Zahra pov
Seusai pembicaraan tadi di taman aku dan fia langsung berjalan menuju kelas karena waktu pun tidak bisa di ajak kompromi jika sudah ada di sekolah.ya,walaupun diriku secara notabene adalah anak dari pemilik saham paling besar di sekolah ini bukan berati diriku bisa seenak jidat keluar masuk kelas tanpa izin guru.bukan berarti aku takut pada para guru atau pun kepala sekolah tempat ini,namun aku takut jika abi benar benar mengirim ku ke pondok pesantren!.satu satunya tempat yang paling ku benci dan tak ingin sama sekali ku datangi,dan tak akan pernah ku datangi!sampai kapan pun.
Sesampainya di kelas,aku dan fia langsung duduk di tempat duduk kami.
"Alhamdulillah..
Ternyata kita belum telat,ra."ucap fia bersyukur,namun ucapannya yang menyebut "alhamdulillah" adalah yang pertama kali ku dengar sejak aku bersahabat dengannya.
"Hah.."timpal ku seperti orang bodoh.
"Kenapa?loe kok jawab gue hanya dengan kata "Hah"?"tanya dia tak mengerti.
Jangankan dia,aku saja yang mengucapkan juga tak mengerti.apa mungkin dia hanya asal ngomong atau apalah aku tak tau.tapi,bukankah tadi di mengatakan loe gue?oh,Shit!aku lupa kalo ini lagi di kelas.so aku harus bersandiwara lagi deh.
"Gak,gue bingung aja kok loe tumben tumbenan ngucapin "alhamdulillah" sih?kaya fia yang bukan gue kenal aja.."ucap ku jujur.
"Emang kenapa,ra?"tanyanya tenang.
"Hah.."hanya itu jawaban ku atas pertanyaan nya.
fia menggerakkan tubuhnya dan menghadap ke arah samping kanan,tepatnya menghadap ke tubuhku.
"Apakah yang gue lakukan ini salah?"tanyanya sekali lagi dengan bawaannya yang semakin tenang,namun bedanya kali ini ia menatap ku dengan tatapan yang tak bisa ku mengerti.
begitu dalam,dan entah kenapa tatapan yang fia tujukan padaku seperti menyampaikan sebuah pesan.pesan apa aku tak tau.tapi,entah mengapa melihat tatapan itu aku seperti ingin menangis.di hati ini!ada rasa sakit dan terluka yang aku rasakan.apa ini?.
Aku menundukkan pandangan ku dan memilih untuk diam,tak ingin merespon hingga fia mengulangi pertanyaannya sekali lagi.
"Jawab,zahra!apakah yang gue lakukan ini salah?"ucapnya tenang namun tegas.
Aku mengangkat kepalaku pelan dan menatap matanya.
"Gak,fi.loe gak salah kok.."jawabku jujur.
Fia tersenyum dan menyentuh tangan ku dengan lembut.
"Terus,kenapa loe mempermasalahkan nya jika loe tau apa yang gue lakukan itu adalah hal yang benar?kenapa,ra?" Pertanyaan fia kali ini membuat ku terpojok.
benar,dia tidak melakukan hal yang salah namun kenapa aku mempermasalahkan nya?padahal dia hanya mengucapkan sebuah kalimat yang bermakna baik?lalu kenapa aku mempermasalahkan nya?
"Kenapa,ra?"tanya fia yang langsung membuyarkan lamunan ku.
"Iya,aku tau kamu melakukan hal yang benar tapi.."aku bingung harus bilang apa.ah,ini sulit!.
"Tapi..."ucap fia menggantung kan kalimatnya.
"Tapi ini pertama kalinya kamu ngomong kayak gitu."akhirnya aku mengatakannya.
Ku lihat fia tersenyum mendengar jawaban ku.
"Zahra,udah saatnya kita berubah!apa kamu tak ingin mengenalnya lebih dekat?apakah kamu tak merindukan dia?"tanya fia dalam dan serius.
"Kamu?fia inget dong ka..."
"Lupakan masalah itu untuk saat ini,yang penting aku pengen denger jawaban kamu."ucap fia cepat memotong jawaban ku.
"Aku gak tau.."
"Assalamualaikum...anak anak.."ucap seorang guru memasuki kelas dan membuat ucapan ku sukses terhenti.
sebenarnya,aku ingin menjawab pertanyaan fia bahwa aku gak tau yang dimaksud fia dengan "dia".
dia?
siapa dia?
kenapa aku harus perduli tentangnya?
kenapa aku harus merindukannya?
memangnya sepenting apakah dia di hidup ku sehingga aku harus mengenalnya?.
"Baik anak anak,apakah kalian masih ingat materi kemarin?"
"Masih,pak.."jawab anak kelas kurang kompak.
"Bagus!ternyata kalian masih ingat.kalau begitu saya akan mengetes salah satu di antara kalian,tentang materi kemarin.."ucap pak guru lantang.
"Hhhmmm..
Siapa yah.."bingung pak guru.
Ku lihat para penghuni kelas,ada yang santai dan bersikap menantang agar di tunjuk pak guru.mereka ini adalah golongan yang mempunyai otak yang cerdas dan gak lola mikir tentunya.ada juga yang sudah keringat dingin ketakutan karena tidak bisa berbahasa arab.mereka ini golongan anak anak yang sekolah modal dengkul dan otak pas pasan.
lalu,bagaimana dengan aku?
aku?
aku sih santai.
kenapa?
karena di sekolah ini tidak ada satupun guru yang berani melakukan ini kepada ku,kalian tentu sudah tau dan paham dengan maksud ku ini kan?
yap!
benar sekali!
karena aku adalah anak dari pemilik saham terbesar!
so,siapa yang berani mempermalukan ku di depan banyak orang?
jawabannya,tidak ada.
"Ah,ya...dewi.."tunjuk pak guru.
Sementara dewi yang di tunjuk sudah keringat dingin dan terlihat gemetar ketakutan.
"Ya,dewi.
Ma za darsunal ana?(maaf,yah.saya kurang bisa bahasa arab.jadi,jika kalimat ini salah maka tolong dimaklumi.)"tanya pak guru lantang.
Dewi diam tak merespon,ia terlihat celingak celinguk mencari jawaban.
"Dewi,pak guru ada di depan nak.bukan di kanan bukan juga di kiri."ucap pak guru mengejek.
Aku sudah memegangi perut ku sedari tadi dan menutup mulut ku dengan kuat karena menahan tawa yang luar biasa siap meledak saat ini.
"Fa...fa...Tolongin gue dong.."pinta dewi lemah.dewi menarik narik rok abu abu latifa dengan pelan,memberikan kode bahwa ia membutuhkan jawabannya.namun latifa yang di tarik tarik hanya memberikan respon yang luar biasa membuat ku cengok.
"Ihhh..dewi..
Apaan sih narik narik rok aku!bukannya jawab pertanyaan pak guru eh malah narik narik rok aku..huh..dasar usil.."ucap latifa kesal yang sontak membuat kami semua langsung tertawa terpingkal pingkal.
Ya,ampun.
asli,ni anak!
goblok atau pura pura goblok sih?
temennya minta bantuan eh malah di ceramahin!
udah gitu ceramahnya pake suara lantang lagi,jadikan yang denger bukan cuma dewi,tapi seluruh penghuni kelas juga dengar.
eh,bukan hanya penghuni kelas aja,tapi mahluk makhluk tak kasat mata juga kayaknya denger kali,ya?
tau ah,gak penting juga.
"Dewi,bukannya jawab pertanyaan pak guru kamu malah narik narik rok teman kamu.."
"Memangnya kamu bisa jawab pertanyaan pak guru?"tanya pak guru meminta kepastian.
cek elah,pak guru pakek minta kepastian segala kaya mau pacaran aja.
Shit!
zahra,ingat fokus!
fokus!
kan tadi udah minum Aqua,masa iya sih masih gagal fokus aja?
Shit,stop zahra!
inget,kembali ke topik.
"Emmm...sebenarnya pak guru saya lupa sama materi yang kemarin..maaf.."ucap dewi jujur sekaligus malu karena di cemooh para penghuni kelas.
"Makanya kalo sekolah bawa otak dong,jangan bawa dengkul aja.."
"Huhh..gitu aja gak bisa..apa lagi yang lain.."
Dan berbagai cemoohan yang datang dari penghuni kelas.karena tidak bisa menahan emosinya,akhirnya andrini pun berdiri dan menatap semua penghuni kelas yang seketika jadi sepi dan sunyi.aku tak tau apa pengaruh andrini di kelas ini sehingga mampu membuat mereka menjadi diam?mungkin karena aku berteman dengan andrini kale,ya.makanya,mereka langsung nurut dan diam.
"Sudah..sudah..Jangan di ribut kan.kalian pak guru tanya juga belum tentu bisa."ucap pak guru menenangkan.
gimana sih pak guru,seharusnya dia ngomong gitu saat anak anak masih ribut!
ini kok dia ngomong gitu saat anak anak udah pada diem!
Hehh..terkadang,aku tak tau jalan pikiran mu pak!
aku sungguh tak mengerti sebenarnya apa yang kau inginkan pak!
et,dah stop zahra!
kenapa jadi baperan gini sih?ingat Zahra fokus.
"Dan untuk kamu dewi,lain kali kalau pak guru menjelaskan di depan tolong kamu perhatikan dan dengarkan.Jangan hanya bergosip yang kamu lakukan..."ucapan pak guru terpotong oleh tawa anak anak kelas.
"Hahaha..dasar tukang gosip."
"Sudah..hentikan!"semua anak terdiam.
"Apa kamu mengerti dewi?"
"Iya,pak.tapi,pak yang kemarin itu kan saya lupa..jad..."
"Apapun alasan kamu,bagi saya kamu tetap salah!."bentak pak guru.
"Iya pak."jawab dewi lemah.
Author pov
Setelah dua jam pelajaran bahasa arab akhirnya pergantian jam pun dilakukan,jam ke tiga.memasuki pelajaran agama.
Di kelas 11.5,tepatnya kelas zahra.
para penghuni kelas tersebut sedang sibuk dengan dunia masing masing.
ada yang bergosip,bercanda,bermain,bernyanyi,tidur dan berpetualang di alam mimpi serta ada pula yang berantem sesama perempuan hanya karena seorang lelaki.
namun semuanya berubah dan berakhir ketika seorang pemuda atau tepatnya seorang guru memasuki ruang kelas dengan ucapan salam yang lembut dan tegas.melihat siapa yang datang sontak membuat para gadis langsung teriak dan bersiul heboh.namun bagi para kaum pria kelakuan para wanita adalah sebuah cemoohan karena telah bersikap sangat berlebihan.
"Huhhhh...dasar alay loe semua.."teriak rendy jengkel.
namun para wanita sama sekali tak menanggapinya,bahkan bagi mereka untuk saat ini rendy atau kaum pria yang mencemooh lainnya adalah hanya anjing lewat atau numpang lewat atau bahkan sedang tersesat dan mencari arah jalan pulang.
Zahra pov
Dia?
benarkah itu dia?
ya,tuhan dia benar benar datang..
Sungguh,tuhan.
hari ini aku sungguh bahagia.
rasa ini,rasa ini benar benar indah ya tuhan.
"Bismillahirohmanirohim..assalamualaikum..warahmatullah..hiwabarakatuh.."salam pak alif lembut.
Sumpah ni cowok,yah..kok sempurna banget yah hidupnya?
ganteng?
iyah.
sopan?
iyah.
pinter?
iyah..
pokoknya ini cowok kok sempurna banget iyah?.
Ah,apakah mungkin dia jodohku?
serius?
Haha ya iya lah.
"Waalaikumsalam..warahmatullah..hiwabarakatuh..."jawab kami semua kompak.
"Terimakasih atas sambutan kalian,dan terimakasih juga karena telah berkenan menerima saya mengajar di kelas ini."dia mengatakannya dengan penuh kewibawaan,pantas saja anak anak di sekolah ini langsung klepek klepek.
apalagi sebagian anak cewek di sekolah ini mulai menggunakan hijap,tentunya bukan untuk urusan agama.
tapi tepatnya untuk menarik perhatian pak alif,incaran para gadis di sekolah ini.
bagaimana dengan ku?
apakah aku tidak tertarik memakai hijap?
yang benar saja!
itu tidak akan pernah terjadi.
yah,walaupun aku sangat mencintai nya tapi aku tidak akan pernah menarik perhatiannya dengan cara licik.
namun aku akan menarik perhatiannya dengan diriku yang apa adanya,tak perlu hijap ataupun poles wajah.karena tentu dia pasti tau siapa yang benar benar mencintainya.
"Baik anak anak saya ingin menyampaikan bahwa mulai dari hari ini sampai 3 bulan kemudian saya yang akan mengajar kalian untuk pelajaran pendidikan agama islam."
"Ye...ye......"teriak anak laki laki senang karena terbebas dari salah satu guru killer di sekolah ini.
memang benar,pak amri adalah salah satu guru killer di sekolah ku.sangat tidak cocok bukan guru killer jadi guru pengajar pendidikan agama.
menurut,kalian gimana?
menurut ku sih iya.
"Alhamdulillah..."ucap para cewek lembut dan sukses membuat ku melongo.
gila!
ternyata dalam waktu sekejap yang berubah bukan cuma aurat nya,namun juga sikap mereka juga.
"Alay loe semua..tadi aja pelajaran bahasa arab loe semua pada teriak teriak kaya cacing kepanasan.
nah,sekarang giliran pak alif loe semua jadi lemah lembut nan gemulai.dasar caper(cari perhatian)loe semua..."teriak yogi yang terlihat kesal.
"Ye,serah kita dong kenapa loe yang sakit gigi..."timpal anak cewek yang lebih jengkel.
"Sudah..sudah..Jangan di ribut kan.lebih baik kita ke topik awal saja."
"Apakah kalian sudah mengenal saya?"
"Belum,pak."jawab yani si ratu centil di kelas ku ini.
"Baik,kalau begitu saya akan memperkenalkan diri saya kepada kalian.Nama saya adalah Muhammad Alifansyah Alamsyah.alhamdulillah...2 bulan yang lalu umur saya memasuki umur yang ke 20.saya lulusan dari universitas Al azhar kairo mesir.ada yang ingin di tanyakan?"tanyanya memastikan ada yang kurang jelas.
"Saya pak.."ucap ku cepat.
"Ya,silahkan"
"Apakah bapak sudah menikah?"Pertanyaan ku ini langsung membuat kelas ribut kembali.
"Ekhemm..tolong suaranya di kecilkan.."pintanya tak suka dan suasana tenang kembali.
"Terimakasih.."
"Saya belum menikah.."jawabnya mantap.
"Apakah bapak punya pacar?"tanya ririn hati hati.
"Belum dan tidak akan pernah mempunyai pacar.."jawabnya tegas.
Belum dan tidak akan pernah?
apa maksudnya?
bukankah pacaran itu hal yang wajib?
lalu kenapa dia mengatakan hal seperti itu?
apakah dia pecinta sesama jenis?
benarkah?
yang benar saja!
mana mungkin dia seperti itu!
pasti ada alasan mengapa dia melakukan hal ini,ya pasti ada alasan.
entah mungkin dia pernah terluka dengan cinta pertama nya dan memilih untuk sendiri dulu untuk saat ini.
ya,mungkin ini alasannya.
"Kenapa pak?apakah bapak ingin sendiri dulu?"tanya ririn meminta penjelasan.
"Kenapa?karena saya ingin lebih dekat dengan Allah dan bukannya ingin sendiri."
"Tapi bapak juga bisa lebih dekat dengan Allah sambil pacaran.."
"Salah!apa kamu tau,apa yang membuat kita dekat dengan Allah dan apa yang membuat kita jauh dengan Allah?"
"Sholat,mengaji..berdoa..dan..."ririn menggantungkan ucapannya dan terlihat sedang berpikir.
"Hanya itu?"
"Hhhmmm...kayak nya sih iya pak.."
"Salah!dari awal saja kamu salah apa lagi yang lain..begini..jika kamu ingin dekat dengan Allah maka kamu harus jalankan semua perintahnya dan menjauhi larangan nya.saya tidak pacaran karena saya ingin lebih dekat dengan Allah.hal yang saya lakukan ini adalah menjauhi larangannya,dengan menjauhi larangan.apa kamu mengerti ririn?"tanya pak alif ramah.
tunggu!
apa tadi aku salah dengar yah?
kok dia bisa tau namanya ririn sih?.
"Fi,kok pak alif bisa tau namanya ririn sih?"tanyaku penasaran kepada fia.
"Entahlah.."jawabnya santai.
Jiah ni anak di tanya bukannya jawab serius ini malah jawabnya santai,bahkan terkesan gak jelas.
tapi,kenapa aku bertanya kepada fia yah?
emang fia siapa nya pak alif ampe harus tau semuanya.zahra..zahra..
"Iya,pak.insyaa Allah saya mengerti.tapi ngomong ngomong pak,bapak tau darimana kalo nama saya ririn?".
Aku yakin pasti si ririn hatinya udah kembang kempis nih,huh dasar ganjen.
"Itu dari name tak yang ada di baju kamu."
Author pov
Gubrakkk
Mendengar itu para penghuni kelas langsung tertawa heboh.
"Makanya,rin.jadi orang itu jangan sok keganjenan..kalo udah malu kan tanggung sendiri.."ejek rendy senang.
"Ok,hanya itu?"tanya pak alif.
"Baiklah kalo begitu kita akan langsung masuk materi,kemarin materi pak amri sampai mana?"
"Sampai materi ilmu pak.."sahut latifa manis.
"Huh,dasar ganjen.ngomong gitu aja pake di manis manisin."batin zahra kesal.
"Terimakasih..
Jadi setelah materi ilmu kita hari ini masuk materi AURAT.
silahkan kalian buka modul agama halaman 34 bab Aurat."intruksi pak alif.
semua siswa pun langsung membuka modul mereka,tak terkecuali zahra.
"Saya ingin mengetes kemampuan kalian tentang bab ini.ini kan bab yang sudah kalian pelajari sejak smp,jadi saya yakin kalian masih ingat.."
sebagian siswa senang dengan percobaan pak alif,namun sebagiannya lagi tidak senang karena mereka lupa lupa ingat dengan materi ini.
"Yah..yah..gak seru nih kalo gini.."
"Kenapa pakek acara di tes sih?"
"Yes,akhirnya..."
"Ok,gue siap."
Dan berbagai perkataan pro dan kontrak yang memenuhi kelas.
berbeda dengan yang lain,zahra hanya menanggapi percobaan ini dengan santai.
karena ia tau,siapa pun guru yang mengajar pasti tidak akan ada yang berani menunjuknya.
"Saya akan melihat dari absensi kelas kalian.."
"Duh gimana nih?loe pada ingat gak.."
"Gue sih masih ingat ingat dikit.."
"Yang bernama Zahra Affianisha mana?"
Mendengar namanya disebut zahra langsung angkat tangan dan menampilkan senyum terbaiknya.
"Wait..wait..ini aku mau di apa in yah?"batin zahra khawatir.
"Oh,kamu yang bernama zahra.karena kamu sering bersikap kasar dan suka membantah omongan orang yang lebih tua dari kamu maka saya minta kamu menyebutkan saya dalil yang mengatakan bahwa menutup aurat itu wajib,serta jelaskan saya poin poin yang bisa di ambil dari dalil itu..."
Jlebbbbb......
"Sial,ni guru kok jujur banget yah..terus kok dia berani banget sih perintah aku?duh,gimana nih.."
Zahra hanya celingak celinguk melihat kiri kanan.meminta bantuan kepada teman temannya.
namun dewi,andrini dan latifa malah menertawakan nya dan bukannya membantu.
Zahra pun menyenggol kaki Fia,meminta bantuan.
"Ayo,dong Zahra.kamu hanya menyebutkan surat apa dan ayat berapa serta apa poin poin yang di kandung nya.
ini adalah jawaban di luar kepala."
"Ah,iya pak".
Zahra menyenggol lagi kaki fia.
"Fi,bantuin gue dong."
"Ini adalah su..."
"Fia..!biarkan dia yang menjawab.."
"Duh,gimana nih..."
"Apa kamu tidak bisa?"
"Mmm..maaf pak saya lupa.."
"Sudah,saya duga..kalau begitu saya ingin kamu cari tahu surat itu dan menghapalkan nya.minggu depan saya akan tes hapalan kamu."
"Iii...ya pak.."
"Makanya kamu jangan bersikap sok preman disini,saya sudah dengar banyak lho tentang kamu yang bersikap kurang ajar."
Gubrakkk
"Ya,tuhan...
Cobaan apa lagi ini.."batin zahra kesal.
"Hhhh...
Malu nya diriku ini.."gumam zahra.
Tetap lanjut kok, ditunggu aja yah
Comment on chapter Lembar baru, tinta hitam