TOK… TOK… TOK…
Hingga bunyi ketokan pintu itu menyadarkan mereka dari kesibukan mereka masig masing, terkecuali Krystal, ia lebih mementingkan sosmetnya daripada ketokan pintu yang menurutnya tak penting itu.
“nah… makanannya sudah datang. MASUK!” kata Jimi dengan sedikit berteriak diakhir kata.
Tak lama kemudian para waiter datang dengan makanan di kedua tangannya. Mereka meletakkan makanan dengan begitu teliti dan terlatih.
“maaf mi pi aku terlambat” kata seorang laki laki tampan dengan pakaian kasualnya yang menambah ketampanannya dan juga kharismanya.
“isshhh… kakak selalu saja seperti ini. Kali ini jangan maafin dia mi pi” kata Angel dengan wajah kesalnya.
“selalu apanya, baru kali ini lagi. Kamukan nggak pernah dirumah, mana tau kebiasaan kakak tampanmu ini” jawab laki laki tadi dengan berjalan kearah kursi di samping Angel.
“udah udah kalian ini, sekarang cepetan kamu minta maaf pada keluarga om Romy” lerai Jimi karena anak laki lakinya ini selalu saja mencari ribut dengan adiknya jika adiknya itu dirumah.
“maaf om tan, saya terlambat. Soalnya tadi macet banget. Seriusan!”
“GILANG!” kata Jimi dengan nada kesalnya yang sudah tak tertahan karena kelakuan anaknya yang selalu saja seenaknya.
“Jimi sudahlah, dia jugakan baru SMA jadi maklumin aja” kata Romy memaklumi.
“tuh… om Romy aja ngertiin aku, masa papi nggak sih, ya nggak mi”
“nggak!” kata Sonya cuek. Yang membuat suasana cair kembali dengan tawa dari Romy juga Jimi begitupun Dela, ia malah mengingat jika dirinya yang sedang kesal dengan kedua anak tersayangnya itu. Betapa konyolnya ekspresinya saat itu.
“sudah sudah, malah pada ketawa”
“Krystal…” lanjut Sonya dengan memanggil Krystal lembut, sedangkan yang dipanggil masih sibuk dengan dunia mayanya. Karena menyadari bahwa adik tercintanya masih saja sibuk di dunianya, Kharis segera menyenggol lengan Krystal agak keras hingga handphonenya hampir saja terjatuh. Krystal langsung memberikan hadiah tatapan tajamnya ke Kharis, Kharis yang mendapat tatapan seperti itu hanya cuek bebek.
“kamu dipanggil tante sonya adikku sayang” kata Kharis dengan nada yang sengaja dibuat buatnya dan juga dengan senyum yang dibuat sok manisnya itu. Ya… meskipun emang aslinya manis. Krystal yang mengerti itu langsung mengarahkan kepalanya ke tempat duduk sonya. Dimana Sonya disana masih tersenyum lembut.
“eh… ada apa tan?”
“tuh kan tante lagi, mami sayang” ingat Sonya yang langsung mendapatkan anggukan dari Krystal.
“nah.. Krys, kenalin ini anak tante namanya Gilang” Krystal yang mendengar nama keramat itu disebut langsung mengalihkan pandangannya ke depan.
What the...?! Ini apa apaan coba? Batin Krystal saat melihat yang duduk tepat di depannya adalah orang yang paling dibenci dan dihindarinya.
“kalian udah saling kenal?” kali ini giliran Dela yang bertanya.
“belum”
“udah”
Jawab Krystal dan Gilang bebarengan. Krystal menjawab belum dengan ekspresi biasa ajanya sedangkan Gilang menjawab udah dengan senyum manisnya.
“mami nggak peduli kalian udah kenal atau belum. Yang penting mulai sekarang kalian harus membiasakan diri bersama. Karena setelah UN kalian akan langsung bertunangan” jawab Sonya dengan santai.
Gilang hanya menganggukkan kepalanya sebagai respond.
“t… tunggu, tante bercanda kan? Kita nggak mungkin bisa tunangan tan. Iya kan mom?” alih Krystal pada mommynya.
Buuuuurrrr…..
“what the ...?!! Tunangan?! Mi… yang bener aja dong!!” jawab Gilang yang baru sadar atas apa yang dibicarakan maminya tadi.
“kamu kenapa Lang? bukannya tadi kamu nggangguk?” kata Jimi yang heran dengan tingkah anaknya ini.
“y… ya nggak gitu pi, tadi Gilang nggak tau pi yang mami katakan. Jadi ya Gilang ngangguk aja daripada di bilang tuli”
“terus sekarang kakak nggak tuli?” timpal Angel membenarkan.
“y… ya nggak lah” jawab Gilang gelagapan.
“untuk kali ini dady nggak terima penolakan kamu Krys” kata Romy dengan tegasnya.
Krystal yang sudah melihat hawa tak bersahabat diwajah dadynya itu, memilih diam dan menundukan kepalanya.
“udah terima aja kenapa, lagian juga baru tunangan nggak nikah. Kalau memang nantinya kalian nggak cocok ya udah pisah aja susah amat” kata Kharis dengan memasukan sesendok nasi kedalam mulutnya dengan santai juga sikap elegannya.
“KHARIS!!!” kata Dela, Romy, Sonya, dan Jimi bebarengan dengan nada tak setujunya.
Kharis yang mendapat sentakan dari para orang tua itu langsung menyemburkan makanannya yang untungnya tidak mengenai Angel.
“salah ya? Haha… maaf deh kalau gitu, nggak ngomong lagi” kata Kharis dengan menutup mulutnya dengan tangannya sendiri.
“iiiisssh… kakak jorok banget sih” kata Krystal kesal dengan mengambil tisu untuk membersihkan mejanya yang ikut kotor akibat semburan Kharis.
“kalian nggak boleh nolak permintaan dady dan juga om Jimi” kata Romy tegas.
“tapi kan dad, kenapa nggak kakak aja, kan dia yang lebih tua” kata Krystal yang masih berusaha menolak.
“iiih… ngapain jadi bawa bawa kakak, heh, inget ya… perjalanan hidup dan tujuan kakak itu masih panjang kaya rel kereta api yang nggak ada putusnya. Jadi ya… harus Krystal ku sayang yang harus nrima pertunangan ini. Oke sayang” kata Kharis dengan gayanya yang eeeuuugggh… pokoknya.
“Kharis! Kamu juga harus cari pasangan mulai sekarang. Emang kamu mau jadi bujangan seumur hidup” kata dadynya mengintrupsi. Kharis yang mendapat skak seperti itu hanya bisa diam dengan tatapan kesalnya yang membuat dia tambah cute.
“hahaha… kak Kharis cute kalau lagi kesal gitu” kata Angel dengan polosnya yang tak tau bahwa kata katanya itu mendatangkan sorotan mata menyelidik dari para orang tua. Sadar ditatap menyelidik Angel segera menghentikan tawanya, berdehem sedikit lalu segera menggantinya dengan wajah seriusnya.
“eeekheem... iya, om Romy bener, kakak terima aja tunangannya. Toh juga masih lama. Secara ya… kakak itu masih kelas sebelas. Ya… meskipun udah semester akhir” kata Angel dengan wajah sok bijaknya yang sebenarnya berusaha mengalihkan pembicaraan dan juga perhatian yang sempet ia bikin tadi.
“nah… bener tu kata Angel, kalian masih punya waktu untuk pacaran dulu. Lagian, sebentar lagikan kalian bakal seasrama tuh… jadi manfaatkan aja waktu sebulan diasrama itu” kata Dela dengan santai yang langsung mendapatkan anggukan setuju dari suaminya, Romy.
“em… maksudnya asrama apa ya Del, kita bakal masukin mereka ke asrama gitu?” Tanya Sonya dengan wajah bingungnya.
“bukan gitu Son, ngapain kita masukin anak anak ke asrama, kalau sekolah bakal ngarantina mereka sebulan dan mereka bakal tinggal diasrama selama sebulan. Yah… meskipun satu kelas” jelas Dela dengan santai.
Sonya yang mendengar itu hanya menatap Gilang menyelidik dan juga tajam. Merasa bahwa dirinya sedang ditatap tajam oleh kedua orang tuanya Gilang hanya nyengir sambil menjulurkan jari telunjuk serta jari tengahnya membentuk huruf V.
“Gilang” kata jimi dengan geramnya.
“Gilang lupa pi, beneran deh. Nggak bo’ong! Cius!” kata Gilang dengan tampang cutenya.
Jimi yang melihat tingkah anaknya itu hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya pasrah.
“sudahlah Jim, masalah kecil seperti itu nggak usah dibesar besarin. Kalau gini terus kapan kita makan malamnya” kata Romy berusaha mencairkan suasana. Dan itu ternyata berhasil, semua orang diruangan itu kini tertawa mengingat bahwa mereka kesini itu untuk makan malam bukan membicarakan masalah keluarga.
Setelah menyelesaikan acara makan malam mereka, mereka segera membahas kembali masalah yang sempat menjadikan ribut tadi.
“eh… tunggu Jim, Angel sama Gilang tadi berangkat kesini naik mobil sendiri?” Tanya Romy saat ia menyadari bahwa mereka semua datang berlainan waktu.
“tidak om, aku tadi berangkat bareng mami sama papi. Karena perutnya bermasalah, aku ke kamar mandi dulu tadi” jelas Angel. Romy yang mendapat penjelasan hanya menganggukan kepalanya mengerti.
“terus, Gilang berangkat kesini naik mobil sendiri gitu?” kata Romy.
“siapa bilang om, saya kesini tadi naik odong odong. Om tau odong odong kan? Enak tau om, naik itu. Angel aja sampai ketagihan. Nggak mau turun katanya masih enak” jawab Gilang seenak jidatnya.
“GILANG!”
“KAKAK!”
Kata Jimi, Sonya, dan juga Angel bebarengan. Mereka tak habis pikir dengan anak mereka yang satu ini. Sedangkan Romy, Dela, dan Kharis hanya tertawa melihat tingkah keluarga itu. Sedangkan Krystal hanya mencibir tak suka atas tingkah Gilang yang menurutnya sangat kekanak kanakan itu.
“haaaaahh…. Sudahlah Rom, hiraukan saja kata roh yang masukin dia. Kalau perlu harus dipukul dulu kepalanya biar dia bisa kembali ke anakku Gilang” kata Jimi tak habis pikir.
“hahaha… sudahlah Jim, ngapain juga dianggep serius”
“gini aja deh, sebagai hukuman kamu Gilang karna udah mempermainkan om, kamu harus nganterin Krystal pulang nanti” lanjut Romy. Krystal yang mendengar namanya disebut segera membelalakan mataya tak percaya. Bagaimana bisa dirinya disangkut pautkan dengan orang seperti Gilang? Secara dari tadi dia nggak buat kesalahan apapun.
“dad, kenapa namaku dibawa bawa” protes Krystal.
“karena tadi waktu tante Sonya manggil kamu, kamu malah sibuk sama sosmed kamu. Emangnya dady nggak tau?”
“bener dad, dia sibuk sama dunianya sendiri terus” tambah Kharis yang dengan semangat jika disuruh untuk memojokan adik tersayangnya itu.
“tapikan aku udah jawab dad tadi” elak Krystal.
“nggak ada penolakan sayang, kamu harus terima apa keputusan kita. Oke?” kata Sonya dengan lembut.
Krystal yang memang tidak bisa menolak jika ada orang selain keluarganya meminta padanya akhirnya menghembuskan nafas pasrahnya.
“huuufftt… baiklah”
“oke kalau begitu kami pulang dulu ya mi, pi, om, tan, bang” kata Gilang dengan berjalan menuju kursi Krystal.
Para orang tua yang heran dengan tingkah Gilang hanya memasang muka cengo mereka.
“kenapa cepet banget?” kata Dela yang heran akan tigkah Gilang.
“tadi katanya disuruh nganterin pulang Krystal. Ya udah ayo…” kata Gilang dengan memegang pergelangan tangan Krystal. Krystal yang risih dengan tangan Gilang langsung melepaskan tengan Gilang dari pergelangan tangannya.
“haaahhh… baiklah baiklah” kata Gilang yang mulai frustasi.
“sweetheart, mari pulang sekarang” kata Gilang dengan lembut dan juga wajah yang sangat tampannya. Para orang tua beserta Angel juga Kharis hanya menatap tanya kearah Gilang dan Krystal. Sikap Gilang yang berubah menjadi tanda tanya besar bagi mereka.
“Gilang lo apa apaan sih?” kata Krystal lirih.
“udah lo ikutin aja cara gue, emang lo mau jadi bulan bulanan mereka?” balas Gilang lirih yang hanya bisa didengar olehnya dan juga Krystal. Krystal yang mengerti akan maksud dan juga sikap Gilangpun mengangukan kepalanya singkat dan segera bangkit dari tempat duduknya.
“emmm… dad,mom, tante, om, kakak, dan Angel. Aku sama Gilang pulang duluan ya… kalian terusin aja temu kangen kalian” kata Krystal dengan senyum manisnya. Yang membuat kaum adam yang melihatnya dijamin bakal lemes saat itu juga. Terkecuali Kharis, ia sudah kebal dengan Krystal.
“dek, lo kesambet setan mana? Tumben lo mau gitu aja” kata Kharis yang tak percaya akan tanggapan dan juga ekspresi Krystal yang kelihatan happy happy aja diajak Gilang.
“nggak kok, kata siapa aku kesambet. Aku baik baik aja, sungguh” kata Kryatal meyakinkan.
“baiklah, aku sama Gilang pergi dulu ya…” selak Krystal ketika melihat kakaknya ingin berbicara lebih panjang lagi.
“baiklah… baiklah… kalian pergi saja dari sini sekarang” kata Dela.
Setelah mendapat ijin dari para orang tua dan juga Kharis serta Angel, Gilang segera mengajak Krystal pergi dari ruangan terkutuk itu segera. Tentu saja dengan posisi Gilang yang menggandeng tangan Krystal. Saat dirasa sudah jauh dari ruangan tadi Krystal segera menghentikan Gilang dari jalannya.
“hei, berhenti! Kita udah jauh dari ruang makannya” kata Krystal mengintrupsi jalan Gilang, dan segera disambut Gilang dengan memberhentikan langkahnya.
“kenapa sih?” kata Gilang kesal.
“pertama lo harus lepasin tangan gue, baru kita keluar dari resto”
“kalau gue nggak mau?” tantang Gilang.
“hei! Atas dasar apa lo nggak mau lepasin tangan gue?!” balas Krystal dengan nada kesalnya.
“atas dasar, ini resto milik nyokap gue! Emang lo mau jadi pusat perhatian disini? Dan pelayan disini ngadu ke nyokap gue masalah ini?” kata Gilang dengan pastinya.
Mendengar jawaban dari Gilang tadi, Krystal segera mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya yang sekarang sedang menatap ke dirinya dan Gilang dengan tatapan aneh karena dirinya dan Gilang sempat debat tadi. Segera Krystal tersenyum minta maaf juga canggung kepada semua yang menatapnya.
“sadarkan? Sekarang kita pergi dari sisni dan jangan bantah gue!” kata Gilang dengan serius. Krystal hanya mampu menghembuskan nafas kesal dan juga jengahnya terhadap makhluk yang sedang menggenggam tangannya dan juga yang sedang menyeretnya keluar resto.
“kita udah diluar resto, jadi lepasin tangan gue oke?” kata Krystal dengan nada seramah ramahnya.
“nggak!” jawab Gilang enteng.
“lo lama lama nyebelin ya!”
“lo lama lama gemesin ya!” balas Gilang dengan smirk andalannya.
Krystal yang mendengar jawaban dari mulut Gilang hanya mencibir tak jelas dan menatap Gilang dengan galaknya.
“puas mandangin guenya? Iya gue tau kalau gue tampan dan cute, tapi jangan sampe segitunya natap gue” kata Gilang dengan tingkat ke-PD-annya yang selangit.
“cih, jangan terlalu PD tuan Katria”
“udahlah, sekarang masuk. Kita pergi dari sini”
“karena… mata mata dan juga bodyguard mami ada dimana mana” lanjut Gilang saat mengetahui Krystal ingin membantahnya lagi. Krystal yang mendengar penuturan dari Gilang tadi hanya memutar bola mataya jengah.
Makasih ????
Comment on chapter Part 1