Cowok berandalan, playboy, most wanted, dan juga perayu ulung. sebutan itu memang sangat cocok untuk seseorang yang bernama Bintang.
Penampilan nya yang slalu kacau dengan seragam sekolah yang slalu dibiarkan dengan kancing terbuka, baju yang di keluarkan dari celana nya, rambut yang slalu acak-acak kan, dan tidak lupa yang menjadi ciri khas nya yang tidak pernah membawa tas saat sekolah. membuat nya semakin terkenal atau lebih terdengar tercemar di sekolah nya.
Dengan santai nya Bintang berjalan dengan bersiul-siul di lorong sekolah, padahal di sekolah nya sudah sangat sepi. " Ini sekolah apa kuburun sih, sepi amat." gumam Bintang dengan acuh.
Setelah sampai di kelas nya Bintang langsung masuk begitu saja lalu berkata dengan lantang. " Spada.. orang ganteng sudah datang...." teriak Bintang dengan tersenyum tanpa dosa.
Semua murid yang berada di sana hanya bisa melongo, dan menatap Bintang dengan malas. pasal nya mereka sudah tidak terkejut dengan seseorang yang slengean seperti Bintang.
" Terlambat lagi Bintang.!!" seru Bu.Tasya dengan menatap sinis Bintang.
Bintang menoleh ke arah Bu.Tasya dan meringis ketika ia tidak melihat Bu.Tasya saat masuk dan berteriak tadi. " Oh Ibu guru cantik sudah ngajar ya." Kata Bintang dengan menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.
Bu.Tasya menghembuskan nafas lelah nya, ini sudah kesekian kali nya Bintang membuat ulah dan slalu terlambat. " Kapan kamu mau berubah Bintang." ucap Bu.Tasya pelan.
" Tunggu Bintang jatuh ke bumi Bu. tenang saja" balas Bintang dengan tersenyum manis.
Bu.Tasya hanya menggelng-gelengkan kepala nya lalu berkata kembali. " Cepat duduk, dan belajar lah."
" Tapi, saya lupa gak bawah buku Buk, Coba lihat saya aja gak bawah tas." sahut Bintang sambil menampakan punggung nya yang tanpa tas sekolah.
Bu.Tasya kembali menghembuskan nafas kasar nya lalu ia berkata dengan berteriak. " KELUAR SEKARANG JUGA BINTANG..."
Semua murid menutup telinga nya ketika suara yang menggelegar dari suara Bu.Tasya, sudah tidak di ragukan lagi jika teriakan Bu Tasya slalu membuat telinga menjadi budek seketika, badan nya saja sudah segede gajah, apalagi suara nya..
" Huh, akhir nya di usir juga gue." gumam Bintang lalu berjalan keluar kelas namun sebelum keluar kelas, ia membalikkan badan nya dan berkata kepada Bu.Tasya. " Ah ya, sebagai murid yang teladan, saya mengucapkan terimakasih karna sudah mengusir saya Buk. Terimakasih banyak." Bintang tersenyum lebar.
Bu.Tasya hanya bisa mendengus sebal menatap Bintang. Akhir nya Bu.Tasya kembali ingin mengajar dan mengambil spidol namun belum sempat Bu.Tasya memulai mengajar Bintang kembali bernyanyi sambil berteriak dengan lantang..
" Hohoho.. Bu.Tasya ketahuan sedang mencuri, Mencuri celana dalam nya Pak tomo.. Hohoho.. Bu tasya ketahuan sedang pakai celana dalam nya Pak tomo.. Hohohohoho.."
Semua murid di kelas Bintang sudah tertawa terpingkal-pingkal mendengar nyanyian nya, terkecuali Bu.Tasya yang nafas nya sudah memburu dan mengepalkan tangan nya menahan emosi yang tersulut.
" BINTANG...." Teriak Bu.Tasya lalu berjalan menghampiri Bintang dan melempar spidol yang tadi di pegang nya.
Bintang yang mendengar teriakan dari Bu.Tasya langsung berlari terbirit-birit sambil terus bernyanyi dengan konyol sampai pada akhir nya ia tidak sengaja menabrak seseorang.
Brukkkk..
" Aww.." rintih seseorang sambil mengusap pantat nya yang sakit. " Kalau jalan lihat-lihat dong?" ucap nya dengan menggerutu kesal.
Bintang yang tidak sengaja segera berdiri dan berniat membantu. " Gue udah lihat, tapi... Loe.!!" Bintang terkejut ketika ia melihat yang di tabrak nya adalah musuh bebuyutan nya slama ini.
Seseorang itu menoleh dan sama terkejut nya dengan Bintang. " Loe." tunjuk nya
" Najis amat gue nabrak Loe." sinis Bintang sambil melangkah mundur untuk menjauh.
" Loe kira gue gak najis deketan sama loe, dasar bintitan." ejek nya.
" Loe bilang gue bintitan, loe tuh bulbul kurang belaian."
" Gue bukan bulbul. Nama gue bulan." terang Bulan dengan jelas.
" Dan gue juga bukan bintitan. Nama gue juga Bintang." jelas Bintang tak mau kalah.
Mereka terdiam dengan tatapan tajam, terlihat mata mereka di selimuti dengan penuh kebencian.
" Terserah." Kata mereka bersamaan lalu berjalan melewati satu sama lain.
***
Setelah bel istirahat berbunyi Bulan dan teman-teman nya pergi ke kantin.
" Loe kenapa sih, gue perhatiin dari tadi murung aja?" tanya Mia pada Bulan.
" Malas banget gue hari ini." balas Bulan dengan kesal.
" Kenapa? perasaan tadi pagi loe baik-baik aja?"
" Ya, sebelum ketemu dengan bintitan itu."
" Bintitan? maksud loe Bintang?"
Bulan memutar bola mata nya dengan malas. " Iya, siapa lagi yang bisa bikin gue naik darah."
" Heran bener deh gue sama loe, kenapa sebegitu benci nya sih sama Bintang." Kali ini Quen yang berbicara sambil mengunyah bakso nya.
Bulan menatap Quen dengan alis berkerut. " Dan loe mau denger keseribu kali nya, alasan gue benci banget sama bintitan itu."
" Oh maaf, kali ini kuping gue udah gak muat untuk denger sederetan kebencian loe sama Bintang." sahut Quen dengan menaikkan tangan nya di depan dada.
" Eh, bukan nya itu Jefri, dan radit ya?" bisik Mia
" Mana, mana!!" seru Bulan dengan kepala yang clingak-clinguk.
" Alah, tinggal nama mereka aja di sebut, mood loe langsung bagus banget Bul.?" Kata Mia pada Bulan.
Bulan mencebikan bibir nya lalu menjawab. " Mereka kan inceran gue."
" Gila ya loe. loe yakin mau pacarin mereka berdua?" tanya Quen.
" Gue hanya pingin deket, bukan pacarin mereka."
" Gak yakin gue." sahut Mia.
" Loe tau gue kan Mi, Quen..?" kata Bulan dengan tersenyum lebar penuh arti kepada Mia dan Quenza.
nice story, i love it :)
Comment on chapter PERMUSUHAN..