Hai, kenalin nama Gue Zahra Affianisha. Islam banget bukan?
tapi nama Gue jauh berbeda dengan gaya hidup Gue. Yeah, Kalian semua pasti taulah. Anak jaman sekarang. Udah bisa dibayangin? kalo belum bisa, sini deh Gue deskripsi kan.
Gue terlahir dari keluarga yang menganut islam secara kaffah.
Gue, Anak ketiga atau terakhir dari tiga bersaudara. Kakak Gue yang pertama bernama Muhammad Affianka Razi.
Dia secara fisik tampan, tinggi, kulit putih, hidung mancung, pokoknya Dia the best lah. Sifatnya ke siapa pun gak ada ramah ramah Nya. Ke Gue aja, gila tu Anak cuek banget. Tapi kalo sama Kakak Gue yang kedua sih Dia, uhhh...friendly banget.
Kakak Gue yang pertama ini, adalah Kakak yang nyebelin.
Kenapa?
karna kalo ada perdebatan atau masalah apalah yang terjadi di rumah, pasti selalu disangkut pautin sama kehadiran Gue. Yeah, Gue dibanding dibandingkan dengan Kakak Gue yang ke dua. Dia bilang Gue cewek begok lah, cewek gak jelas, cewek liar, cewek gak punya malu, cewek gak punya masa depan lah. PokokNya Gue selalu salah dimataNya!
oke, fine. Gue emang gak kayak Kak Annisa.
Gue emang liar.
Gue emang bego.
Gue emang gak punya malu.
Gue emang gak punya masa depan. Tapi apa Kalian tau?
Gue begini karena Kalian semua! karena Kalian hanya sayang dan perhatian sama Kak Annisa. Udahlah, jangan bahas Kak Razi lagi. Oke, sekarang Kita ke Kakak Gue yang nomer dua.
Yap, namaNya Annisa. Atau nama panjangNya Annisazaki Affian. Yah, Dia adalah Anak kesayangan di keluarga Gue. Semua perhatian dan kasih sayang dikeluarga Gue, di tumpah kan hanya untuk Kak Annisa. Iya sih Gue sadar. Gue dan Dia sangat jauh berbeda. Dia adalah wanita yang sempurna, dimata Gue.
Dia cantik, tinggi, pintar dan yang istimewanya Dia shalihah. Iri? tentu saja.
Siapa yang tidak ingin seperti Dia, sudah sempurna jadi kesayangan lagi dikeluarga. Tapi jika Gue mengikuti jejak Nya, menjadi wanita muslimah maka pasti orang tua Gue berpikir bahwa Gue ingin mendapatkan pujian dari Mereka atau apalah. So, Gue lebih milih jadi diri Gue sendiri. Oh ya, ini yang paling penting dari Dia. Dia sudah hafal Al-Qur'an 26 juz. Waw...hebat kan?
Beda sama Gue, boro boro hafal Al-Qur'an, baca aja Gue kagak bisa. Hehehe...udah jelas kan perbedaan Gue ama Dia. Sekarang Kita beralih ke kedua orang tua Gue, yap Umi dan Abi Gue.
Umi Gue bernama Fatimah Asakiah, yah sama halnya dengan Kak Annisa. Mereka berdua tidak jauh berbeda.
Menurut Gue, mulai dari sifat, sikap, sopan santun dan tentuNya semua apa yang dimiliki Umi pasti ada pada Kak Annisa.
Umi adalah tipe Orang yang sabar. Paling sabar ngadepin Gue diantara Mereka. Dia anggun. IntiNya Umi Gue spesial. Setiap Gue mendapatkan masalah, Umi adalah Orang pertama yang selalu ada buat Gue. Yang selalu belain Gue, saat Abi dan Kak Razi ngeroyok Gue dengan segudang kata kata, yang menurut Gue itu sebuah penghinaan. Tapi bodo amatlah, apa peduli Gue? mau marah? toh Mereka makin berulah. So, setiap ada masalah dengan Mereka terkadang Gue lebih baik diam. Udah,ah. Sekarang Kita ke Abi Gue.
Nama Abi Gue Muhammad Affiarul Hadi. Dia adalah pemimpin yang tegas dikeluarga Gue. Abi Gue sebelas dua belas dengan Kakak Gue yang pertama. KesanNya, keras kepala.
Kehidupan Gue dengan Mereka, sangat bertolak belakang. Mereka sangat islami, sedangkan Gue? lebih memilih dunia yang bebas. Yap, pergi clubing lah, weekend, jalan jalan sesuka hati ue. tentunya, Gue gak sendiri. Gue punya sahabat yang selalu ada buat Gue. Daripada Mereka.
"JAHAT".
***
Buat readers, mohon maaf cerita ini saya publikasi ulang di akun yang lain. Karena akun saya yang pertama sedikit bermasalah. Saya tidak bisa masuk lagi, jadi saya memutuskan untuk membuat akun baru.
Tetap lanjut kok, ditunggu aja yah
Comment on chapter Lembar baru, tinta hitam