Loading...
Logo TinLit
Read Story - About us
MENU
About Us  

Part 4

"hei.... Disini!"

Krystal segera mengarahkan pandanganya ke arah yang menunjukan pertengahan antara kelas sepuluh IPA dan IPS.

Ia menyipitkan matanya untuk memperjelas penglihatannya. Karena merasa orang yang dipanggil diam di tempat, Gilang segera berlari ke arah gadis itu dan segera menyeretnya untuk ke tempat persembunyiannya tadi.

"e.. eeh... kita mau kemana? Arah kelas gue bukan ke sini tapi lurus" kata Krystal saat merasa pergelangan tangannya di seret dengan paksa.

"udah diem dulu" jawab Gilang yang masih memegang pergelangan Krystal dengan erat.

Setelah sampai di tempat persembunyiannya, Gilang segera melepaskan genggaman tangannya dari tangan Krystal.

"udah, sekarang lo diem di sini dulu oke?"

"tapi ngapain ke sini sih, kalau gue kesini, yang ada gue tambah telat tau nggak?" jawab Krystal dengan memalingkan wajahnya.

"udah diem di sini dulu sampai penjaga hari ini masuk kelas"

"emang kalau udah masuk kelas mau ngapain"

"ya kita baru masuk ke kelas kita lah..." jawab gilang dengan enteng, yang waktu itu juga menghadap ke arah depannya, bukan ke arah Krystal.

"lo ngomong ama siapa sih?" Tanya Krystal yang masih fokus menghadap ke depan.

"ya.. ama..." jawab Gilang terpotong karena merasa ada yang ganjal dengan pertanyaan Krystal. Sontak ia dan Krystalpun segera memutar kepala ke arah belakang mereka.

"eh... hallo mr... haha... kami di sini hanya berteduh kok" kata Krystal mengelak saat tau bahwa tadi yang bertanya pada Gilang adalah pak Bagyo.

Ia lupa bahwa hari ini adalah jadwalnya guru lumayan killer ini yang bertugas untuk jadi penjaga. Ya... meskipun itu kata anak bahasa sih, karena pak Bagyo itu tidak pernah mengajar kelas unggulan.

"pssht... emang kenapa?" bisik Gilang dengan menyenggol lengan Krystal.

"udah, mending lo diem aja"

Setelah terjadi adegan bisik-bisikan, Krystal akhirnyapun menyuruh Gilang untuk membiarkannya menyelesaikan masalah ini.

"kalian telat delapan menit, jadi hukuman kalian adalah membersihkan lapangan basket indoor, lapangan basket luar, taman belakang sekolah dan juga taman utama sekolah. Sesuai peraturan, kalian akan diberi waktu sampai jam delapan, jika kalian lebih dari jam itu, maka kalian tidak boleh mengikuti pelajaran sampai jam istirahat. Kalian mengerti?"

"y...yes pak..." jawab Krystal gagap, karena saking gugupnya.

"tapi pak... saya tidak tau letak tempat yang bapak sebutkan tadi, jadi sekarang saya kekelas saya saja ya pak" kata Gilang berusaha lepas dari hukumannya.

"oke, kalau kamu tidak tau, kamu boleh Tanya ke bapak atau teman kamu itu" jawab pak Bagyo dengan santai.

"what?! Kenapa saya jadi disangkut pautkan pak?" kata Krystal saat mengerti arah pembicaraan pak Bagyo.

"lalu mau gimana lagi? Kamu mau dihukum sendirian?"

"mau kok pak! Dia selalu rela menolong temannya yang sedang kesusahan. Hehe..." seru Gilang dengan semangatnya.

Krystal yang mendengar perkataan itu hanya mampu melebarkan pupilnya.

"beneran? Oke kalau begitu ka-"

"NGGAK pak! saya yang akan menunjukan tempatnya ke dia Hehe... jadi dia akan melakukan hukumannya dengan saya" sergah Krystal dengan menggerakkan kedua tangannya membentuk gerakan menolak.

"terserah kalian, yang terpenting! Tempat tempat yang bapak sebut tadi harus bersih dan rapi sebelum jam delapan"

"ooh? Baiklah pak, semuanya akan berlangsung sesuai keinginan bapak" jawab Krystal sebelum menyeret tangan Gilang dengan paksa menjauhi pak Bagyo.

Setelah dirasa cukup jauh dari jangkauan dan juga pendengaran pak Bagyo, Krystal segera melepaskan tangannya dari pergelangan tangan kanan Gilang. Namun apa yang terjadi di luar dugaan Krystal, saat Krystal sudah melepas genggamannya, Gilang justru berbalik menggenggam pergelangan tangannya.

"apaan sih, lepasin nggak?!" kata Krystal dengan berusaha melepaskan pergelangan tangannya dari genggaman Gilang, namun semakin Krystal berusaha melepasnya, Gilang justru lebih mengeratkan genggamannya.

"ok fine! Apa mau lo sekarang huh?!" kata Krystal karena sudah muak dengan adegan genggam menggenggam itu. Namun Gilang malah menanggapinya dengan senyum kemenangannya.

"kan tadi lo yang bilang sendiri, kalau lo mau menunjukan tempat tempat yang di sebutkan pak... pak siapa tadi?" jawab Gilang dengan berusaha mengingat nama guru yang sedang bertugas tadi.

"pak Bagyo"

"nah itu, pak Bagyo! Jadi gue butuh tangan lo supaya gue nggak tersesat di sekolah ini. Kan nggak lucu kalau gue kesesatnya di sekolah, kalau di hutan gitu nggak pa pa, itu masih elit. Nah ini?! Masak iya di sekolahan" jawab Gilang panjang kali lebar selebar lebarnya.

"huuft... serah lo! Sekarang waktu kita Cuma empat puluh lima menit oke! Jadi kita akan bagi tugas, gue bersihin lapangan basket indoor sama lapangan basket luar. Sedangkan lo bersihin taman belakang sama taman utama sekolah. Ntar gue kasih tau tempatnya dimana" jawab Krystal dengan serinci ricinya.

"nanti kalau lo udah selesai, susulin gue ke taman utama oke!"

"huuft.. kalau waktu gue masih tersisa" jawab Krystal sebelum ia berlalu terlebih dulu untuk menunjukan taman belakang dan juga taman utama sekolah itu. Tak lama kemudian akhirnya Krystal dan juga Gilang sampai di taman belakang sekolah.

"ini taman belakang sekolah, dan itu adalah lapangan basket luar"

"oooo..."

"udah tau kan?"

"he'em" jawab Gilang dengan menganggukan kepalanya.

"kalau lo udah tau, terus ngapain lo masih genggam tangan gue?!" Tanya Krystal dengan mengangkat tangannya yang masih digenggam oleh gilang.

"hehe... kan lo belum ngasih tau gue taman utamanya" jawab Gilang yang diakhiri dengan senyum yang menurutnya dapat meluluhkan hati kaum hawa itu.

"huuuft... astaga... " kata Krystal dengan menepuk jidatnya pelan dengan tangan yang bebas dari tangan Gilang.

Dan tanpa banyak kata lagi,akirnya Krystal menuruti permintaan Gilang itu. Dan juga tentu karena Krystal tidak ingin ketinggalan pelajaran lebih lama lagi karena hal bodoh seperti ini.

Berbeda dengan Gilang, dia malah merasa senang bisa menggenggam tangan Krystal seperti ini, padahal ia sudah tau letak taman belakang dan jug ataman utama sekolah ini, hanya saja ia mencari cari alasan supaya bisa lebih lama lagi bersama Krystal. Karena setelah ini mungkin ia tidak bisa lagi menggenggam tangan Krystal seperti ini, jangankan menggenggam menyentuh Krystal saja mungkin tidak bisa. 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • IndahTri

    Makasih ????

    Comment on chapter Part 1
  • dede_pratiwi

    nice story :)

    Comment on chapter Part 1
Similar Tags
102
2205      893     3     
Mystery
DI suatu siang yang mendung, nona Soviet duduk meringkuh di sudut ruangan pasien 102 dengan raga bergetar, dan pikiran berkecamuk hebat. Tangisannya rendah, meninggalkan kesan sedih berlarut di balik awan gelap.. Dia menutup rapat-rapat pandangannya dengan menenggelamkan kepalanya di sela kedua lututnya. Ia membenci melihat pemandangan mengerikan di depan kedua bola matanya. Sebuah belati deng...
Simbiosis Mutualisme seri 1
10994      2365     2     
Humor
Setelah lulus kuliah Deni masih menganggur. Deni lebih sering membantu sang Ibu di rumah, walaupun Deni itu cowok tulen. Sang Ibu sangat sayang sama Deni, bahkan lebih sayang dari Vita, adik perempuan Deni. Karena bagi Bu Sri, Deni memang berbeda, sejak lahir Deni sudah menderita kelainan Jantung. Saat masih bayi, Deni mengalami jantung bocor. Setelah dua wawancara gagal dan mendengar keingin...
Venus & Mars
5495      1453     2     
Romance
Siapa yang tidak ingin menjumpai keagunan kuil Parthenon dan meneliti satu persatu koleksi di museum arkeolog nasional, Athena? Siapa yang tidak ingin menikmati sunset indah di Little Venice atau melihat ceremony pergantian Guard Evzones di Syntagma Square? Ada banyak cerita dibalik jejak kaki di jalanan kota Athena, ada banyak kisah yang harus di temukan dari balik puing-puing reruntuhan ...
AVATAR
7590      2166     17     
Romance
�Kau tahu mengapa aku memanggilmu Avatar? Karena kau memang seperti Avatar, yang tak ada saat dibutuhkan dan selalu datang di waktu yang salah. Waktu dimana aku hampir bisa melupakanmu�
Glad to Meet You
274      211     0     
Fantasy
Rosser Glad Deman adalah seorang anak Yatim Piatu. Gadis berumur 18 tahun ini akan diambil alih oleh seorang Wanita bernama Stephanie Neil. Rosser akan memulai kehidupan barunya di London, Inggris. Rosser sebenarnya berharap untuk tidak diasuh oleh siapapun. Namun, dia juga punya harapan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Rosser merasakan hal-hal aneh saat dia tinggal bersama Stephanie...
Bukan kepribadian ganda
9113      1753     5     
Romance
Saat seseorang berada di titik terendah dalam hidupnya, mengasingkan bukan cara yang tepat untuk bertindak. Maka, duduklah disampingnya, tepuklah pelan bahunya, usaplah dengan lembut pugunggungnya saat dalam pelukan, meski hanya sekejap saja. Kau akan terkenang dalam hidupnya. (70 % TRUE STORY, 30 % FIKSI)
Rumah Laut Chronicles
2580      1096     7     
Horror
Sebuah rumah bisa menyimpan misteri. Dan kematian. Banyak kematian. Sebuah penjara bagi jiwa-jiwa yang tak bersalah, juga gudang cerita yang memberi mimpi buruk.
Bullying
557      339     4     
Inspirational
Bullying ... kata ini bukan lagi sesuatu yang asing di telinga kita. Setiap orang berusaha menghindari kata-kata ini. Tapi tahukah kalian, hampir seluruh anak pernah mengalami bullying, bahkan lebih miris itu dilakukan oleh orang tuanya sendiri. Aurel Ferdiansyah, adalah seorang gadis yang cantik dan pintar. Itu yang tampak diluaran. Namun, di dalamnya ia adalah gadis rapuh yang terhempas angi...
Letter hopes
1026      567     1     
Romance
Karena satu-satunya hal yang bisa dilaukan Ana untuk tetap bertahan adalah dengan berharap, meskipun ia pun tak pernah tau hingga kapan harapan itu bisa menahannya untuk tetap dapat bertahan.
My Noona
5726      1338     2     
Romance
Ini bukan cinta segitiga atau bahkan segi empat. Ini adalah garis linear. Kina memendam perasaan pada Gio, sahabat masa kecilnya. Sayangnya, Gio tergila-gila pada Freya, tetangga apartemennya yang 5 tahun lebih tua. Freya sendiri tak bisa melepaskan dirinya dari Brandon, pengacara mapan yang sudah 7 tahun dia pacariwalaupun Brandon sebenarnya tidak pernah menganggap Freya lebih dari kucing peliha...