Loading...
Logo TinLit
Read Story - REMEMBER
MENU
About Us  

 

Aku menutup buku dan meletakkan pena di atasnya. Jemari yang mulai terasa dingin berusaha untuk menekan sudut mata letih ini.

Selagi waktu terus berlalu, tenagaku semakin lama kian terkikis. Sepertinya cukup sampai disini aku mengerjakan kisi-kisi soal ujian tes SBMPTN ini.

Kini pandanganku beralih ke luar. Dari dalam kafe kecil tempatku bernaung, aku masih bisa melihat aktivitas orang-orang yang sedikit. Gerakan mereka terlihat begitu kabur akibat tetesan jutaan air hujan yang terjatuh. Terkadang, mataku sempat mengikuti aliran air mungil yang turun perlahan oleh percikan hujan yang menggumpal di kaca.

 Saat itulah terdengar getaran kecil di atas meja. Kuraih ponselku dan melihat siapa yang menelpon.

"Putri?" gumamku menyebut nama yang tertera di layar. "Halo, assalamu’alaikum."

["Wa’alaikumsalam. Gita, kau di mana sekarang?"]

"Aku masih di luar."

["Masih di kerjaan?"]

"Sudah pulang daritadi, ’sih. Tapi aku mampir ke suatu tempat dulu. Memangnya ada apa, Put?"

["Aku tadi di rumahmu, tahu?!"] -suara Putri terdengar kesal.

"Maaf-maaf. Kukira kau tidak mampir ke rumahku."

["Kau ini! Oh ya, lusa kau mau ikut acara reunian, tidak?"]

"Emm ..., aku usahakan, 'deh."

["Usahakan?! Tidak! Pokoknya harus datang!"]

"Iya-iya."

["Beneran ’lho, ya?"]

"Iya-iya, bawel."

["Ya sudah. Besok aku ke rumahmu, ya. Sama Ihsan juga. Kita jalan-jalan."]

"Jalan-jalan?"

["Iya. Kau apa tidak jenuh belajar terus? Refreshing dulu ’lah."]

"Hmm, oke, ’deh."

["Nah, begitu, ’dong. Aku istirahat dulu, ya. Hari ini aku benar-benar capek. Aku juga rindu kamar di rumahku."]

"Ya ampun kau ini. Oke, aku juga mau pulang."

["Hati-hati, Git. Assalamu’alaikum."]

"Iya. Wa’alaikumsalam."

Dan begitulah, aku bahkan tersenyum membayangkan tingkah Putri sebelum meletakkan ponselku kembali.

Nah, sekarang tinggal kemas-kemas dan memasukkannya ke dalam tas, setelah itu bergegas pulang.

Tatkala sampai di luar, hujan sudah berganti gerimis. Cahaya kota yang terpantul dalam genangan-genangan air terserap oleh tetesan hujan yang terus mengalir di bawah atap. Namun seindah-indahnya momen itu, entah kenapa pemandangan ini terlihat menyuramkan.

Kuluruskan kerah jaketku dan memutar kaki ke arah tempat parkir. Baru saja hendak membuka jok motor, tanganku terhenti karena sadar kalau tadi aku lupa membawa jas hujan. Jengkel akan realisasi ini, aku langsung membanting tasku ke dalam jok dan nekat untuk tetap pulang menerjang gerimis. Mau bagaimana lagi, ini memang salahku gara-gara telat bangun tadi pagi.

Di tengah perjalanan pulang, sebuah Rumah Makan masuk ke dalam pandangan. Papan tandanya begitu terang-benderang, dan seolah kehangatan tempat itu mengalir keluar saat melihat bagian dalamnya.

"Oh iya, bukannya tadi Nenek minta dibelikan bebek goreng?" gumamku.

Aku langsung mampir dan segera memesan satu porsi. Setelah menyelesaikan apa yang perlu kulakukan, yang tersisa sekarang adalah pulang ke rumah.

Akan tetapi tujuan itu langsung sirna, setelah aku dibuat terdiam di depan pintu karena menyadari hujan kembali turun dengan deras.

Astaga, aku cuma butuh istirahat! Bisakah beri aku keberuntungan sedikit saja untuk hari ini?!

Tapi kalau dipikir-pikir buat apa aku mengeluh? Toh hujannya malah makin deras, jadi sekali lagi aku harus ikhlas menunggu hujan reda seperti di kafe tadi.

"Ya ampun, hujan lagi?"

Suatu suara terdengar tak jauh dari tempatku. Terlihat sepasang muda-mudi baru saja keluar dari dalam Rumah Makan ini.

Mereka berdua berbaju seragam organisasi PMR di suatu sekolah. Pada masing-masing tangan mereka, tertenteng plastik merah besar berisi puluhan bungkus makanan yang terlihat cukup berat. Sepertinya mereka mengadakan sebuah acara dan ditunjuk untuk membelikan makanan.

"Aku bawa mantel. Kau pakai saja. Makanannya nanti ditaruh di tengah," ujar si lelaki sambil meraih kantong besar yang dipegang si gadis.

"Heh?! Kau nanti bakal kehujanan!"

"Tidak apa-apa, lagian dekat, ’kok. Yang penting kita harus segera kembali. Kasihan junior-junior kita."

Mendengar yang dikatakan itu, si gadis pun terpaksa setuju dan menerima mantelnya. Dia sebenarnya juga khawatir, makanya dia terus memandangi si lelaki dengan wajah sungkan.

Aku juga bisa menyadari kalau si lelaki terlihat agak pucat karena mungkin terlalu lelah, tetapi dia masih memikirkan orang lain. Itulah yang membuatku tersenyum dan teringat sesuatu.

"Sikapnya yang memaksakan diri dan terlalu berkorban itu ... begitu mirip dengan Ferdy," gumamku.

Aku kembali menatap ke depan, menengadah memandang langit nan gelap berhias jutaan butiran-butiran transparan. Hawa dingin dan suara gemuruh hujan yang berpadu dengan angin, seolah merubah nuansa hangat sebelumnya menjadi kebekuan.

Hingga tanpa disadari bibirku bergerak mungil.

"Reuni nanti ... dia datang tidak, ya?"

###(PROLOG)###

 

How do you feel about this chapter?

0 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Cinta Wanita S2
7307      1826     0     
Romance
Cut Inong pulang kampung ke Kampung Pesisir setelah menempuh pendidikan megister di Amerika Serikat. Di usia 25 tahun Inong memilih menjadi dosen muda di salah satu kampus di Kota Pesisir Barat. Inong terlahir sebagai bungsu dari empat bersaudara, ketiga abangnya, Bang Mul, Bang Muis, dan Bang Mus sudah menjadi orang sukses. Lahir dan besar dalam keluarga kaya, Inong tidak merasa kekurangan suatu...
Stay With Me
204      171     0     
Romance
Namanya Vania, Vania Durstell tepatnya. Ia hidup bersama keluarga yang berkecukupan, sangat berkecukupan. Vania, dia sorang siswi sekolah akhir di SMA Cakra, namun sangat disayangkan, Vania sangat suka dengan yang berbau Bk dan hukumuman, jika siswa lain menjauhinya maka, ia akan mendekat. Vania, dia memiliki seribu misteri dalam hidupnya, memiliki lika-liku hidup yang tak akan tertebak. Awal...
Hati Yang Terpatahkan
2180      988     2     
Romance
Aku pikir, aku akan hidup selamanya di masa lalu. Sampai dia datang mengubah duniaku yang abu-abu menjadi berwarna. Bersamanya, aku terlahir kembali. Namun, saat aku merasa benar-benar mencintainya, semakin lama kutemukan dia yang berbeda. Lagi-lagi, aku dihadapkan kembali antara dua pilihan : kembali terpuruk atau memilih tegar?
Mars
1201      647     2     
Romance
Semenjak mendapatkan donor jantung, hidup Agatha merasa diteror oleh cowok bermata tajam hitam legam, tubuhnya tinggi, suaranya teramat halus; entah hanya cewek ini yang merasakan, atau memang semua merasakannya. Dia membawa sensasi yang berbeda di setiap perjumpaannya, membuat Agatha kerap kali bergidik ngeri, dan jantungnya nyaris meledak. Agatha tidak tahu, hubungan apa yang dimiliki ole...
JEANI YOONA?
413      296     0     
Romance
Seorang pria bernama Nicholas Samada. Dia selalu menjadi korban bully teman-temannya di kampus. Ia memang memiliki tampang polos dan bloon. Jeani seorang perempuan yang terjebak di dalam nostalgia. Ia sangat merindukan seorang mantan kekasihnya yang tewas di bunuh. Ia susah move on dari mantan kekasihnya hingga ia selalu meminum sebuah obat penenang, karena sangat depresi. Nicholas tergabung d...
Reason
431      303     3     
Romance
Febriani Alana Putri, Perempuan ceria yang penuh semangat. Banyak orang yang ingin dekat dengannya karena sikapnya itu, apalagi dengan wajah cantik yang dimilikinya menjadikannya salah satu Perempuan paling diincar seantero SMA Angkasa. Dia bukanlah perempuan polos yang belum pernah pacaran, tetapi sampai saat ini ia masih belum pernah menemukan seseorang yang berhasil membuatnya tertantang. Hing...
TWINS STORY
1335      719     1     
Romance
Di sebuah mansion yang sangat mewah tinggallah 2 orang perempuan.Mereka kembar tapi kayak nggak kembar Kakaknya fenimim,girly,cewek kue banget sedangkan adiknya tomboynya pake banget.Sangat berbeda bukan? Mereka adalah si kembar dari keluarga terkaya nomor 2 di kota Jakarta yaitu Raina dan Raina. Ini adalah kisah mereka berdua.Kisah tentang perjalanan hidup yang penuh tantangan kisah tentang ci...
I'm Possible
6652      1780     1     
Romance
Aku mencintaimu seiring berjalannya waktu, perasaanku berubah tanpa ku sadari hingga sudah sedalam ini. Aku merindukanmu seiring berjalannya waktu, mengingat setiap tatapan dan kehangatanmu yang selalu menjadi matahariku. Hingga aku lupa siapa diriku. -Kinan Katakan saja aku adalah separuh hidupmu. Dengan begitu kamu tidak akan pernah kehilangan harapan dan mempercayai cinta akan hadir tepat ...
Kenangan
663      419     1     
Short Story
Nice dreaming
Iblis Merah
9833      2622     2     
Fantasy
Gandi adalah seorang anak yang berasal dari keturunan terkutuk, akibat kutukan tersebut seluruh keluarga gandi mendapatkan kekuatan supranatural. hal itu membuat seluruh keluarganya dapat melihat makhluk gaib dan bahkan melakukan kontak dengan mereka. tapi suatu hari datang sesosok bayangan hitam yang sangat kuat yang membunuh seluruh keluarga gandi tanpa belas kasihan. gandi berhasil selamat dal...