"
"udah tenang aja, toh juga kalian bakal ngirim body guardkan?"
"isshh... Kamu kenapa jadi ngeyel gini sih"kata Dela frustasi.
Belum sempat Krystal menjawab Romy datang dengan dua koper dari dalam rumah.
"Kalian kenapa masih di sini, cepetan naik. Kita udah telat" tanpa berkata, mereka masuk ke dalam mobil dan menuju ke bandara.
"Tadi Dad hubungin Kharis, dia akan menyusul setelah rapat yang ia hadiri selesai" kata Romy menjelaskan.
Mereka sampai di sana tepat pukul 17.00 setelah ada sedikit insiden di bandara tadi. Jadi mereka sedikit mengalami masalah di penerbangan pribadi mereka. Dari waktu yang seharusnya di tempuh hanya selama satu jam tiga puluh menit, menjadi mundur.
Setiba di rumah ke dua mereka, mereka segera menaruh barang-barang yang mereka bawa, dan mulai bersiap. Karena memang waktu pertemuannya jam tujuh tepat. Mereka tak mungkin untuk datang terlambat, karena merekalah yang membutuhkan kontrak tersebut.
"Krys.... Sudah siap belum, kita berangkat lima belas menit lagi!" teriak Dela di depan pintu kamar Krystal.
"sebentar lagi mom!" balas Krystal. Ia mengutuk dirinya sendiri karena begitu susah untuk menjauhkan tubuhnya dari air hangat yang sedang merendamnya.
"haaaahhhh.... Baru aja nyebur, udah diteriakin aja" desah Krystal sambil beranjak dari sana. Mengenakan bathrobe lalu keluar dari kamar mandinya. Menuju almari yang sudah ia penuhi dengan pakaiannya.
Pilihannya jatuh pada gaun biru laut, hasil dari pencariannya bersama Seira satu minggu lalu setelah acara pertunangannya dengan Kharis. Memoles wajahnya dengan sedikit sapuan bedak, tak lupa juga memberikan lip gloss di bibir cantiknya. Dengan rambut yang digerai, memberi poni untuk menutupi jidatnya dengan manis. Lalu menyematkan penjepit rambut di sisi kiri, menambah kesan cantik dan manis yang sesuai untuk umurnya yang beranjak dewasa. Setelah selesai dengan tatanan wajahnya, kini Krystal mulai mengenakan flat shoesnya yang senada dengan warana bajunya. Dan sentuhan terakhirnya yaitu menyemprotkan parfum ke leher, baju, serta tangannya.
Perfek. Itulah kata yang tepat untuknya saat ini.
"Krys... Sudah belum? Kamu terlambat sepuluh menit" tak mau mendengar jeritan dan omelan dari mommynya lagi, Krystal segera membuka pintu kamarnya dengan santai.
"wow... Pantesan lama, nggak taunya dandan dulu toh... "
"isshh... Apaan sih mom, udah ah, ayo berangkat. Katanya udah terlambat" balas Krystal sembari berjalan mendahului Dela.
"telat juga gara-gara kamu. Udah ayo!"
Setelah melewati percekcokan dengan mommynya, mereka segera pergi ke tempat pertemuan. Alasan kenapa Krystal ikut adalah karena Romy tak mau meninggalkan Krystal sendirian di mansion. Terlebih lagi putrinya itu baru saja putus cinta. Bisa-bisa Krystal kabur dari sana dan keluyuran sendirian malem-malem. Bisa jadi kerjaan tambahan buat Romy dan Dela kalau begitu. Makanya mereka memilih jalur aman dengan membawa Krystal bersama mereka.
Mereka tiba di tempat Janjian jam tujuh lewat sepuluh menit, dikarenakan macet, dan juga keterlambatan Krystal tadi.
"kita telat sepuluh menit. Nggak biasanya dad telat seperti ini" Dumel Romy sembari melepas seat beltnya.
"cuma sepuluh menit dad, kapan lagi dad mecahin rekor" jawab Krystal santai.
Tak mau menanggapi lagi, mereka segera berjalan ke arah gedung bertuliskan "A", berjalan dengan posisi Krystal di tengah. Memberitahukan bahwa mereka sangat berbahagia hari ini. Saling menebar senyum tatkala ada yang menyapa mereka.
Bahkan setelan Romy juga Delapun sama. Mengenakan kemeja putih dengan balutan jas hitam, dipadukan dengan celana sebatas mata kaki. Dasi bercorak hitam putih bertengger indah melilit leher Romy. Juga terselip sebuah sapu tangan berwarna putih di saku atas jasnya dengan sepatu hitam mengkilap. Jam tangan "patek philippe"melingkar sempurna di pergelangan tangannya. Jam tangan yang bermaterial emas delapan belas karat ini siapa yang tak tahu?
Begitupun Dela, ia mengenakan gaun berwarna hitam panjang, dengan aksesoris gaun yang melingkar di lehernya berbentuk bulu-bulu halus berwarna moca. Dipadukan dengan tas tangan kecil berwarna moca. Serta high heels setinggi tiga sentimeter berwarna moca.
"pesta?" kata Krystal tak percaya sembari menghentikan langkahnya.
"kenapa? Apa ada yang salah?" tanya Romy yang ikut memberhentikan langkahnya. Menatap heran ke putrinya itu.
"katanya mau meeting, kenapa malah ke pesta?"
"meeting tak harus di resto atau kantor kan? Ayo lanjut jalan, tambah telat nanti kita" kata Romy sembari berjalan menggandeng tangan Krystal hingga berjalan bersisihan dengannya lagi.
"Krys, kamu mau ikut dad ke dalam apa nunggu di sini?" tanya Romy saat sudah sampai di tengah-tengah pesta.
"Krys di sini saja dad, lagian kalau Krys ikut masuk juga bakal jadi patung"
"baiklah, dad sama mom ke dalam dulu. Kamu duduk di sini oke? Jangan kemanamana!" tekan Romy.
Sepeninggalan Romy dan Dela, Krystal segera mendaratkan pantatnya ke kursi, lalu mengangkat tanganya saat ia melihat pelayan datang. Mengambil segelas cairan berwarna orange. Ia menganggukkan kepalanya hormat, dengan senyum yang tertempel indah, mencoba mengucapkan terima kasih.
Ia kembali duduk, sedikit meminum minuman yang ia pilih sembari mengedarkan pandangannya. Banyak para pengusaha yang membawa putra putri mereka ke sini, saling bertukar senyum dan saling berjabat tangan. Berdiri sembari memegang segelas minuman ditemani dengan istri mereka, bercerita dengan pebisnis lain. Setidaknya itu yang ia lihat di sekeliling pesta ini.
Hingga matanya terpaku pada seseorang yang kini sedang asik berbicara dengan seorang wanita, bahkan dia sempat tertawa bersama. Matanya membola saat melihat kedua objek itu saling berpelukan layaknya teletubis. Ya... Siapa lagi kalau bukan Gilang dan wanita yang ia temui di resto dulu. Ntah siapa itu namanya Krystal tak perduli.
Perhatiannya teralihkan saat mendengar suara dadynya yang sangat menggelegar melalui mikrofon.
"tes... Tes... Selamat malam semuanya. Terimakasih sudah bersedia datang di pesta kecil kecilan ini. Dan saya ingin memanggil seseorang yang amat saya sayangi ke sini. Di atas panggung ini bersama saya dan keluarga lainnya"kata Romy memberi jeda sebelum melanjutkan perkataannya.
"Krystal... Ke sini sayang"
Krystal hanya menurut. Berjalan dengan raut herannya. Dia menjadi pusat perhatian sepanjang ia berjalan ke arah Romy dan keluarganya yang lain. Ia berdiri tepat di samping kanan Romy.
"selamat ulang tahun sayang" kata Romy sembari memeluk Krystal.
Mengatakan kalimat itu di telinganya.
Krystal hanya diam mematung. Mencoba mencerna perkataan Romy. Mencoba mengingat tanggal danbulan hari ini.Ia langsung membelalakkan matanya saat mengingat tanggal dan bulan hari ini. Benar ini ulang tahunnya. Bagaimana bisa ia melupakan itu?! 30 Desember. Ia langsung membalas pelukan Romy. Dan sontak terdengar lagu ulang tahun yang di tujukan kepadanya dari semua orang yang ada di sana. Sungguh ia tak menyangka semua ini.
"D-dad... Apa ini?" kata Krystal sesudah melepas pelukannya, bertanya dengan nada yang bergetar.
"kejutan untukmu sayang. Karena kami terlalu sibuk di tahun tahun lalu saat hari ulang tahunmu. Maafkan kami heum?"Krystal langsung menubruk tubuh Romy, membuat Romy mundur dua langkah karenanya.
"makasih dad... Makasih"
"ih... Kenapa malah nangis gitu. Sayang loh sama dandanan kamu. Nggak takut luntur"goda Romy yang langsung mendapat bonus pukulan di lengannya oleh Krystal. Sedangkan yang dipukul hanya tertawa sembari mengelus rambut Krystal lembut.
"haaahhh... Anak dady udah besar ternyata. Semoga setelah bertambahnya usia kamu ini, kamu dapat lebih berfikir matang oke. Berfikir ke depan sebelum memutuskan sesuatu heum?" Krystal hanya mengangguk.
"Krystal... Tiup lilinnya dong, kamu nggak kasihan sama mereka yang nungguin kamu dari tadi?"kata Dela mengingatkan.
Krystalpun melepaskan pelukannya, menatap mommynya dengan terkikik geli.
"mom nggak boleh marah sama Krystal. Ini ulang tahun Krystal loh... "
"siapa juga yang bisa marah sama anak mommy yang satu ini heum??" balas Dela gemas sembari menangkup kedua pipi Krystal.
"udah sana selesain acara kamu" lanjutnya sembari mengendikkan dagunya ke arah kue yang kelewat tingginya.
Saat mendekati kuenya kini ia sendiri yang bingung. Bagaiman cara meniupnya? Kue di depannya ini lebih tinggi dari tingginya yang hanya 160 itu. Bayangkan berapa tinggi kue di depannya itu?
"butuh bantuan nona?"Krystal menolehkan kepalanya ke arah samping saat mendengar suara yang sangat mengganggunya akhir-akhir ini. Gilang. Gilang Vans Katria dialah orangnya.
Sebelum menjawabnya, tubuh Krystal sudah tak menginjak tanah, karena orang di sampingnya itu sudah menggendongnya, mendudukannya di bahu Gilang dan yeah... Kini ia sudah berhadapan dengan lilin kue itu.
"sayang, kapan kau meniup lilinnya? Kasihan calon tunangan kamu kelelahan karna kamu berat" teriak Mommynya membuyarkan lamunannya.
Ia hanya meringis lalu memejamkan matanya untuk make a wish kemudian meniup lilinya yang di ikuti tepuk tangan dari semua orang yang menontonnya sedari tadi.
Ia mengernyitkan dahinya saat ia tak kunjung beranjak dari posisinya.
"Gilang, turunin gue"
"nggak sebelum kamu jawab pertanyaanku"
"pertanyaan apa? Kita diliatin semua orang ini. Jangan yang aneh aneh deh"
"kamu mau nggak tunangan sama aku?"
"nggak"
"ya udah kamu nggak usah turun"
"biarin. Lo juga yang bakal lelah"
"kamu Krystal... Kamu!" tekan Gilang.
"udah... Terima aja Krys" suara itu mendahuluinya saat akan membalas perkataan Gilang. Matanya membola saat tau siapa yang berbicara. Dia wanita yang bersama Gilang waktu itu.
"kasihan dia tau nggak. Udah dua minggu ini dia uring-uringan karena nggak tahan buat ngubungin kamu. Dia bahkan mau keluar rumah dan nemuin kamu. Utung saja tante sama om Jimi bisa nyegah dia. Dan kamu tenang saja aku tak ada hubungan apapun dengan Gilang. Kita hanya sepupuan, lagian juga aku udah punya tunangan" jelasnya panjang lebar yang menambah kerutan di kening Krystal.
"maafkan kami sayang. Itu hanya sekedar sebagian dari kejutan yang kami buat. Tapi ada untungnya juga sih... Kami jadi tahu kalau kamu sangat mencintai orang yang sedang menggendongmu itu" kata Sonya menimpali.
Kini Krystal sudah mengerti apa yang mereka maksud di sini. Intinya ia di permainkan di sini! Ia dijadikan pion!
"kalian kenapa jahat banget sih sama aku!" kata Krystal tak terima.
Mendengar nada bicara Krystal yang sudah tak bersahabat. Terpaksa Gilang menurunkan gadisnya itu.
"Krys... Aku bisa jelasin semuanya oke? Kamu tenang aja, buakan hanya kamu saja yang tersiksa. Aku juga tersiksa. Jadi mengertilah" kata Gilang berusaha menenangkan Krystal.
Krystal langsung melenggang pergi dari sana menjauhi panggung itu dengan wajah kesalnya. Gilang langsung mengejarnya, menahannya di tengah tengah orang yang kini sedang memperhatikan mereka.
"Krystal Di Rayzel maukah kamu menerimaku sebagai tunanganmu? Maukah kamu menjalin ikatan denganku? Aku tau aku tak pantas untukmu. Aku tau aku sering membuatmu mengeluarkan cairan laknat dari mata indah kamu. Dan aku tau kalau aku sangat bodoh telah menuruti semua egoku dengan meninggalkanmu dua minggu ini. Tapi yakinlah, aku sangat mencintaimu Krys, lebih dari apa yang kamu bayangkan. Izinkan aku mengganti semua kesalahanku itu dengan membuatmu bahagia bersamaku, menjalin hubungan denganku, menjalin ikatan denganku, dan saling berbagi denganku" kata Gilang panjang lebar sambil bersimpuh di hadapan Krystal dengan memegang kedua tangan Krystal menatapnya dengan tatapan sungguh sungguhnya.
Krystal hanya mendongakkan wajahnya menahan cairan bening yang mungkin sebentar lagi akan keluar karena orang di depannya ini. Ia mengangguk sebelum menjatuhkan air matanya. Gilang langsung menarik Krystal ke pelukannya, mengusap lembut air mata yang keluar.
"ssstttt... Aku mohon jangan menangis karena aku. Biarkan aku yang menangis karena kamu. Jangan tangisi aku. Aku tak mau membuatmu bersedih oke?"
Tepuk tangan mulai bergemuruh saat mendengar ucapan Gilang tadi.
"I LOVE YOU Krystal"
"I LOVE YOU too Gilang Vans Katria" jawab Krystal dengan mendongakkan kepalanya hingga pandangan keduanya bertemu saling memandang dengan rasa bahagianya.
Perlahan Gilang menepis jarah di antara mereka, menyatukan kening mereka, kemudian pertemuan dari hidung mereka. Yang sontak membuat mereka memejamkan mata, hingga kedua benda kenyal itu saling bertabrakan menyalurkan rasa rindu yang telah mereka pendam selama ini.Hanya sekedar melumat tak lebih. Saling memberi tahu bahwa mereka saling merindudan haus akan cinta satu sama lain.
Mereka melepaskan pagutan mereka setelah sadar di mana mereka berada. Dengan kening yang masih saling menempel, saling tersenyum menyadari apa yang baru saja mereka lakukan.
"terimakasih telah menerimaku dalam hidupmu Krys" ucap Gilang sambil menarik Krystal ke dalam pelukannya.
END.
******
3087 kata sebagai penutup dari cerita ini. Terimakasih bagi kalian yang sudah menemaniku sampai ending. Maaf jika mengecewakan.
Bye... Bye...
Makasih ????
Comment on chapter Part 1