Semula aku tak akan perna menduga bermimpi pun tidak jika aku akan bertunangan dengan Ari dika peratama sang artis terkenal yang kini wara-wiri di layar kaca aku begitu nge-fans dengan karakter toko yang ia perankan dalam film perdananya gambaran sosok cowok idaman ku awalnya aku hanya liburan ke kota bandung, aku kaget tak percaya paman ku Menyampaikan ke inginan kakek Hermawansah untuk menjodohkan aku dengan cucunya padahal aku kan belum mengenal cucunya jangankan tau bertemu saja belum perna kok bisa-bisanya aku di jodohin aneh ya orangtua ku saja tak perna mau menjodohi anaknya, tentu saja aku menolaknya aku kenal kakek Hermawansah dari paman ku saat aku berkunjung ke rumahnya paman bilang kakek Hermawansah teman baik almarhum kakek kebetulan paman ku bekerja di perusahaan kakek Hermawansah tapi saat aku di pertemukan dengan orangnya ia cowok yang selama ini aku kagumi di layar tv. Ari dika peratama ternyata lebih cakep aslinya apakah aku tidak sedang bermimpi ia cucunya kakek Hermawansah yang akan di jodohkan dengan ku sepertinya dia tidak suka dengan perjodohan ini terlihat dari caranya menatap ku sampai-sampai aku tak berani melihat tatapan matanya aku hanya menunduk bila dia melihat ke arah ku dengan sorotan galak kalau dia tak suka dengan perjodohan ini kenapa dia tak menolaknya hanya dia yang tau jawabannya seperti aku yang menerima saja perjodohan ini tak bisa untuk tidak menolak meski awalnya aku tak suka di jodohin karena aku bingung antara senang atau tidak, di satu sisi aku memang suka dengan ari di sisi lain aku belum terlalu mengenalnya apakah ia yang terbaik untuk ku atau tidak. Setelah pertemuan itu apa yang telah di rencanakan malam itu akhirnya hari H pun tiba aku dan Ari resmi menikah sesuai ke inginan kakeknya seminggu sebelum kakeknya meninggal. Apa yang aku bayangkan suguh tak terduga aku menjalani rumah tangga dengan Ari serasa hambar walaupun hidup dalam kemewahan apa pun yang ku mau bisa di beli barang-barang limited edition tas branded sepatu periasan Ari memberikan semua yang aku inginkan tapi tidak dengan cintanya. Lihat sikapnya itu membuatku muak dingin and cuek merusak suasana mood ku saja.
"Kenapa! melihatku seperti itu" membuatku tidak mood"
"Apa!" kau yang bikin aku tidak mood." Serangku pada ari
"Pagi’pagi kau ingin mengajak ku bertengkar"
"Kau" duluan yang mulai bukan aku" ucapku tak mau kalah
"Ah! "sudahlah" ucarnya pergi
meletakan kopi yang ia minum di atas meja melotot padaku aku pun tak kalah garang menatapnya aku menahan senyum saat dia kejedut tiang teras, dari balik jendela kaca ia menoleh ke arah ku dengan dongkol aku memalingkan wajah menutup mulut menahan tawa.
"Kenapa!" aku harus terjebak dengan pernikahan ini" keluh Ari kesal, membanting pintu mobil dengan engbut menyetir tak ia sadari menghentikan mobilnya di depan apartemen elit dari kejauhan seorang cewek melihat ke arahnya menghampiri Ari lagi bengong si cewek mengetuk kaca pintu mobil membuat Ari menoleh kearahnya menurunkan pintu kaca mobil.
"Fiona"
"mau temani aku hari ini"
belum sempat si cewek menjawab Ari sudah menyuruhnya masuk ke mobil.
"Ayo fi masuk"
si cewek pun menurutinya Ari langsung membelokkan mobilnya meluncur ke jalan.
"Ari apa kau ada masalah " tanya si cewek yang di panggil Ari fiona
"Masalah"
"emang aku terjebak dalam masalah dengan ke putusan ku sendiri meninggalkan mu" aku menyesal fi" ucar Ari lirih
"Semua sudah terjadi"
"mungkin ini takdir kita ri tak bisa saling memiliki"
"Tak ada wanita lain yang aku cintai selain diri mu fi"
"Jangan kau katakan itu"
"cinta mu menyakitkan bagi ku"
"Maafkan aku fio telah melukai mu"
"aku akan memperbaiki yang telah terjadi tentang kita"
"Untuk apa!"
"semua sudah terjadi kau dan aku sudah berakhir"
"Tidak fio" cinta kita belum berakhir"
"Kau lupa kau sudah menikah dan aku tidak mau jadi orang ketiga"
"Aku akan menceraikan Renata"
"jadi tak ada lagi penghalang antara kita"
"Semua sudah terlambat "
"lupakan tentang kita ri "
"aku sudah menerima lamaran Angga"
"Apa!"
"kau dan Angga"
"sejak kapan kau menjalin hubungan dengannya"
"jadi benar!
"kau ada hubungan dengan Angga" selama ini"
"Untuk apa kau tanyakan itu"
"kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi"
"aku tak bisa mengharapkan mu lagi" lupakan lah tentang kita"
"ku harap ini yang terakhir kau menemui ku" ucar Fiona
membuka pintu mobil meninggalkan Ari yang menatap sedih kearahnya.
"Aku akan melakukan apa saja untuk membuat mu kembali pada ku fio" lirih Ari dalam hati.
Aku masih mencintai mu ri"
"bahkan sampai detik ini"
"tapi aku tak bisa kembali padamu"
"biarlah semua kenangan tentang kita berakhir disini dalam kesunyian malam ini"
Ku tatap langit yang tak berbintang di balik tirai jendala langit terlihat mendung malam ini seperti apa yang ku rasakan saat ini.
Fiona yang termenung sendiri matanya berkaca-kaca menahan kesedihan ia tak tahu dari kejauhan Ari menatapnya tak bergeming dengan pandangan sedih di dalam mobilnya memandang keatas apartemen jendela Fiona berdiri melihat ke langit malam, rintik hujan mulai turun Ari berlalu dari sana menyetir di tengah derasnya hujan dengan linglung ari ke luar dari mobil ia malah berdiri di luar tempat tinggalnya bersandar depan kap mobil tak peduli tetesan hujan mengguyur membasahinya seakan ingin menghilangkan masalah yang bergejolak di hatinya hingga tak menghiraukan seseorang di balik kaca jendela mengamati dirinya.