Reina mendengus sebal saat orang itu kembali membuntutinya kemanapun. Sudah lebih dari 3 bulan yang lalu semenjak ia putus dengan mantannya, Eza dengan terang-terangan mendekatinya. Tidak seperti dulu yang selalu menjadi secret admirer (baca: walau dianggap gagal karena ia tidak begitu pandai bersembunyi) maka dari itu, untuk hari ini ia merasa batas kesabarannya habis.
"Berhenti mengikutiku!" Sedikit berseru kesal, ia menatap tajam pemuda di depannya yang malah memberikan cengiran lebar.
"Kalau tidak mau bagaimana?"
Memutar mata imajiner bosan, Reina menghembuskan nafas dengan keras. Sudah bermacam cara ia lakukan agar Eza berhenti atau menyerah. Namun hal itu bagai kesia-siaan belaka mengingat orang ini mempunyai keinginan kuat sekeras batu. Tidak bukan batu mungkin lapisan baja lebih tepat untuknya.
Bayangkan saja, siapa sih yang tidak kesal saat kamu keluar dari kelas ada seorang cowok yang sudah menunggumu di luar. Mungkin kalau berstatus kekasih bisa membuatmu senang. Setelah itu ia akan mengekormu kemanapun, mengajakmu berbicara walau kamu tidak menanggapi sama sekali. Tertawa sendiri ketika bercerita berharap kau merespon, mengusir teman-temanmu yang sedang makan demi berdua denganmu. Siapa yang tidak risih dengan sifatnya yang seperti itu?!
Siapapun perempuan yang di dekati seperti itu pasti merasa ilfill dengan sang cowok.
Reina berpikir keras, apa yang harus ia lakukan untuk menyingkirkan pemuda ini dari hidupnya.
"Kalau ku beri satu kesempatan untukmu, dan tidak berhasil, apakah kau akan pergi dari pandanganku?" Dengan serius ia menatap mata Eza yang mengerjap sedikit kaget melihatnya dalam mode seperti ini.
Eza mengerutkan kening, ada rasa was-was dalam hatinya jika berucap sembarangan. Ia menginginkan Reina untuk menjadi pacarnya, sungguh karena ia benar-benar mencintainya. Namun jika ia gagal, konsekuensinya ia harus melupakan perempuan menawan ini dalam hidupnya.
"Berikan aku waktu satu tahun lagi untuk menggapai mu, baru aku akan berhenti dan hilang dari penglihatanmu" Dengan mantap ia berikrar, yang mendapat anggukan persetujuan dari Reina.
"Baiklah, buat aku jatuh cinta padamu dan lupain dia" Ucap Reina menantang yang di balas seringai senang oleh Eza. "Oke, kalau kamu udah terperangkap. Kamu harus jadi milikku"